Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Disusun Oleh :
Intan Dara Puspita

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


SMKS MUHAMMADIYAH 1 PANDAAN
JL. RAYA PANDAAN-BANGIL KM 2 TELP. (0343) 630049
MARET 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengolahan Air Limbah”.

Ucapan terima kasih tak lupa penyusun ucapkan kepada Asisten Praktikum Ilmu Pengetahuan
Lingkungan yang telah membimbing penyusun dalam penyusunan makalah ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah
wawasan dan pengetahuan. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini belumlah
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran senantiasa penyusun harapkan supaya penyusunan makalah
selanjutnya dapat lebih baik.

Pasuruan, Maret 2012

Penyusun

Intan Dara Puspita


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pertumbuhan industri dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Tidak dapat dihindari,
dampak ikutan dari industrialisasi ini adalah juga terjadinya peningkatan pencemaran yang
dihasilkan dari proses produksi. Proses produksi ini akan menghasilkan produk yang diinginkan dan
hasil samping yang tidak diinginkan yaitu berupa limbah. Limbah adalah buangan yang dihasilkan
dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang keberadaannya pada
suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.

Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan salah satunya adalah limbah cair yang berasal dari
industri. Limbah cair yang tidak dikelola akan menimbulkan dampak yang luar biasa pada perairan,
khususnya sumber daya air. Kelangkaan sumber daya air di masa mendatang dan bencana alam
semisal erosi, banjir, dan kepunahan ekosistem perairan tidak pelak lagi dapat terjadi apabila kita
kaum akademisi tidak peduli terhadap permasalahan tersebut.

Sungai merupakan salah satu sumber air yang banyak dimanfaatkan. Hal ini tentu berbeda lagi
apabila sungai telah menjadi tercemar. Bagi beberapa anggota masyarakat yang mengabaikan
bahaya limbah, air sungai masih dimanfaatkan untuk mencuci, mandi, bahkan memasak. Ikan–ikan
yang hidup dalam sungai tersebut juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein mereka.
Padahal jika sungai tersebut mengandung limbah, ikan yang mereka konsumsi juga akan
menimbulkan penyakit. Apalagi di daerah perkotaan, limbah memang menjadi masalah yang serius.
Selain limbah industri yang semakin besar, aktivitas masyarakat setiap hari juga menimbulkan limbah
rumah tangga yang sangat besar.

Sumberdaya air selain merupakan sumber daya alam juga merupakan komponen ekosistem yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Kebutuhan akan air cenderung semakin meningkat dari
waktu ke waktu, baik untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti untuk air minum, air bersih
dan sanitasi maupun sebagai sumber daya yang diperlukan bagi pembangunan ekonomi seperti
untuk pertanian, industri, pembangkit tenaga listrik dan pariwisata. Air yang digunakan untuk
berbagai kebutuhan dan keperluan hingga saat ini dan untuk kurun waktu mendatang masih
mengandalkan pada sumber air permukaan, khususnya air sungai. Ketersediaan sumber daya air
sungai cenderung menurun karena penurunan kualitas dan kuantitas yang tersedia juga karena
kualitas yang ada menjadi tidak dapat dimanfaatkan karena adanya pencemaran.

Pengelolaan kualitas air merupakan salah satu prioritas dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia.
Air mempunyai karakteristik fisik dan kimiawi yang sangat mempengaruhi kehidupan organisme di
dalamnya. Apabila terjadi perubahan kualitas perairan, terutama oleh bahan pencemaran
lingkungan, maka keseimbangan hidup organisme yang ada di perairan tersebut bahkan kehidupan
manusia pada khususnya dapat terganggu. Berdasarkan permasalahan itulah, pemerintah mulai
serius mencanangkan program untuk mengelola air limbah, yakni dengan membentuk unit pengelola
air limbah atau yang disebut Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah tujuan dari pengolahan air limbah?

2. Bagaimanakah proses pengelohan air limbah hingga dapat dilepas lagi ke lingkungan?

3. Apakah parameter yang menjadi dasar untuk air limbah dapat dilepas lagi ke lingkungan?

4. Apakah hasil dari pengolahan air limbah?

5. Apakah jenis limbah yang ditangani oleh IPAL?

6. Apakah prinsip pengolahan air limbah di IPAL?

C. TUJUAN

1. Mengetahui tujuan dari pengolahan air limbah.

2. Mengetahui pengelohan air limbah hingga dapat dilepas lagi ke lingkungan.

3. Mengetahui parameter yang menjadi dasar untuk air limbah dapat dilepas lagi ke lingkungan.

4. Mengetahui hasil dari pengolahan air limbah.

5. Mengetahui jenis limbah yang ditangani oleh IPAL.

6. Mengetahui prinsip pengolahan air limbah di IPAL.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LIMBAH DAN MACAMNYA

Limbah adalah bahan sisa atau sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dan mahluk
lainnya. Sedangkan menurut keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 tentang
Prosedur Impor Limbah bahwa limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau
proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh
manusia dan hewan.

Macam-macam limbah :

1. Berdasarkan sifatnya :

a. Limbah Padat

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari
sisa kegiatan dan atau proses pengolahan. Contohnya : limbah dari pabrik tapioka yang berupa
onggok, limbah dari pabrik gula berupa bagase, limbah dari pabrik pengalengan jamur, limbah dari
industri pengolahan unggas, dan lain-lain. Limbah padat dibagi menjadi 2, yaitu:

· Dapat didegradasi, contohnya sampah bahan organik, onggok,

· Tidak dapat didegradasi contoh plastik, kaca, tekstil, potongan logam.

b. Limbah Cair

Limbah Cair adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair. Contohnya antara
lain : Limbah dari pabrik tahu dan tempe yang banyak mengandung protein, limbah dari industri
pengolahan susu.

c. Limbah Gas

Limbah gas/asap adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud gas/asap. Limbah
gas diantaranya adalah berupa karbon monokida (CO), karbon dioksida (CO2) berupa gas yang tidak
berwarna dan berbau, sulfur monoksida (SO) berupa gas tidak berwarna dan berbau tajam, asam
sulfat, ammoniak gas tidak berwarna tapi berbau, dan nitrogen oksida (NO) berupa gas berwarna
dan berbau. Contohnya : limbah dari pabrik semen

2. Berdasarkan bahan penyusunnya :

a. Limbah Organik

Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga,
kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah
pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari pestisida dan
herbisida, begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang
setabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan
selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Sedangkan limbah rumah
tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastik dan lain-lain, dan berupa cairan seperti air
cucian, minyak goreng bekasdan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang
tinggi misalnya : sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan
berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung
bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.

b. Limbah Anorganik

Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik berasal dari
sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui. Air limbah industri
dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah :

· Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan
pertambangan dan industri.

· Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan bahan
bakar fosil.

3. Berdasarkan sumbernya:

a. Limbah Rumah Tangga

Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga. Limbah rumah
tangga biasanya berupa sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik, detergen, dan
kotoran manusia. Sampah organik contohnya adalah sisa sayuran dan buah-buahan. Sedangkan
sampah anorganik contohnya dalah kaleng dan plastik bekas.

b. Limbah Industri

Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik atau perusahaan tertentu. Limbah
industri yang dihasilkan pun sebagian besar adalah limbah yang tergolong berbahaya dan beracun
(B3), diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik. Limbah industri ini perlu mendapatkan
pengolahan terlebih dulu sebelum dibuang ke dalam lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar zat
berbahaya yang terkadung di dalamnya tidak ikut terbuang ke lingkungan. Pembungan limbah ke
lingkungan tanpa pengolahan dapat menyebabkan pencemaran dan membunuh organisme yang ada
di dalamnya.

c. Limbah Pertanian

Limbah pertanian dapat berasal dari sisa penggunaaan pupuk (baik pupuk organik maupun pupuk
kimia) maupun sisa-sisa pestisida. Sisa penggunaan pupuk dapat larut dalam air, kemudian terbawa
menuju sungai dan mengendap pada beberapa tempat di sungai. Adanya endapan pupuk ini
menyebabkan menumpuknya unsur-unsur hara di perairan tersebut. Akibatnya tanaman air seperti
ganggang akan subur dan mendominasi pada perairan tersebut. Populasi ganggang yang banyak ini
akan mengurangi kandungan oksigen dan menghalangi sinar matahari yang diperlukan oleh
tumbuhan air lainnya. Tidak adanya oksigen dan sinar matahari yang masuk ini akan menyebabkan
kematian bagi organisme lain yang hidup di perairan tersebut. Peristiwa ini disebut dengan
eutrofikasi.

4. Berdasarkan Tingkat Toksisitasnya

a. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Limbah B3 merupakan limbah yang mengandung zat berbahaya dan bercun. Pada jumlah
konsentrasi tertentu limbah B3 dapat menyebabkan kerusakan lingkungan serta bahaya pada
manusia. Limbah B3 yang tidak ditangani dengan baik dan pembuangannya secara sembarangan
dapat menyebabkan gangguan pada mahluk hidup berupa kerusakan kulit, kesulitan bernapas, dan
juga dapat menimbulkan kematian dan kepunahan pada beberapa jenis organisme.

Bahan yang termasuk ke dalam limbah B3 diantaranya adalah benzena, asam sulfat, sulfur dioksida,
karbon monoksida, dan nitrogen monoksida. Limbah B3 diantaranya mempunyai sifat eksplosif
(mudah meledak), beracun, berbahaya, mutagenik (menyebabkan perubahan pada gen), dan
teratogenik (menyebabkan gangguan pada gen).

b. Limbah Non-B3

Limbah non-B3 merupakan limbah yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun. Contoh
dari limbah non-B3 adalah sisa-sisa sayuran dan daun yang gugur.

B. AIR LIMBAH DAN KARAKTERISTIKNYA

Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman, rumah tangga, dan juga berasal dari industry, air
tanah, air permukaan serta buangan lainnya yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan,
harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik. Air limbah
memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan sifatnya. Karakter air limbah meliputi sifat fisika,
kimia, dan biologi.

1. Karakteristik Berdasarkan Sifat Fisika

Karaketer fisika air limbah meliputi suhu, bau, warna, dan padatan. Suhu menunjukkan derajat atau
tingkat panas air limbah yang diterakan ke dalam skala-skala. Suhu air limbah biasanya lebih tinggi
dari pada air bersih karena adanya tambahan air hangat dari pemakaian perkotaan. Suhu air limbah
biasanya bervariasi dari musim ke musim, dan juga tergantung pada letak geografisnya.

Bau merupakan parameter yang subjektif. Pengukuran bau tergantung pada sensivitas indra
penciuman seseorang. Kehadiran bau menunjukkan adanya komponenkomponen lain dalam air.
Misalnya, bau seperti telur busuk menunjukkan adanya hydrogen sulfide yang dihasilkan oleh
permukaan zat-zat organic dalam kondisi anaerobik.

Pada air limbah, warna biasanya disebabkan oleh kehadiran materi-materi dissolved, suspended,
dan senyawa-senyawa koloidal yang dapat dilihat dari pectrum warna yang terjadi. Padatan yang
terdapat dalam air limbah dapat diklasifikasikan menjadi floating, settleable, suspended, atau
dissolved. Bahan padat total terdiri dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang terapung
serta senyawa – senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut ditentukan dengan
mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan.

2. Karakteristik Berdasarkan Sifat Kimia

Karakter kimia air limbah senyawa organik dan senyawa anorganik Senyawa organik adalah karbon
yang dikombinasi dengan satu atau lebih elemen-elemen lain (O, N, P, H). Senyawa anorganik terdiri
dari kombinasi elemen yang bukan tersusun dari karbon organic. Pengujian kimia dari air limbah
yaitu meliputi pengukuran Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD),
Dissolved Oxygen (DO), Derajat keasaman (pH), logam berat, ammonia, sulfide, fenol. Nitrogen
organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor organik dan Fosfor anorganik. Nitrogen dan fosfor sangat penting
karena kedua nutrien ini telah sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan
gulma air. Pengujian – pengujian lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta alkalinitas diperlukan untuk
mengkaji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai kembali serta untuk mengendalikan
berbagai proses pengolahan.

3. Karakteristik Berdasarkan Sifat Biologi

Merupakan banyaknya mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah tersebut. Mikroorgaisme
ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi hampir dlam semua bentuk air limbah, bisanya dengan
konsentrasi 105-108 organisme/l. Kebanyakan merupakan sel tunggal yang bebas ataupun
berkelompok dan mampu melakukan proses-proses kehidupan (tumbuh, metabolism, dan
reproduksi).

Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air
minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang
terkandung dalam air limbah. Keberadaan bakteri dalam unit pengolahan air limbah merupakan
kunci sukses efisiensi proses biologi. Bakteri juga berperan penting untuk evaluasi kualitas air.

C. PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan terapung,
menguraikan bahan organic biodegradable, meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan
estetika dan lingkungan.

1. Cara Pengolahan Air Limbah

Pengolahan air limbah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dan secara buatan.

a. Secara Alami

Pengolahan air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi. Dalam
kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air
limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam anaerobik, kolam
fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi
(pemusnahan mikroorganisme patogen). Karena biaya yang dibutuhkan murah, cara ini
direkomendasikan untuk daerah tropis dan sedang berkembang.

b. Secara Buatan

Pengolahan air limbah dengan bantuan alat dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama),
secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment (pengolahan lanjutan).

2. Tahapan Pengolahan Air Limbah

Tujuan utama pengolahan air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air
terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah secara umum
dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:

1) Pengolahan Awal (Pretreatment)


Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan
tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada
tahap ini ialah screen and grit removal, equalization and storage, serta oil separation.

2) Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan
awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan
tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan
filtration.

3) Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak
dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada
pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated
lagoon,stabilization basin, rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

4) Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and
sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta thickening
gravity or flotation.

5) Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah
kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration,
centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.

Pemilihan proses yang tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik kontaminan dalam air
limbah dengan menggunakan indikator parameter yang sudah ditampilkan di tabel di atas. Setelah
kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail mengenai aspek ekonomi,
aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan peoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang
dipilih haruslah teknologi yang tepat guna sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
Setelah pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi kelayakan atau bahkan
percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:

a. Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang sesuai dengan
karakteristik limbah yang akan diolah.

b. Mengembangkan dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan efisiensi


pengolahan yang diharapkan.

c. Menyediakan informasi teknik dan ekonomi yang diperlukan untuk penerapan skala
sebenarnya.

3. Parameter Pengolahan Air Limbah

Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang digunakan.
Parameter kualitas air limbah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu parameter organik,
karakteristik fisik, dan kontaminan spesifik. Parameter organik merupakan ukuran jumlah zat organik
yang terdapat dalam limbah. Parameter ini terdiri dari total organic carbon (TOC), chemical oxygen
demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD), minyak dan lemak (O&G), dan total petrolum
hydrocarbons (TPH). Karakteristik fisik dalam air limbah dapat dilihat dari parameter total suspended
solids (TSS), pH, temperatur, warna, bau, dan potensial reduksi. Sedangkan kontaminan spesifik
dalam air limbah dapat berupa senyawa organik atau anorganik.

Apabila BOD tinggi dibuang ke badan air penerima akan mengambil oksigen dari badan air penerima,
pengendapan dari bahan tersuspensi dan terendap mengakibatkan keadaan tanpa oksigen.
Alkalinitas yang tinggi dan adanya bahan-bahan beracun sperti sulfide dan chromium akan
mempengaruhi kehidupan di badan air penerima, beberapa bahan pewarna juga beracun. Warna
pada badan air penerima akan sangat mengganggu apabila air akan digunakan untuk air industri.
Adanya sulfida menyebabkan air limbah bersifat korosif, khususnya untuk bangunan beton.
Ammonia yang tinggi dapat mengganggu kehidupan di air selain itu apabila digunakan untuk air
irigasi menyebabkan padi bertambah subur tetapi tidak berbuah (gabuk). Kandungan Na yang tinggi
pada air limbah dapat merusak struktur tanah, apabila digunakan untuk irigasi (tanaman akan mati).
Parameter yang menjadi dasar untuk air limbah dapat dilepas ke lingkungan yaitu apabila air sudah
benar-benar steril barulah air dapat dilepas ke lingkungan.

Parameter

Konsentrasi (mg/L)

COD

100 – 300

BOD

50 – 150

Minyak nabati

5 – 10

Minyak mineral

10 – 50

Zat padat tersuspensi (TSS)

200 – 400

pH

6.0 – 9.0

Temperatur

38 – 40 [oC]

Ammonia bebas (NH3)

1.0 – 5.0

Nitrat (NO3-N)

20 – 30

Senyawa aktif biru metilen


5.0 – 10

Sulfida (H2S)

0.05 – 0.1

Fenol

0.5 – 1.0

Sianida (CN)

0.05– 0.5

D. IPAL DAN UNIT PENGOLAHANNYA

IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) adalah salah satu teknologi pengolahan limbah cair industri
yang bertujuan untuk menghilangkan/memisahkan cemaran dalam air limbah sebelum dibuang ke
lingkungan sampai memenuhi baku mutu lingkungan. IPAL yang baik adalah IPAL yang memiliki
kriteria :

· Sedikit memerlukan perawatan

· Aman dalam pengoperasiannya

· Less biaya energy

· Less product excess (produk sampingan) seperti lumpur atau sludge IPAL

IPAL merupakan kombinasi dari pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi

1) Proses Fisika

Proses fisika merupakan pengolahan untuk memisahkan bahan pencemar dalam air limbah secara
fisika. Proses pengolahan secara fisika meliputi:

a. Screening (Penyaringan)

Fungsinya adalah untuk menahan benda- benda kasar seperti sampah dan benda- benda terapung
lainnya.

b. Grit Chamber

c. Sieves

d. Equalisasi

e. Flotasi

f. Filter (pemisahan dengan memanfaatkan gaya gravitasi (sedimentasi atau oil/water separator)

g. Adsorbsi

h. Stripping
Pemisahan padatan dalam air limbah merupakan tahapan penting untuk mengurangi beban,
mengembalikan bahan-bahan yang bermanfaat dan mengurangi resiko rusaknya peralatan akibat
kebuntuan (clogging) pada pipa, valve dan pompa.

Dua prinsip dalam pengolahan secara fisika:

i. Screening, sieving, dan filtrasi

ii. Penggunaan gaya gravitasi (sedimentasi, flotasi dan sentrifugasi)

2) Proses Kimia

Proses ini menggunakan bahan kimia untuk menghilangkan bahan pencemar. Pengolahan air
buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikelpartikel yang tidak mudah
mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan
membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada
prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat
diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi
oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.

3) Proses Biologi

Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai

pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling murah
dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai metode pengolahan biologi
dengan segala modifikasinya. Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan
atas dua jenis, yaitu:

a. Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);

b. Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).

Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara biologi,proses ini dapat
dibedakan menjadi dua jenis:

a. Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;

b. Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.

Proses pengolahan limbah cair di IPAL berdasarkan tingkatan perlakuannya dapat digolongkan
menjadi 5 tahap yang sudah dijelaskan di atas yaitu pretreatment, primary treatment, secondary
treatment, tertiary treatment, dan sludge treatment. Akan tetapi dalam suatu instalasi pengolahan
limbah, tidak harus ke lima tingkatan ini ada atau dipergunakan.

Unit IPAL dirancang sedemikan rupa agar cara operasinya mudah dan biaya operasionalnya murah.
Unit ini terdiri dari perangkat utama dan perangkat penunjang. Perangkat utama dalam system
pengolahan terdiri dari unit pencampur statis (static mixer), bak antara, bak koagulasi-flokulasi,
saringan multimedia/ kerikil, pasir, karbon, mangan zeolit (multimedia filter), saringan karbon aktif
(activated carbon filter), dan saringan penukar ion (ion exchange filter). Perangkat penunjang dalam
sistem pengolahan ini dipasang untuk mendukung operasi treatment yang terdiri dari pompa air
baku untuk intake (raw water pump), pompa dosing (dosing pump), tangki bahan kimia (chemical
tank), pompa filter untuk mempompa air dari bak koagulasi-flokulasi ke saringan/filter, dan
perpipaan serta kelengkapan lainnya.

a. Pompa Air Baku (Raw water pump)

Pompa air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas maksimum yang dibutuhkan untuk
unit pengolahan (daya tarik minimal 9 meter dan daya dorong 40 meter). Air baku yang dipompa
berasal dari bak akhir dari proses pengendapan pada hasil buangan limbah industri pelapisan logam.

b. Pompa Dosing

Merupakan peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan PAC) dengan pengaturan laju
alir dan konsentrasi tertentu untuk mengatur dosis bahan kimia tersebut. Tujuan dari pemberian
bahan kimia ini adalah sebagai oksidator.

c. Pencampur Statik

Dalam peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai homogen dengan kecepatan pengadukan
tertentu untuk menghindari pecah flok.

d. Bak Koagulasi-Flokulasi

Dalam unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang terkumpul dalam bentuk-bentuk flok dan
mengendap, sedangkan air mengalir overflow menuju proses berikutnya.

e. Pompa Filter

Pompa yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini harus dapat melalui saringan
multimedia, saringan karbon aktif, dan saringan penukar ion.

f. Saringan Multimedia

Air dari bak koagulasi-flokulasi dipompa masuk ke unit penyaringan multimedia dengan tekanan
maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang berasal dari air olahan.
Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini dilengkapi dengan keran multi
purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian balik dapat dilakukan dengan sangat
sederhana, yaitu dengan hanya memutar keran tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi filter ini
mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media penyaring yang digunakan berupa pasir silika dan
mangan zeolit. Unit filter ini juga didisain secara khusus, sehingga memudahkan dalam hal
pengoperasiannya dan pemeliharaannya. Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan
mangan, serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi sampai
sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air minum.

g. Saringan Karbon Aktif

Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam berat dan pengotor-pengotor organik
lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya. Media penyaring yang
digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1 – 2,5 mm atau resin sintetis,
serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika pada bagian dasar.

h. Saringan Penukar Ion


Pada proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium ditukardengan sodium. Pertukaran ini
berlangsung dengan cara melewatkan air sadah ke dalam unggun butiran yang terbuat dari bahan
yang mempunyai kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion pada awalnya menggunakan
bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa disebut zeolit, Agar lebih efektif Bahan
greensand diproses terlebih dahulu. Disamping itu digunakan zeolit sintetis yang terbuat dari
sulphonated coals dan condentation polymer. Pada saat ini bahan-bahan tersebut sudah diganti
dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin penukar ion. Resin penukar ion umumnya
terbuat dari partikel cross-linked polystyrene. Apabila resin telah jenuh maka resin tersebut perlu
diregenerasi. Proses regenerasi dilakukan dengan cara melewatkan larutan garam dapur pekat ke
dalam unggun resin yang telah jenuh. Pada proses regenerasi terjadi reaksi sebaliknya yaitu kalsium
dan magnesium dilepaskan dari resin, digantikan dengan sodium dari larutan garam.

i. Sistem Jaringan Perpipaan

Sistem jaringan perpipaan terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk), jaringan outlet
(air hasil olahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan jaringan pipa pembuangan air
pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan ukuran perpipaan.
Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 1” dan pembuangan dari bak koagulasi-flokulasi
sebesar 2“. Bahan pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan keran (ball valve) yang dipakai
adalah keran tahan karat terbuat dari plastik.

j. Tangki Bahan-Bahan Kimia

Tangki bahan kimia terdiri dari 2 buah tangki fiberglas dengan volume masing-masing 30 liter.
Bahan-bahan kimia adalah ferrosulfat dan PAC. Bahan kimia berfungsi sebagai oksidator.

Proses pengolahan diawali dengan memompa air baku dari bak penampungan kemudian diinjeksi
dengan bahan kimia ferrosulfat dan PAC (Poly Allumunium Chloride), kemudian dicampur melalui
static mixer supaya bercampur dengan baik. Kemudian air baku yang teroksidasi dialirkan ke bak
koagulasi flokulasi dengan waktu tinggal sekitar 2 jam. Setelah itu air dari bak dipompa ke saringan
multimedia, saringan karbon aktif dan saringan penukar ion. Hasil air olahan di masukkan ke bak
penampungan untuk digunakan kembali sebagai air pencucian. Selanjutnya diendapkan dalam bak
pengendap, sebagian lumpur disirkulasi dan sebagian lagi dikeringkan dalam drying bed.

Dengan demikian hasil akhir dari pengolahan air limbah di IPAL yaitu berupa air dan lumpur. Air hasil
proses pengolahan dapat langsung di buang ke sungai atau saluran umum. Sedangkan untuk lumpur
biologi setelah dikeringkan dapat dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman, rumah tangga, dan juga berasal dari
industry, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya yang telah dipergunakan untuk berbagai
keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik.

2. Tujuan pengolahan air limbah yaitu untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan
terapung, menguraikan bahan organic biodegradable, meminimalkan bakteri patogen, serta
memerhatikan estetika dan lingkungan.

3. Secara umum, pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi 5 tahap berikut:

I. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah

II. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Betujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang
berlangsung.

III. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses
fisik biasa.

IV. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and
sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange, membrane separation, serta thickening
gravity or flotation.

V. Pengolahan Lumpur (Sludge Traetment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah
kembali.

4. Parameter yang menjadi dasar untuk air limbah dapat lepas lagi ke lingkungan seperti apabila
air sudah benar-benar steril barulah air limbah dapat di lepas ke lingkungan.

Parameter

Konsentrasi (mg/L)

COD

100 – 300

BOD

50 – 150

Minyak nabati
5 – 10

Minyak mineral

10 – 50

Zat padat tersuspensi (TSS)

200 – 400

pH

6.0 – 9.0

Temperatur

38 – 40 [oC]

Ammonia bebas (NH3)

1.0 – 5.0

Nitrat (NO3-N)

20 – 30

Senyawa aktif biru metilen

5.0 – 10

Sulfida (H2S)

0.05 – 0.1

Fenol

0.5 – 1.0

Sianida (CN)

0.05 – 0.5

5. Hasil yang diperoleh dalam pengolahan limbah cair rumah tangga di IPAL adalah :

v Air (golongan 2)

v Lumpur

6. Jenis limbah yang ditangani oleh IPAL yaitu air limbah rumah tangga dan air limbah industri
(pabrik).

7. Manfaat hasil pengolahan limbah cair rumah tangga :

v Mengurangi tingkat pencemaran air tanah

v Menjaga kualitas air tanah

v Lumpur digunakan untuk pupuk organik


B. SARAN

1. Dengan tidak adanya pencemaran, masyarakat menjadi sehat, sejahtera, dan cerdas, serta
lingkungannya bersih.

2. Dengan tidak adanya pencemaran, sumur penduduk bisa dikonsumsi memenuhi standar
kesehatan.

3. Dengan tidak adanya pencemaran, sungai menjadi bersih sehingga bisa digunakan sumber air
baku PDAM.

4. Masyarakat untuk dapat menyambungkan air limbahnya ke jaringan pipa air limbah.

5. Untuk masyarakat, seharusnya masyarakat lebih sadar diri untuk tidak membuang limbahnya
ke sungai sehingga tidak mencemari sungai karena apabila sungai bersih membuat lingkungan
menjadi lebih sehat.

6. Untuk pemerintah, seharusnya pemerintah mengadakan lebih banyak lagi penyuluhan tentang
baiknya menggunakan jasa pengolahan air limbah.

7. Dengan didirikannya IPAL, diharapkan masyarakat untuk lebih meningkatkan kesadaran untuk
lebih peduli lagi terhadap pencemaran dan pengolahan air limbah.

DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G., Santika dan Sri Sumestri. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya:

Usaha Nasional

Azwar, Azrul. 1995. Pengantar Imu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Mutiara

Sumber Widya

Pemerintah Kota Surakarta. 2009. Sekilas Pengolahan Air Limbah Kota

Surakarta. Surakarta: PDAM.

Siregar, S.A. 2005. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Yogyakarta: Kanisius

Soemirat, Juli, 1994. KesehatanLingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Sugiharto. 1987. Dasar – Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Universitas

Indonesia Press

http://lamaizon.blog.uns.ac.id/2010/05/10/pengolahan-limbah-cair/

http://digilib-ampl.net/detail/detail.php?row=11&tp=kliping&ktg=airminum&kode=6597

http://id.shvoong.com/tags/pengolahan-air-limbah/

Anda mungkin juga menyukai