Oleh :
EDO DUARDO
NPM : 16 02 16494
Oleh :
EDO DUARDO
NPM : 16 02 16494
i
PENGESAHAN
Oleh :
EDO DUARDO
NPM : 160216494 / TS
Pembimbing
Disahkan oleh:
Ketua
ii
PENGESAHAN PENGUJI
Oleh :
EDO DUARDO
NPM : 160216494 / TS
iii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas
Benar-benar merupakan hasil karya tulis saya sendiri dan bukan hasil plagiasi dari karya
orang lain. Ide, data hasil penelitian maupun kutipan, baik langsung maupun tidak langsung
yang bersumber dari tulisan atau ide orang lain dinyatakan secara tertulis dalam Tugas
Akhir ini. Apabila terbukti dikemudian hari bahwa Tugas Akhir saya merupakan hasil
plagiasi, maka ijazah yang saya peroleh dinyatakan batal dan akan saya kembalikan kepada
Edo Duardo
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, cinta serta kasih karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik yang merupakan
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak mungkin diselesaikan tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
1. Bapak Dr.Eng. Luky Handoko, S.T., M.Eng., selaku Dekan Fakultas Teknik
2. Bapak Ir. AY. Harijanto Setiawan, M.Eng., Ph.D., selaku Ketua Program Studi
arahan, petunjuk dan sangat peduli terhadap penulis sehingga Tugas Akhir ini
4. Seluruh Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta
5. Kedua orang tua serta seluruh keluarga yang sudah memberi restu, dukungan,
doa dan semangat dalam proses perkuliahan dari awal hingga pembuatan Tugas
v
6. Sahabat-sahabat terbaik antara lain BAPER PRA (Bangkit, Dyan,
Engki, Evan, Fano, Datu, Wan, Jose, Nico, Mijok, Nodi, Reza, Rico,
Cecep, Erwin, Kris, Mek, Radit, Roy, Tama, Vanesha, Vinto, Yoshua),
Rey, Carang, Hayus, Widy, Wahyu, Devish, Bisma, Bagas, yang selalu
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
Penulis
Edo Duardo
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PENGESAHAN ...................................................................................................... ii
PERNYATAAN..................................................................................................... iv
INTISARI.............................................................................................................. xii
vii
3.1 Air Limbah ................................................................................................... 8
4.1 Umum......................................................................................................... 25
viii
5.2.3 Dimensi Akhir ................................................................................. 50
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 5.3 Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan IPAL Domestik Komunal .... 38
Tabel 5.4 Matriks Alternatif Pemilihan Unit Pengolahan Akhir Bagian - I ......... 40
Tabel 5.5 Matriks Alternatif Pemilihan Unit Pengolahan Akhir Bagian - II ........ 41
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.5 Skema Tangki Septik Bersusun dengan Filter dan Tanaman ............ 21
Gambar 3.6 Skema Tangki Septik Bersusun dengan Kolam Aerasi ..................... 21
Gambar 5.2 Grafik Average Infiltration Rate Allowance for New Sewer ............. 36
xi
INTISARI
Disusun oleh :
Edo Duardo
NPM : 16 02 16494
Pembimbing :
Dr.-Ing. Agustina Kiky Anggraini, S.T., M.Eng.
Abstrak
Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup terutama manusia
yang memiliki banyak manfaat. Akibat dari pemanfaatan air tersebut adalah
munculnya air limbah. Sistem pengolahan air limbah yang berada di kampus secara
konsep seharusnya terpadu dan komunal, sehingga air limbah dapat diolah dengan
efektif dan teratur yang diarahkan pada kawasan pengolahan air limbah melalui
instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Limbah pada Gedung Kampus III
Universitasitas Atma Jaya selama ini belum diolah, sehingga berpotensi mencemari
lingkungan sekitar. Oleh karena itu diperlukan antisipasi seperti menemukan
teknologi desain yang tepat untuk pengolahan air limbah di Kampus III.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui teknologi yang tepat untuk
dapat diterapkan dan memperoleh rancangan IPAL yang sesuai dengan segala
kondisi di Kampus III Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Aspek yang dikaji pada
tugas akhir ini merupakan aspek teknis yang menggunakan data primer dan
sekunder sehingga menghasilkan alternatif kriteria desain terpilih yang kemudian
dapat digunakan untuk menganalisis data dan merancang instalasi pengolahan air
limbah yang tepat.
Hasil dari perancangan instalasi pengolahan air limbah ini menunjukan
debit rata-rata air limbah yang dihasilkan dari proses perkuliahan di Kampus III
sebesar 0,0040 m3/detik. Kualitas air limbah yang digunakan berasal dari data
sekunder didapat BOD = 142,86 mg/L; COD = 250 mg/L; dan suhu 28 °C. Kualitas
air limbah setelah melalui proses pengolahan dengan sistem ABR diperkirakan
sebesar BOD = 17 mg/L; COD = 35 mg/L; dan suhu 28 °C. Instalasi pengolahan
air limbah yang terpilih adalah bar screen, sumur pengumpul dan anaerobic baffled
reactor.
Kata Kunci : Air Limbah, IPAL, Anaerobic Baffled Reactor
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
manusia. Manusia tidak bisa bertahan hidup tanpa ketersediaan air yang cukup.
Oleh karena itu, manusia dalam kehidupannya mutlak membutuhkan air untuk
masak, cuci ataupun yang lainnya. Akibat memanfaatkan air tersebut muncul air
limbahnya.
Air limbah ialah air dengan menurunnya mutu karena dampak dari mahluk
hidup. Pencemaran air diukur dari parameter kualitas limbah. Parameter ini
lingkungan. Parameter ini terdiri dari parameter kimia, parameter fisik, dan
parameter biologi. Air limbah yang dibuang tanpa melalui proses pengolahan akan
berakibat mencemari lingkungan yang terjadi pada sumber air baku, baik air
permukaan maupun air tanah. Pengolahan air limbah memerlukan sarana dan
kampus secara konsep seharusnya terpadu, komunal atau terpusat, sehingga air
limbah dapat diolah dengan efektif dan teratur. Saluran-saluran yang membentuk
jaringan air limbah harus diarahkan pada kawasan pengolahan air limbah tersendiri,
yaitu melalui instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Dengan adanya sarana IPAL,
1
sumber daya manusia yang berada di kampus bisa merasa nyaman dan aman karena
air limbah yang terbuang sudah melalui proses pengolahan sehingga lingkungan
yang dikelola oleh Yayasan Slamet Rijadi, dengan tujuan untuk ikut serta
berorientasi global. Saat ini Universitas Atma Jaya memiliki enam fakultas dengan
11 program studi S-1 dan lima program studi S-2 dengan jumlah mahasiswa ±
11.307 orang, yang terbagi dalam empat gedung kampus”. Kegiatan sebagian besar
warga Universitas Atma Jaya Yogyakarta terpusat di Kampus III. Hal ini
Fakultas Teknologi Industri, dan program pasca sarjana yang jumlah mahasiswanya
seperti air minum dan toilet. Guna pengadaan air minum, universitas menyediakan
smart water station. Toilet disediakan di tiap sudut lantai bangunan kampus.
Limbah yang dihasilkan dari toilet-toilet di Kampus III selama ini belum
Atma Jaya Yogyakarta juga berusaha menerapkan konsep green campus. Cara yang
2
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Kampus III. Langkah awal yang
dilakukan adalah merancang atau mendesain terlebih dahulu IPAL yang dapat
Agar lingkungan kampus tetap sehat, masalah air limbah harus menjadi
perhatian serius bagi pengurus kampus beserta sumber daya manusianya. Penting
karena pembuangan air limbah belum diolah dengan baik. Maka dari itu, perlu
antisipasi seperti menemukan teknologi desain yang tepat untuk pengolahan air
Tugas akhir ini dilakukan untuk merancang desain IPAL Kampus III
yang harus diolah tiap harinya. Perumusannya yang timbul beralaskan dari yang
melatarbelakangi:
3
1.4 Batasan Masalah Tugas Akhir
1. Lokasi tugas akhir adalah Kampus III Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
kembali.
seragam, kedepannya.
Lokasi tugas akhir ini terletak di Kampus III Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
4
Gambar 1.1 Lokasi Tugas Akhir
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
air limbah. Pada penelitian kali ini peneliti akan mengkaji lebih lanjut teknologi
Sebelumnya pada bagian ini akan dibahas perencanaan instalasi pengolahan air
limbah di beberapa lokasi di Indonesia sebagai dasar teori dalam penelitian lebih
lanjut yang akan dilakukan di Kampus III Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Pada penelitian, ada hal-hal yang ditinjau guna tercapainya hasil yang dituju.
Aspek utama yang menjadi tinjauan yaitu teknologi pengolahan air limbah serta
dan jumlahnya, dengan pengolahan dan hal yang mudah pada SDM, jumlah
Pengolahan air limbah dapat terlaksana dengan baik dan tepat apabila
menggunakan metode dan teknologi yang sesuai. Pada tugas akhir ini sebagai dasar
Reactor (ABR). Analisis pada perencanaan pengelolaan air limbah di Kampus UII
limbah dapat diturunkan hingga 90% namun dimensi bangunan unit WWG
terencana memiliki luas 507 m2. Oleh karena itu metode teknologi WWG tidak
6
Dalam studi kasus pada perencanaan ABR sebagai instalasi pengolahan
limbah berupa BOD dan COD dapat diturunkan dari 244,82 mg/l dan 553,73 mg/l
menjadi 11,9 mg/l dan 39,9 mg/l. Dengan kadar BOD dan COD yang rendah maka
air hasil olahan tersebut memenuhi baku mutu sesuai peraturan daerahnya masing-
tujuan dari perencanaan adalah untuk membuat desain IPAL domestik dengan
metode teknologi ABR dan Organica Ecotechnology. ABR terdiri dari ruang
settling, digesting, dan bak kompartemen. Dimensi ruang settling dan digesting
memiliki panjang 7,3 m dan lebar 3,3 meter dengan tinggi 3,4 meter. Dimensi bak
kompartemen memiliki panjang total 12,6 m, lebar 3,3 m dan tinggi 3,4 m dengan
total bak kompartemen sebanyak 4 ruang. IPAL untuk lokasi ini direncanakan 3
unit ABR yang akan diletakkan secara paralel dengan luas lahan 197,01 m2 dan
206,91 m2. Effluen hasil perencanaan dirancang memenuhi baku mutu Peraturan
7
BAB 3
LANDASAN TEORI
Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pengertian air limbah adalah “Sisa dari
suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair”. Air limbah ialah yang tidak bisa
dilakukan pembersihan dan adanya kandungan yang berbahaya bagi mahluk hidup,
dengan yang timbul dari kegiatan personal ataupun rumah tangga (Budi, 2000).
Air limbah ialah pencemaran yang umum, asalnya dari kegiatan personal,
untuk maju pada teknologi (Sugiharto, 1987). Air limbah asalnya dari macam
ataupun air yang merupakan bekas pencucian di dapur, ataupun yang umum
Air limbah asalnya dari keberagaman jenis yang berdampak pada produksi,
sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat
8
3. Air limbah kotapraja
Air limbah yang asalnya dari daerah kantor, untuk berdagang, penginapan
ataupun tempat yang umum, atau hal lainnya, zat yang ada yaitu air limbah
rumah tangga.
Menurut Metcalf & Eddy (2003), “karakteristik air limbah dibagi menjadi
tiga golongan yaitu fisik, kimia dan biologis. Karakter fisik yang paling penting
adalah kandungan total solids yang terdiri dari material yang mengapung,
sebagai berikut:
1. Total Solid
Ialah bahan yang padat, dan alami, sebagai residu dengan wujud yang
2. Temperatur
Air limbah yang umum dengan suhu yang tidak rendah, pembandingnya yaitu
9
3. Warna
Warnanya abu-abu atau coklat terang. Tinggal air limbah di dalam sistem
ataupun perubahan dari abu menjadi abu gelap ke hitam. Hal ini disebabkan
4. Bau
Bau yang muncul pada limbah dosmetik, dengan penyebab gas pembentukan
pada fase untuk mengurainya, ialah Hidrogen Sulfida (H2S) yang diproduksi
Karakter kimia dalam air limbah terdapat kandungan yang berbahaya bagi
1. pH
ideal untuk mikroorganisme aktif, diluar dari nilai tersebut derajat keasaman
10
3. Biological oxygen demand (BOD)
Pada umunya minyak dan lemak ialah yang mencemari, selalu pada
terkandung dalam air tersebut. Pengolahan air limbah secara biologis dapat
untuk membuat biomassa sel baru serta zat-zat organik dan memanfaatkan energi
2003).
baku mutu air limbah untuk kegiatan IPAL Domestik Komunal, disebutkan bahwa
baku mutu air limbah yang berlaku di DIY dapat dilihat pada tabel.
11
Tabel 3.1 Baku Mutu Air Limbah DIY
Air limbah yang dihasilkan dari aktivitas kampus dan perkuliahan akan
kembali ke badan air lingkungan, namun agar air limbah tersebut tidak mencemari
lingkungan sekitar perlu dilakukan pengolahan. Menurut Metcalf & Eddy (2003),
“pengolahan yang dominan digunakan untuk meremoval kandungan fisik dalam air
limbah disebut dengan unit operasi sedangkan untuk kandungan kimia dan biologis
disebut dengan unit proses. Seiring dengan perkembangan ilmu, kemudian unit
operasi dan unit proses digabung menjadi satu dan dibedakan menjadi beberapa
tahap pengolahan sesuai dengan tingkatan pencemar yang akan dihilangkan dalam
12
1. Preliminary
kemungkinan klorinasi.
2. Primary
mengendap, dan material organik dari air limbah. Pengolahan ini identik
3. Secondary
yang ada dalam air limbah. Pengolahan ini terbagi menjadi 2 kelompok yaitu
sand filter) dan suspended growth (kolam aerasi, sequencing batch reactor,
BOD5 dan TSS sebesar 85% namun, kurang efektif, untuk kandungan
13
4. Tertiary
5. Advance
biologis dan dapat merusak kegunaan peralatan mekanik yang digunakan”. Hal
1. Penyaring (Screen)
Berfungsi untuk memisahkan benda padat seperti plastik, kertas, kayu, dan
material padat lainnya. Screen atau saringan ini dibedakan menjadi 3 yaitu
saringan kasar yang terletak di awal saluran yang berfungsi untuk menjaga
pompa, valve, perpipaan, dan peralatan lainnya akibat dari tersumbat oleh
material berukuran besar. Coarse screen ini dibedakan lagi menjadi 2 sesuai
14
kecil dan halus seperti solid pada effluen bak pengendap pertama. Pada
akhir tidak langsung digunakan sebagai bahan air baku. Adapun persyaratan
teknis coarse screen seperti pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5.
Tipe Bar β
Sharp-edge 2.42
Circular 1.79
Lebar (mm) 5 - 15 5 - 15
Tebal (mm) 25 – 38 25 - 38
15
Kehilangan tekanan
150 150
melewati celah (mm)
perencanaannya sendiri adalah waktu tinggal air limbahnya tidak boleh lebih
yang terkandung dalam air limbah oleh jasad renik/bakteri sehingga menjadi bahan
kimia sederhana berupa unsur-unsur dan mineral yang siap dan aman dibuang ke
Tangki septik ini mengolah limbah yang berasal dari wc/kakus dari beberapa
rumah yang dialirkan melalui pipa tertutup. Pada umumnya merupakan bak
pertaman minimum adalah 50% dari total panjang. Apabila hanya terdapat
dua kompartemen, maka panjang total kompartemen tersebut adalah 2/3 dari
panjang total tangki septik. Kelebihan dari sistem ini adalah memiliki desain
16
effluen dan lumpur yang terbentuk harus dilakukan pengolahan lanjutan
seperti dengan bidang resapan untuk mengurangi tingkat bakteri patogen pada
Tangki septik bersekat atau disebut anaerobic baffled reactor (ABR), adalah
(MBR) dan upflow anaerobic sludge blanket (UASB). Perbedaan antara ABR
dengan MBR dan UASB adalah, sludge blanket dari ABR tidak diapungkan
dan effluennya bukan merupakan bagian dari activated sludge yang nantinya
17
“Sedangkan sekat berfungsi untuk media kontak antara air limbah dengan
sebesar 70-95%, TSS sebesar 80- 90% dengan waktu tinggal hidrolik 1-3 hari.
m2”. Ilustrasi untuk tangki septik bersekat dapat dilihat pada Gambar 3.3.
3. Bio-digester
Gambar 3.4.
18
Gambar 3.3 Skema Bio-digester
(Sumber:https://www.researchgate.net/figure/Schematic-diagram-of-a-
biodigester_fig1_237716585)
filter untuk dilakukan filtrasi. Filter yang digunakan terdiri dari batu, kerikil
dan bak kontak dari plastik. Penggunaan sistem ini perlu dilengkapi dengan
dengan menggunakan tangki septik atau bak pengendap”. Mengolah ini bisa
19
dengan olahan ini yaitu ketahanan pada shock loading air limbah. Ilustrasinya
tanaman. Air limbah yang keluar dari tangki septik akan diserap oleh akar
tanaman yang bermedia tanah dan kerikil dengan kemiringan antara 0-0,5%.
Kebutuhan lahan untuk aplikasi dari teknologi ini adalah 50 kepala keluarga
20
Gambar 3.5 Skema Tangki Septik Bersusun dengan Filter dan Tanaman
(Sumber: Borda, 2006)
6. Kolam Aerobik
Prinsipnya, dengan yang ada pada Instalasi Pengolahan Air Lumpur Tinja
kemiringan 1:3. Pengolahan ini hanya cocok digunakan untuk konsentrasi air
limbah yang rendah dan diperlukan 2 hingga 3 kolam untuk menurunkan nilai
21
3.2.3 Pengolahan Air Limbah secara Kimia
kimia (padat, cair, dan gas) kedalam air limbah. Berikut ini adalah proses
pengolahan air limbah secara kimia seperti Netralisasi, Koagulasi/flokulasi, dan gas
1. Proses Netralisasi
(pH) air limbah. Proses ini dilakukan pada awal proses (pengkondisian) air
limbah sebelum dilakukan proses lanjutan atau pada akhir proses sebelum air
limbah dibuang kelingkungan dalam rangka memenuhi standar baku mutu air
limbah yaitu pH 6-9. Reaksi yang terjadi pada netralisasi ada yang bersifat
karbonat dengan asam asetat. Pada air limbah yang bersifat asam, dibutuhkan
basa untuk netralisasi dan sebaliknya. Pada netralisasi air limbah dapat pula
kimia yaitu dengan menambahkan bahan kimia kedalam air limbah. Air
22
flokuasi. Ialah “proses destabilisasi partikel, sedangakan flokulasi merupakan
partikel tersebut dapat berikatan dengan partikel lainnya. Partikel yang telah
berikatan akan mudah untuk dipisahkan secara fisik (sedimentasi, flotasi, dan
partikel (flok)”.
Pada pengolahan air limbah yang melalui proses gas transfer contohnya
“seperti injeksi gas chlor kedalam pengolahan air limbah yang bertujuan
untuk membunuh bakteri. Contoh lainnya seperti injeksi gas ozon kedalam
Namun, dalam proses gas transfer ada hal yang menjadi perhatian, yaitu:
a. Kelarutan gas / udara tersebut didalam air limbah. Kelarutan gas / udara
didalam air limbah kaitannya dengan menghitung laju air, ataupu gas
23
c. Tekanan cairan (terkait dengan tinggi cairan diatas distributor gas /
udara). Pemasangan distributor gas / udara pada bagian bawah air limbah
24
BAB 4
4.1 Umum
di Kampus III Universitas Atma Jaya Yogyakarta dapat dilakukan dengan beberapa
metode. “Sebelum dibuang ke badan air, air limbah yang telah diolah harus
memenuhi standar baku mutu yang telah ditetapkan. Secara nasional, baku mutu air
limbah domestik telah diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Parameter yang
terdapat dalam baku mutu tersebut antara lain kadar maksimum pH air limbah 6 - 9
dan kadar maksimum untuk BOD dan TSS adalah 100 mg/lt”. Dikarenakan hal
tersebut, dilaksanakan rancangan dengan mengolah air limbah, dengan yang selaras
25
dengan baku mutu penetapannya. Prosesnya yang akan dilakukan adalah seperti
26
4.2 Metode Pengumpulan Data
merupakan data berupa perkiraan debit air yang dipakai setiap hari.
Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan tugas akhir ini
meliputi:
Tahapannya, ialah hal yang menjadi awal mula pengkajian. Tahap ini adalah
“tahap untuk mengidentifikasi masalah disekitar daerah yang ingin dijadikan objek
27
perencenaan yang bertujuan untuk mengkaji masalah yang cocok dengan tugas
akhir peneliti”. Sanitasi yang belum maksimal pada Kampus III Universitas Atma
inovasi dengan merancang sistem yang tepat untuk mengolah air limbah.
Tahap selanjutnya adalah tahap survei lokasi. Survei lokasi dilakukan di area
Pengguna air pada penelitian ini adalah warga Kampus III Universitas Atma
Jaya Yogyakarta. “Jumlah air limbah yang akan diolah dapat dihitung dengan cara
menghitung jumlah rata-rata air bersih sebenarnya yang digunakan per hari atau
menentukan besarnya polutan organik (BOD) inlet, BOD air olahan yang
diharapkan, efisiensi pengolahan serta waktu tinggal di dalam reaktor IPAL serta
28
Tabel 4.1 Population Equivalent Berdasarkan Peruntukan Bangunan
29
4.4 Metode Perhitungan Data
teori untuk mendapatkan debit air limbah rata-rata, debit air limbah minimum dan
maksimum, dan debit infiltrasi. Jumlah debit air limbah kemudian digunakan untuk
menghitung diameter pipa saluran air limbah. Setelah kecepatan dan kemiringan
penggunaan rata-rata air bersih di gedung Kampus III. Perkiraan besarnya air
bersih yang menjadi air limbah adalah 70% - 80% dari total kebutuhan air
bersih. Debit rata-rata air limbah diperoleh dari jumlah rata-rata air limbah
Qave air bersih = Kebutuhan air bersih per orang x Jumlah orang (1)
Dimana:
30
Selanjutnya persamaan perhitungan debit air limbah rata-rata gedung
Dimana:
Qave air limbah = Debit air limbah gedung Kampus III (lt/hari)
kuliah. Sedangkan, debit air minimum akan terjadi saat warga kampus sedang
selesai sesi kuliah, malam hari dan hari libur. Perhitungan debit minimum air
limbah dan debit puncak dapat dilihat pada persamaan (3) dan (4)”.
Dimana:
Dimana:
31
Fpeak = Faktor puncak, didapatkan dari grafik average wastewater
flow
3. Debit Infiltrasi
“Debit infiltrasi berasal dari infiltrasi air tanah dan air hujan yang dihitung
Dimana:
infiltration rate
Dimana:
32
Gambar 4.3 Grafik Average Infiltration Rate
(Sumber: Tchobanoglous, 2003)
33
BAB 5
PEMBAHASAN
dipergunakan kesehariannya. “Debit air limbah diukur dari kebutuhan air bersih di
Kampus III. Rata-rata sekitar 50 hingga 90 persen dari konsumsi air per kapita
menjadi air limbah (Tchobanoglous dkk, 2014). Fraksi konsumsi air yang menjadi
air limbah biasanya sebesar 0,8 – 0,9 (Mara, 2004). Untuk keperluan domestik pada
umumnya jumlah limbahnya sebesar 80 – 90% dari pemakaian air yang berpotensi
Dasar untuk perhitungan debit air limbah yang digunakan untuk penelitian ini
= 64 L/orang/hari
= 341.632 L/hari
34
= 341,632 m3/hari
= 0,0040 m3/detik
= 0.0132 m3 /detik
35
Debit Infiltrasi
Gambar 5.2 Grafik Average Infiltration Rate Allowance for New Sewer
(Sumber: Tchobanoglous, 2003)
8,75 m3/ha.hari.
= 0,0018 m3/detik”
Debit Minimum
= 0,0011 m3/detik”
36
Proyeksi hasil perhitungan debit air limbah di Kampus III Universitas Atma
Atma Jaya Yogyakarta, didapatkan kuantitas air limbah yang terdapat pada Tabel
5.2. “Debit yang akan digunakan pada saat proses pengolahan air limbah adalah
debit total yang merupakan penjumlahan dari debit maksimum (Q peak) dengan
debit infiltrasi. Pada perencanaan ini kualitas air limbah berupa grey water dan
black water didapatkan dari baku mutu air limbah untuk kegiatan IPAL domestik
komunal menurut Perda DIY No. 7 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah”.
Hal ini dikarenakan pada masa perencanaan, Indonesia sedang mengalami pandemi
sehingga tidak dapat mengambil sampel air limbah di Kampus III. Baku mutu
37
Tabel 5.2 Kuantitas Air Limbah
Q average 0.0040 m3/detik
Q peak 0.0312 m3/detik
Q infiltrasi 0.0018 m3/detik
Q minimum 0.0011 m3/detik
(Sumber: Hasil analisis)
Tabel 5.3 Baku Mutu Air Limbah Untuk Kegiatan IPAL Domestik Komunal
(Sumber: Perda DIY No. 7 Th. 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah)
dengan membuat matriks alternatif pemilihan unit pengolahan akhir yang dapat
dilihat pada Tabel 5.4 dan Tabel 5.5”. Dari penjabaran matriks tersebut dapat dilihat
constructed wetland, activated sludge, dan sludge drying beds memiliki efisiensi
BOD dan TSS hingga 90%. Biaya yang dikeluarkan untuk keempat jenis
pengolahan tersebut juga terbilang rendah kecuali activated sludge. Jika biaya yang
dikeluarkan semakin tinggi, maka jenis pengolahan tersebut tidak sesuai dengan
38
kriteria pemilihan jenis pengolahan akhir dalam penelitian ini. Oleh sebab itu,
Step berikutnya, penentuan memilih jenis olahan yang paling tepat, dengan
dan teknologi (2010), constructed wetland dan sludge drying beds diperlukan lahan
yang luas untuk instalasi pengolahan air limbahnya. Sedangkan untuk anaerobic
baffled reactor bisa diaplikasikan pada lahan yang kecil. Hal tersebut sesuai dengan
kriteria pemilihan jenis pengolahan akhir pada penelitian ini, dengan pemilihan ang
39
Tabel 5.4 Matriks Alternatif Pemilihan Unit Pengolahan Akhir Bagian - I
Jenis Pengolahan
Parameter
Filter Anaerobic ABR Constructed Wetland RBC
Bak kedap air Mengolah air dengan
Pre-settled limbah Menyalurkan dan mengisi
diperuntukan pengolahan kandungan polutan, dari
Desain domestik dengan rasio pasir serta kerikildengan
black water dan grey biologinya ataupun sistem
COD/ BOD rendah vegetasi air
water biakan yang lekat
BOD 50-90% BOD 70-95% BOD 90-95% BOD 40-70%
Efisiensi
TSS 50-80% TSS 80-90% TSS 80-90% TSS 45-70%
Penurunan
HRT 12-36 jam HRT 6-20 jam HRT 1-4 hari HRT 6-12 jam
Biaya Rendah Rendah Rendah Tinggi
Harus dilakukan flushing Pengurasan endapan Pergantian filter 8-15 Penyucian piringan
Pemeliharaan
atau membersihkan filter lumpur 2-3 tahun sekali tahun sekali dilakukan 1-2 bulan sekali
Tingkat removal BOD dan
Umur pelayanan panjang, Penurunan BOD,
TSS tinggi, biogas yang Tahan terhadap fluktuasi
Keunggulan tingkat removal BOD dan Suspended Solid dan
terbentuk dapat beban pengolahan
TSS tinggi Patogen tinggi.
dimanfaatkan
Sulit mengontrol jumlah
Kerugian Waktu startup lama Waktu startup lama Perlu lahan yang luas
mikro-organisme
40
Tabel 5.5 Matriks Alternatif Pemilihan Unit Pengolahan Akhir Bagian - II
Jenis Pengolahan
Parameter
Activated Sludge Kolam Stabilisasi Trickling Filter Sludge Drying Beds
“Rangkaian bak reaktor
yang menggunakan Kolam tanah buatan yang Metode untuk
Lapisan tetap filter
mikroorganisme aerobik terdiri dari serangkaian menghilangkan kandungan
biologis yang beroperasi di
Desain untuk menguraikan zat kolam anaerobik, air dalam lumpur, melalui
bawah (hampir) keadaan
organik dalam air limbah fakultatif, dan kolam penyaringan dan
aerobik
dan menghasilkan kualitas maturasi penguapan
efluen yang baik”
BOD 70-90% BOD 70-90% BOD 80-95%
BOD 70-90%
Efisiensi TSS 80-90% TSS 70-80% TSS 70-90%
HRT 1-3 hari
HRT 1-2 hari HRT 2-7 hari HRT 12-36 jam
Biaya Tinggi Rendah Tinggi Rendah
Peralatan mekanis harus
Lumpur kering harus
terawat dan air limbah Pengurasan kolam 5-10 Pembuangan lumpur
Pemeliharaan dibuang secara berkala
masuk dan keluar harus tahun sekali dilakukan secara berkala
setiap 10 hingga 15 hari
terus dipantau
Dapat dioperasikan pada Dapat dibangun dan
Dapat menurunkan BOD
Keunggulan Penurunan Patogen tinggi. interval tertentu dari beban diperbaiki dengan material
dan patogen sampai 99%
hidrolis dan zat organik lokal yang tersedia
Efluen dan lumpur
Air lindi (leachate)
memerlukan pengolahan Diperlukan pra- Sistem pembubuhan
memerlukan pengolahan
Kerugian sekunder dan/ atau pengolahan perangkap memerlukan desain teknik
sekunder dan memerlukan
dibuang ke tempat yang lemak yang lebih kompleks
lahan yang luas
cocok
41
5.2.2 Preliminary Design
Pada perencanaan ini telah ditentukan metode instalasi pengolahan air limbah
yang tepat yakni dengan menggunakan metode anaerobic baffled reactor (ABR).
Bagian dari kriteria desain perencanaan dimulai dari screening, sumur pengumpul
42
2. Sumur Pengumpul
pengolahan air limbah untuk Kampus III Universitas Atma Jaya Yogyakarta dengan
1. Bar screen
“Data perencanaan:
Tipe batang segi empat dengan sisi tajam, nilai faktor bentuk 2,42
Perhitungan:
43
a. Luas penampang saluran (A)
𝑄 0,0312
𝐴= = = 0,1040 𝑚2
𝑣 0,3
A =Lxh ; L= h, sehingga
A = h2
0,1040 = h2 ; h = 0,3225 m
= 0,3225 + 0,5
= 0,8225 m
Lebar saluran = (n x w) + (( n + 1) x b)
n = 10,6667 ≈ 11 batang
= 11 + 1
= 12 buah
= 11 x 0,025
= 0,275 m
= 0,3225 / sin 45
= 0,4561
44
h. Kecepatan aliran melalui screen
= 0,5 x 0,275
= 0,1357
i. Headloss
4
0,005.11 3 0,32
= 2,42 × (0,025.(11+1)) × 2×9,81 ∙ sin(45°)
= 3,1486 x 10-5 m
Kondisi clogging
(𝑉𝑠′2 −𝑉𝑠2 ) 1
hL’ = × 0,7
2𝑔
(0,52 −0,32 ) 1
= × 0,7
2×9,81
= 0,0116 m
45
j. Ketinggian air setelah bar screen
h’ = h total – hL
= 0,8225 m
Kondisi clogging
h’ = h total – hL’
= 0,8225 - 0,0116 m
= 0,8109 m
v’ = Q / (h x h’)
= 0,1176 m/detik
Kondisi clogging
v’ = Q / (h x h’)
= 0,1193 m/detik
46
2. Sumur Pengumpul
Data perencanaan:
Perhitungan:
= 0,0150 x 360
= 5,4 m3
= 5,4 / 2,5
= 2,16 m2
c. Dimensi sumur
Luas =pxl
2,16 m2 = (2l) x l
Lebar = 1,0392 m
Panjang = 2,0785 m
= 2,0785 x 1,0392
= 2,1599 m2
47
e. Cek volume =lxh
= 2,1599 x 2,5
= 5,3998 m3
f. Cek td = (V / Q) / 60 detik
= (5,3998 / 0,0150) / 60
= 5,9998 menit
= 3,2 m
Panjang = 2,0785 m
Lebar = 1,0392 m
Kedalaman = 3,2 m
Data perencanaan:
Kedalaman = 3 meter
Vup = 2 m/jam
Perhitungan :
48
Tabel 5.7 Perhitungan Unit Pengolahan ABR
Perhitungan umum untuk ABR
Waktu Debit Rasio Rasio Suhu Interval
Debit air COD BOD Penyisiha
aliran air punca COD/BO SS/CO Rata- pengurasa HRT
limbah masuk masuk n COD
limbah k D D Rata n
m3/hari h m3/jam mg/liter mg/liter Rasio mg/liter Celcius bulan jam %
341.63 24 14.23 250 142.95 1.75 0.42 28 24 2 25%
Data
Rasio Penyisiha
Penyisiha COD Faktor COD
Inflow ABR COD/BO Faktor penyisihan n COD
n BOD removal penyisihan keluar
D ABR ABR
f-
mg/lite
% mg/liter rasio overloa f-strength f-temp f-HRT % % mg/liter
r
d
26% 189 106 1.78 1 0.89 1.05 83% 77% 81% 35
Dimensi zona pengendap ABR
Total Total
BOD Akumulas Panjang Panjan Jumlah
penyisihan penyisiha Dimensi Vup tinggi
keluar i lumpur bak g bak bak
COD n BOD
mg/lite
% % m m l/g COD m m m/jam no. m
r
86% 88% 17 5 3 0.0033 3.92 4 2 6 3
dimensi ABR status and go
Luas Lebar Volume total HRT
Panjang bak Lebar bak Vup Lumpur biogas
bak poros ABR aktual
m m m2 m m m/jam m m3 h Kg/m3d m3/d
1.5 1.5 7.1173 4.7449 5 1.90 0.25 157.5 11 0.4094 18.3534
49
5.2.3 Dimensi Akhir
material beton bertulang dengan asumsi daya tekan yang lebih kuat serta memiliki
Lebar = 5 meter
Panjang = 4 meter
Kedalaman = 3 meter
2. Dimensi Kompartemen
Lebar = 5 meter
Kedalaman = 3 meter
50
Gambar 5.4 Tampak Atas Anaerobic Baffled Reactor
51
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Data kuantitas dan kualitas air limbah domestik di Kampus III adalah:
b. Kualitas air limbah yang digunakan berasal dari data sekunder adalah
sebagai berikut:
Suhu = 28 ℃
BOD = 17 mg/L
COD = 35 mg/L
Suhu = 28 ℃
2. Instalasi pengolahan air limbah yang terpilih adalah “bar screen, sumur
berikut:
a. Sumur pengumpul
52
Kedalaman = 3,2 meter
= 1,5 meter
6.2 Saran
Untuk perancangan instalasi pengolahan air limbah, penelitian tugas akhir perlu
difokuskan untuk yang diteliti terhadap kandungan air limbahnya terutama yang
53
DAFTAR PUSTAKA
Reuse .2004
Metcalf & Eddy., Tchobanoglous, G., Burton, F. L. 1., & Stensel, H. D. Wastewater
Soedjono, E. S. Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi. Jakarta : Tim
54