Pengelolaan Air
Limbah
LANDASAN HUKUM PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Jumlah kematian
yang disebabkan oleh
penyakit diare di
Indonesia dapat
dilihat pada Tabel 1
Pengaruh Kualitas Sistem Sanitasi
Terhadap Biaya
Kerugian ekonomi
Sanitasi yang buruk Rata-rata Rp. 42,3 trilyun/ tahun
(Menneg Bappenas., 2007)
Selain itu baku mutu tersebut hanya berlaku untuk pengolahan air limbah domestik
terpadu.
BAKU MUTU AIR LIMBAH
Tabel 3. Baku Mutu Air Limbah Domestik
Parameter Satuan Kadar Maksimum
pH 6 -10
BOD mg/L 100
TSS mg/L 100
Lemak dan minyak mg/L 10
Dalam Pasal 8 ditegaskan bahwa setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan
permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran, perniagaan dan
apartemen wajib :
a. melakukan pengolahan air limbah domestik sehingga mutu air limbah domestik yang
dibuang ke lingkungan tidak melampaui baku mutu air limbah domestik yang telah
ditetapkan
b. membuat saluran pembuangan air limbah domestik tertutup dan kedap air sehingga
tidak terjadi perembesan air limbah ke lingkungan.
c. membuat sarana pengambilan sample pada outlet unit pengolahan air limbah
STUDI AMDAL KAITANNYA DENGAN
PENANGANAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup adalah kajian mengenai
dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
Perak Ag Presipitasi protein, shock, meninggal dunia, argyria (pigmentasi biru kulit)
Alumuinium Al Fibrosis paru-paru, merusak usus secara lokal, kematian
Arsenicum As Racun sistemik, kematian, alergi, kanker kulit
Stimulasi sistem otot (Pencernaan, sirkulasi darah, otot-otot pada umumnya),
Barium Ba pada fase akhir didapat kelumpuhan urat syaraf dan berhentinya fungsi otot
jantung
Depresi susunan syaraf pusat, emasiasi (kurus), gangguan kejiwaan, kelalaian kulit
Bromium Br seperti jerawat, iritasi saluran pernapasan, anestesia, narbotik
Oedema paru-paru, kerusakan sel usus, kerusakan pada tulang-tulang
Cadmium Cd (patah tulang yang multiple), kerusakan ginjal dan hipertensi
Iritasi keras bagi seluruh pernapasan, tubuh kekurangan oksigen, shock, kematian;
Chlor Cl2
keracunan sistemik, kerusakan hati, coma, kematian
alergi berbentuk asthma, eczema, fibrosis paru-paru, naiknya tekanan disertai
Cobalt Co
penyakit jantung, pembesaran kelenjar gondok
DASAR-DASAR TEKNIK
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Tabel 4. Parameter Bahan Anorganik (Lanjutan)
Bersifat korosif terhadpa kulit, selaput lendir dan tulang hidung; percikan asamnya
Chromium Cr
menyebabkan luka kecil tapi dalam, sukar sembuh dan kanker paru-paru
Tembaga Cu Demam metal, iritasi lokal, kerusakan hati dan ginjal
Iritasi fluorisis, kelainan pada tulang dan gigi-geligi; gangguan alat pencernaan;
Fluor F kelumpuhan anggota gerak; penyebab mutasi
Keracunan, kerusakan jaringan mulut dan gusi bila masuk oral, kerusakan ginjal
pada Hg anorganik, kerusakan otak untuk Hg organik, menimbulkan cacat bawaan
Air raksa Hg
pada anak lahir (minamata)
Hidrogen Iritasi, kerusakan pada jaringan saluran pernapasan, dosis tinggi fatal, kerusakan
sulfida H2S susunan syaraf pusat
Phosphate P Mengurangi calsium dalam darah
Keracunan (sistemik); pucat, kurus, tak suka makan, sering colic, rasa logam di
Timah Hitam Pb mulut, radang selaput otak, kelumpuhan, "wrist drop"
Selenium Se Racun sistemik, iritasi saluran pernapasan, kematian, karsinogenik
DASAR-DASAR TEKNIK
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Tabel 5. Parameter Zat Organik Dan Dampaknya Terhadap Lingkungan
PARAMETER DAMPAK KESEHATAN
Hydrocarbon alifatik Racun sistemik terhadap susunan syaraf pusat, kulit menjadi kering, Asphyxiant
Depresi susunan syaraf pusat ; kulit menjadi kering; degenerasi jantung, paru-paru,
Hydrocarbon alicyclic
hati, otak
Iritasi kulit, depresi susunan syaraf, coma, meningal, kerusakan saluran pernapasan,
Benzen
kerusakan hati, ginjal, limpa
Kerosen (minyak Kulit menjadi kering, kerusakan paru-paru, saluran pencernaan, kesadaran turun,
tanah) coma, meninggal
Naphta (petrolium) Iritasi , kulit kering, depresi susunan syaraf pusat, kelainan darah
Arnyl alkohol Iritasi, narbotik
N-Butyl Amine Iritasi, oedema paru-paru
Ethanol Amine Narcosis, iritasi, kematian karena depresi susunan syaraf pusat
Naphtalen Chlorida Kulit merah, timbul bisul kecil-kecil, jerawat, kerusakan hati (kuning)
Iritasi kulit dan saluran pernapasan, Ni-carbonil sangat toksik, oedema paru-paru,
Carbonil gangguan syaraf pusat
DASAR-DASAR TEKNIK
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Tabel 7. Material Radioaktif
Material Jenis Radiasi Waktu Paruh
Strontium 90 Beta 28 tahun
Strontium 89 Beta 51 tahun
Cesium 137 Beta-gamma 27 tahun
Carbon 14 Beta-gamma 5760 tahun
Iodine 129 Beta-gamma 17 juta tahun
Iodine 131 Beta-gamma 8 hari
Plutonium 239 Alpha 24400 tahun
Krypton 85 Beta 10,7 tahun
Tritium (H3) Beta 12,3 tahun
Karakteristik
Air Limbah Domestik
AIR LIMBAH
99.9 % 0.1 %
AIR PADATAN
70 % 30 %
ORGANIK ANORGANIK
65 % 25 % 10 % BAHAN
GARAM LOGAM
PROTEIN KARBOHIDRAT LEMAK BUTIRAN
KARAKTERISTIK AIR
LIMBAH DOMESTIK
70% air
bersih
80 % grey water
20 % black water
Air Limbah
Kelebihan Kekurangan
Menggunakan teknologi sederhana Tidak dapat diterapkan pada semua
Memerlukan biaya yang rendah daerah misalnya tergantung
Masyarakat dan tiap-tiap keluarga permeabilitas tanah, tingkat
dapat menyediakannya sendiri kepadatan dan lain-lain.
Pengoperasian dan pemeliharaan Fungsi terbatas pada buangan
oleh masyarakat kotoran manusia dan tidak
Manfaat dapat dirasakan secara menerima limbah kamar mandi dan
langsung air limbah bekas mencuci
Operasi dan pemeliharaan sulit
dilaksanakan
Kriteria Teknik Pengelolaan
Air Limbah
Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site)
Kelebihan Kekurangan
Menyediakan pelayanan yang Memerlukan biaya investasi, operasi
terbaik dan pemeliharaan yang tinggi
Sesuai untuk daerah dengan Menggunakan teknologi yang tinggi
kepadatan tinggi Tidak dapat dilakukan oleh
Pencemaran terhadap air tanah dan perseorangan
badan air dapat dihindari Manfaat secara penuh diperolah
Memiliki masa guna lebih lama setelah selesai jangka panjang
Dapat menampung semua air Waktu yang lama dalam
limbah perencanaan dan pelaksanaan
Kriteria Teknik Pengelolaan
Air Limbah
Sistem off site diterapkan pada
Sistem on site diterapkan pada :
kawasan
Kepadatan < 100 org/ha Kepadatan > 100 org/ha
Kepadatan > 100 org/ha sarana on site Bagi kawasan berpenghasilan rendah
dilengkapi pengolahan tambahan seperti dapat menggunakan sistem septik tank
kontak media dengan atau tanpa aerasi komunal (decentralized water treatment)
Jarak sumur dengan bidang resapan atau dan pengaliran dengan konsep perpipaan
cubluk > 10 m shallow sewer. Dapat juga melalui sistem
Instalasi pengolahan lumpur tinja minimal kota/modular bila ada subsidi tarif.
untuk melayani penduduk urban > 50.000 Bagi kawasan terbatas untuk pelayanan
jiwa atau bergabung dengan kawasan 5001000 sambungan rumah disarankan
urban lainnya menggunakan basis modul. Sistem ini
hanya menggunakan 2 atau 3 unit
pengolahan limbah yg paralel.
Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (on-site)
Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (on site) sistem individual
a. Tangki Septik
b. Tangki Septik dengan bidang resapan
c. Tangki Septik dengan evaporasi
d. Tangki Septik dengan Filter
Sistem Perpipaan
Instalasi Pengolahan Air Limbah
SISTEM PENGELOLAAN AIR
LIMBAH TERPUSAT (OFF-SITE)
Sistem Perpipaan
a. Pipa retikulasi adalah saluran pengumpul air limbah untuk disalurkan ke
pipa utama
b. Pipa retikulasi terdiri dari pipa servis dan pipa lateral
c. Pipa servis adalah saluran pengumpul air limbah dari beberapa bangunan
(blok bangunan) ke pipa lateral
d. Pipa lateral adalah saluran pengumpul air limbah dari pipa servis ke pipa
induk/utama
e. Pipa utama (main pipe) sebagai pipa penerima aliran dari pipa
kolektor/lateral untuk disalurkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
atau ke trunk sewer
f. Trunk sewer digunakan pada jaringan pelayanan air limbah yang luas (>
1.000 ha) untuk menerima aliran dari pipa utama dan untuk dialirkan ke
IPAL.
TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Ditinjau dari urutannya proses pengolahan air limbah dapat dibagi menjadi :
Pengolahan Primer (primer treatment), Pengolahan sekunder (secondary treatment), dan pengolahan tersier
atau pengolahan lanjut (advanced treatmet).
Pengolahan primer merupakan proses pengolahan pendahuluan untuk menghilangkan padatan tersuspensi,
koloid, serta penetralan yang umumnya menggunakan proses fisika atau proses kimia.
Pengolahan sekunder merupakan proses untuk menghilangkan senyawa polutan organik terlarut yang
umumnya dilakukan secara proses biologis.
Pengolahan tersier, merupakan proses pengolahan lanjut untuk mendapatkan kualitas air olahan sesuai yang
diharapkan. Dapat dilakukan dengan proses biologis, kimia, fisika atau kombinasi ketiga proses tersebut.
Aliran Horizontal
Penjernihan (clarification) Sludge Blancked
Aliran Vertikal
Slurry Circulation
1. Proses Pengendapan
(Sedimentasi) Pemekatan (Thickening)
Flotasi Natural
Kontinyu
Dg. Tekanan
Batch Proces
Filtrasi untuk
penghilangan air
Dewatering Lumpur) Kontinyu
Cara Vacum
Batch Proces
3. Proses Ekstraksi
4. Adsorption --- Dg Karbon Aktif dll
5. Pertukaran Ion
6. Reverse Osmosis
7. Elektro Dialisa
III. PROSES PENGOLAHAN SECARA BIOLOGIS
OFF-SITE ON-SITE
DOMESTIK
NON DOMESTIK
Limbah Air Industri Debit Besar Debit Kecil Muka Air Tanah (M)
B3 NonB3 Air limbah dan Air limbah dan > 1,2 < 10
air hujan air hujan
Treatment SANITARY COMBINED
SEWER SEWER
BAKUMUTU
EFLUEN Tanki Septik Cubluk
INTERCEPTING SEWER
PERSIL INFILTRASI
Spj. Saluran
Bangunan Pengolah Air
Limbah BY PASS
Demografi
ASPEK-ASPEK
Ekonomi PENTING Sosial
Lingkungan
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
BERBASIS MANFAAT
Perkembangan pertumbuhan penduduk dan kegiatan industri
menyebabkan peningkatan jumlah air limbah yang dibuang ke
lingkungan tanpa pengolahan.
Total air limbah yang dibuang di DKI Jakarta tahun 1989 : 1.316.113
m3/hari, tahun 2010 : 2.588.250 m3/hari, 73-78% berasal dari air limbah
domestik (Study JICA tahun 1989).
Air hasil pengolahan air limbah merupakan sumber daya air yang cukup
besar dari segi kuantitas. Dengan semakin terbatasnya sumber daya air,
air hasil olahan instalasi pengolahan air limbah domestic dapat menjadi
sumber air baku khususnya untuk air siram tanaman ataupun untuk air
industry
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
BERBASIS MANFAAT
Pengolahan air hasil olahan IPAL dapat menggunakan pengolahan secara
biologi lanjutan, teknologi ultrafiltrasi, membrane, atau kombinasi
biologi dengan membrane dan lain-lain.
Untuk skala rumah tangga dan komunal pemanfaatan air limbah, baik
black water dari WC maupun grey water mulai berkembang.
Black water diolah untuk menjadi biogas, pupuk
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
BERBASIS MANFAAT
Grey water dari air limbah kegiatan mandi, dapur, cuci banyak
dimanfaatkan kembali dengan cara mengolahnya menjadi air penyiram
tanaman dan air pencuci motor.
Di beberapa negara telah diakukan pemisahan antara faeces dan urine.
Faeces dimanfaatkan sebagai pupuk sedangkan urine yang mengandung
urea tinggi dimanfaatkan untuk pupuk cair.
SUMBER AIR LIMBAH
DOMESTIK
China
wet/dry
GTZ, Mali dry/wet wet/wet
faeces with, urine
faeces without, without flush faeces & urine with
dry/dry urine with flush flush
faeces without, urine without
flush
URINE-DIVERSION DRY
SANITATION TOILET
e.g. promoted in
South Africa
(CSIR)
URINE-DIVERSION DRY
TOILET IN JOHANNESBURG
MORE DRY TOILET EXAMPLES
Sumber: http://bennysyah.edublogs.org)
Gambar 5. Skema Pengolahan Air Limbah Pada IPAL
8 7 6
Super natant
Lumpur balik
9
1= comminutor
10 5= unit pengolahan
2= saringan 6= unit pengendap II
3= grit chember 7= unt desinfektan
8= Badan air
4= pengendapan awal atau 9= unit pengeram
kolam anaerobik lumpur
TERIMA KASIH