Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PELATIHAN BERBASIS MINDFULNESS TERHADAP

TINGKAT STRES PADA IMIGRAN PENGUNSGI DI PEKANBARU

Dosen Pengampu: Tengku Nila Fadhlia M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh :

Alifio Rezki Al Rahim

Fitri Ananda

ILMU PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2023
I. Judul

Pengaruh Pelatihan Berbasis Mindfulness Terhadap Tingkat Stres


Pada Imigran Pengunsgi Di Pekanbaru.

II. Latar Belakang


Masalah sosial, politik, dan ekonomi suatu negara dapat berdampak
pada seberapa baik warga negaranya. Sekelompok individu yang terkena
dampak dapat memutuskan untuk meninggalkan negara mereka sendiri dan
pindah ke negara lain agar merasa lebih aman. Demi mencari keamanan dan
kehidupan yang lebih baik, sebagian dari mereka yang merasa tidak nyaman
dengan lokasinya saat ini memilih untuk berkelana dan mencari suaka di
tempat lain (Sudirman, 2017).
Sekitar satu juta pengungsi memasuki kawasan Eropa setiap
tahunnya, menurut data dari United Nations High Commission for Refugees
(UNHCR) (Kuriawan dan Savitri, 2017; UNHCR, 2015). Sebagian besar
pengungsi yang memasuki Eropa berasal dari Timur Tengah. Mereka
meninggalkan konflik bersenjata yang tidak pernah berakhir di belakang
mereka. Pada tahun 2010–2011, terdapat hampir 42 juta pengungsi,
menjadikan Asia sebagai wilayah terbesar di dunia. Sementara itu, terdapat
13.840 pencari suaka yang masuk ke Indonesia pada tahun 2019 dan
terdaftar di UNHCR Indonesia (Safitri, 2019).
Negara ramah imigrasi adalah negara yang membela hak asasi
manusia (HAM), karena imigran memiliki keinginan dan hak yang sama
dengan warga negara kelahiran asli dan harus ditegakkan dan diwujudkan
hak-hak tersebut. Indonesia adalah salah satu negara tujuan para imigran ini
karena letak geografisnya. Sebelum melanjutkan perjalanan ke negara
ketiga, para pengungsi dan pencari suaka memanfaatkan Indonesia sebagai
negara transit (Sudirman, 2017).
Pekanbaru adalah salah satu tempat di Indonesia tempat para imigran
yang mencari suaka dari beberapa negara Asia menetap. Pekanbaru, salah
satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki akses ke Pelabuhan Dumai,
menjadi tempat pengungsian para pengungsi yang mencari keselamatan.
Sebagai anggota PBB, Indonesia diwajibkan menampung sementara para
pengungsi ini sebelum akhirnya dievakuasi ke negara tujuan (Latif, 2019).
Lingkungan fisik, norma dan nilai, budaya dan peran sosial, serta
perubahan dalam jaringan dan institusi sosial, adalah beberapa dampak
migrasi yang harus dihadapi para pengungsi imigran. Efek psikologis
pengungsi imigran juga dipengaruhi oleh perkembangan ini. Stres dan
kebosanan akibat terlalu banyak menghabiskan waktu di tempat tinggal
sementara adalah dua masalah psikologis yang sering dialami para
pengungsi imigran (Kurniawan dan Savitri, 2017).
Masalah psikologis seperti stress dapat di intervensi menggunakan
berbagai cara, salah satunya dengan pelatihan mindfulness. Mindfulness
didefinisikan sebagai kesadaran yang timbul akibat kesengajaan untuk
menyajikan dan menghadirkan pengalaman saat ini dengan cara yang tidak
menghakimi dan menerima. Mindfulness merupakan kemampuan untuk
mengarahkan perhatian seseorang dimana orang secara sengaja melakukan
regulasi atas perhatian dari waktu ke waktu (Kabat-Zinn, 2005).
Ketika individu mampu merespon stres dengan penuh kesadaran,
maka di akan mampu mematahkan standar lama ketidaksadaran terkait
dengan reaksi stres. Individu yang menyadari kondisi stres nya akan terbuka
pada cara baru untuk bekerja dengan stres dan mengubahnya, dan memilih
respon yang lebih adaptif (Kabat-Zinn, 2005). Orang yang tidak menyadari
reaksi stres internalnya sendiri tidak akan mampu menyampaikan pikiran,
perasaan, atau emosinya. Orang tersebut akan menjadi tidak stabil pada saat
ini. Orang secara alami terhubung dan memiliki kemampuan untuk
memahami apa yang mereka alami ketika mereka menyadari situasi stres.
Suasana hati, ide, emosi, perasaan, dan proses mental menjadi lebih jelas
bagi individu. Ini akan meningkatkan kemampuan seseorang untuk
menangani peristiwa yang membuat stres, kebiasaan tidurnya, dan rasa
harga dirinya (Stahl & Goldsteinl, 2010).
Hasil penelitian Yadav (2017) menunjukkan bahwa brief
mindfulness dengan praktek body scan efektif untuk menurunkan stres pada
pasien ketergantungan alkohol. Ussher, dkk. (2012) menggunakan brief
mindfulness dengan praktek body scan terbukti dapat menurunkan stres pada
pasien dengan nyeri kronis. hasil penelitian yang telah dilakukan Hidayat
(2017) bahwa mindfulness berperan terhadap stres akademis, khususnya
pada persepsi mengenai stressor akademis. Penelitian Maharani (2016)
teknik meditasi berbasis mindfulness terbukti dapat diterapkan untuk
mengatasi stres guru PAUD.
Pada intervensi ini, peneliti menggunakan desain intervensi Brief
Mindfulness-Based Body Scan untuk menurunkan stres pada pengungsi
imigran di Pekanbaru.

III. Tujuan Asesmen dan Intervensi


1. Tujuan Asesmen
Tujuan dari assessment yaitu untuk memperoleh data atau informasi
mengenai tingkat stress yang terjadi di lingkungan imigran di
Pekanbaru.
2. Tujuan Intervensi
Tujuan intervensi adalah untuk meningkatkan kemampuan individu
dalam menghadapi dan mengelola situasi atau sumber-sumber stress.

IV. Populasi Sasaran


Imigran di Kota Pekanbaru dibawah pengawasan Rumah Detensi
Imigrasi (Rudenim) dan Kesbangpol. Untuk usia partisipan tidak ditentukan
dan jumlah pengungsi imigran tidak diketahui.

V. Prosedur Pelaksanaan Asesmen dan Intervensi


1. Prosedur Asesmen
- Mengumpulkan data awal pengungsi imigran dengan melakukan
survey dan mengukur tingkat stres pada pengungsi imigran.
2. Prosedur Intervensi
Seluruh partisipan diminta untuk menandatangi informed
consent sebelum menjalani seluruh rangkaian intervensi. Selama 4
minggu mereka menjalani program intervensi mindfulness-based body
scan. Sesi intervensi ini disusun berdasarkan mindfulness-based stres
reduction therapy dari Kabat-Zinn (2005). Intervensi ini terdiri dari
psikoedukasi, praktek mindfulness, dan membangun kesadaran atas
kondisi diri. Pada setiap akhir sesi partisipan diukur tingat stres nya
untuk melihat perubahan kondisi partisipan. Partisipan dalam intervensi
ini akan diberikan penugasan mandiri berupa praktek mindfulness yang
harus dikerjakan di rumah secara mandiri. Berikut ini adalah gambaran
dari masingmasing sesi:
Sesi 1: Pengenalan. Pada sesi awal ini partisipan akan dijelaskan
mengenai keseluruhan proses terapi, meliputi tujuan terapi, proses
terapi, serta waktu dan durasi terapi. Pada sesi ini juga akan diberikan
dan dijelaskan poin-poin dalam informed consent. Penulis serta
partisipan selanjutnya akan bersamasama menandatangi informed
consent.
Sesi 2: Mengungkapkan kondisi diri. Sesi ini memberikan
kesempatan bagi partisipan untuk menceritakan kondisi atau hal yang
membuat merasa tidak nyaman atau tertekan. Partisipan juga diminta
untuk mengidentifikasi respon yang muncul saat dia berada pada
kondisi yang menekan. Hal ini bertujuan untuk membuat partisipan
lebih menyadari kondisi stres yang sedang di hadapi. Hal ini bertujuan
untuk membuat partisipan lebih menyadari kondisi stres yang sedang di
hadapi dan juga respon yang dia muncul.
Sesi 3: Menyadari kondisi saat ini. Sesi ini merupakan sesi
psikoedukasi mengenai stres dan mindfulness. Peneliti akan
memberikan penjelasan mengenai kondisi stres, ciri-ciri stres, penyebab
serta dampak stres. Penjelasan stres pada sesi ini juga akan dijelaskan
dampak stres pada kehidupan yang sedang dijalani. Partisipan juga akan
dijelaskan mengenai pengertian mindfulness dan kaitannya dengan
stres. Metode yang digunakan pada sesi ini tidak hanya sekedar
ceramah, namun juga diskusi antara penulis dengan partisipan. Pada
sesi ini partisipan juga akan menjalani praktek mindfulness breathing
sebagai praktek awal mindfulness.
Sesi 4: Menghentikan kebiasaan respon otomatis. Tujuan sesi ini
adalah belajar untuk menyadari kecenderungan kita untuk menilai
situasi sebagai sesuatu yang baik atau buruk, dan tetap hadir sehingga
kita dapat merespon secara sadar dan bukan secara otomatis. Praktek
utama yang digunakan untuk melatih meningkatkan kesadaran adalah
body scan dengan mengamati bagian-bagian tubuh dan menyadari apa
saja yang dirasakan oleh tubuh kita. Ketika kita berada pada kondisi
sadar, maka diharapkan akan lebih mampu untuk memilih respon yang
adaptif serta efektif. Praktek mindfulness yang digunakan untuk
menghentikan respon otomatis adalah STOP. Praktek ini memberi
kesempatan untuk menyadari apa yang kita alami. Hal ini bertujuan
agar kita tidak terjebak dalam pikiran, sensasi, atau perasaan yang tidak
membantu (Stahl & Goldstein 2010).
Sesi 5: Evaluasi. Tujuan dari sesi ini adalah megevaluasi
keseluruhan sesi. Pada sesi ini partisipan diminta untuk
mengidentifikasi fokus dan tujuan hidupnya. Identifikasi ini berguna
untuk menetapkan fokus yang harus dijalani oleh partisipan setelah sesi
ini. Peneliti dan partisipan akan bersama-sama mengevaluasi jalannya
seluruh sesi dalam terapi ini. Peneliti dan partisipan juga akan secara
bersamasama mengambil kesimpulan dan pembelajaran dari hasil terapi
yang telah dijalankan.
3. Desain Intervensi
Desain intervensi yang digunakan adalah dengan menggunakan
single subject design. Pada single subject design dilakukan pengukuran
secara berulang, untuk melihat dampak perubahan dalam perlakuan
eksperimental terhadap partisipan di bawah berbagai kondisi intervensi
(James, 2016). Pada single subject design pengukuran variabel terikat
atau target perilaku dilakukan berulang-ulang dengan periode waktu
tertentu misalnya perminggu, perhari, atau perjam. Perbandingan tidak
dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi dibandingkan pada
partisipan yang sama dalam kondisi yang berbeda. Kondisi yang
dimaksud adalah kondisi baseline dan kondisi eksperimen (intervensi)
(Sunanto dkk, 2005). Intervensi ini menggunakan single subject design,
kategori reversal dengan desain A-B.
4. Pengukuran Intervensi
Perceived Stress Scale (PSS) merupakan skala yang dibuat oleh
Cohen, dkk. (1988), dengan tujuan mengukur stres yang tidak spesifik
yang dirasakan seseorang dalam situasi tertentu atau situasi kehidupan
sehari-hari. Skala ini dibuat berdasarkan model stres transaksional
Lazarus dan Folkman (1984). Model stres transaksional Lazarus dan
Folkman (1984) berpendapat bahwa persepsi stres individu berasal dari
ketidakseimbangan antara penilaian seseorang atas tuntutan situasional
dan sumber daya coping. Perceived Stres Scale (PSS-10) terdiri dari tiga
dimensi, yakni unpredictable, uncontrollable, dan overloading. Uji
reliabilitas PSS-10 yang dilakukan di dapatkan reliabilitas sebesar 0.846.

VI. Hasil yang diharapkan


Dalam rancangan asesmen dan intervensi ini, terapi Brief
Mindfulness-Based Body Scan diharapkan dapat menurunkan stres pada
partisipan disebabkan oleh beberapa hal. Pada sesi awal terapi partisipan
diminta untuk menyadari dan mengungkapkan kondisi-kondisi yang
membuat partisipan merasa tidak nyaman dan juga respon yang mereka
munculkan. Proses ini membuat partisipan lebih sadar bagaimana kondisi
stres mempengaruhi dirinya. Seluruh partisipan mampu untuk mengenali
dan menyadari kondisi-kondisi yang menyebabkan stres beserta respon yang
mereka munculnya. Proses ini dijelaskan oleh Stahl dan Goldstein (2010)
sebagai proses refleksi diri dalam terapi mindfulness, dimana individu
berlatih untuk menjadi lebih sadar akan kondisi stres yang sedang di alami.
Kesadaran memungkinkan individu untuk melihat pengalaman diri dengan
jelas, sehingga individu menjadi lebih sadar tentang bagaimana stres
mempengaruhi dirinya. Saat berada pada kondisi sadar, individu dapat
memilih respon yang lebih terampil dan adaptif untuk menghadapi stres.
Praktek body scan yang digunakan pada terapi ini membantu
individu untuk melakukan relaksasi pernafasan, dengan fokus menyeluruh
pada tubuh yang bertujuan untuk mengembangkan konsentrasi sekaligus
fleksibilitas perhatian secara bersamaan (Kabat-Zinn, 2005). Body scan juga
membantu individu untuk relaksasi dan melemaskan otot, sehingga dapat
menurunkan rasa nyeri dan distres pada individu (Ussher, dkk., 2012). Hasil
dari intervensi ini diharapkan bertujuan agar subjek merasa lebih tenang,
dapat melemaskan otot-otot yang tegang karena aktifitas fisik yang mereka
jalani.

VII. Daftar Pustaka

Cohen, S. & Willamson, G. (1988). Perceived stress in a probability sample of


the United State. In: Spacapan S, Oskam S. (Editor). The social
psychology of health. Newbury Park, CA: SAGE.

Hidayat, O., & Fourianalistyawati, E. (2017). Peranan mindfulness terhadap


stres akademis pada mahasiswa tahun pertama. Jurnal
Psikogenesis, 5(1).

James, K.P. (2016). Single-subject research method: The needed


simplification. British Journal of Education, 4(6), 68-95.

Kabat-Zinn, J. (2005). Full Catastrophe Living. New York: Bantam Dell.

Kurniawan.Y & Savitri.A.D. (2017). Terapi Kelompok Untuk Menurunkan


Gejala Deprresi Pada Imigran Pengungsi. Jurnal Dinamika Sosial
Budaya, Vol 19, No.2. http://journals.usm.index.php/jdsb. Diakses
pada tanggal 20 September 2020

Latif, Abdul. (2019). Jumlah Imigran di Pekanbaru Mencapai 1.147 Orang.


https://www.cakaplah.com. Diakses pada tanggal 20 September 2020.
Lazarus, R.S. & Folkman, S. (1984). Stress: Appraisal and coping. New York:
Springer

Maharani, E. A. (2016). Pengaruh pelatihan berbasis mindfulness terhadap


tingkat stres pada guru PAUD. Jurnal Penelitian Ilmu
Pendidikan, 9(2), 100-110.

Safitri, Inge Klara. (2019). Data UNHCR, Belasan Ribu Pencari Suaka Masuk
ke Indonesia. https://metro.tempo.co/read/1227881/d ata-unhcr-
belasan-ribu-pencari-suakamasuk-ke-indonesia. Diakses pada tanggal
20 September 2020

Stahl, B., & Goldstein, E. (2010). A Mindfulness-Based Stress Reduction


Workbook. Oakland: New Harbinger Publication.

Sudirman, Kania Anjani. (2017). Upaya IOM Dalam Memenuhi Kebutuhan


Deteni Di Rumah Detensi Imigrasi Pusat Tanjung Pinang. Skripsi.

Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2005). Pengantar Penelitian dengan
Partisipan Tunggal. University of Tsukuba: Center for Research on
International Cooperation in Educational Development (CRIED).

Ussher, M., Spatz, A., Copland, C., Nicolaou, A., Cargill, A., Amini-Tabrizi,
N., & McCracken, L.M. (2014). Immediate effects of a brief
mindfulness-based body scan on patients with chronic pain. Journal of
Behavioral Medicine, 37(1), 127-134.

Ussher, M., Spatz, A., Copland, C., Nicolaou, A., Cargill, A., Amini-Tabrizi,
N., & McCracken, L.M. (2014). Immediate effects of a brief
mindfulness-based body scan on patients with chronic pain. Journal of
Behavioral Medicine, 37(1), 127-134.

Yadav, S. (2017). Effectiveness of Mindfulness Based Body Scan Meditation:


A Case Study of Alcohol Dependence Patient. International Journal of
Indian Psychology, 4(3), 58-64.

Anda mungkin juga menyukai