Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Mindfulness


Mindfulness adalah konsep psikologis yang mengacu pada kemampuan serta
keterampilan individu untuk memusatkan perhatian dan kesadaran pada pengalaman
saat ini tanpa menghakimi atau mengevaluasi. Hal ini mencakup kesadaran akan
emosi, pikiran, sensasi fisik dan lingkungan dengan penerimaan yang terbuka dan
tanpa hambatan. Konsep ini terkait dengan perasaan tenang, kehadiran di sini dan saat
ini, dan penerimaan tanpa adanya judgment terhadap apa yang muncul dalam pikiran
dan emosi.
Menurut mace ( dalam Fachrudin, & Hasanat, n.d. 2016 ) Mindfulness
menekankan terhadap kesadaran, menjadi sadar sepenuhnya terkait yang terjadi saat
ini, dengan mengalihkan pengalaman yang lain, diterima sepenuhnya tanpa penilaian.
Mindfulness adalah keadaan menyadari sepenuhnya terkait dengan faktor internal
seperti pikiran, emosi, dan tindakan, serta faktor eksternal dan kejadian di
lingkungan.
Kondisi mindfulness dapat menyebabkan individu kehilangan kendali atas dirinya
sendiri dimana individu tidak menyadari adanyav reaksi reaksi fisik yang menjadi
alarm penyesuaian diri. Pada titik inilah kemudian seringkali individu mempersepsi
dirinya sedang berada dalam kondisi stress akibat ketidakmampuannya merespon
situasi dengan cara yang tepat (Maharani, 2016).
Dalam praktiknya, mindfulness mencakup meditasi dan praktik kognitif yang
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan ini. Pada saat latihan mindfulness,
individu diminta untuk secara sadar memperhatikan segala sesuatu, bahkan hal-hal
yang biasanya dianggap sepele sekalipun. Hal ini termasuk kesadaran akan
pernapasan, sensasi tubuh, emosi, dan pikiran.
Mindfulness tidak terbatas pada meditasi tetapi juga dapat diintegrasikan ke
dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.Sehingga, dapat digunakan menjadi alat
untuk mengelola stres, mengobati gangguan kecemasan, mengurangi depresi, dan
meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Penting untuk dipahami bahwa konsep mindfulness berfokus tidak hanya pada
pencapaian ketenangan tetapi juga pada pengamatan penuh terhadap seluruh aspek
pengalaman hidup, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Ini
adalah praktik yang dapat membantu individu lebih memahami diri mereka sendiri
dan berinteraksi dengan dunia dengan cara yang lebih sadar dan bermakna.

B. Pendekatan – Pendekatan Teori Mindfulness


Merupakan istilah umum untuk berbagai pendekatan yang menggunakan
mindfulness sebagai konsep atau praktik inti. Mindfulness adalah kesadaran akan
pengalaman seseorang saat ini, dengan keterbukaan, rasa ingin tahu, dan penerimaan
(Keagamaan & Wijaya, 2020) . Perhatian penuh dapat dikembangkan melalui
meditasi, latihan pernapasan, pemindaian tubuh, dan teknik lainnya. Mindfulness
dapat membantu orang mengatasi stres, kecemasan, depresi, rasa sakit, dan tantangan
lainnya, serta meningkatkan kesejahteraan, kebahagiaan, dan kasih sayang. Beberapa
pendekatan umum teori mindfulness adalah MBSR, MBCT, dan MSC :
a. Pendekatan MBSR (Mindfulness Based Stress Reduction)
Ini adalah program delapan minggu yang mengajarkan bagaimana
menggunakan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari. MBSR
dikembangkan oleh Jon Kabat-Zinn, seorang dokter dan peneliti yang
mengintegrasikan mindfulness dan pengobatan Barat
(Rizki Siti Alianti, 2022)
. MBSR terdiri dari sesi kelompok, latihan di rumah, dan retret satu hari.
MBSR bertujuan untuk mengurangi penderitaan fisik dan psikologis, serta
meningkatkan ketahanan, keseimbangan, dan ketenangan pikiran. MBSR telah
terbukti efektif untuk berbagai kondisi, seperti nyeri kronis, hipertensi,
kanker, penyakit jantung, dan diabetes.
b. Pendekatan MBCT (Mindfulness Based Cognitive Therapy)
Ini adalah bentuk modifikasi dari terapi kognitif yang menggabungkan
praktik mindfulness. Terapi kognitif adalah jenis psikoterapi yang membantu
orang mengubah pikiran dan keyakinan disfungsional yang menyebabkan
tekanan emosional. MBCT dikembangkan oleh John Teasdale, Zindel Segal,
dan Mark Williams, yang menggabungkan terapi kognitif dengan MBSR.
MBCT terdiri dari delapan sesi mingguan dan latihan di rumah. MBCT
bertujuan untuk mencegah kambuhnya depresi, dan untuk meningkatkan
regulasi emosi dan kesejahteraan (Sari, 2021). MBCT telah terbukti efektif
untuk depresi berulang, kecemasan, gangguan bipolar, dan masalah kesehatan
mental lainnya.
c. Pendekatan MSC (Mindful Self Compassion)
Ini adalah program delapan minggu yang mengajarkan bagaimana
bersikap baik kepada diri sendiri di saat-saat penderitaan. MSC diciptakan
oleh Kristin Neff dan Christopher Germer, yang merupakan peneliti dan ahli
dalam self-compassion dan mindfulness. MSC menggabungkan keterampilan
mindfulness dan self-compassion, yang merupakan kemampuan untuk
menyadari rasa sakit seseorang dan merespons dengan perhatian dan
pengertian (Lilis, Tjalla, R, & Febriana, 2022) . MSC terdiri dari sesi
kelompok, praktik di rumah, dan retret setengah hari. MSC bertujuan untuk
meningkatkan rasa welas asih, kasih sayang terhadap orang lain, perhatian,
dan kepuasan hidup, serta mengurangi depresi, kecemasan, stres, dan rasa
malu. MSC terbukti efektif untuk populasi non-klinis dan klinis, dan untuk
berbagai kelompok umur.

C. Tahap – Tahap Implementasi Teori Mindfulness


Penerapan mindfulness dapat dilakukan dengan cara meditasi, seperti mengingat
atau melihat kembali pengalaman yang tidak menyenangkan yang telah terjadi
kemudian memikirkan bagimana cara atau solusi yang efektif agar ketika terjadi hal
yang sama dapat menyelesaikan dengan cara baru yang lebih baik (Powietrzynska &
Tobin, 2016).
Ada dua kategori praktik dalam mindfulness yaitu praktik formal dan informal.
Meditasi formal dilakukan dengan cara :
1. Mindfulness of breathing (kesadaran terhadap pernafasan) yaitu individu sadar
akan nafas yang masuk dan nafas yang dikeluarkan, guna memahami bagaimana
perubahan dalam hidup.
2. Mindfulness of sensation (kesadaran terhadap sensasi) individu menyadari
perubahan sensasi pada fisik, dengan mempertahankan dan memperhatikan
pengalaman indrawi
3. Mindfulness of hearing (kesadraan terhadap pendengaran) individu berfokus dan
menyadari pendengaran yang masuk menentukan apakah itu baik atau buruk
4. Mindfulness of thoughts and emotions (kesadaran terhadap pikiran dan emosi)
individu mengubah objek nya menjadi mental yaitu pikiran dan emosi. Berfokus
pada analisis atau observasi mengenai apa yang dipikirkan dan apa yang
dirasakan sebuah perkembangan mental yang muncul dan hilang
5. Choiceless awareness (kesadaran yang tidak dipilih) yaitu mengarahkan individu
untuk sadar sepenuhnya mengenai seluruh hal baik itu dari tubuh, suara, sensasi,
pikiran, emosi, menyadari bahwa segala sesuatu tidak ada akhirnya.
Meditasi informal dapat dilakukan dengan menyadari kebiasaan sehari-hari dalam
kehidupan yaitu dengan cara :

1. Beraktivitas seperti biasa contohnya mandi di pagi hari, mengenakan pakaian.


Memperhatikan hal-hal kecil sebelum berfokus kepada aktivitas yang lain.
2. Pilih pengalaman sensorik tadi kemudian jelajahi sensasi seperti sensasi saat air
pertama kali mengenai tubuh ketika mandi
3. Perdalam lagi pengalaman tersebut dan nikmati sensasi nya sampai menyadari
bahwa hal tersebut telah menghilang
4. Bawa sensasi tersebut sampai aktivitas selesai. Mindfulness memberikan ruang
untuk mental agar bisa bebas merespon aktivitas tertentu.
Tahapan Mindfulness based cognitive therapy (MBCT, Terapi yang diberikan berupa
psikoedukasi mengenai masalah dan terapi yang diberikan, teknik penyadaran diri dan
potensi yang tidak terihat, serta menghilangkan pikiran dan emosi negatif yang
mempengaruhi perilaku subjek. Melatih subjek agar dapat mengenali dirinya dengan
teknik-teknik mindfulness breath, menganlai sensasi tubuh, meningkatkan penerimaan
dan penghargaan terhadap diri sendiri atau orang lain, membuka kesadaran untuk
menerima emosi, pikiran dan diri sendiri. Menjadi lebih terbuka terhadap diri sendiri atau
orang lain mengenai situasi yang dialami sebagai saran dalam megontrol emosi, tahap
terakhir yaitu perencanaan kebahagiaan, bertindak untuk diri sendiri dan orang lain,
kemudian menanamkan harapan positif saat berdoa.
Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR) bertujuan mengubah hubungan
seseorang terhadap situasi dan pikiran yang penuh tekanan. Hal ini dicapai dengan
mengurangi reaksi emosional dan meningkatkan evaluasi kognitif positif. MBSR adalah
terapi yang lebih singkat, intervensi berbasis kesadaran yang mengintegrasikan aspek
terapi perilaku kognitif (cbt) kedalam format MBSR. Intervensi ini awalnya di gunakan
untuk pasien yang menderita depresi berat, intervensi ini menambah unsur tradisional
seperti psikoedukasi, latihan diferensi pikiran, dan fakta. Namun MBSR lebih pada
mendorong klien untuk menggunakan pendekataan terdistribusi terhadap pengalaman
internal mereka daripada mengubah pemikiran mereka menurut Crane (Maharani, 2016)

D. Urgensi Teori Mindfulness bagi Konselor


Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tekanan ini, kesehatan mental
dan kesejahteraan individu telah menjadi fokus perhatian yang semakin mendalam.
Gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres semakin umum
terjadi, dan semakin banyak orang mencari bantuan dari para konselor dan
profesional kesehatan mental untuk mengatasi masalah ini. Di tengah tantangan ini,
teori mindfulness muncul sebagai alat yang sangat relevan dan penting dalam praktik
konseling.
Mindfulness, yang merujuk pada kesadaran penuh terhadap pengalaman saat ini
tanpa penilaian atau reaksi berlebihan, telah mendapatkan perhatian yang semakin
besar dalam literatur kesehatan mental dan praktik klinis. Di balik konsep sederhana
ini, terdapat kekayaan potensi yang dapat membantu konselor dan klien dalam
berbagai cara yang mengejutkan.
Pertama, teori mindfulness berperan dalam manajemen stres yang efektif.
Konselor yang memahami dan mempraktikkan prinsip-prinsip mindfulness dapat
mengajarkan teknik-teknik kepada klien mereka, membantu mereka meredakan stres,
meningkatkan ketahanan terhadap tekanan, dan memungkinkan mereka menghadapi
tantangan hidup dengan lebih tenang.
Selain itu, teori mindfulness meningkatkan kesadaran diri. Ini membantu klien
menjadi lebih sadar terhadap perasaan, pikiran, dan tubuh mereka. Konselor yang
mendorong klien untuk mengembangkan kesadaran diri ini membantu mereka
mengidentifikasi pola perilaku yang merugikan dan menyelidiki akar penyebab
masalah.
Penerapan teori mindfulness dalam konseling juga memiliki dampak positif pada
pengelolaan emosi. Konselor yang menggunakan prinsip-prinsip mindfulness dapat
membantu klien mengatur emosi mereka dengan lebih baik, yang pada gilirannya
membantu mereka mengatasi kecemasan, depresi, dan masalah emosional lainnya.
Selain itu, hubungan antara klien dan konselor dapat ditingkatkan melalui
penerapan mindfulness dalam sesi konseling. Konselor yang mempraktikkan
kesadaran penuh selama sesi konseling cenderung lebih efektif dalam mendengarkan
aktif, menghargai pengalaman klien, dan membangun hubungan yang lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Fasilitator, Modul, Fachrudin, Duddy, & Hasanat, Nida Ul. (n.d.). Program Mindfulness untuk
Perawat.

Keagamaan, Pendidikan, & Wijaya, Raden. (2020). Manajemen Kelas Berbasis Mindfulness. Jurnal
Pendidikan, Sains Sosial, Dan Agama, 6(1), 1–14. https://doi.org/10.53565/PSSA.V6I1.121

Lilis, Lilis, Tjalla, Awaluddin, R, Yuevelyn Devina, & Febriana, Ardiani. (2022). Implementasi
Konstruktivisme dalam Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling. Jurnal Pendidikan Dan
Konseling (JPDK), 4(6), 648–659. https://doi.org/10.31004/JPDK.V4I6.8075

Maharani, E. A. (2016). Pengaruh pelatihan berbasis mindfulness terhadap tingkat stres pada guru
PAUD. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 9(2),100-110
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpip/article/view/12919.

Murniati. (2020). Penerapan Mindfulness untuk Menjaga Kesehatan Mental. Jurnal Bimbingan
Konseling Islam

Rizki Siti Alianti, -. (2022). KONSELING KOGNITIF BERBASIS MINDFULNESS UNTUK


MENINGKATKAN DETERMINASI DIRI PADA SISWA.

Sari, Dian Sartika. (2021). Program mindful parenting untuk menurunkan kecemasan pada caregiver
anak berkebutuhan khusus.

Waney, N. C., Kristinawati, W., & Setiawan, A. (2020). Mindfulness dan penerimaan diri pada
remaja di era digital. Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 22(2), 73-81
https://www.mendeley.com/catalogue/a9212d12-443f-33f2-b5a9-0f84b1a1310c/.

Wulandari, F. A., & Gamayanti, I. L. (2014). Mindfulness based cognitive therapy untuk
meningkatkan konsep diri remaja post-traumatic stress disorder. JIP (Jurnal Intervensi
Psikologi), 6(2), 265-280.https://journal.uii.ac.id/intervensipsikologi/article/view/8693.

Anda mungkin juga menyukai