Anda di halaman 1dari 9

URGENSI

TEORI MINDFULNESS BAGI KONSELOR


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata kuliah Pengembangan Pribadi Konselor
Dosen Pengampu: Rahmadita Kurniawati, M.A.

Oleh:
Novita Ramadhani 211221125
Novita Putri Fadiyah 211221155
Hasna Nur Ardiyan 211221156

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
SURAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya. Sehingga, makalah kami yang berjudul "Urgensi Teori Mindfulness Bagi
Konselor" ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa sholawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Makalah ini kami dibuat untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Pengembangan
Pribadi Konselor . kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan
dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah ini. Dan juga kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini.
Kami memohon maaf jika didalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik
kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Surakarta, 05 November 2023


DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari teori mindfulness ?
2. Apa saja pendekatan yang digunakan dalam teori minfulness ?
3. Bagaimana tahap – tahap implementasi teori mindfulness ?
4. Bagaimana urgensi minfulness bagi konselor ?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari teori mindfulness.
2. Mengetahui apa saja pendekatan yang digunakan dalam teori mindfulness.
3. Mengetahui dan memahami terkait tahap – tahap implementasi teori
minfulness.
4. Mengetahui urgensi minfulness bagi konselor.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Mindfulness


Mindfulness adalah konsep psikologis yang mengacu pada kemampuan serta
keterampilan individu untuk memusatkan perhatian dan kesadaran pada
pengalaman saat ini tanpa menghakimi atau mengevaluasi. Hal ini mencakup
kesadaran akan emosi, pikiran, sensasi fisik dan lingkungan dengan penerimaan
yang terbuka dan tanpa hambatan. Konsep ini terkait dengan perasaan tenang,
kehadiran di sini dan saat ini, dan penerimaan tanpa adanya judgment terhadap
apa yang muncul dalam pikiran dan emosi.
Dalam praktiknya, mindfulness mencakup meditasi dan praktik kognitif yang
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan ini. Pada saat latihan mindfulness,
individu diminta untuk secara sadar memperhatikan segala sesuatu, bahkan hal-hal
yang biasanya dianggap sepele sekalipun. Hal ini termasuk kesadaran akan
pernapasan, sensasi tubuh, emosi, dan pikiran.
Perhatian penuh tidak terbatas pada meditasi tetapi juga dapat diintegrasikan
ke dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.Sehingga, dapat digunakan
menjadi alat untuk mengelola stres, mengobati gangguan kecemasan, mengurangi
depresi, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Penting untuk dipahami bahwa konsep mindfulness berfokus tidak hanya
pada pencapaian ketenangan tetapi juga pada pengamatan penuh terhadap seluruh
aspek pengalaman hidup, baik yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan. Ini adalah praktik yang dapat membantu individu lebih
memahami diri mereka sendiri dan berinteraksi dengan dunia dengan cara yang
lebih sadar dan bermakna.
B. Pendekatan – Pendekatan Teori Mindfulness
Merupakan istilah umum untuk berbagai pendekatan yang menggunakan
mindfulness sebagai konsep atau praktik inti. Mindfulness adalah kesadaran akan
pengalaman seseorang saat ini, dengan keterbukaan, rasa ingin tahu, dan
penerimaan (Keagamaan & Wijaya, 2020) . Perhatian penuh dapat dikembangkan
melalui meditasi, latihan pernapasan, pemindaian tubuh, dan teknik lainnya.
Mindfulness dapat membantu orang mengatasi stres, kecemasan, depresi, rasa
sakit, dan tantangan lainnya, serta meningkatkan kesejahteraan, kebahagiaan, dan
kasih sayang. Beberapa pendekatan umum teori mindfulness adalah MBSR,
MBCT, dan MSC :
a. Pendekatan MBSR (Mindfulness Based Stress Reduction)
Ini adalah program delapan minggu yang mengajarkan bagaimana
menggunakan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari. MBSR
dikembangkan oleh Jon Kabat-Zinn, seorang dokter dan peneliti yang
mengintegrasikan mindfulness dan pengobatan Barat
(Rizki Siti Alianti, 2022)
. MBSR terdiri dari sesi kelompok, latihan di rumah, dan retret satu
hari. MBSR bertujuan untuk mengurangi penderitaan fisik dan psikologis,
serta meningkatkan ketahanan, keseimbangan, dan ketenangan pikiran.
MBSR telah terbukti efektif untuk berbagai kondisi, seperti nyeri kronis,
hipertensi, kanker, penyakit jantung, dan diabetes.
b. Pendekatan MBCT (Mindfulness Based Cognitive Therapy)
Ini adalah bentuk modifikasi dari terapi kognitif yang menggabungkan
praktik mindfulness. Terapi kognitif adalah jenis psikoterapi yang
membantu orang mengubah pikiran dan keyakinan disfungsional yang
menyebabkan tekanan emosional. MBCT dikembangkan oleh John
Teasdale, Zindel Segal, dan Mark Williams, yang menggabungkan terapi
kognitif dengan MBSR. MBCT terdiri dari delapan sesi mingguan dan
latihan di rumah. MBCT bertujuan untuk mencegah kambuhnya depresi,
dan untuk meningkatkan regulasi emosi dan kesejahteraan (Sari, 2021) .
MBCT telah terbukti efektif untuk depresi berulang, kecemasan, gangguan
bipolar, dan masalah kesehatan mental lainnya.
c. Pendekatan MSC (Mindful Self Compassion)
Ini adalah program delapan minggu yang mengajarkan bagaimana
bersikap baik kepada diri sendiri di saat-saat penderitaan. MSC diciptakan
oleh Kristin Neff dan Christopher Germer, yang merupakan peneliti dan
ahli dalam self-compassion dan mindfulness. MSC menggabungkan
keterampilan mindfulness dan self-compassion, yang merupakan
kemampuan untuk menyadari rasa sakit seseorang dan merespons dengan
perhatian dan pengertian (Lilis et al., 2022) . MSC terdiri dari sesi
kelompok, praktik di rumah, dan retret setengah hari. MSC bertujuan
untuk meningkatkan rasa welas asih, kasih sayang terhadap orang lain,
perhatian, dan kepuasan hidup, serta mengurangi depresi, kecemasan,
stres, dan rasa malu. MSC terbukti efektif untuk populasi non-klinis dan
klinis, dan untuk berbagai kelompok umur.
C. Tahap – Tahap Implementasi Teori Mindfulness
D. Urgensi Teori Minfulness bagi Konselor
Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tekanan ini, kesehatan mental
dan kesejahteraan individu telah menjadi fokus perhatian yang semakin
mendalam. Gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres
semakin umum terjadi, dan semakin banyak orang mencari bantuan dari para
konselor dan profesional kesehatan mental untuk mengatasi masalah ini. Di
tengah tantangan ini, teori mindfulness muncul sebagai alat yang sangat relevan
dan penting dalam praktik konseling.
Mindfulness, yang merujuk pada kesadaran penuh terhadap pengalaman saat
ini tanpa penilaian atau reaksi berlebihan, telah mendapatkan perhatian yang
semakin besar dalam literatur kesehatan mental dan praktik klinis. Di balik konsep
sederhana ini, terdapat kekayaan potensi yang dapat membantu konselor dan klien
dalam berbagai cara yang mengejutkan.
Pertama, teori mindfulness berperan dalam manajemen stres yang efektif.
Konselor yang memahami dan mempraktikkan prinsip-prinsip mindfulness dapat
mengajarkan teknik-teknik kepada klien mereka, membantu mereka meredakan
stres, meningkatkan ketahanan terhadap tekanan, dan memungkinkan mereka
menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang.
Selain itu, teori mindfulness meningkatkan kesadaran diri. Ini membantu klien
menjadi lebih sadar terhadap perasaan, pikiran, dan tubuh mereka. Konselor yang
mendorong klien untuk mengembangkan kesadaran diri ini membantu mereka
mengidentifikasi pola perilaku yang merugikan dan menyelidiki akar penyebab
masalah.
Penerapan teori mindfulness dalam konseling juga memiliki dampak positif
pada pengelolaan emosi. Konselor yang menggunakan prinsip-prinsip mindfulness
dapat membantu klien mengatur emosi mereka dengan lebih baik, yang pada
gilirannya membantu mereka mengatasi kecemasan, depresi, dan masalah
emosional lainnya.
Selain itu, hubungan antara klien dan konselor dapat ditingkatkan melalui
penerapan mindfulness dalam sesi konseling. Konselor yang mempraktikkan
kesadaran penuh selama sesi konseling cenderung lebih efektif dalam
mendengarkan aktif, menghargai pengalaman klien, dan membangun hubungan
yang lebih dalam.
Dalam makalah ini, kami akan mengeksplorasi lebih lanjut urgensi teori
mindfulness bagi konselor, dengan merinci manfaatnya dalam manajemen stres,
pengembangan kesadaran diri, regulasi emosi, peningkatan hubungan klien-
konselor, dan banyak lagi. Dengan demikian, makalah ini akan mengilustrasikan
bahwa teori mindfulness bukan sekadar tren, tetapi merupakan alat berharga yang
dapat meningkatkan kualitas koneselor dalam proses pelaksanaan praktik
konseling dan memberikan manfaat yang signifikan bagi kesejahteraan klien.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Keagamaan, P., & Wijaya, R. (2020). Manajemen Kelas Berbasis Mindfulness. Jurnal Pendidikan, Sains
Sosial, Dan Agama, 6(1), 1–14. https://doi.org/10.53565/PSSA.V6I1.121

Lilis, L., Tjalla, A., R, Y. D., & Febriana, A. (2022). Implementasi Konstruktivisme dalam Praktik Layanan
Bimbingan dan Konseling. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 648–659.
https://doi.org/10.31004/JPDK.V4I6.8075

Rizki Siti Alianti, -. (2022). KONSELING KOGNITIF BERBASIS MINDFULNESS UNTUK MENINGKATKAN
DETERMINASI DIRI PADA SISWA.

Sari, D. S. (2021). Program mindful parenting untuk menurunkan kecemasan pada caregiver anak
berkebutuhan khusus.

Anda mungkin juga menyukai