Oleh:
Ika Fitri Aprilianti 125070209111022
Raudatul Inayah 125070209111008
: Keperawatan Jiwa
Topik
Sub topik
Sasaran
Pertemuan ke-
: Pertama (1)
Tempat
: Rumah Warga
Waktu
: 1x20 menit
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional (Videbeck, 2008). Kesehatan jiwa
ditujukan untuk menjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaaan yang
sehat, bebas dari ketakutan, tekanan dan gangguan jiwa (UU Kesehatan No. 36
tahun 2009, BAB IX pasal 144). Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sejahtera
(wellness)
dimana
individu
stress dalam kehidupannya, dapat bekerja secara produktif dan mempunyai kontribusi
dalam kehidupan bermasyarakat (WHO, 2001). Dapat disimpulkan bahwa kesehatan
jiwa
bukan hanya sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada perasaan sehat,
sejahtera dan bahagia (well being), ada keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku
sehingga dapat berfungsi secara produktif baik bagi diri sendiri, keluarga maupun
masyarakat.
Cakupan
kesehatan
jiwa
meliputi
keadaan
sehat,
keadaan berisiko
mengalami gangguan mental dan yang mengalami gangguan mental / gangguan jiwa.
Gangguan jiwa adalah respon maladaptif terhadap stressor dari dalam atau
luar lingkungan yang berhubungan dengan perasaan dan perilaku yang tidak sejalan
dengan budaya, kebiasaan atau norma setempat dan mempengaruhi interaksi sosial
individu, kegiatan atau fungsi tubuh (Depkes, 2003). Gangguan jiwa adalah sindroma
perilaku yang secara klinik bermakna atau sindroma psikologis atau
pola
yang
sosial,
kumpulan gejala
tersebut
menyebabkan
individu
mengalami
ketidakmampuan atau peningkatan secara signifikan resiko untuk kematian, sakit dan
mempengaruhi fungsi kehidupan. Gangguan jiwa ditentukan oleh beberapa faktor dan
saling berhubungan antara faktor sosial, psikologis dan biologis, begitu pula dengan
kondisi kesehatan atau penyakit pada umumnya. Bukti yang jelas berkaitan dengan
resiko gangguan jiwa seperti di negara maju dan berkembang dikaitkan
dengan indikator kemiskinan, termasuk rendahnya pendidikan, penghasilan
rendah dan pemukiman yang buruk.
Penduduk Indonesia yang mengalami gangguan jiwa diperkirakan sebanyak 26
juta, dimana panik dan cemas adalah gejala paling ringan (WHO, 2006). Gambaran
gangguan jiwa berat di Indonesia pada tahun 2007 memiliki prevalensi sebesar 4,6
permil, artinya bahwa dari 1000 penduduk Indonesia terdapat empat sampai lima
diantaranya menderita gangguan jiwa berat.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif dan berhubungan dengan perasaan
yang lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak
berharga dan tidak memadai (Stuart, 2009). Harga diri rendah kronik adalah perasaan
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat & Akemat, 2010). Harga diri rendah
merupakan perasaan tidak berharga dari dalam diri seseorang yang disebabkan evaluasi
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri sehingga merasa lemah, tidak berdaya,
putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak berharga dan tidak memadai.
Penatalaksanaan pasien
masyarakat
dengan
harga
diri
rendah
kronik
yang
dilakukan
di
Pelayanan kesehatan jiwa di komunitas diberikan oleh perawat puskesmas yang telah
mendapat
pelatihan.
Perawat
melakukan
manajemen
asuhan
dengan melakukan
meningkatkan
tindakan
keperawatan
kemampuan
yang
positif
pasien.
berkesinambungan
Untuk
itu diperlukan
agar kemampuan
pemberian
pasien
terus
pemahaman, menumbuhkan
kesadaran
dan
kepedulian
masyarakat
B. Tujuan instruksional
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang kebutuhan dasar manusia selama 30 menit
diharapkan peserta mengerti konsep harga diri rendah
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang kebutuhan dasar manusia, diharapkan
peserta mampu :
1) Menjelaskan pengertian harga diri rendah
2) Menjelaskan rentang respon harga diri rendah
3) Menjelaskan penyebab harga diri rendah
4) Menjelaskan tanda gejala harga diri rendah
C. Materi Penyuluhan
1.
2.
3.
4.
D. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah warga di desa Bantur
E. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
F. Media
Media yang digunakan adalah leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Pembukaan
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
4 menit Membuka dengan salam
Memperkenalkan diri
Kegiatan peserta
Mendengarkan
Metode
Ceramah
Media
Ceramah,
Leaflet
Memperhatikan
pertanyaan
Kontrak waktu
Penyajian
Menggali
pengetahuan
peserta
sebelum
dilakukan penyuluhan
10 menit Menjelaskan tentang:
Mendengarkan
Tanya
rentang
dan jawab
tanggapan
penyebab
pertanyaan
mengenai
yang
hal
kurang
dimengerti
4) Menjelaskan
tanda
6 menit
tentang
materi penyuluhan
Menggali
pengetahuan Menjawab
peserta setelah dilakukan
penyuluhan
Menyimpulkan
kegiatan penyuluhan
Menutup dengan salam
pertanyaan
Memberikan
hasil
tanggapan balik
Ceramah,
Tanya
jawab
Leaflet
H. Evaluasi
1. Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
b. Media yang digunakan adalah leaflet
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
e. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
f.
Pengorganisasian
Pembicara/ Fasilitator: Ika Fitri Aprilianti
Observer/ Supervisor: Raudatul Inayah
J. Materi
K. Pretest-Postest
L. Daftar Pustaka
individu
tentang
dirinya
dan
mempengaruhi
individu
dalam
2. Rentang respon
Respon Maladaptif
Respon Adaptif
Psikologis
Kecacatan, Genetik,
penyakit kronis
Kegagalan berulang,
kurangnya,
kurangnya tanggung
jawab diri, ideal diri
tidak realistis
Sosiocultur
Penolakan
orang
tua, harapan orang
tua tidak realistis,
tergantung
pada
orang
lain,
stereotipe
sex,
kebutuhan
peran
kerja,
ketidak
percayaan
orang
tua, tekanan teman
Faktor Presipitasi
Sifat
Asal
perkembangan
(perubahan norma-norma
budaya
dan
keluarga),
Internal:
Putus
hubungan
dengan orang
yang berarti,
kehilangan
rasa
cinta,
ketakutan
terhadap
penyakit fisik
Waktu
Jumlah
Kapan
masalah
klien mulai
muncul
Berapa
jumlah
masalah
yang klien
Eksternal:
seperti
serangan
fisik,
kehilangan,
kematian,
perkosaan,
PHK).
Penilaian terhadap
stressor
Kognitif
Afektif
Fisiologis
Perilaku
Persepsi
negatif
terhadap dirinya,
sulit
berkonsentrasi
Putus asa,
ketakutan,
tidak
percaya
diri,
merasa
gagal,
malu,
Stimulasi
saraf
otonom
dan
simpatis,
peningkata
n hormon,
perubahan
TTV
Apatis,
mencederai
diri,
menyendiri,
tidak
mampu
bertemu
dengan
orang lain,
sulit dan
tidak mau
Sosial
Tidak mau
interaksi
dengan
orang lain,
menciderai
diri sendiri
dan orang
lain
Sumber Koping
Dukungan
Sosial
Kemampu
an
Personal
Kepandaian,
Aset
Keyakinan
Positif
pekerjaan
Hubungan
interpersona
l,
aktivitas
luar rumah
dan
olahraga,
pendidikan
dan
bakat khusus,
imajinasi dan
kreativitas,
hobi
Kepercayaa
n terhadap
diri dan
kemampua
n positif
dirisendiri
Mekanisme
Konstruktif:
kompetisi olah raga,
pencapaian
akademik, kontes
popularitas
Destruktif:
Penyalahgunaan
NAPZA, menarik diri,
bunuh diri
Rentang Respon
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
3. Penyebab
1) Pada
masa
kecil
sering
disalahkan
atau
jarang
diberi
pujian
atas
keberhasilannya
2) Pada masa remaja keberadaannya kurang dihargai. Tidak diberi kesempatan
untuk berhasil dan tidak diterima di lingkungan keluarga atau teman sebaya
3) Sering gagal baik di sekolah, pekerjaan, maupun pergaulan
4) Lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuan
5) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian yang megancam.
6) Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma- norma budaya, nilai-nilai
tekanan untuk peyesuaian diri.
Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh tidak sesuai harapan
karena penyakit yang dialami
2)
3)
Merendahkan martabat
Misalnya: minder, merasa tidak mampu, tidak bisa apa-apa, tidak tahu apaapa, merasa dirinya bodoh
4) Gangguan hubungan sosial
Misalnya: menarik diri, tidak mampu bertemu dengan orang lain, menyendiri,
sulit dan tidak mau bergaul
5) Percaya diri kurang
Misalnya: klien sukar mengambil keputusan, sulit berkonsentrasi
I. A. Pohon Masalah
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan; menarik diri
gt pada org lain, ideal diri tdk realistis, stereotipe sex, keb. peran kerja, harapan peran dlm budaya,
Pretest-Postest
1. Apa itu harga diri rendah?
a. menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggung
jawab atas kehidupannya sendiri
b. senang terhadap dirinya
c. merasa dirinya hebat
2. Rentang respon yang paling baik adalah?
a. Aktualisasi diri
b. Harga diri rendah
c. Kerancuan identitas
3. Penyebab harga diri rendah adalah?
a. Sering gagal
b. Pada masa remaja kurang dihargai
c. Keduanya benar
4. Tanda gejala harga diri rendah adalah?
a. Minder dan merasa diri tidak berharga
b. Menghargai orang lain
c. Berprestasi dan ikut serta dalam berbagai macam kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Boyd dan Nihart. 1998. Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition. LippincotRaven Publisher: Philadelphia.
CMHN (Intermediate Course). Jakarta: EGC.
F.A. Davis Company.
Keliat, B.A. & Akemat, Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa
NANDA. 2009. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and Classification
2009-2011. Wiley-Blackwell
Stuart dan Sundeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC: Jakarta.
Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (9th ed). St.Louis,
Townsend, M.C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing (6th ed). Philadelphia:
Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Videbeck, Sheila.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa: Renata
WHO. (2002). Prevention and Promotion in Mental Health. Geneva Switzerland
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Veteran Malang 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192 Fax (62)(0341) 564755
e-mail: sekr.fk@ub.ac.id http:fk.ub.ac.id
Pukul
Tempat
Pengisi Acara
Jumlah Peserta :
Kronologis Acara
Pertanyaan
Evaluasi
Saran
Bantur,
November 2014
Ketua Kelompok
Hari/ Tanggal
Waktu
Lokasi
NO.
NAMA PESERTA
TANDA TANGAN
Hari/ Tanggal
Waktu
Lokasi
NO.
NAMA PESERTA
TANDA TANGAN