Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KONSEP HARGA DIRI RENDAH


Di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kabupaten Malang

Oleh:
Ika Fitri Aprilianti 125070209111022
Raudatul Inayah 125070209111008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Bidang Study

: Keperawatan Jiwa

Topik

: Macam Gangguan Jiwa di Masyarakat

Sub topik

: Konsep Harga Diri Rendah

Sasaran

: Ibu-ibu peserta tahlil mingguan di RT 13 Desa Bantur

Pertemuan ke-

: Pertama (1)

Tempat

: Rumah Warga

Waktu

: 1x20 menit

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional (Videbeck, 2008). Kesehatan jiwa
ditujukan untuk menjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaaan yang
sehat, bebas dari ketakutan, tekanan dan gangguan jiwa (UU Kesehatan No. 36
tahun 2009, BAB IX pasal 144). Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sejahtera
(wellness)

dimana

individu

menyadari kemampuan yang dimilikinya, dapat mengatasi

stress dalam kehidupannya, dapat bekerja secara produktif dan mempunyai kontribusi
dalam kehidupan bermasyarakat (WHO, 2001). Dapat disimpulkan bahwa kesehatan
jiwa

bukan hanya sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada perasaan sehat,

sejahtera dan bahagia (well being), ada keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku
sehingga dapat berfungsi secara produktif baik bagi diri sendiri, keluarga maupun
masyarakat.

Cakupan

kesehatan

jiwa

meliputi

keadaan

sehat,

keadaan berisiko

mengalami gangguan mental dan yang mengalami gangguan mental / gangguan jiwa.
Gangguan jiwa adalah respon maladaptif terhadap stressor dari dalam atau
luar lingkungan yang berhubungan dengan perasaan dan perilaku yang tidak sejalan
dengan budaya, kebiasaan atau norma setempat dan mempengaruhi interaksi sosial
individu, kegiatan atau fungsi tubuh (Depkes, 2003). Gangguan jiwa adalah sindroma
perilaku yang secara klinik bermakna atau sindroma psikologis atau

pola

yang

dihubungkan dengan kejadian distress pada seseorang atau ketidakmampuan atau


peningkatan secara signifikan resiko untuk kematian, sakit, ketidakmampuan atau hilang
rasa bebas (American Psychiatric Association dalam DSM IV-TR, 2000 dalam Towsend,
2009). Sehingga dapat diartikan bahwa kunci utama dari gangguan jiwa adalah
adanya respon maladaptif yang ditunjukkan secara kognitif, afektif, fisiologis, perilaku
dan

sosial,

kumpulan gejala

tersebut

menyebabkan

individu

mengalami

ketidakmampuan atau peningkatan secara signifikan resiko untuk kematian, sakit dan

mempengaruhi fungsi kehidupan. Gangguan jiwa ditentukan oleh beberapa faktor dan
saling berhubungan antara faktor sosial, psikologis dan biologis, begitu pula dengan
kondisi kesehatan atau penyakit pada umumnya. Bukti yang jelas berkaitan dengan
resiko gangguan jiwa seperti di negara maju dan berkembang dikaitkan
dengan indikator kemiskinan, termasuk rendahnya pendidikan, penghasilan
rendah dan pemukiman yang buruk.
Penduduk Indonesia yang mengalami gangguan jiwa diperkirakan sebanyak 26
juta, dimana panik dan cemas adalah gejala paling ringan (WHO, 2006). Gambaran
gangguan jiwa berat di Indonesia pada tahun 2007 memiliki prevalensi sebesar 4,6
permil, artinya bahwa dari 1000 penduduk Indonesia terdapat empat sampai lima
diantaranya menderita gangguan jiwa berat.
Harga diri rendah adalah evaluasi diri negatif dan berhubungan dengan perasaan
yang lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak
berharga dan tidak memadai (Stuart, 2009). Harga diri rendah kronik adalah perasaan
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat & Akemat, 2010). Harga diri rendah
merupakan perasaan tidak berharga dari dalam diri seseorang yang disebabkan evaluasi
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri sehingga merasa lemah, tidak berdaya,
putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak lengkap, tidak berharga dan tidak memadai.
Penatalaksanaan pasien
masyarakat

dengan

harga

sudah dikembangkan melalui

diri

rendah

kronik

yang

dilakukan

di

Community Mental Health Nursing (CMHN).

Pelayanan kesehatan jiwa di komunitas diberikan oleh perawat puskesmas yang telah
mendapat

pelatihan.

Perawat

melakukan

manajemen

asuhan

dengan melakukan

kunjungan ke keluarga, sedangkan kolaborasi terkait pemberian obat atau yang


lainnya dilakukan di puskesmas.
Pada pasien harga diri rendah kronik di komunitas, perlu diberikan satu paket
tindakan keperawatan (CBT, FPE dan terapi supportif) yang menunjukkan hasil yang efektif
dalam

meningkatkan

tindakan

keperawatan

kemampuan
yang

positif

pasien.

berkesinambungan

Untuk

itu diperlukan

agar kemampuan

pemberian

pasien

terus

meningkat maka diperlukan tindakan pencegahan tersier atau rehabilitatif. Tindakan


pencegahan tersier atau rehabilitatif dapat dilakukan di masyarakat tidak hanya oleh
tenaga kesehatan tetapi juga dengan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
memberikan

pemahaman, menumbuhkan

terhadap masalah kesehatan jiwa warga.

kesadaran

dan

kepedulian

masyarakat

B. Tujuan instruksional
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang kebutuhan dasar manusia selama 30 menit
diharapkan peserta mengerti konsep harga diri rendah
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang kebutuhan dasar manusia, diharapkan
peserta mampu :
1) Menjelaskan pengertian harga diri rendah
2) Menjelaskan rentang respon harga diri rendah
3) Menjelaskan penyebab harga diri rendah
4) Menjelaskan tanda gejala harga diri rendah
C. Materi Penyuluhan
1.
2.
3.
4.

Pengertian harga diri rendah


Rentang respon harga diri rendah
Penyebab harga diri rendah
Tanda gejala harga diri rendah

D. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah warga di desa Bantur
E. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
F. Media
Media yang digunakan adalah leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Pembukaan

Waktu
Kegiatan Penyuluhan
4 menit Membuka dengan salam
Memperkenalkan diri

Kegiatan peserta
Mendengarkan

Metode
Ceramah

Media

Ceramah,

Leaflet

Memperhatikan

Menjelaskan maksud dan Menjawab


tujuan penyuluhan

pertanyaan

Kontrak waktu

Penyajian

Menggali

pengetahuan

peserta

sebelum

dilakukan penyuluhan
10 menit Menjelaskan tentang:

Mendengarkan

Tanya

1) Menjelaskan pengertian Memberikan


harga diri rendah
2) Menjelaskan

rentang

respon harga diri rendah


3) Menjelaskan

dan jawab

tanggapan

penyebab

harga diri rendah

pertanyaan
mengenai
yang

hal
kurang

dimengerti

4) Menjelaskan

tanda

gejala harga diri rendah


Memberi kesempatan untuk
bertanya/diskusi
Penutup

6 menit

tentang

materi penyuluhan
Menggali
pengetahuan Menjawab
peserta setelah dilakukan
penyuluhan
Menyimpulkan
kegiatan penyuluhan
Menutup dengan salam

pertanyaan
Memberikan

hasil

tanggapan balik

Ceramah,
Tanya
jawab

Leaflet

H. Evaluasi
1. Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
b. Media yang digunakan adalah leaflet
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
e. Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
f.

Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan penyuluhan


berlangsung

g. Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan


2. Hasil

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti dan bisa


menjawab pretest-postest tentang pengertian harga diri rendah, rentang respon
harga diri rendah, penyebab harga diri rendah dan tanda gejala harga diri rendah
I.

Pengorganisasian
Pembicara/ Fasilitator: Ika Fitri Aprilianti
Observer/ Supervisor: Raudatul Inayah

J. Materi
K. Pretest-Postest
L. Daftar Pustaka

KONSEP HARGA DIRI RENDAH (HDR)


1. Pengertian
1) Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang
diketahui

individu

tentang

dirinya

dan

mempengaruhi

individu

dalam

berhubungan dengan orang lain.


Komponen konsep diri meliputi :
1. Gambaran Diri (Body Image)
Pandangan individu. terhadap.tubuhnya (sadar/tidak) ttg ukuran, bentuk,
fungsi dan potensi.
2. Ideal Diri
Persepsi indiv. ttg perilaku yg harus dilakukan sesuai dg. standar, aspirasi,
tujuan atau nilai yg telah ditetapkan.
3. Harga Diri
Pendapat pribadi seseorang ttg nilai & perilaku yang telah dicapai apakah
sesuai dengan ideal diri.
4. Peran
Seperangkat perilaku yang diharapkan oleh masyarakat sesuai dg. fungsi
individu di dalam masyarakat tsb.
5. Identitas
Penilaian individu thd dirinya sbg satu kesatuan yh utuh, berlanjut, konsisten
& unik. Ini berarti individu tersebut otonom, berbeda dg orang lain, termasuk
persepsinya thd jenis kelamin.
2) Gangguan konsep diri adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri negatif yang yang dapat diekspresikan secara langsung maupun
tidak langsung (Toward, 1998).
3) Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan
tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri, gagal menyelesaikan
tingkah laku dengan cita-cita (Akemat, Fakultas Ilmu Keperawatan UI).
4) Gangguan harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan.

2. Rentang respon
Respon Maladaptif

Respon Adaptif

Aktualisasi diriKonsep diri positif


Harga diri rendah
Kerancuan identitas
Depersonalisasi
Aktualisasi diri : Pernyataan diri tentang konsep diri yang (+) dengan latar belakang
pengalaman nyata yg sukses dan diterima
Konsep diri positif : Konsep diri (+) apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi sosial
Harga diri rendah : Transisi antara respon konsep diri adaptif dengan konsep diri
maladaptif. Merasa diri tidak berharga, terhina dan terhempas dalam kehidupan,
selalu gagal dan salah
Kerancuan identitas : Kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas
masa kanak-kanak kedalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa
dewasa yang harmonis
Depersonalisasi : Perasaan yg tidak realistis dan asing thd diri sendiri yang berhub.
dg. kecemasan, kepanikan, serta tidak dapat membedakan dirinya dg. orang lain.

Proses Terjadinya Masalah


Faktor
Predisposisi
Biologis

Psikologis

Kecacatan, Genetik,
penyakit kronis

Kegagalan berulang,
kurangnya,
kurangnya tanggung
jawab diri, ideal diri
tidak realistis

Sosiocultur
Penolakan
orang
tua, harapan orang
tua tidak realistis,
tergantung
pada
orang
lain,
stereotipe
sex,
kebutuhan
peran
kerja,
ketidak
percayaan
orang
tua, tekanan teman

Faktor Presipitasi
Sifat

Asal

Bio: kecelakaan, amputasi,


trauma pada tubuh karena
perkosaan
dan
penganiayaan
Psiko: tansisi sehat sakit
(
perubahan
karena
amputasi, malu karena
cacat, atau malu karena
perubahan bentuk tubuh)
Sosiokultural:
transisi
peran

perkembangan

(perubahan norma-norma
budaya

dan

keluarga),

transisi peran situasional


(kematian atau kelahiran,
perkosaan, penganiayaan,

Internal:
Putus
hubungan
dengan orang
yang berarti,
kehilangan
rasa
cinta,
ketakutan
terhadap
penyakit fisik

Waktu

Jumlah

Kapan
masalah
klien mulai
muncul

Berapa
jumlah
masalah
yang klien

Eksternal:
seperti
serangan
fisik,
kehilangan,
kematian,
perkosaan,

PHK).

Penilaian terhadap
stressor
Kognitif

Afektif

Fisiologis

Perilaku

Persepsi
negatif
terhadap dirinya,
sulit
berkonsentrasi

Putus asa,
ketakutan,
tidak
percaya
diri,
merasa
gagal,
malu,

Stimulasi
saraf
otonom
dan
simpatis,
peningkata
n hormon,
perubahan
TTV

Apatis,
mencederai
diri,
menyendiri,
tidak
mampu
bertemu
dengan
orang lain,
sulit dan
tidak mau

Sosial
Tidak mau
interaksi
dengan
orang lain,
menciderai
diri sendiri
dan orang
lain

Sumber Koping
Dukungan
Sosial

Kemampu
an
Personal
Kepandaian,

Aset

Keyakinan
Positif

pekerjaan

Hubungan
interpersona
l,
aktivitas
luar rumah
dan
olahraga,
pendidikan
dan

bakat khusus,
imajinasi dan
kreativitas,
hobi

Kepercayaa
n terhadap
diri dan
kemampua
n positif
dirisendiri

Mekanisme
Konstruktif:
kompetisi olah raga,
pencapaian
akademik, kontes
popularitas

Destruktif:
Penyalahgunaan
NAPZA, menarik diri,
bunuh diri

Rentang Respon
Respon Adaptif

Respon Maladaptif

3. Penyebab
1) Pada

masa

kecil

sering

disalahkan

atau

jarang

diberi

pujian

atas

keberhasilannya
2) Pada masa remaja keberadaannya kurang dihargai. Tidak diberi kesempatan
untuk berhasil dan tidak diterima di lingkungan keluarga atau teman sebaya
3) Sering gagal baik di sekolah, pekerjaan, maupun pergaulan
4) Lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuan
5) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
kejadian yang megancam.
6) Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi peran :
a) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam
kehidupan individu atau keluarga dan norma- norma budaya, nilai-nilai
tekanan untuk peyesuaian diri.

b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya


anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian
tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan
fisik, prosedur medis dan keperawatan
Harga diri rendah dapat terjadi secara:
1) Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba- tiba misalnya: kecelakaan, putus
sekolah, perceraian, PHK, perasaan malu karena sesuatu terjadi pada dirinya
(perkosaan atau pernah dipenjara).
Hal ini terjadi karena:
-

Privacy klien yang kurang diperhatikan


-

Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh tidak sesuai harapan
karena penyakit yang dialami

Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai privacy klien


misalnya: berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan sebelumnya

2) Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung sebelum


sakit/dirawat, dimana klien mempunyai cara berpikir yang negatif
4.
1)

Tanda dan Gejala


Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
Misalnya: malu pada diri sendiri, sedih

2)

Rasa bersalah terhadap diri sendiri


Misalnya: menyalahkan atau mengkritik diri sendiri

3)

Merendahkan martabat
Misalnya: minder, merasa tidak mampu, tidak bisa apa-apa, tidak tahu apaapa, merasa dirinya bodoh
4) Gangguan hubungan sosial
Misalnya: menarik diri, tidak mampu bertemu dengan orang lain, menyendiri,
sulit dan tidak mau bergaul
5) Percaya diri kurang
Misalnya: klien sukar mengambil keputusan, sulit berkonsentrasi

I. A. Pohon Masalah

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan; menarik diri

Harga diri rendah

Marah pada diri sendiri, berpikiran negatif pada diri sendiri

gt pada org lain, ideal diri tdk realistis, stereotipe sex, keb. peran kerja, harapan peran dlm budaya,

Pretest-Postest
1. Apa itu harga diri rendah?
a. menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggung
jawab atas kehidupannya sendiri
b. senang terhadap dirinya
c. merasa dirinya hebat
2. Rentang respon yang paling baik adalah?
a. Aktualisasi diri
b. Harga diri rendah
c. Kerancuan identitas
3. Penyebab harga diri rendah adalah?
a. Sering gagal
b. Pada masa remaja kurang dihargai
c. Keduanya benar
4. Tanda gejala harga diri rendah adalah?
a. Minder dan merasa diri tidak berharga
b. Menghargai orang lain
c. Berprestasi dan ikut serta dalam berbagai macam kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Boyd dan Nihart. 1998. Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition. LippincotRaven Publisher: Philadelphia.
CMHN (Intermediate Course). Jakarta: EGC.
F.A. Davis Company.
Keliat, B.A. & Akemat, Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa
NANDA. 2009. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and Classification
2009-2011. Wiley-Blackwell
Stuart dan Sundeen. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC: Jakarta.
Stuart, G.W. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (9th ed). St.Louis,
Townsend, M.C. (2009). Psychiatric Mental Health Nursing (6th ed). Philadelphia:
Undang-Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Videbeck, Sheila.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa: Renata
WHO. (2002). Prevention and Promotion in Mental Health. Geneva Switzerland

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
Jalan Veteran Malang 65145
Telp. (0341) 551611 Pes. 213.214; 569117, 567192 Fax (62)(0341) 564755
e-mail: sekr.fk@ub.ac.id http:fk.ub.ac.id

JAWA TIMUR - INDONESIA

Berita Acara Pelaksanaan Satuan Acara


Penyuluhan
Nama Kegiatan :
Hari/Tanggal

Pukul

Tempat

Pengisi Acara

Jumlah Peserta :
Kronologis Acara

Pertanyaan

Evaluasi

Saran

Bantur,
November 2014
Ketua Kelompok

DAFTAR HADIR PENYULUHAN


KONSEP HARGA DIRI RENDAH

Hari/ Tanggal

Waktu

Lokasi

NO.

NAMA PESERTA

TANDA TANGAN

DAFTAR HADIR PENYULUHAN


KONSEP HARGA DIRI RENDAH

Hari/ Tanggal

Waktu

Lokasi

NO.

NAMA PESERTA

TANDA TANGAN

Anda mungkin juga menyukai