Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS ISI FREKUENSI BERITA DEMONSTRASI DAN

ARAH ISU DEMONTRASI DI INDONESIA TAHUN 2019 PADA


KOMPAS.COM

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Yang Diberikan

Guna Memperoleh Pengetahuan

Metode Penelitian

Disusun Oleh;

Maria Novirandra Anindya Putri 20170502049

Roby Alkahfi 20170502051

Nurul Aisyah 20170502167

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS HUBUNGAN MASYARAKAT

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
Hidayah-Nya akhirnya proposal ini dapat terselesaikan dengan semaksimal mungkin
dan tepat pada waktunya dengan judul “Analisis Isi Frekuensi Berita Demonstrasi
dan Arah Isu Demontrasi di Indonesia Tahun 2019 pada Kompas.com”, suatu
permasalahan yang selalu dialami masyarakat Indonesia terutama ketika memasuki
masa peralihan kebijakan maupun politik. Dalam proposal ini disajikan pokok-pokok
pembahasan yang berkaitan dengan informasi dalam ruang lingkup perkuliahan.
Proposal ini juga dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mengenai
informasi arah isu demonstrasi yang dimuat dalam kompas.com. Dalam proses
pendalaman materi “Analisis Isi Frekuensi Berita Demonstrasi dan Arah Isu
Demontrasi di Indonesia Tahun 2019 pada Kompas.com” ini, tentunya kami
mendapat bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kami sampaikan :

1) Dr. Ummanah Kartiwa, selaku dosen mata kuliah “Metode Penelitian”


2) Rekan – rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk
proposal ini.

Semoga pihak yang membantu kami mendapatkan imabalan yang setimpal.


Kami menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini banyak sekali kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca yang
bersifat membangun sangat kami harapkan untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga proposal yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua dimasa depan.

Penulis
DAFTAR ISI

 HALAMAN JUDUL

 KATA PENGANTAR ............................................................................. i

 DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 ..............................................................................................................

1.2 .............................................................................................................. .

1.3 ..............................................................................................................

1.4 ..............................................................................................................

1.4.1.....................................................................................................

1.4.2.....................................................................................................

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1 ..............................................................................................................

2.1.1.....................................................................................................

2.1.2

2.1.3.....................................................................................................

2.2 ..............................................................................................................
2.3 ..............................................................................................................

2.3.1.....................................................................................................

2.3.2.....................................................................................................

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 ..............................................................................................................

3.2 ..............................................................................................................

3.3 .............................................................................................................

3.4 ..............................................................................................................

3.5 ..............................................................................................................

3.6 ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengubahan kebijakan-kebijakan atau peraturan dari suatu sistem baik dilakukan


oleh pemerintah maupun badan lainnya menimbulkan berbagai macam efek salah
satunya efek ketidakpuasan terhadap hal tersebut. Ketidakpuasan terhadap kebijakan
baru sering menimbulkan unjuk rasa atau demonstrasi pada masyarakat Indonesia.

Demonstrasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian


demonstrasi memiliki dua arti, yaitu:

1. Pernyataan protes yang dikemukakan secara massal; unjuk rasa


2. Peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu.

Pengertian demonstrasi adalah suatu kegiatan menyampaikan aspirasi atau


menentang kebijakan suatu pihak, baik itu organisasi atau pemerintah, dimana
kegiatan tersebut merupakan upaya penekanan secara politik yang dilakukan oleh
pihak tertentu yang memiliki kepentingan. Demonstrasi di Indonesia dilakukan oleh
berbagai kalangan hingga umur dan gender. Bahkan menurut Guru Besar Ilmu Politik
Universitas Airlangga Surabaya, Prof Dr. Kacung Marijan, Indonesa menduduki
peringkat pertama jumlah demonstrasi terbanyak dilakukan mahasiswa dari 113
negara dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Aksi-aksi protes tersebut banyak dimuat
di media berita online seperti kompas.com

Kasus-kasus demonstrasi sangatlah bersebrangan dengan harapan Indonesia yang


berprinsip pada kedamaian dan keadilan. Namun, pada kenyataanya terjadi ketidak
puasan kemudian melakukan aksi protes atau demonstrasi di sekitar lingkungan
masyarakat Indonesia. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan analisa isi
untuk mengetahui jumlah frekuensi berita demontrasi dan arah isu demonstrasi di
Indoneisa. Dengan demikian peneliti tertarik untuk mengangkat judul “ANALISIS
ISI FREKUENSI BERITA DEMONSTRASI DAN ARAH ISU DEMONTRASI
DI INDONESIA TAHUN 2019 PADA KOMPAS.COM ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, peniliti merumuskan beberapa


masalah sebagai berikut :

1.2.1 Seberapa besarkaah frekuensi dan arah isu demonstrasi di Indonesia pada
media berita online kompas.com ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui seberapa besar frekuensi dan arah isu demonstrasi di indoensia
pada media berita online kompas.com

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini menjadi landasan atau pengembangan lebih lanjut
bagi dunia pendidikan terutama ilmu komunikasi yang memiliki
keterkaitan antara isu dengan pengaruh komunikasi.

1.4.2 Manfaat Praktis


a. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu
meningkatkan pemahaman menganalisa suatu fenomena atau kejadian
di sekitarnya agar lebih bijak dalam menyikapinya.
b. Bagi kampus, penelitian ini dijadikan landasan untuk mengembangkan
teknik atau proses dalam metode penelitian analisa isi kuantitatif
kepada para mahasiswa.
c. Bagi peneliti, mampu menerapkan teori-teori pembelajaran dan
memberikan manfaat dari penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teori


2.1.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa
A. Komunikasi
Menurut Harold D. Lasswell melalui tulisannya yang bertajuk The
Structure and Function of Comunication in Society (1948), cara yang
paling baik untuk menjelaskan kompleksitas proses komunikasi adalah
dengan menjawab beberapa pertanyaan yaitu Who, Says What, In Which
Channel, To Whom, With What Effect? Komunikasi adalah sebuah proses
penyampaian pesan yang dilakukan melalui media kepada komunikate
yang menimbulkan efek tertentu. Model komunikasi Lasswell
menggambarkan kajian proses komunikasi secara ilmiah yang
menitikberatkan pada berbagai turunan dari setiap elemen komunikasi dan
sekaligus merupakan jawaban dari pertanyaan yang telah ia kemukakan.
Kelima elemen komunikasi tersebut adalah :
a. Who, merujuk pada komunikator atau sumber yang mengirimkan
pesan.
Menurut Lasswell, dalam setiap bentuk komunikasi selalu ada
seseorang atau sesuatu yang memainkan peran dalam melakukan
komunikasi. Para ahli komunikasi sepakat bahwa yang dimaksud
dengan komunikator adalah source/transmitter/sender atau pengirim
pesan. Terkait dengan studi media, maka elemen Who dalam model
komunikasi Lasswell dapat dikaji melalui analisis kontrol atau control
analysis. Yang dimaksud dengan analisis kontrol atau control analysis
adalah studi atau kajian yang menitikberatkan pada hal-hal yang
terkait dengan kepemilikan media massa, ideologi media, dan lain
sebagainya.Pesan atau message.
b. Says What, merujuk pada isi pesan.
Elemen Says What dapat dikaji melalui content analysis atau analisis
isi. Yang dimaksud dengan analisis isi atau content analysis adalah
penelitian terhadap isi pesan dan biasanya diterapkan melalui
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat representasi. Misalnya, berapa
jumlah perempuan yang direpresentasikan dalam pers tabloid,
bagaimana kaum minoritas digambarkan dalam televisi, dan lain
sebagainya.
c. In Which Channel, merujuk pada media atau saluran yang digunakan
untuk mengirimkan pesan.
Terkait dengan studi media, penelitian yang menitikberatkan pada
media massa seperti radio dan lain-lain dinamakan analisis media atau
media analysis. Sama halnya dengan analisis isi, dalam analisis media
penelitian dilakukan dengan menggunakan berbagai pertanyaan terkait
ketersediaan media yang sesuai yang akan digunakan untuk
mengirimkan pesan, misalnya media apakah yang sesuai bagi
khalayak.
d. To Whom, merujuk pada penerima pesan.
Elemen keempat yang tak kalah penting dalam model komunikasi
Lasswell adalah elemen To Whom atau siapa yang menjadi penerima
pesan. Dalam tataran kajian media, studi yang menekankan pada
penerima pesan atau khalayak disebut dengan audience analysis atau
analisis khalayak.
e. With What Effects, merujuk pada efek media yang ditimbulkan.
Elemen With What Effects, yaitu efek yang ditimbulkan dari
komunikasi yang dilakukan. Kajian terhadap elemen efek media
disebut dengan analisis efek atau effect analysis. Kita melakukan
komunikasi karena ada tujuan yang ingin dicapai. Lasswell tidak
menekankan pada komunikasi interpersonal atau komunikasi antar
pribadi namun pada efek media massa. Tema penting yang dikaji
dalam efek media massa diantaranya adalah apakah media memiliki
efek terhadap khalayak serta bagaimana media massa mempengaruhi
khalayak sasaran.
B. Komunikasi Massa
Menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang
(mass communication is messages communicated through a mass
medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat
diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media
massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak
yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh
ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media
massa, maka itu bukan komunikasi massa.
Dari penjelasan komunikasi dan komunikasi massa di atas, penulis
merumuskan teori yang akan dipakai dalam “Analisis Isi Frekuensi
Berita Demonstrasi Dan Arah Isu Demontrasi Di Indonesia Tahun
2019 Pada Kompas.Com” adalah teori holsti dan teori agenda setting.
1. Teori Holsti
Holsti (1969:28) menjelaskan analisis isi banyak dipakai untuk
menggambarkan karakteristik dari isi pesan. Dalam bahasa holsti
(1969:28), analisis isi digunakan untuk menjawab pertanyaan
“What, To Whom, dan How” dari suatu proses komunikasi.
Pertanyaan “what” berkaitan dengan penggunaan analisis isi untuk
menjawab pertanyaan mengenai apa isi dari suatu pesan, tren, dan
perbedaan antara pesan dari komunikator yang berbeda.
Pertanyaan “to whom” dipakai untuk menguji Hipotesis mengenai
isi pesan yang ditujukan untuk khalayak yang berbeda. Sementara
“How” terutama berkaitan dengan penggunaan analisis isi untuk
menggambarkan bentuk dan tenik-teknik pesan. Misalnya, teknik
persuasi.
2. Teori Pengaturan Agenda (Agenda Setting Theory)
Agenda setting menurut McCombs & Shaw adalah “mass media
have the ability to transfer the salience of items on their news
agendas to public agenda” (Griffin, 2010). Pengertian ini
menjelaskan bahwa media massa memang memiliki kekuatan
untuk mempengaruhi bahkan membentuk pola pikir audience yang
terkena terpaan informasinya. Kurt Lang pada 1983 juga telah
melakukan pengujian yang sama, hasilnya mereka menyimpulkan
bahwa pemberitaan media memang menjadi variabel penentu yang
mempengaruhi apa yang dianggap penting untuk dibicarakan
publik. Stephen W. Littlejohn dan Karen Foss (2005:280)
mengutip Rogers dan Dearing mengatakan bahwa fungsi agenda
setting merupakan proses linear yang terdiri dari tiga bagian.
Pertama, Agenda Media itu sendiri harus disusun oleh awak
media. Kedua, Agenda Media dalam beberapa hal mempengaruhi
atau berinteraksi dengan agenda public atau naluri public terhadap
pentingnya isu, yang nantinya mempengaruhi agenda kebijakan.
Ketiga, Agenda Kebijakan (policy) adalah apa yang dipikirkan
para pembuat kebijakan publik dan privat penting atau pembuatan
kebijakan publik yang dianggap penting oleh publik.
2.1.2 Pengertian Frekuensi, isu, dan demonstrasi
A. Frekuensi
Frekuensi ialah ukuran jumlah putaran ulang tiap peristiwa atau
kejadian dalam satu waktu yang diberikan. Istilah frekuensi terkadang
disamakan dengan periode, tetapi keduanya memiliki pengertian yang
berbeda. Periode merupakan lama waktu yang ditempuh untuk
melakukan satu getaran sempurna suatu gelombang listrik.
B. Isu
Heath & Nelson (1986) mendefinisikan “issue” sebagai ‘suatu
pertanyaan tentang fakta, nilai atau kebijakan yang dapat
diperdebatkan. Definisi sederhana lainnya menurut Regester & Larkin
(2003:42) bahwa sebuah “issue“ merepresentasikan ‘suatu
kesenjangan antara praktek korporat dengan harapan-harapan para
stakeholder’ (‘a gap between corporate practice and stakeholder
expectations’). Dengan kata lain, sebuah issue yang timbul ke
permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun
di luar organisasi, yang jika dibiarkan akan mempunyai efek yang
signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut atau pada
target-target organisasi tersebut di masa mendatang.
Sedangkan pengertian isu menurut peneliti adalah nilai fenomena yang
terjadi dan memiliki sifat untuk diperdebatkan karena memiliki
perbedaan pemahaman opini dari masyarakat.
C. Demonstrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
demonstrasi memiliki dua arti, yaitu:
Pernyataan protes yang dikemukakan secara massal; unjuk rasa
Peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan
sesuatu.
Dalam proposal ini membahas mengenai demonstrasi dalam arti unjuk
rasa. Pengertian demonstrasi adalah suatu kegiatan menyampaikan
aspirasi atau menentang kebijakan suatu pihak, baik itu organisasi atau
pemerintah, dimana kegiatan tersebut merupakan upaya penekanan
secara politik yang dilakukan oleh pihak tertentu yang memiliki
kepentingan.
Pendapat lain mengatakan pengertian demonstrasi adalah bentuk
pernyataan protes yang disampaikan secara massal oleh sekelompok
orang di tempat umum terhadap suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah atau organisasi.
Unjuk rasa atau demonstrasi ("demo") adalah sebuah gerakan protes
yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa
biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut
atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat
pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh
kepentingan kelompok.

2.2 Uji Reliabilitas


Analisis isi dilakukan secara objektif. Ini berarti tidak boleh ada penafsiran
antara satu coder dengan coder yang lain. Reliabilitas ini melihat apakah alat ukur
dapat dipercaya menghasilkan temuan yang sama, ketika dilakukan oleh orang
yang berbeda. Dalam penelitian ini, yang bertindak sebagai coder adalah dosen
yang ahli di bidang jurnalistik yaitu Ruslan Ramli, Ph.D. dan Drs. Abdurrahman
Jemat, MS.
a. Ruslan Ramli, Ph.D. merupakan dosen Universitas Esa Unggul.
Dengan pengalaman tersebut menjadi alasan peneliti memilih Bapak
Ruslan Ramli, Ph.D sebagai coder dalam penelitian ini.
b. Drs. Abdurrahman Jemat, MS, pria kelahiran Bingin Teluk, Sumatera
Selatan, 1959 merupakan lulusan S1 Jurnalistik, Sekolah Tinggi
Publisistik, 1986 dan Magister Sains bidang Komunikasi IPB 1993 dan
merupakan dosen tetap di Universitas Esa Unggul. Di samping sebagai
dosen, beliau juga pernah merancang dan mengelola media, antara lain
sebagai Wapimred/Redpel Koran Publik (2003), Pimred Tabloid Labour
(2003), serta Pimred Majalah PeDe dan Majalah PADU (2004-2005).
Selain itu dia juga menulis biografi, antara lain Djunaedi Mahendra
(Bupati Madiun, Jawa Timur), Hasan Zen (Gubernur Bengkulu), dan
Eduar Fonataba (Bupati SARMI Papua). Kegiatan lain adalah sebagai
konsultan bidang komunikasi/ jurnalistik, antara lain
di Depkominfo, PT Widya Jaya Sentosa, CIDES, John Hi-Tech
Conrindo, Harian Umum Pelita, dan sekarang di PT. Karya Berdikari
Group dan PT Inspindo Mulia. Dengan pengalaman tersebut menjadi
alasan peneliti memilih Bapak Drs. Abdurrahman Jemat, MS, sebagai
coder dalam penelitian ini.
Dalam analisis ini, penulis menggunakan formula Holsti untuk mengukur
realibilitas antar coder. Formula Holsti ini pertama kali diperkenalkan oleh R.
Holsti. Relibilitas ini ditunjukkan dalam presentase persetujuan berapa besar
presentase persamaan antara coder ketika menilai suatu isi (Eriyanto 2011:290).
Berikut formula Holsti:
2𝑀
𝑅𝑒𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟 − 𝐶𝑜𝑑𝑒𝑟 =
𝑁1 + 𝑁2
Keterangan :
M = Jumlah coding yang sama
N1 = Jumlah coding yang dibuat oleh coder 1
N2 = Jumlah coding yang dibuat oleh coder 2 (Eriyanto 2011:290).
Reliabilitas bergerak antara 0 hingga 1, di mana 0 berarti tidak ada satupun
yang disetujui oleh para coder dan 1 berarti persetujuannya sempurna di antara
para coder. Makin tinggi angka, makin tinggi pula tingkat reliabilitas. Dalam
formula Holsti, angka reliabilitas minimum yang ditoleransi adalah 0,7 atau 70%.
Artinya, kalau hasil perhitungannya menunjukkan angka reliabilitas diatas 0,7
berarti alat ukur ini benar-benar reliabel. Tetapi, jika hasil perhitungan
menunjukkan angka dibawah 0,7 berarti alat ukur (coding sheet) bukan alat yang
reliabel.

2.3 Lembar Koding


Isi pemberitaan
Rubrik/ Bentuk ** Paragraf
No. Nama Media Tanggal Judul
Halaman* pemberitaan
Narasumber Arah isu
Ombudsman RI Ingatkan Polisi Tak
Ombudsman Polri dapat bersikap
1 Kompas 27-Sep-19 Berita Represif Hadapi Demonstrasi
Ninik Rahayu profesional
Mahasiswa

perilaku aparat yang


Kekerasan Polisi atas Demonstran,
2 Kompas 28-Sep-19 Berita Usman masih menggunakan
Dari Kritik hingga Abaikan Jokowi
kekerasan

barang bukti berupa


[KLARIFIKASI] Viral Mobil Ambulans
3 Kompas 27-Sep-19 Berita Argo batu dan bensin itu
Angkut Batu untuk Demonstran
milik demonstran

Aksi 23-24 September, Begini Peran


4 Kompas 27-Sep-19 Berita Luviana perspektif perempuan.
Perempuan dalam Demonstrasi

Massa Demonstrasi Tolak UU KPK


sejumlah pasal
5 Kompas 30-Sep-19 Berita dan RKUHP Mulai Berdatangan ke -
kontroversial
Wilayah Gedung DPR RI

Rupiah Anjlok ke Rp 14.216 Per sentimen negatif bagi


6 Kompas 01-Okt-19 Berita Fikri
Dollar AS, Imbas Demonstrasi nilai tukar rupiah.

Sempat Dilarang, Kini Demonstrasi aksi unjuk rasa di Sulsel


6 Kompas 16/10/2019 Berita Jelang Pelantikan Presiden Guntur jelang pelantikan
Diperbolehkan presiden.

Massa Demonstrasi di Gedung KPK, Mereka menuntut


6 november
7 Kompas Berita Paksa Masuk Gedung hingga Dorong - bertemu dengan
2019
Polisi pimpinan KPK
3 Kelompok Akan Demonstrasi saat menggelar orasi di
8 Kumparan 08-Sep-19 Berita Esya Zain
Pelantikan DPRD Banjarmasin DPRD

massa dapat
memanjatkan doa dan
Mahasiswa Bandung Gelar Salat Reza
9 Kumparan 24-Sep-19 Berita memohon agar negara
Magrib di Depan Api Demonstrasi Muhammad
dibebaskan dari
masalah.

situasi domestik
seperti demonstrasi
Bank Indonesia: Demonstrasi Turut Destry
10 Kumparan 25-Sep-19 Berita yang ramai terjadi
Picu Nilai Tukar Rupiah Melemah Damayanti
belakangan ini turut
jadi penyebab

investor luar negeri


Demonstrasi di Indonesia Dianggap Ichsanuddin ragu untuk masuk
11 Kumparan 30-Sep-19 Berita
Tak Terlalu Pengaruhi Investasi Noorsy kembali ke Indonesia
ke depannya.

mencegah terjadinya
Pasukan Asmaul Husna Turun aksi kekerasan ataupun
12 Kumparan 01-Okt-19 Berita Jean Calvijn
Sejukkan Demonstrasi di Trenggalek tindakan lain yang
bersifat destruktif.

menjaga keamanan di
Jakarta jelang
Kapolri Izinkan Demonstrasi Sehari
13 Kumparan 20-Okt-19 Berita Jenderal Tito pelantikan presiden
Setelah Pelantikan Presiden
dan wakil presiden
terpilih.

menggunakan haknya
YLBHI: Hukuman Penjara 1 Tahun untuk menyampaikan
14 Kumparan 27-Okt-19 Berita Asfinawati
Bagi yang Menghalangi Demonstrasi pendapat di muka
umum

15 Kumparan November TIDAK ADA


2.4 Kerangka Penelitian

Masalah
Pengajuan Masalah (secara umum)
3
Penyusunan  Seberapa besarkaah frekuensi dan arah isu
Kerangka demonstrasi di Indonesia pada media berita
Berpikir online kompas.com ? (Rumusan)
 Untuk mengetahui seberapa besar
frekuensi dan arah isu demonstrasi di
indoensia pada media berita online
kompas.com (Tujuan)
 Manfaat Teoritis dan Praktis (Manfaat)

Penyusunan kerangka teoritis & Pengajuan


Hipotesis
Hipotesis

 Pengkajian teori teori yang digunakan


 Pembahasan penelitian yang relevan
 Penyusunan kerangka berpikir dalam
pengajuan hipotesis/analisis

Metodologi Penelitian

 metode analisis isi (content analysis),


analisis isi (Eriyanto,2011:1).
 Metode yang dipakai adalah analisis isi
Metodologi Deskriptif
 Teknik: Lembar Coding
penelitian
 Teknik Pengumpulan data melalui media
massa

Metodologi Penelitian

 media berita online kompas.com


 Teknik Uji Realibilitas
Pengujian
 Menetapkan Populasi dan Memilih Sampel
Hipotesis
(hasil anaslisis)

Ringkasan Dan Kesimpulan


 Kesimpulan penelitian dari keseluruhan aspek
Kesimpulan penelitian
 Pembahasan hasil penelitian dengan
membandingkan media massa lainnya
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode yang digunakan

Metode penelitian yang dipakai peneliti pada penelitian ini adalah metode analisis
isi (content analysis), analisis isi (Eriyanto,2011:1) adalah metode yang sistematis
untuk menganalisis isi dan bagaimana pesan itu disampaikan, disebutkan bahwa
analisis isi menjadi berguna karena dapat memprediksi siapa yang menyampaikan
pesan-pesan, dan bagaimana pesan itu disampaikan.

3.2 Analisis Isi


Analisis Isi kuantitatif memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang tersurat
(tampak atau manifest). Karena itu tidak digunakan untuk mengetahui isi komunikasi
yang tersirat (latent). Misalnya, mengapa surat kabar Kompas memberitakan konflik
demonstrasi lebih banyak dari surat kabar lainnya. Hal itu diperlukan suatu analisis
isi yang lebih mendalam dan detail untuk memahami produk isi media dan mampu
menghubungkannnya dengan konteks sosial/realitas yang terjadi sewaktu pesan
dibuat.
Metode yang dipakai dalam mengkaji penelitian ini adalah analisis isi Deskriptif.
(Rakhmat:2009) Metode Deskriptif ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi
aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi
masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, dan (3) membuat
perbandingan atau evaluasi. Penelitian deskriptif bukan saja menjabarkan (analitis),
tetapi juga memadukan (sintesis).
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:60), Variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dapat dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel yang diteliti adalah variabel
tunggal yaitu Isi Frekuensi Berita Demonstrasi. Dari Variabel penelitian
ditarik Indikator sebagai tolak ukur atau acuan untuk dikaji dalam
penelitian ini, yakni antara lain:
a. Berita Pro terhadap Demonstrasi, yakni : Berita yang mendukung
adanya demonstrasi yang berlangsung untuk mewakili aspirasi rakyat
kepada Pemerintah.
b. Berita Kontra terhadap Demonstrasi, yakni : Pemberitaan mengenai
penolakkan demonstrasi karena akan mengganggu fasilitas umum dan
kericuhan antar masyrakat.
c. Berita yang bukan mengenai Pro & Kontra Demonstrasi.

3.3.2 Definisi Operasional


Demonstrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian
demonstrasi memiliki dua arti, yaitu:
a. Pernyataan protes yang dikemukakan secara massal; unjuk rasa
b. Peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan
sesuatu.

3.4 Populasi
Sulistyo Basuki (2006:182) mengemukakan populasi adalah keseluruhan objek
yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan berita yang ada
dalam Surat Kabar Kompas selama bulan September sampai engan November 2019.
Dengan demikian populasi penelitian sebagai berikut :
 Kompas
 Kumparan
Dari populasi penelitian di atas, maka jumlah populasi yaitu:
Jumlah media x hari terbit x bulan -> 2 x 7 x 3 = 42 edisi.

3.5 Sample
Sampel adalah bagian dari sebuah Populasi yang dianggap dapat mewakili dari
populasi tersebut. Teknik penarikan sampel salah satu aspek dari sampling analisis
isi. Aspek lain yang juga penting adalah menentukan jumlah sampel. Dengan
menggunakan teknik penarikan sampel, peneliti mengambil teknik sampel purposive,
peneliti secara sengaja memilih sampel periode tertentu atas dasar pertimbangan
ilmiah. Jadi sampel diambil berita yang memuat tentang demonstrasi karena tidak
semua berita dalam surat kabar kompas mengenai demonstrasi.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara penelusuran
dokumen. Dokumen adalah salah satu bentuk pengumpulan data dalam mendukung
penelitian Deskriptif. Dokumen merupakan sumber tertulis yang memuat informasi
yang dibuat oleh seseorang atau suatu lembaga untuk menguji suatu peristiwa.
Dokumen biasanya berbentuk dokumen Publik atau dokumen yang bersifat pribadi.
Dokumen Publik seperti contohnya, berita yang termuat dalam surat kabar, dan teks
berita televisi, radio dan lainnya. Dokumen pribadi seperti, buku harian, memo, surat-
surat pribadi dan lainnya.

3.7 Teknik Analisa Data


Dalam analisis data, peneliti menggunakan Dokumen untuk memudahkan
pemahaman peneliti mengenai temuan-temuan berdasarkan masalah yang sedang
diteliti. Teknik Analisis data yang digunakan adalah Analisis Statik Deskriptif.
Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel yang ada pada penelitian yaitu
variabel tunggal, yakni variabel yang ada pada pemberitaan demonstrasi dengan
menggunakan Tabel distribusi Frekuensi. Analisis Statik Deskriptif ini diolah dengan
cara, frekuensi dibagi dengan jumlah dokumen dikali 100 persen, (Rakhmat: 2009).

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/12699/8/Bab%204.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/92027-ID-analisis-isi-berita-kontroversi-
basuki-t.pdf

Anda mungkin juga menyukai