Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

Mata Kuliah
Akuntansi Keperilakuan

Dosen Pengampu:
Lintang Nur Agia,SE.,M.Acc.,Ak

Disusun Oleh:
Kelompok 11
Dewi Ayu Afriani (185310959)
Maulidea Hafidza (195310624)
Retta Aryani (195310358)
Vony Dwi Anggaraini (195310300)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan

Hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah Akuntansi Keperilakuan ini tepat waktu. Makalah

ini disusun untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Komunikasi Informasi

Akuntansi.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.

Terutama kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan memberi arahan kepada kami.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan yang

bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.

Pekanbaru, 12 Desember 2022

Kelompok 11

i
DAFTAR
ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................................................... 3
1.5 Metode Penulisan......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Teori Komunikasi ........................................................................................................ 4


2.2 Pengertian dan Fungsi Komunikasi ............................................................................. 4
2.3 Model Komunikasi ...................................................................................................... 6
2.4 Hal-Hal Mendasar Dalam Komunikasi ..................................................................... 12
2.5 Variabel Yang Berpengaruh Pada Komunikasi Akuntansi ....................................... 15
2.6 Masalah-Masalah Terbaru Dalam Komunikasi ......................................................... 20

2.7 Contoh kasus dari aspek keprilakuan dari komunikasi informasi akuntansi..............22

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................24


3.2 Saran ..........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pengambilan setiap keputusan oleh stakeholder, pasti dibutuhkan yang namanya

analisis laporan keuangan yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Dalam

menganalisis laporan keuangan perusahaan tentu dibutuhkan analis yang memang benar-

benar mumpuni dalam menangani hal tersebut. Bisa dikatakan bahwa, analis yang memang

benar-benar menguasai bidangnya haruslah memiliki keperilakuan atau behavior yang

memang sesuai dan tidak bertentangan dengan hal tersebut.

Singkatnya, bisa dikatakan bahwa ilmu akuntansi itu fleksibel yang maksudnya bisa

dikaitkan dan dikombinasikan dengan bidang ilmu yang lainnya, seperti ilmu analisis, ilmu

sosial dan psikologi. Karena adanya situasi seperti inilah yang menjadikan Akuntansi

Keperilakuan menjadi suatu sistem yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan

karena semua bidang ilmu yang dikombinasikan tentunya saling terkait satu sama lain.

1
1.2 Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan teori komunikasi?

 Apa yang dimaksud dengan komunikasi dan apa fungsinya?

 Apa saja model-model komunikasi?

 Apa saja hal-hal mendasar dalam komunikasi?

 Apa saja variabel yang berpengaruh pada komunikasi akuntansi?

 Apa saja masalah-masalah terbaru dalam komunikasi?

 Apa Contoh kasus dari aspek keprilakuan dari komunikasi informasi akuntansi ?

1.3 Tujuan Penulisan

 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori komunikasi

 Untuk mengetahui apa itu komunikasi dan fungsinya

 Untuk mengetahui apa saja yang menjadi model-model komunikasi

 Untuk mengetahui apa saja hal-hal mendasar dalam komunikasi

 Untuk mengetahui variabel yang berpengaruh pada komunikasi akuntansi

 Untuk mengetahui masalah-masalah terbaru dalam komunikasi

 Untuk mengetahui contoh kasus dari aspek keperilakuan komunikasu informasi

akuntansi

2
1.4 Manfaat Penulisan

 Dapat memberikan pemahaman lebih mengenai Akuntansi Keperilakuan.

 Dapat dijadikan referensi pembelajaran mata kuliah Akuntansi Keperilakuan,

khususnya materi Komunikasi Informasi Akuntansi.

1.5 Metode Penulisan

Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka, yaitu metode yang

dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan

dengan alat baik berupa buku maupun informasi dari internet (e-book).

3
BAB II

PEMBAHASAN

KOMUNIKASI INFORMASI AKUNTANSI

2.1 Teori Komunikasi


Riset menunjukkan bahwa komunikasi yang buruk adalah sumber dari konflik

interpersonal yang paling sering disebutkan. Oleh karena individu menghabiskan hampir 70%

dari waktu aktifnya untuk berkomunikasi sehingga wajar untuk menyimpulkan bahwa salah

satu kekuatan yang paling menghambar keberhasilan kinerja kelompok adalah kurangnya

komunikasi yang efektif. Tidak ada kelompok yang dapat tetap ada tanpa komunikasi. Hanya

lewat komunikasi yang merupakan transfer makna dari satu orang ke orang lain, informasi

dan gagasan dapat dihantarkan.

Oleh karena itu, untuk menjadi seorang akuntan yang efektif, seseorang harus menjadi

komunikator yang efektif. Informasi bisnis harus diajikan oleh para akuntan untuk memenuhi

kebutuhan pengguna. Informasi tersebut harus disampaikan dengan jelas, ringkas dan akurat.

2.2 Pengertian dan Fungsi Komunikasi


1. Pengertian Komunikasi

Para ahli, menurut Gibson et al. (1995), mengatakan bahwa komunikasi berasal dari

kata latin “communis” yang berarti “sama”. Hal ini berarti adanyasuatu pencarian kesamaan

makna atas hal-hal yang dikomunikasikan antara pihak pengirim dengan pihak penerima.

Dalam pengertian yang lebih luas, komunikasiadalah proses mempertukarkan informasi antara

dua atau lebih sistem yang adadalam suatu lingkungan umum. Sistem ini dapat berupa

individu, organisasisosial, hewan, atau mesin. Informasi pada umumnya didefinisikan sebagai

materiatau energy berpola, yang mengurangi ketidakpastian dalam perilaku masa depandari

sistem-sistem yang saling berinteraksi. Ketika sistem tersebut meliputi orang-orang, maka ada

arti terkait dengan informasi tersebut. Dalam hal akuntansi, individu-individu yang terkait
4
dalam bisnis pada umumnya mempertukarkan informasi keuangan, yang ketika diterjemahkan,

memungkinkan prediksi yangwajar mengenai operasi masa depan dari suatu organisasi dan

membantu dalam pengambilan keputusan serta pengendalian harian.

2. Fungsi Komunikasi

Komunikasi sebagaimana dijelaskan oleh Robins, memiliki empat fungsiutama dalam

suatu kelompok atau organisasi, yaitu pengendalian, motivasi, pengungkapan emosional, dan

informasi. Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara.

Setiap organisasimempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus

dipatuhioleh karyawan.

Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskankepada para

karyawan apa yang seharusnya dilakukan. Seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat

dikerjakan untuk memperbaiki kinerja dibawahstandar. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja

mereka merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi didalam

kelompok tersebut merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-

anggotamenunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka. Oleh karena itu,

komunikasimenunjukkan ungkapan emosional dari perasaan dan merupakan

pemenuhanterhadap kebutuhan sosial.

Fungsi terakhir yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan perannya dalam

mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikaninformasi yang diperlukan

oleh individu dan kelompok untuk mengambilkeputusan dengan meneruskan data yang dapat

digunakan untuk mengenali danmenilai alternatif-alternatif pilihan

Komunikasi sebagaimana dijelaskan oleh Robbins dan Timothy (2009), memiliki empat

fungsi utama dalam keompok atau organisasi, yaitu :

1. Pengendalian. Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dengan

beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan

formal yang harus dipatuhi oleh karyawan.


5
2. Motivasi. Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan

kepada karyawan apa yang seharusnya dilakukan, seberapa baik mereka bekerja dan

apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja di bawah standar.

3. Pengungkapan Emosional. Bagi banyak karyawan, yang terjadi di dalam kelompok

tersebut merupakan mekanisme fundamental yang anggotanya menunjukkan

kekecewaan dan rasa puas. Oleh karena itu, komunikasi menunjukkan ungkapan

emosional dari perasaan dan merupakan pemenuhan terhadap kebutuhan sosial.

4. Informasi. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan oleh individu dan

kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data yang dapat

digunakan untuk mengenali dan menilai alternatif pilihan.

2.3 Model Komunikasi


Model adalah penyajian abstrak dari beberapa aspek teori dan sistem klasifikasi yang

memungkinkan seseorang untuk mengambil serta mengategorikan bagian yang potensial

menjadi relevan dari suatu proses. Model-model tersebut membantu menetapkan batasan

terhadap pertanyaan, “Apa saja yang menjadi bagian dari komunikasi?” dan memberikan

struktur bagi komponen-komponen dari proses tersebut.

Model-model komunikasi terdiri dari sebagai berikut :

1. Model Lasswell

Salah satu model paling awal dari komunikasi yang dikembangkan oleh Harold

Lasswell meliputi :

Siapa….

Mengatakan apa….

Dengan Cara Apa….

Kepada Siapa….

Dengan Dampak Apa....


6
Model ini sangat sederhana, tetapi kurang memiliki sejumah elemen yang

diperlukan untuk memahami proses komunikasi. Dalam konteks akuntansi, akuntan

menyajikan informasi keuangan yang pada umumnya dalam bentuk laporan tertulis

kepada pihak

pengguna internal dan eksternal dengan tujuan untuk menyediakan data yang andal, relevan dan

tepat waktu untuk mengambil keputusan bisnis berdasarkan informasi.

Gambar 2.1 Moddel Lasswell

2. Model Shannon-Weaver

Claude Shannon dan Warren Weaver (1949) mengembangkan model matematis

dari komunikasi yang diilustrasikan pada gambar 2.2. Model tersebut dikembangkan untuk

menjelaskan komunikasi melaui alat perantara seperti telepon atau korespondensi tertulis.

Model ini merupakan suatu kemajuan dibandingkan dengan model Lasswell, karena model

tersebut membedakan antara sumber informasi, pengirim informasi, penerima informasi

dan tujuan.

Gambar 2.2 Model Shannon-Weaver

7
Shannon dan Weaver juga menambahkan gangguan ke dalam proses komunikasi.

Gangguan (noise) adalah stimulus yang memberikan kontribusi terhadap distorsi dari proses

transfer informasi. Hal tersebut dapat mengarah pada hancurnya komunikasi.

Shannon dan Weaver juga menambahkan gangguan kedalam proseskomunikasi.

Gangguan (noise) adalah stimulus yang memberikan kontribusiterhadap distorsi dari proses

transfer informasi. Hal ini tersebut dapatmengarah pada hancurnya komunikasi. Arus statis

dalam sambungan teleponadalah kegaduhan. Bayangkan masalah yang dapat ditimbulkan akibat

salahmendengar nama klien akibat arus statis tersebut. Model Shannon dan Weaver ini tidak

memiliki gagasan mengenai umpan balik-pertukaran informasi dan bukannya transfer informasi

satu arah-dan konteks atau lingkungan di mana proses tersebut terjadi.

3. Model SCMR Berlo

Model komunikasi sumber, pesan, saluran dan penerima (source, message, channel,

receiver – SCMR) yang diajukan oleh David Berlo yang disajikan dalam gambar 2.3

mempunyai beberapa kesalahan yang sama seperti model-model sebelumnya. Model ini

menyarankan arus informasi satu arah dari suatu sumber kepada penerima tanpa umpan balik

dan model ini juga tidak memasukkan konsep gangguan. Akan tetapi, Berlo menspesifikasi

faktor-faktor yang memengaruhi kebenaran komunikasi dan pada tahap dalam proses dari

faktor-faktor tersebut beroperasi. Misalnya saja, ketika mempertimbangkan pesan,

iamenyarankan bahwa elemen-elemen pesan- isi, struktur, kode,dan perlakuannya- akan

memengaruhi pemahamannya oleh penerima. Lebih lanjutlagi, sementara tidak secara eksplisit

memasukkan konteks proses tersebutterjadi, model tersebut mengindikasikan bahwa sistem

sosial dan budaya darisumber dan penerima, seta sistem kode dimana pesan tersebut

disusun,memengaruhi kebenaran dari proses komunikasi. Gagasan-gagasan initerutama penting

untuk perusahaan-perusahaan multinasional yang harusmempertimbangkan budaya dan sistem

sosial dari klien dan pelanggan.


8
Gambar 2.3 Model SCMR Berlo

4. Model Westley-MacLean

Bruce Westley dan Malcolm MacLean (1957) mengembangkan suatu model untuk riset

komunikasi sebagaimana ditampilkan pada gambar 2.4 berikut. Model tersebut memiliki

sejumlah implikasi penting. Model tersebut menjelaskan cara-cara yang mana individu dan

organisasi memutuskan pesan apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana pesan tersebut

dimodifikasi atau dihapus dalam proses tersebut.

Gambar 2.4 Model Westley-MacLean

9
5. Model Pemusatan Komunikasi

Rogers dan Kincaid (1981) telah mengkritik model terdahulu karena model-model

tersebut mengarah pada tujuh bias dalam komunikasi. Ketujuh bias tersebut meliputi :

1) Suatu pandangan bahwa komunikasi adalah tindakan satu arah yang linier dan bukan

proses dua arah yang memiliki siklus di mana informasi dipertukarkan sejalan dengan

berlalunya waktu.

2) Sumber bias yang diakibatkan oleh penekanan pada ketergantungan dan bukan pada

hubungan dari mereka yang melakukan komunikasi dan saling ketergantungannya yang

mendasar. Dalam model tradisional, penerima biasanya bergantung pada informasi

yang ditransfer dari sumber. Tidak ada kebutuhan untuk berinteraksi.

3) Kecenderungan untuk berfokus pada objek komunikasi dengan mengorbankkan konteks

di mana objek tersebut berada. Dalam hal akuntansi, fokus tersebut adalah pada laporan

itu sendiri dan bukan pada interaksi yang menghasilkannya.

4) Kecenderungan untuk berfokus pada pesan itu sendiri dengan mengorbankan aspek

waktu dari pesan itu.

5) Kecenderungan untuk menganggap bahwa fungsi utama dari komunikasi adalah persuasi

dan bukan pemahaman, consensus dan tindakan kolektif yang menguntungkan. Dalam

konteks bisnis, fokus tersebut adalah pada penerapan kebijakan dan bukan pada

pengambilan keputusan secara partisipatif.

6) Kecenderungan untuk berkonsentrasi pada dampak psikologis dari komunikasi terhadap

individu yang terpisah dan bukan pada dampak sosial dan hubungan antar individu

dalam suatu komunitas.

10
7) Suatu keyakinan dalam hubungan sebab-akibat mekanistik satu arah dan bukan

hubungan sebab-akibat dua arah yang merupakan karakteristik dari sistem informasi

manusia, yang pada dasarnya bersifat sibernetik.

6. Satu Model Komunikasi

Sebelum terjadinya komunikasi, perlu adanya pengngkapan atas suatu maksud sebagai

pesan yang akan disampaikan. Maksud ini bergerak antara suatu sumber (pengirim) dengan

penerima. Pesan itu dikodekan (diubah ke dalam bentuk simbolis) dan diteruskan oleh suatu

medium (saluran) kepada penerima yang menguraikan kode pesan yang akan dimulai oleh

pengirim. Hasilnya adalah suatu transfer makna dari satu orang ke orang lain.

Gambar 2.5 berikut menggambarkan tentang proses komunikasi. Model ini terdiri atas

tujuh bagian, yaitu :

1) sumber komunikasi, 5) Penguraian

2) pengodean, 6) Penerimaan

3) pesan, 7) Umpan balik

4) saluran,

Gambar 2.5 Proses Komunikasi

Sumber mengawali suatu pesan dengan “pengodean” suatu pikiran. Empat kondisi yang

memengaruhi pengodean pesan antara lain, keterampilan, sikap, pengetahuan dan sistem sosial

budaya.
11
Pesan merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya dari pengodean sumber. Jika

seseorang berbicara, pembicaraan itu adalah pesan. Jika seseorang menulis, maka tulisan itu

adalah pesan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pesan seseorang dipengaruhi oleh

kode atau kelompok simbol yang digunakan untuk mentransfer makna, isi dari pesan itu sendiri,

serta keputusan yang diambil dalam memilih dan menata kode dan isi.

Saluran adalah medium lewat mana pesan itu berjalan. Medium dipilih oleh sumber

yang harus menentukan mana saluran yang formal dan mana yang informal. Saluran formal

ditetapkan oleh organisasi. Saluran tersebut yang meneruskan pesan mengikuti jaringan

wewenang di dalam organisasi. Bentuk pesan lain, seperti pesan pribadi atau sosial,

mengikuti saluran informal dalam organisasi itu.

Penguraian adalah proses penerimaan pesan oleh pihak yang menjadi sasaran dari

pesan tersebut. Akan tetapi, sebelum pesan dapat diterima, simbol yang digunakan harus

diterjemahkan ke dalam suatu bentuk yang dapat dipahami oleh penerima.

umpan balik bagian terakhir dalam proses komunikasi. Jika penerima menguraikan

pesan yang dikodekan oleh sumber dan mengembalikan pesan itu ke dalam sistem, maka akan

diperoleh umpan balik. Umpan balik merupakan pengecekan mengenai seberapa berhasilnya

seseorang dalam mentransfer pesan sebagaimana dmaksudkannya. Umpan balik menentukan

apakah pesan itu telah dipahami atau tidak.

2.4 Hal-Hal Mendasar Dalam Komunikasi


Hal-hal mendasar dalam berkomunikasi adalah sebagai berikut :

A. Arah Komunikasi

Komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral. Dimensi vertikal dapat dibagi

lebih lanjut menjadi komunikasi ke atas dan ke bawah.

12
1) Komunikasi ke atas merupakan komunikasi yang mengalir ke suatu tingkatan yang

lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi. Komunikasi ini digunakan untuk

memberikan umpan baik, menginformasikan kemajuan tujuan dan meneruskan masalah

yang ada kepada atasan. Komunikasi ke atas menyebabkan para manajer menyadari

perasaan para karyawan terhadap pekerjaannya, rekan sekerjanya, danorganisasi secara

umum. Manajer juga mengandalkan komunikasi ke atasuntuk mendapatkan gagasan

mengenai bagaimana segala sesuatu dapatdiperbaiki.

2) Komunikasi ke bawah merupakan komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam

suatu kelompok atau organisasi ke tingkat yang lebih rendah. Pola ini digunakan oleh

pemimpin kelompok dan manajer untuk menetapkan tujuan, memberikan instruksi

pekerjaan, menginformasikan kebijakan dan prosedur kepada bawahan, menunjukkan

masalah yang memerlukan perhatian dan melakukan kontak lisan atau tatap muka.

B. Jaringan Formal dan Informal

Jaringan komunikasi menetapkan saluran-saluran tempat informasi mengalir. Saluran ini

merupakan salah satu dari dua jenis, yaitu formal dan informal. Jaringan formal pada umumnya

vertikal, mengikuti tingkatan wewenang dan terbatas pada komunikasi yang bertalian dengan

tugas. Sebaliknya, jaringan informal, seperti selentingan, biasanya bebas untuk bergerak ke

segala arah, melompati tingkatan wewenang dan kemungkinan besar memenuhi kebutuhan

sosial dari anggota kelompok karena mempermudah penyelesaian tugas.

C. Komunikasi Nonverbal

Studi akademis tentang gerakan tubuh disebut dengan kinetika. Studi ini merujuk pada

sikap tubuh, konfigurasi wajah dan gerakan tubuh lainnya. Akan tetapi, studi ini merupakan

bidang yang relatif baru dan lebih dipengaruhi oleh dugaan dan popularisasi dan bukan

dukungan penemuan riset. Dengan demikian, walaupun diakui bahwa gerakan tubuh merupakan

13
salah satu segmen penting dari studi atas komunikasi dan perilaku, seseorang tetap harus

berhati-hati dalam pengambilan kesimpulan.

D. Penghalang Komunikasi yang Efektif

Terdapat beberapa penghalang utama terhadap komunikasi efektif yang perlu disadari,

yaitu :

 Penyaringan mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi sedemikian rupa

sehingga tampak lebih menguntungkan di mata penerima. Penentu utama dari

penyaringan adalah banyaknya tingkatan dalam suatustruktur organisasi. Semakin

banyak tingkatan vertical dalam hierarkiorganisasi, semakin banyak kesempatan untuk

penyaringan.

 Persepsi Selektif muncul karena penerima dalam proses komunikasi tersebut melihat

dan mendengar secara selektif berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar

belakang dan karakteristik pribadinya. Penerima juga memproyeksikan minat dan

harapan mereka ke dalam komunikasi ketikamereka menguraikan komunikasi tersebut.

Pewancara calon karyawan yangmengharapkan seorang pelamar wanita untuk lebih

mementingkankeluarganya daripada kariernya kemungkinan besar akan melihat hal itu

pada para pelamar wanita, tidak peduli apakah pelamar itu merasa demikian atau tidak.

 Defensif ketika orang yang merasa terancam cenderung bereaksi dengan cara

mengurangi kemampuan mereka untuk mencapai pemahaman timbal balik. Artinya,

mereka menjadi defensif, yaitu terlibat dalam perilaku,seperti menyerang orang lain

secara verbal, memberikan ungkapan-ungkapanyang sarkastis, bersikap terlalu

mengadili, dan menanyakan motif-motif oranglain. Dengan demikian, bila individu

menafsirkan pesan orang lain sebagaisesuatu yang mengancam, mereka sering kali

menanggapinya dengan carayang mengganggu komunikasi yang efektif.

14
 Bahasa merupakan kata-kata yang memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda.

“Makna kata-kata tidaklah dalam kata-kata itu sendiri; maknanya ada pada diri

penerima.” Usia, pendidikan, dan latar belakang budaya merupakantiga dari variable

yang jelas memengaruhi bahasa yang digunakan olehseseorang dan definisi yang

diberikannya kepada kata-kata tersebut. Dalamsuatu organisasi, biasanya karyawan

berasal dari latar belakang yang beragam.Oleh karena itu, mereka mempunyai pola

bicara yang berbeda.

2.5 Variabel-variabel Yang Berpengaruh Pada Komunikasi Akuntansi

A. Sumber

Ada dua aspek yang dapat memengaruhi proses komunikasi, yaitu :

1) Kredibilitas Sumber.

Kredibilitas sumber merupakan suatu karakteristik dari sumber sebagaimana

dipandang oleh penerima. Hal ini adalah bagian dari citrasumber dan dapat

bervariasi diantara situasi komunikasi yang berbeda. Biasanya, hal ini dibentuk

sebelum sumber dan penerima memasukikejadian komunikasi. Kredibilitas sumber

merupakan suatu bangunan yang multidimensional. Riset empiris

mengindikasikan bahwa kredibilitas sumber terdiri atas tiga faktor, yaitu

kewenangan, kejujuran dan kedinamisan.

2) Kesamaan Antara Penerima dan Sumber.

Komunikasi yang efektif akan lebih mudah terjadi ketika sumber dan penerima

adalah serupa. Tingkat kesamaan atau perbedaan tersebut ditentukan oleh dua faktor,

yaitu kesamaan demografi (usia, pendidikan, jenis kelamin, negara, dll) dan

kesamaan kognitif (kesamaan dalam sikap, nilai, budaya, keyakinan, dan lain-lain).

15
B. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan

seharusnya mempunyai inti pesan atau tema sebagai pengaruh di dalam usaha mencoba untuk

mengubah sikap dan tingkah aku komunikan. Pesan dapat disampaikan panjang lebar, tetapi

yang perlu diperhatikan adaah tujuan akhir dari pesan itu sendiri. Pesan (message) terdiri dari

dua aspek, yaitu isi pesan (content of message) dan lambang/simbol untuk mengekspresikannya.

1) Organisasi Pesan

Cara terbaik untuk mengorganisasikan pesan bergantung pada budaya di mana

informasi tersebut digunakan. Dalam masyarakat Barat, pola pemikiran bersifat

linier atau berurutan. Pemrosesan linier merupakan karakteristik dari semua

pemrosesan bahasa (membaca dan mendengarkan) dan juga banyak aktivitas

pemecahan masalah dan berpikir. Karena bahasa Inggris menjadi bahasautama dari

bisnis internasional, dapat di asumsikan bahwa laporan-laporan bisnisakan

diorganisasi secara linier dengan pendahuluan, bagian tengah, dan bagianakhir.

2) Perlakuan Pesan

Informasi akuntansi sebaiknya berulang. Pengulangan meningkatkan pemahaman

atas materi. Retensi meningkat dengan adanya pengulangan atas fakta dan ide yang

penting. Ringkasan yang menunjukkan, menyoroti atau mengorientasikan pembaca

terhadap fakta- fakta penting juga meningkatkan pemahaman dan retensi

pembaca. Pengulangan lintas saluran juga meningkatkan retensi. Retensi pembaca

semakin meningkat ketika fakta-fakta dalam penyajian verbal disoroti dengan

penarik perhatian seperti garis bawah, huruf besar, bagan dan warna.

16
3) Saluran

Jalur komunikasi merupakan alat untuk menyebarkan informasi. Schramm

(1973)mengelompokkan atau membedakan saluran berdasarkan enam dimensi:

1 Pancaindra yand dipengaruhi, komunikasi tatap muka membuatnya

mungkinuntuk menggunakan seluruh pancaindra, sementara media yang

berbedamenggunakan subkelompok dari pancaindra ini dalam kombinasi untuk

menghasilkan dampak diferensial terhadap penerima.

2 Peluang untuk umpan balik ; peluang pertukaran informasi dua arah

maksimaldalam komunikasi tatap muka. Pada umumnya, umpan balik

dibutuhkanuntuk memastikan komunikasi yang efektif dan untuk memahami

informasiyang disampaikan. Dengan demikian, dalam penyajian laporan

keuanganharus terkandung di dalamnya metode umpan balik.

3 Besarnya kendali penerima; terdapat sejumlah besar kendali dalam

interaksiinterpersonal. Ketika menggunakan media cetak, penerima dapat

membacadengan kecepatan mereka sendiri dan membaca kembali bagian-bagian

yang penting atau terperinci. Penerima memiliki sedikit kendali terhadap

mediasiaran, kecuali mereka merekam program tersebut, semakin besar kendali

pengguna, semakin besar pembelajaran.

4 Jenis pengodean pesan; interaksi tatap muka memungkinkan penggunaan

petunjuk-petunjuk non verbal. Hal ini tidak terlalu berlaku untuk media

video,film, dan terutama media cetak. Akan tetapi, media cetak lebih baik

dalammenyampaikan ide-ide abstrak seperti kebijakan manajemen.

Mediaaudiovisual adalah media yang lebih kuat untuk menyajikan informasi

konkret.

17
5 Kekuatan multiplikatif ; system komunikasi massa dapat dengan efesien

dancepat mencapai banyak penerima yang tersebar. Saluran-saluran

interpersonaldapat mencapai peneriima ini hanya dengan usaha yang besar dan

periodewaktu yang relatip lama.

6 Pelestarian pesan; keunggulan dari media massa adalah catatan permanenyang

tidak ada dalam interaksi tatap muka. Secara tradisional, keunggulan inihanya

terbatas pada media cetak. Tetapi, dengan pita dan pirinngan audio danvideo

serta system manajemen informasi yang berbasis komputer, kapasitasini telah

diperluas ke media elektronik

4) Penerima

Ketika menganalisis suatu situasi komunikasi, seseorang perlu

mempertimbangkan faktor-faktor mengenai penerima, seperti latar belakang

demografis dan budaya, sikap sebelumnya, pengetahuan, pola perilaku dan sistem

atau lingkungan sosial di mana mereka akan menggunakan informasi tersebut. Pada

umumnya, semakin serupa penerima dan sumber mengenai faktor ini, maka semakin

mudah dan semakin efektif komunikasi tersebut.

5) Analisis Penerima

Pengetahuan mengenai penerima dapat digunakan untuk mendesain pesan yang lebih

efektif dan menyampaikannya melalui saluran yang paling sesuai. Komunikasi yang

efektif dihasilkan ketika informasi didesain secara spesifik untuk penerima.

Akibatnya, akuntansi sebaiknya sangat mengandalkan analisis penerima secara

empiris Akuntan harus menyelidiki penerima yang dimaksudkan, penerima aktual,

dan penerima yang potensial sebelum menghasilkan dokumen. Analisis ini

sebaiknya menentukan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh materi yang

18
direncanakan Setelah kebutuhan pengguna telah diidentifikasi, analisis atas penerima

yang potensial harus mengidentifikasi karakteristik demografis dan tingkat keahlian

mereka, bersamaan dengan materi atau orang yang digunakan saat ini sebagai

sumber informasi, serta saran mereka mengenai isi dan format dari dokumen baru.

Umpan balik sebaiknya dikumpulkan dari penerima yang dimaksudkan mengenai

laporan tersebut sebelum disajikan untuk memastikan bahwa laporan tersebut

memenuhi kebutuhan penerima aktual sebelum disebarkan.

6) Analisis Jaringan

Literatur teoretis dan empiris mengenai jaringan komunikasi bersifat ekstensif dan

telah ditinjau secara sangat terperinci oleh E. M. Rogers dan D. L. Kincaid. Pada

dasarnya, penjelasan struktur komunikasi dari suatu organisasi dihasilkan dengan

memeriksa arus informasi antarkomponen dari sistem tersebut. Komponen itu dapat

berupa individu, kelompok tugas kecil, atau organisasi formal secara keseluruhan.

Prosedur matematis formal ada untuk menghitung indeks deskriptif yang dapat

digunakan untuk memprediksi sejumlah implikasi sosial. Beberapa metode analisis

jaringan memberikan suatu gambaran grafis atau sosiogram dari struktur komunikasi

dan mendefinisikan peran jaringan seperti pemisahan, anggota kelompok, hubungan,

dan diagram pohon.

7) Umpan Balik

Umpan balik merupakan pesan yang dikirim oleh penerima kepada sumber dalam

menanggapi pesan awal. Umpan balik memungkinkan terjadinya pertukaran ide.

Dengan demikian, tujuan komunikasi adalah pemahaman dan bukan arus

penyebaran informasi satu arah dari sumber kepada penerima. Umpan balik

memastikan komunikasi yang efektif-yaitu, pemahaman ide di antara individu dalam

19
jaringan sosial atau organisasi formal. Kurangnya umpan balik merupakan penyebab

utama dari masalah efektivitas komunikasi.

2.6 Masalah-Masalah Terbaru Dalam Komunikasi

Ada empat masalah komunikasi yang terjadi dewasa ini, yaitu :

1.Penghalang Komunikasi Antara Pria Dan Wanita

Riset yang pernah dilakukan oleh Deborah Tannen memberikan beberapa wawasan penting

menenai perbedaan antara pria dan wanita dalam gaya berbicara mereka.Khususnya ,ia mampu

menjelaskan mengapa gender sering kali menjadi penghalang dari komunikasi lisan.Hakikat

riset Tannen adalah bahwa pria menggunakan pembicaraan untuk menekankanstatus,sementara

wanita menggunakannya untuk menciptakan hubungan.

Keeratan menekankan pada kedekatan dan kebersamaan. Sementara itu,

ketidaktergantungan menekankan pada keterpisahan dan perbedaan. Tetapi yang menjadi

masalah disini adalah wanita berbicara dan mendengar dalam bahasa hubungan dan keeratan,

sementara pria berbicara dan mendengar dalam bahasa status dan ketidaktergantungan. Dengan

demikian, bagi banyak pria, pembicaraan terutama merupakan suatu cara untuk

melestarikan ketidaktergantungan dan mempertahankan status dalam suatu hierarki sosial. Bagi

banyak wanita, pembicaraan merupakan perundingan untuk menghasilkan kedekatan, di mana orang

mencoba mencari dan memberikan informasi serta saling mendukung.

2.Komunikasi Yang “Benar Secara Politis”

Kebanyakan orang menyadari secara mendalam mengenai bagaimana perbendaharaan

katanya telah dimodifikasi untuk mencerminkan ketepatan (correctness) secara politis. Orang

harus peka terhadap perasaan orang lain. Kata-kata tertentu dapat dan memang menimbulkan

20
stereotipe, mengancam dan menghina individu. Dalam angkatan kerja yang makin beragam,

orang harus menyadari bagaimana kata-kata dapat melukai hati orang lain. Akan tetapi, ada sisi

buruk dari ketepatan politis. Ketepatan ini menyusutkan perbendaharaan kata dan menyulitkan

orang-orang untuk berkomunikasi.

3.Komunikasi Lintas Budaya

Terdapat empat aturan yang dapat digunakan ketika berkomunikasi dengan orang yang

berasal dari budaya yang berbeda, yaitu :

1) Asumsikan adanya perbedaan sampai terbukti ada persamaan.

2) Tekankan pendeskripsian dan bukan penafsiran atau evaluasi.

3) Praktikkan empati.

4) Perlakukan penafsiran Anda sebagai hipotesis kerja.

4.Komunikasi Elektronik

Komunikasi elektronik tidak lagi membuat Anda perlu berada di tempat kerja atau meja.

Pager, telepon seluler dan komunikator pribadi memungkinkan Anda untuk dihubungi bila

sedang rapat, beristirahat makan siang, mengunjungi kantor pelanggan di lain kota dan

sebagainya. Walaupun telepon telah memungkinkan orang untuk meneruskan pesan secara

verbal dalam sekejap, akhir-akhir ini telepon baru menyediakan fasilitas pengiriman pesan

tertulis (layanan pesan singkat – short message service (SMS)).

Dalam pertengahan dasawarsa 1960- an, organisasi hampir seluruhnya bergantung pada

memo untuk menyampaikan pesan internal di kantor dan pada layanan telegram serta kantor pos

untuk pesan eksternal. Kemudian, muncul layanan pengiriman ekspres semalam dan mesin

faksimile. Dewasa ini, ketika hampir semua organisasi mempunyai e-mail, maka semakin

banyak organisasi yang memberikan akses internet kepada karyawannya. Dengan demikian,

semua komunikasi tertulis dapat diteruskan dengan kecepatan telepon


21
2.7Contoh Kasus Dari Aspek Keperilakuan Komunikasi Informasi

Akuntansi

Adanya permasalahan yang muncul Berkaitan dengan aplikasi Sistem Informasi

Akuntansi yang berdampak pada kinerja keuang perusahaan di Indonesia. Salah satu

permasalahan yang Berkaitan dengan Menerapkan Sistem Informasi Akuntansiyang berdampak

pada PT, PLN (persero). Serikat pekerja 3 PT. PLN (PerserHai) pasti rapat di Pekanbaru.

Tujuan darirapat tersebut adalah membahas masalah perubahan yabatang pembayaran manual

ke sistemonline (ERP). Serikat pekerja PT. PLN di Sumatera merasa tidak sesuai dengan sistem

baru yang telah diterapkan yaitu perubahan sistem pembayaran manual ke sistem on line.

Dengan adanya sistem pembayaran on line ini diharapksebuah dapat mmudahkan pekerjaan

karyawannya dan lebih mengefisienkan waktu para karyawannya, ternyata tidak terjadi. Malah

sebaliknya, dengan adanya sistem pembayaran online ini sering mengalami keterlambatan

dalam pembayaran SPPD (Surat Perintah Perjalanan dinas) sehingga menghambat pekerjaan

karyawan lainnya. Kendala dalam aplikasi sistem informasi akuntansi di perusahaan ini

mungkin dikarenakan kurang baik dalam komitmen organisasional dan kekurangan

pengetahuan manajer dalam mengoptimalksebuah sistem informasi akuntansi yang berdampak

pada kinerja perusahaan. Fenomenal lainnya yang terkait Menerapkan Informasi Sistemmasi

terjadi pada perusahaan PT. Pelayanan Nasional Indonesia disingkat PT. PELNI. Mengalami

fluktuasi dari tahun ke tahun hal ini disebabkan adanya perubahan klasifikasi atas

pengelompokan barang (kontainer, kendaran dan barang) yang dilakuksebuah oleh perusahaan,

Meskipun kinerja angkutan penumpang dan barang dalam fluktuasi yang stabil, namun kinerja

PT.PELNI memiliki trend yang postif dalam lima tahun terakhirini, dari posisinya yang merugi

pada tahun 2007 hingga memiliki untungfit di tahun 2011, peningkatan ini terjadi karena

dukungan usaha penunjang dan sampingan seperti properti dan galangan kapal. Realisasi

penghasilan perusahaan 4 dari usaha perkapalan tahun 2007 sampai dengan tahun 2011

22
mengalami peningkatan khususnya ditahun 2011. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional,

yang bersamasama dengan pelaku ekonomi ladi yaitu swasta (besar-kecil, domestik-asing) dan

koperasi, merupakan implisit dari bentuk bangundemokrasi ekonomiyang akan terus

dikembangkan secara bertahapdan berakhir. Keberadaan BUMN memiliki peran yang tidak

kecil guna ikut mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD

1945. Untuk itu, BUMN pagar tidak diharapkan (1) dapatmeningkatkan penyelenggaraan

kemanfaatan umum berupa menyediakan barang dan jasa dalam jumlah danmutu yang

mencukupi bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak: (2) memberikan donatur kepada

penerimaan negara; dan (3) meningkatkan donatur bagi perkembangan perekonomian nasional.

Untuk mengoptimalkan keberadaan BUMN itu, langkah pengembangan dan latihan

BUMNsecara umum diarahkan untuk dapat menyinergikan kebijakan industri dan pasar tempat

BUMN tersebut beroperasi dengan kebijakan restrukturisasi dan internal perusahaan sesuai

dengan potensi daya Bersaing perusahaan. Sebanyak 16 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang sahamnya dicatat di bursa efek indonesia (BEI) membukukan total laba bersih sebesar

Rp68,5 triliun hingga bagian III-2014 atau rata-rata tumbuh 9.5% dibandingkan periode sama

tahun lalu Rp.62.6 triliun adapun total pendapatan emiten BUMN hingga 5 kuartal III-2014

mencapai Rp. 252.4 triliun, rata-rata meningkat 11,5% dibandingkan periode yang sama tahun

lalu Rp. 226,2 triliun. (http://m.beritasatu.com/emiten/222243-laba-16-emiten-bumn-tumbuh-95

tembusrp-685-triliun.html). Beberapa fenomena tentang kualitas sistem informasi akuntansi

yaitu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaku sering menemukan penipuan BUMN dalam

perhitungan akuntansi laporan keuangannya.yang dibuat. Yang mana BUMN ini kadangkala

masih terlambat dalam menyajikan laporan keuangan, sering terjadi kesalahan pencatatan atau

Pertimbangan dalam pembuatan laporan keuangan. Maka informasi yang dibutuhkan menjemen

pada saat diperlukan tidak bisa segera didapat. sehingga akan berdampak pada keputusan yang

akan dibuat oleh pihak menejemen ataupihak yang membutuhkan informasi tersebut.
23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Diantara fungsi akuntan, seperti pengumpulan, pengorganisasian, analisi dan

pengomunikasian data, keberadaan komunikasi adalah hal yang paling penting untuk

memunculkan tanggung jawab akuntansi. Hal ini berarti bahwa tahapan komunikasi yang

diawali oleh komunikasi hingga umpan balik bagi komunikator menjadi serangkaian tahapan

yang perlu dijadikan fokus. Hal ini disebabkan karena pemahaman yang terkait dengan

perilaku yang tepat merupakan hasil dari proses komunikasi. Selain dari tahapan komunikasi,

berbagai jenis variabel komunikasi juga menjadi hal yang penting bagi pencapaian efektivitas

komunikasi. Variabel tersebut di antaranya meliputi sumber, pesan, saluran, penerima, umpan

balik dan lingkungan. Masing-masing variabel membawa pengaruhnya ke dalam setiap tahapan

komunikasi.

3.2 Saran

Dalam implementasi akuntansi keperilakuan ini diharapkan nantinya bisa menjadi acuan

bagi para karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja dan kemampuan diri sendiri (self ability)

agar mampu menghasilkan keputusan yang optimal bagi organisasi atau perusahaan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2017. Akuntansi Keperilakuan; Akuntansi Multiparadigma Edisi 3.


Jakarta: Salemba Empat

https://id.scribd.com/doc/76514943/Komunikasi-Informasi-Akuntansi

https://www.academia.edu/44707107/makalah_komunikasi_informasi_akuntansi

25

Anda mungkin juga menyukai