Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PERILAKU KEORGANISASISIAN

“KOMUNIKASI”

Dosen Pengampu : Fajriani Azis, S.Pd., S.E., M.Si.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

FAMELIA AGATA GARUT 220901500043

ISNAWATI 220901501083

MUHAMMAD RASUL HARIS 220901501087

MARIANI 220901502086

AHMAD SYARIF 220901502099

KELAS F

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat diselesaikannya makalah yang berjudul “Komunikasi” ini.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Perilaku Organisasi pada Program Studi Akuntansi S1 di Universitas Negeri Makassar.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Fajriani Aziz, S.pd., M.Si. selaku
dosen pengampuh mata kuliah Perilaku Organisasi.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa karena


keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, makalah ini masih jauh dari
sempurna. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat
khususnya dan bagi pembaca.

Makassar, 6 November 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. DESKRIPSI SINGKAT.............................................................................................1

B. RELEVANSI............................................................................................................1

C. INDIKATOR.............................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................................2

PEMBAHASAN................................................................................................................2

A. Fungsi Komunikasi.................................................................................................2

B. Proses komunikasi..................................................................................................2

C. Arah dalam Komunikasi..........................................................................................5

D. Komunikasi organisasi............................................................................................5

E. Mode Komunikasi....................................................................................................6

F. Pilihan dalam Saluran Komunikasi..........................................................................9

G. Komunikasi yang persuasif...................................................................................10

H. Hambatan-hambatan pada komunikasi yang efektif.............................................10

I. Implikasi global.......................................................................................................12

BAB III............................................................................................................................17

PENUTUP......................................................................................................................17

A. KESIMPULAN.......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18

BAB I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI SINGKAT
Pada bab ini akan dibahas tentang bagaimana cara Memahami Komunikasi
dalam organisasi. Makalah ini menjelaskan apa fungsi komunikasi, proses dalam
komunikasi, arah dalam komunikasi, komunikasi dalam organisasi, mode
komunikasi, pilihan dalam saluran komunikasi, komunikasi yang persuasive,
hambatan pada komunikasi yang efektif dan implikasi global dalam komunikasi.
Makalah ini akan memberikan penjelasan dan juga untuk membantu pembaca
memahami cara kerja komunikasi yang baik dan benar. Dengan membaca bab ini,
pembaca akan mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana
berkomunikasi yang baik dalam organisasi.

B. RELEVANSI
Pada bagian ini dibahas tentang komunikasi. Dengan dasar pemahaman ini akan
menjadi landasan bagi mahasiswa untuk memahami apa yang di maksud dengan
komunikasi dan bagaimana cara berkomunikasi dengan baik.

C. INDIKATOR
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang :

1. Fungsi komunikasi
2. Proses komunikasi
3. Arah dalam komunikasi
4. Komunikasi organisasi
5. Mode komunikasi
6. Pilihan dalam saluran komunikasi
7. Komunikasi yang persuasive
8. Hambatan-hambatan pada komunikasi yang efektif
9. Implikasi global
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Komunikasi
Komunikasi berperan untuk mengendalikan perilaku anggota dalam berbagai cara.
Organisasi memiliki otoritas hierarki dan panduan formal bagi para pekerja yang
dipersyaratkan untuk diikuti. Komunikasi membantu meningkatkan motivasi dengan
menjelaskan kepada para pekerja mengenai apa yang harus mereka lakukan,
seberapa baik mereka dalam melakukannya, dan bagaimana mereka dapat
meningkatkan kinerja mereka. Kelompok kerja merupakan sumber utama dan
interaksi sosial bagi banyak pekerja. Fungsi terakhir dari komunikasi adalah untuk
memfasilitasi pengambilan keputusan.

B. Proses komunikasi
Hampir semua aktivitas organisasi melibatkan berbagai macam dan cara
komunikasi, baik verbal, tulisan, non verbal, dan bentuk komunikasi lainnya.
Terdapat beberapa definisi komunikasi.

1. Schermerhorn (2012) mendefinisikan komunikasi adalah:


Communication is the process of sending and receiving symbols with
attached meanings. (komunikasi sebagai pengiriman dan penerimaan pesan
dengan pengertian yang terkait)
2. Keyton (2011) yang dikutip dari Lunenburg (2010), komunikasi adalah:
Communication can be defined as the process of transmitting information
and common understanding from one person to another (Keyton, 2011).
( proses pengiriman informasi dan pemahaman umum dari seseorang ke
orang lain)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002), komunikasi adalah


pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak. Secara umum, berkomunikasi
dapat diartikan mengadakan komunikasi yakni dengan mengirimkan dan menerima
pesan dalam mencapai kesamaan pemahaman. Dua orang yang memandang
sebuah gambar yang sama dapat memiliki pemahaman yang berbeda tanpa adanya
proses komunikasi.
Proses komunikasi melibatkan beberapa komponen komunikasi yaitu pengirim
informasi, penerima informasi, media atau sarana komunikasi, dan umpan balik
terhadap informasi yang disampaikan. Bila salah satu komponen hilang, maka
komunikasi tidak dapat berlangsung atau terjadi. Dalam proses komunikasi tersebut
terdapat pengkodean untuk menerjemahkan informasi dan gangguan yang
mengganggu aliran informasi. Selain itu, informasi yang disampaikan dalam proses
komunikasi akan dipahami sama atau berbeda oleh penerima. Jika informasi
dipahami dengan benar maka maksud pengirim tercapai.

Pengiriman Media atau Penerima


Informasi Saluran Informasi

Umpan balik

Gambar 9.1. Proses Komuikas


Gambar 9.1 menunjukkan model komunikasi sederhana berserta komponen
komunikasi, sebagai berikut.

Sebagai pihak utama dalam proses komunikasi adalah pengirim dan penerima.
Pengirim merupakan sumber informasi yang mengawali proses komunikasi dengan
mengirimkan informasi awal. Penerima merupakan pihak yang menerima informasi.

Terdapat dua alat komunikasi yakni informasi dan media/saluran. Informasi


merupakan pesan yang disampaikan baik itu peristiwa, data, atau penjelasan Pesan
yang disampaikan akan disesuaikan dengan tingkat pemahaman, kepentingan, dan
kebutuhan baik pihak pengirim dan penerima. Media merupakan saluran komunikasi
yang mengantarkan pesan dari pengirim ke penerima seperti media lisan, tulisan,
maupun elektronik

Terdapat empat komponen yang merupakan fungsi komunikasi yakni pengkodean


(encoding and decoding), umpan balik, dan gangguan Encoding merupakan proses
menerjemahkan informasi kedalam bentuk kata, simbol ataupun gambar

Komunikasi dalam organisasi memiliki proses komunikasi yang sama seperti pada
Gambar 1. Meskipun, model komunikasi terlihat sederhana namun proses
komunikasi bisa menjadi kompleks. Pengirim dan penerima pesan bergantung
kepada siapa yang menjadi subjek dan objek komunikasi. Pada umumnya terjadi
komunikasi dua arah baik itu, pimpinan. dan karyawan, karyawan dan pimpinan,
ataupun antar karyawan, Seorang manajer yang memiliki informasi keuangan akan
membagi informasi tentang data keuangan kepada karyawan, di bagian keuangan
dan ke bagian lain yang terkait. Penerimaan informasi dari manajer kepada
karyawan tersebut akan melalui proses mendengarkan ataupun membaca informasi
tersebut. Informasi yang disampaikan dapat berupa perintah, arahan, atau nasibat
(pimpinan kepada karyawan); laporan, masalah, atau saran (karyawan kepada
pimpinan); masalah atau pemikiran (karyawan kepada karyawan). Informasi yang
disampaikan baik dari dan kepada pimpinan, barus sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh karyawan atau adanya keterbukaan informasi akan menghindari terjadinya
kesenjangan informasi antara karyawan dan pimpinan. Sebagai perangkat media
komunikasi tertulis adalah deskripsi jabatan, buletin atay memo; media lisan, adalah
tatap muka atau pertemuan; dan media elektronik adalah email atau telepon.
C. Arah dalam Komunikasi
1. Komunikasi ke Arah Bawah

Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dari sebuah kelompok atau
organisasi menuju ke level yang lebih rendah.

2. Komunikasi ke Arah Atas

Komunikasi kea rah atas menuju kepada level yang lebih tinggi di dalam
kelompok atau organisasi.

3. Komunikasi Lateral

Komunikasi lateral menghemat waktu dan memfasilitasi koordinasi. Ketika


komunikasi terjadi diantara para anggota dari kelompok kerja yang sama, para
anggota dari kelompok kerja pada level yang sama, para manajer pada level
yang sama atau beberapa pekerja yang setara secara horizontal lainnya.

D. Komunikasi organisasi
1. Jaringan Kelompok Kecil yang Formal

Jaringan organisasi yang formal dapat menjadi lebih rumit, meliputi ratusan orang
dan setengah lusin atau lebih banyak hierarki. Untuk menyederhanakannya, kita
akan meringkaskan jaringan-jaringan ini ke dalam tiga kelompok kecil umum
yang masing-masing terdiri atas lima orang: rantai, roda, dan seluruh saluran.

1. Rantai dengan ketat mengikut rantai perintah yang formal atau resmi:
jaringan ini mendekati saluran komunikasi yang akan Anda temukan
dalam ketiga level organisasi yang ketat.
2. Roda bergantung pada sebuah sosok sentral untuk bertindak sebagai
saluran bagi seluruh komunikasi kelompok, ini menstimulasi jaringan
komunikasi yang akan Anda temukan pada sebuah tim dengan seorang
pemimpin yang kuat.
3. Jaringan seluruh saluran memperbolehkan para anggota kelompok untuk
berkomunikasi satu lain secara aktif, sering dicirikan dalam pelaksanaan
tim yang dikelola sendiri, yang mana para anggota kelompok bebas untuk
memberikan kontribusi dan tidak ada seorang pun yang mengambil peran
pemimpin.

2. Kabar Selentingan (Gosip)

Jaringan komunikasi informal dalam sebuah kelompok atau organisasi disebutk


selentingan. Meskipun rumor dan gosip dikirimkan melalui kabar selentingan
yang informal, tetapi masih merupakan sumber informasi yang penting bagi para
pekerja dan para kandidat (yaitu para pekerja yang dicalonkan menerima
promosi). Kabar selentingan atau informasi melalui perkataan mulut dari para
rekan mengenai sebuah perusahaan memiliki pengaruh yang penting pada
apakah para pelamar pekerjaan akan bergabung dengan organisasi atau tidak.

Rumor muncul sebagai tanggapan terhadap situasi yang penting bagi kita, ketika
terdapat ambiguitas, dan di bawah kondisi yang menimbulkan kecemasan."
Kenyataan bahwa suasana kerja sering kali terdiri atas tiga elemen yang
menjelaskan mengapa rumor berkembang dalam organisasi. Kerahasiaan dan
persaingan yang umumnya menguasai sekitar penunjukan bos-bos yang baru,
relokasi kantor, perampingan keputusan, atau penyusunan kembali penugasan
kerja-mendorong dan menopang rumor-rumor pada kabar selentingan. Suatu
rumor akan terus ada hingga orang lain menginginkan dan ekspektasi yang
menciptakan ketidakpastian terpenuhi atau kecemasan telah berkurang.

Kabar selentingan merupakan bagian penting dari jaringan komunikasi dalam


suatu kelompok atau organisasi. Ini memberikan kepada para manajer perasaan
moral terhadap organisasi mereka, mengidentifikasi permasalahan para pekerja
yang dianggap penting, dan membantu memanfaatkan kecemasan pekerja.

E. Mode Komunikasi
1. Komunikasi Lisan

Komunikasi verbal diartikan sebagai komunikasi tatap muka dengan


menggunakan mulut (lisan) dalam penyampaian informasi ketika berbicara
dengan rekan kerja seperti tatap muka, rapat, dan percakapan melalui telepon
(Puspitasari & Danaya, 2022).

Sarana utama dalam menyampaikan pesan adalah komunikasi lisan. Pidato,


diskusi formal satu-satu dan diskusi kelompok, serta rumor secara informal atau
kabar selenting merupakan bentuk-bentuk yang terkenal dari komunikasi lisan.
Keuntungan dari komunikasi lisan adalah kecepatan dan umpan balik, Kita
dapat menyampaikan sebuah pesan verbal dan menerima tanggapan dalam
waktu yang sedikit. Jika penerima belum yakin dengan pesannya, maka umpan
balik yang cepat memungkinkan pengirim untuk mendeteksi secara cepat dan
memperbaikinya.

Salah satu kelemahan utama pada komunikasi lisan muncul saat sebuah pesan
harus melewati sejumlah orang; semakin banyak orang, semakin besar risiko
terjadi penyimpangan. Setiap orang menginterpretasikan pesan dengan cara
mereka sendiri. Ketika mencapai tujuannya, kandungan pesan sering kali
sangat berbeda dari semula. Dalam suatu organisasi, di mana keputusan dan
pengumuman resmi lainnya disampaikan secara verbal ke atas dan ke bawah
hierarki otoritas, muncul risiko pesan itu terdistorsi.

2. Komunikasi Melalui Tulisan

Komunikasi tertulis ialah komunikasi yang dilakukan melalui sebuah tulisan


yang dilakukan dalam kegiatan surat menyurat melalui pos, telegram, telexaf,
fax, e-mail dan sebagainya (Kusumawati, 2016).

Komunikasi secara tulisan meliputi surat, e-mail, pesan singkat, organisasional


secara berkala, dan banyak metode lain yang menyampaikan tulisan dengan
kata-kata atau simbol. Kita akan membahas komunikasi bisnis secara tertulis
melalui surat, PowerPoint, e-mail, pesan singkat, pesan media sosial, dan blog
berikutnya dalam bagian pembahasan

Surat Dengan semua teknologi yang tersedia, mengapa seseorang menulis,


mencetak, dan mengirim surat? Dari semua bentuk komunikasi secara tulisan,
menulis surat adalah yang paling kuno-dan yang paling bertahan lama. Kita
menulis sejak ribuan tahun yang lalu, tapi saat ini kita masih menorehkan tinta
pada kertas ketika kita ingin menciptakan suatu catatan yang bertahan lama.
Hal yang sama tidak dapat dikatakan dengan penulisan secara elektronik;
kadang kala komunikasi jenis ini sulit untuk ditemukan, dan dokumen tidak
dapat dibuka ketika program komputer mengalami perubahan.

3. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi non verbal adalah bahasa tubuh seperti kelipan non-verbal mata.
duduk berdekatan, dan cara memandang menjadi sebuah pesan yang terlihat
efektif dan mudah dipahami . Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang
pesannya dikemas dalam bentuk tanpa kata-kata. Non verbal juga bisa
diartikan sebagai yang secara sengaja dikirimkan dan diinterpretasikan seperti
tujuannya dan memiliki kemungkinan akan adanya feed back dari penerimanya.
Komunikasi non verbal dapat berupa lambang-lambang seperti gerak tubuh,
warna, mimik wajah dan lain – lain (Kusumawati, 2016).
Setiap kali kita mengirimkan sebuah pesan verbal, kita juga membagikan pesan
nonverbal Kadang kala komponen nonverbal dapat berdiri sendiri. Tidak ada
pembahasan komunikas yang lengkap tanpa mempertimbangkan komunikasi
nonverbal-meliputi gerakan tubuh, intonasi atau penekanan yang kita berikan
atas kata-kata, ekspresi wajah, serta jarak fisik antara pengirim dan penerima.

Kita mungkin berpendapat bahwa setiap pergerakan tubuh memiliki arti, dan
tidak ada pergerakan secara kebetulan (walaupun beberapa tidak disadari).
Kita bertindak di luar keadaan kita dengan bahasa tubuh nonverbal. Kita akan
tersenyum atas kepercayaan proyek, tidak menyilangkan tangan kita untuk
menunjukkan mudah didekati, dan berdiri untuk mengirimkan tanda otoritas."

Bahasa tubuh dapat menyampaikan status, tingkat keterlibatan, dan keadaan


emosional." Bahasa tubuh menambah, dan sering kali merumitkan, komunikasi
verbal. Posisi tubuh atau gerakan dapat mengomunikasikan suatu emosi di
balik sebuah pesan, tetapi ketika dikaitkan dengan bahasa yang disampaikan,
hal ini akan memberikan makna yang lebih lengkap pada pesan dari pengirim.
Banyak studi mengindikasikan bahwa orang akan lebih banyak membaca
tingkah laku dan emosi orang lain melalui isyarat nonverbal mereka
dibandingkan melalui kata-kata. Jika isyarat nonverbal bertentangan dengan
pesan verbal pembicara, maka isyarat nonverbal kadang kala lebih cenderung
diyakini oleh pendengar.

Bentuk komunikasi nonverbal, diantaranya adalah; bahasa isyarat, ekspresi


wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian seragam, warna dan intonasi suara.
Berikut ini adalah beberapa contoh komunikasi nonverbal:

1. Sentuhan, Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam


tangan, sentuhan di punggung, mengelus-elus, dan lain-lain.
2. Gerakan Tubuh, Dalam komunikasi nonverbal, gerakan tubuh meliputi
kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh
biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase.
3. Vokalik, atau biasa disebut dengan paralanguage, adalah unsur
nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara.
4. Kronemik, adalah bidang bersangkutan yang mempelajari penggunaan
waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam
komunikasi nonverbal mencakup durasi yang dianggap pas untuk suatu
aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap layak dilakukan dalam
jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu.

F. Pilihan dalam Saluran Komunikasi


1. Komunikasi Non Verbal:

Komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang melibatkan ekspresi,


gerakan, atau tindakan fisik tanpa kata-kata tertulis atau lisan. Ini dapat
mencakup bahasa tubuh, kontak mata, intonasi suara, dan banyak elemen lain
yang dapat membantu menyampaikan pesan dengan lebih baik. Dalam
komunikasi non verbal, ekspresi wajah, gestur tangan, dan postur tubuh dapat
memengaruhi cara pesan diterima.

2. Kesempurnaan Saluran:

Kesempurnaan saluran merujuk pada kemampuan suatu saluran komunikasi


untuk menyampaikan pesan dengan sedikit atau tanpa distorsi. Ini termasuk
dalam konteks komunikasi audiovisual, seperti video konferensi, dan berbagai
aspek yang mempengaruhinya, termasuk kualitas suara, jaringan yang stabil,
dan perangkat keras yang andal.

3. Memilih Metode Komunikasi:

Memilih metode komunikasi yang sesuai adalah langkah penting dalam


komunikasi efektif. Ini melibatkan mempertimbangkan berbagai faktor seperti
tujuan komunikasi, audiens, dan konteks komunikasi. Pilihan dapat mencakup
metode komunikasi lisan, tertulis, visual, atau kombinasi dari semua yang sesuai
dengan kebutuhan.

4. Keamanan Informasi:

Keamanan informasi adalah langkah-langkah yang diambil untuk melindungi


informasi dari akses yang tidak sah, perubahan, atau penyalahgunaan. Ini adalah
hal yang sangat penting dalam dunia digital dan bisnis saat ini. Ini termasuk
perlindungan data, enkripsi, manajemen akses, dan pemantauan keamanan.

Materi ini mencakup konsep-konsep kunci dalam pemilihan saluran komunikasi


dan pentingnya memahami komunikasi non verbal, kesempurnaan saluran,
pemilihan metode komunikasi, dan keamanan informasi dalam berbagai konteks.
Referensi-referensi yang disebutkan dapat digunakan untuk mendalami setiap
topik lebih lanjut.

G. Komunikasi yang persuasif


1. Pemrosesan yang otomatis dan dikendalikan
Automatic and Controlled Processing (Pengolahan otomatis dan terkendali)
adalah salah satu cara yang dilakukan dalam mempromosi suatu barang yang
membuat kita tertarik terhadap suatu barang karena sebuah iklan yang menarik
atau kemasannya menarik bagi kita bukan karena manfaat Karena pengetahuan
kita yang dangkal dan lebih mudah untuk mengikuti promosi atau iklan yang lebih
menarik perhatian kita.

2. Tingkat ketertarikan
Proses bagaiamana seseorang bisa menerima pesan persuasive yang sesuai
dengan ketertarikan orang itu sendiri.

3. Pengetahuan sebelumnya
Seseorang yang sudah memiliki pemikiran sendiri dari berbagai argumen dalam
melakukan suatu aksi/tindakan tertentu. Tidak akan gampang
mengubah/mempengaruhi pemikirannya kecuali ada alasan yang bijaksana yang
bisa diterima dan dianggap masuk akal. Disisi lain orang yang kurang informasi
tentang topic gampang dengan mudah berubah pikiran. Bahkan didalam
argument yang kurang akurat sekalipun.

4. Kepribadian
Ada 2 jenis kepribadian orang yaitu Kebutuhan lebih akan kognisi dan rendahnya
kebutuhan akan kognisi. Tinggi kebutuhan akan kognisi hanya membutuhkan
bukti dan fakta-fakta, sedangkan yang kurang kebutuhannya akan kognisi lebih
cenderung menggunakan proses otomatis (gampang terpengaruh),
mengandalkan intuisi dan memadu evaluasi mereka dengan maksud pesan
persuasive.

5. Karakteristik pesan
Kebanyakan pesan yang dibuat relative ramping sehingga penyampaian isi
pesan kurang dapat dipahami.
H. Hambatan-hambatan pada komunikasi yang efektif.
1. Penyaringan
Penyaringan (filtering) mengacu pada tujuan memanipulasi informasi oleh si
pengirim sehingga si penerima akan melihatnya menjadi lebih menguntungkan.
Seorang manajer yang berbicara kepada bosnya mengenai hal yang dia rasa
ingin didengar bosnya merupakan penyaringan informasi. Level yang semakin
vertikal dalam hierarki organisasi, maka akan semakin membuka banyak
kesempatan untuk melakukan penyaringan. Tetapi beberapa penyaringan akan
terjadi di mana pun yang terdapat perbedaan status.

2. Pemilihan persepsi
Diulas kembali disini karena pemilihan persepsi merupakan hal penting sebab
para penerima dalam proses komunikasi melihat dan mendengar secara selektif
berdasarkan pada kebutuhan mereka, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan
karakteristik personal lainnya. Para penerima juga memproyeksikan ketertarikan
dan ekspektasi mereka ke dalam komunikasi seperti mereka akan menguraikan
isi pesan mereka.

3. Informasi yang berlebihan


Para individu memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses data. Ketika
informasi yang kita miliki harus bekerja melebihi kapasitas pemrosesan kita,
maka hasilnya adalah informasi yang berlebihan.

4. Emosi
Anda dapat menginterprestasikan pesan yang sama secara berbeda ketika Anda
marah atau putus asa dibanding Anda sedang bahagia. Orang-orang yang
berada dalam suasana hati negatif lebih cenderung untuk mengkritisi pesan
dengan lebih terperinci, sedangkan mereka yang berada dalam suasana hati
positif cenderung untuk menerima komunikasi begitu saja.

5. Bahasa
Bahkan ketika kita sedang bekomunikasi dalam bahasa yang sama, kita-kita
dapat berarti hal-hal yang berbeda dengan orang lain. Umur dan konteks adalah
dua dari faktor terbesar yang mempengaruhi perbedaan-perbedaan
tersebut.Penggunaan bahasa di antara masing-masing orang sangat tidak
beragam. Jika kita mengetahui bagaimana masing-masing dari kita memodifikasi
bahasa, kita dapat meminimalkan kesulitan dalam komunikasi, tetapi kita
biasanya tidak mengetahuinya.

6. Keheningan
Hal yang mudah untuk mengabaikan keheningan atau kurangnya komunikasi
karena didefinisikan dengan ketiadaan informasi. Namun, riset menyarankan
untuk menggunakan keheningan dan penangguhan komunikasi adalah hal yang
umum dan problematis.

7. Kekhawatiran komunikasi
Diperkirakan 5-20% dari populasi menderita kekhawatiran komunikasi
(communication apprehension) yang melemahkan tenaga atau kecemasan
sosial. Orang-orang tersebut mengalami ketegangan dan kecemasan yang tidak
semestinya dalam komunikasi secara tertulis, lisan atau kedua-duanya.

8. Berbohong
Hambatan terakhir terhadap komunikasi yang efektif adalah kesalahan penyajian
atas informasi secara sekaligus atau berbohong. Setiap orang memiliki definisi
berbeda mengenai suatu kebohongan. Dapatkah Anda mendeteksi kebohongan?
Literatur menyarankan bahwa sebagian besar orang sangat tidak ahli dalam
mendeteksi penipuan yang dilakukan oleh orang lain. Permasalahanya adalah
tidak terdapat isyarat secara verbal atau nonverbal yang khas mengenai
kebohongan, menghindari pandangan, berhenti sejenak, dan menggeser postur
tubuh juga dapat sebagai tanda dari kegelisahan. Secara jumlah, frekuensi
kebohongan dan kesulitan dalam mendeteksi kebohongan terutama
membuatnya menjadi hambatan yang besar bagi komunikasi yang efektif.

I. Implikasi global
1. hambatan hambatan budaya

Gibson,etl.(1997:440-446) memaparkan beberapa hambatan utama komunikasi


dalam organisasi antara lain :

1. Perbedaan latar belakang (frame of reference);orang yang berbeda-beda


dapat menafsirkan komunikasi yang sama secara berbeda-beda
tergantung dari pengalaman mereka sebelumnya. Hal ini menyebabkan
perbedaan proses pembuatan sandi dan proses penguraian sandi.
2. Mendengarkan secara selektif, merupakan bentuk persepsi yang selektif
sehingga seseorang cenderung mengaburkan informasi baru, khususnya
jika informasi itu bertentangan dengan kepercayaan kita. Sebagai contoh
seseorang akan menerima pengarahan dari atasan /manajemen maka
hanya memperhatikan hal-hal yang memperkuat kepercayaan kita.
3. Pertimbangan nilai, menyangkut pemberian nilai menyeluruh pada pesan
sebelum menerima seluruh komunikasi. Penilaian nilai mungkin didasarkan
pada evaluasi penerima mengenai komunikator, pengalaman sebelumnya
dengan komunikator, atau arti yang diharapkan dari pesan itu.
4. Kepercayaan terhadap komunikator, artinya keyakinan dan pengakuan
penerima terhadap perkataan dan tindakan komunikator.Tingkat
kepercayaan penerima kepada komunikator selanjutnya langsung
mempengaruhi pandangan dan reaksi penerima terhadap perkataan,
gagasan, dan tindakan komunikator.
5. Masalah Bahasa, komunikasi telah didefinisikan sebagai penyampaian
informasi dan pengertian lewat penggunaan tanda atau simbolm(Common
Symbol). Kata-kata yang sama mungkin mempunyai arti yang berbeda-
beda bagi orang yang berbeda. Pengertian itu terdapat pada penerima
informasi tidak dalam kata-kata. Komunikasi terganggu ketika kelompok
yang berbeda-beda menggunakan kata-kata dengan cara yang berbeda-
beda.
6. Penyaringan, biasanya terjadi dalam komunikasi ke atas dalam organisasi.
Penyaringan berhubungan dengan “manipulasi” informasi sedemikian
sehingga informasi ditangkap positif oleh penerimanya. Bawahan
“menutupi”informasi yang kurang menyenangkan kepada atasan/pimpinan.
7. Bahasa In Group, seringkali kelompok pejabat, profesional, dan sosial
mengembangkan kata-kata atau ungkapan mereka sendiri yang hanya
mempunyai arti bagi para anggota mereka. Bahasa khusus semacam itu
mempunyai banyak tujuan yang berguna. Bahasa tersebut dapat
memberikan anggotanya perasaan ikut memiliki, kesatupaduan, perasaan
harga diri . Bahasa tersebut dapat memudahkan komunikasi yang efektif
dalam kelompok akan tetapi penggunaan bahasa tersebut dapat
mengakibatkan hambatan komunikasi jika digunakan dengan orang dari
kelompok lain.
8. Perbedaan status Seringkali organisasi menjelaskan tingkat-tingkat hirarkis
melalui berbagai macam simbol, gelar, atau titel, kantor, permadani,
sekretaris dan sebagainya. Perbedaan status semacam itu dapat
menimbulkan ancaman bagi seseorang yang lebih rendah kedudukannya
dalam hirarki, yang dapat menghindari atau menyimpangkan komunikasi.

2. konteks budaya

Dalam komunikasi bisnis, globalisasi memberikan dampak yang signifikan


terhadap dinamika budaya seperti:

1. Pertumbuhan interaksi lintas budaya Globalisasi telah memberikan jalan


terhadap pertumbuhan interaksi lintas budaya dalam dunia bisnis.
Perusahaan multinasional dan transaksi bisnis internasional selalu
melibatkan individu dan organisasi yang berasal dari berbagai latar
belakang dan budaya yang berbeda. Hal ini menciptakan dinamika budaya
yang cukup kompleks dalam komunikasi bisnis. Di era globalisasi saat ini,
kemampuan berinteraksi dalam lintas budaya (penyesuaian lintas budaya)
merupakan hal yang harus dikuasai oleh setiap individu. Berinteraksi
dengan orang-orang yang memiliki budaya berbeda merupakan sebuah
tantangan di era globalisasi saat ini. Setiap individu perlu belajar untuk
memahami cara berinteraksi dengan individu lain yang datang dengan latar
belakang budaya yang berbeda secara efektif tanpa saling menyakiti
selama proses interaksi berlangsung (Dagher, 2010)
2. Keberagaman dan inklusivitas Globalisasi telah meningkatkan
keberagaman dalam lingkungan bisnis dengan melibatkan berbagai
individu dari latar belakang budaya yang berbeda. Dalam lingkungan bisnis
dan organisasi, adanya keberagaman memberikan tuntutan kepada setiap
individu untuk melakukan pendekatan yang inklusif. Keberagaman yang
ada di dalam suatu organisasi memberikan manfaat seperti meningkatkan
kreativitas dan inovasi, memudahkan organisasi mencapai tujuan akhir,
memperluas jangkauan pasar, dan memudahkan organisasi dalam
beradaptasi (Wahjono, 2023). Dalam hal ini, organisasi harus mampu
memberikan pengakuan dan menghormati terhadap perbedaan budaya
agar tercipta komunikasi bisnis yang efektif.
3. Pengaruh budaya dalam pemasaran dan branding Globalisasi memiliki
kemampuan memperluas jangkauan pasar dan konsumen dalam bisnis.
Oleh karena itu, setiap organisasi harus mampu memahami bagaimana
pengaruh budaya local dalam pemasaran dan merk ataupun brand mereka.
Nilai-nilai, symbol,dan preferensi budaya dapat mempengaruhi bagaimana
pesan dan produk disampaikan kepada konsumen. Dalam komunikasi
bisnis global, mempertimbangkan faktor budaya merupakan hal yang
sangat penting agar pesan dan produk dapat diterima dengan baik oleh
pasar target.
4. Pengadopsian bahasa global Bahasa merupakan sarana penting dalam
melakukan komunikasi. Dalam konteks global, pengadopsian bahasa
global merupakan elemen yang cukup penting dalam melakukan
komunikasi bisnis global. Saat ini, bahasa Inggris merupakan bahasa yang
mendominan dalam komunikasi bisnis. Di era globalisasi, penggunaan
bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dalam bisnis internasional
memberikan kemudahan kepada setiap individu dan organisasi untuk
melakukan komunikasi bisnis yang efektif. Namun, penggunaan bahasa
local juga perlu dipertimbangkan sebagai pengenalan budaya dan
membangun hubungan yang lebih dalam dengan mitra bisnis.
5. Pengaruh teknologi komunikasi Komunikasi global saat ini telah di fasilitasi
oleh teknologi komunikasi yang berkembang cukup pesat di era globalisasi.
Teknologi saat ini memberikan kemudahan kepada setiap individu dan
organisasi untuk saling bertukar informasi dan melakukan komunikasi
secara instan tanpa terhalang oleh batas geografis. Dlam konteks budaya,
penggunaan teknologi komunikasi harus mempertimbangkan aspek-aspek
budaya yang ada.

3. Pedoman budaya

Robbin, SP. (2002:18) menjelaskan ketika berkomunikasi dengan orang dari


budaya yang berbeda, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi
salah persepsi, salah mengartikan dan salah mengevaluasi yaitu :

1. Mengasumsikan perbedaan sampai terbukti ada kesamaan. Paling


banyak dari kita beranggapan bahwa orang lain lebih mirip dengan kita
daripada kenyataannya mereka. Tetapi orang dari Negara yang berbeda
seringkali sangat berbeda dari kita. Sehingga jauh lebih kecil
kemungkinannya untuk berbuat salah jika menganggap orang lain
berbeda daripada menganggap sama sampai perbedaan terbukti.
2. Menekankan penjelasan daripada penilaian/penafsiran.Menafsirkan atau
menilai yang dikatakan dan dilakukan seseorang, berbeda dengan
penggambaran, penilaian didasarkan atas budaya dan latar belakang
pengamat dan bukan pada situasi yang diamati.
3. Berempati; sebelum mengirim pesan, tempatkan diri kita dalam posisi
penerima pesan. Berusaha untuk mengetahui nilainya, pengalaman dan
kerangka acuan, pendidikannya, pola pengasuhannya dan latar belakang
yang dapat member pemahaman tambahan. Berusaha melihat orang lain
sebagaimana orang tersebut sesungguhnya
4. Menganggap interpretasi/penafsiran sebagai hipotesis kerja/dugaaan
sementara. Ketika kita memberikan penafsiran terhadap situasi atau
pemikiran baru dari budaya asing, maka penafsiran tersebut dijadikan
hipotesis yang harus diuji lebih lanjut, perlu melakukan penilaian dengan
hati-hati terhadap umpan balik yang diberikan oleh penerima informasi,
guna memastikan bahwa umpan balik sesuai hipotesis.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan mengenai komunikasi adalah bahwa komunikasi yang efektif dan efisien
sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi yang baik. Komunikasi yang baik
membantu membangun kerjasama antara anggota tim, meningkatkan produktivitas
dan kinerja, serta menghindari kesalahpahaman dan konflik.

komunikasi yang baik adalah kunci dalam membangun kerjasama dan mengatasi
tantangan dalam organisasi. Penting bagi organisasi untuk memiliki budaya
komunikasi yang positif dan mendukung yang memungkinkan anggota untuk saling
berbagi informasi, pendapat, dan ide dengan jelas dan terbuka.
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawati, T. I. (2016). Komunikasi Verbal dan Non Verbal. Jurnal Pendidikan dan
Konseling, 83-98.

Puspitasari, D., & Danaya, B. P. (2022). Pentingnya Peranan Komunikasi dalam


Organisasi: Lisan, Non Verbal, dan Tertulis (Literature Review Manajemen).
Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi, 257-268.

Mehrabian, A. (1972). Nonverbal Communication. Aldine-Atherton.

Knapp, M. L., & Hall, J. A. (2013). Nonverbal Communication in Human Interaction.


Cengage Learning.

Whitman, M. E., & Mattord, H. J. (2017). Principles of Information Security. Cengage


Learning.

Pfleeger, C. P., & Pfleeger, S. L. (2015). Security in Computing. Pearson.

Schneier, B. (2015). Data and Goliath: The Hidden Battles to Collect Your Data and
Control Your World. W. W. Norton & Company.

Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A, 2014, Organizational Behavior, 16th Edition,
McGraw-Hill. https://manajemenmudah.blogspot.com/2016/04/komunikasi-
yang-persuasif.html?m=1

Sito, A., Siregar, C., & Putri, D. (2022). Dampak Globalisasi Terhadap Dinamika
Budaya Dalam Konteks Komunikasi Bisnis. 128-137.

Rahayuningsih, I. (2014). Komunikasi lintas budaya dalam organisasi. Jurnal Ilmu


Komunikasi, 91-100.

Bernhard, Adolfin dkk. ( 2017 ). Perilaku Organisasi. Bandung: CV. Patra Media
Grafindo
LAMPIRAN

No. Waktu Kegiatan Peserta

1. Selasa, Diskusi secara


30 Oktober
langsung/offline
2023

2. Rabu, 1. Membagi Materi


31 Oktober
setiap individu
2023
2. Mengumpulkan
materi setiap
individu dan
3. Menggabu-
ngkan semua
materi

Anda mungkin juga menyukai