Anda di halaman 1dari 23

Makalah Organisasi dan Manajemen

PROSES KOMUNIKASI
Disusun oleh:
1. Drotty Hottarida Sihotang (11230014)
2. Apriani L. Purba (11230004)
3. Sari Medawani Sitorus (11230016)
4. Karya Iman Telanbanua (1123006)
5. Rista Siahaan (11230020)
6. Denis Kristian S. Gulo (11230010)
7. Nova Sinaga (11230008)
8. Albert Gerson Waruwu (11230012)
9. Berkat Novanolo Laia (11230035)

Mata Kuliah : Organisasi dan Manajemen

Dosen Pembimbing : Drs. Darma Manalu, Msi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2012
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan kasih karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Proses Komunikasi” dengan tepat waktu. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung penyelesaian dan
penyempurnaan makalah ini.

Selain itu, penulis juga menyampaikan terimakasih kepada pembimbing


mata kuliah Organisasi dan Manajemen Drs. Darma Manalu. Msi yang telah
memberikan tugas ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu


dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat bantuan dan
dorongan serta bimbingan dari bapak dosen mata kuliah Organisasi dan
Manajemen, serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat


khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca, serta semoga dapat menjadi bahan
pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang
akan datang. Terimakasih.

Medan, Desember 2012

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG............................................................ 1
B. PERUMUSAN MASALAH................................................... 2
C. TUJUAN................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 4

A. PENTINGNYA KOMUNIKASI........................................... 4
B. PROSES KOMUNIKASI...................................................... 4
C. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI............................. 7
D. HAMBATAN TERHADAP KOMUNIKASI KEORGANISASIAN
YANG EFEKTIF................................................................... 9
E. MENINGKATKAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI 13
F. KOMUNIKASI BUKAN LISAN (NON VERBAL
COMMUNICATION)............................................................ 16
G. FUNGSI KOMUNIKASI........................................................ 17
H. TUJUAN KOMUNIKASI........................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang
berarti 'sama'.Communico, communicatio atau communicare yang berarti
membuat sama (make to common). Secara sederhana komunikasi dapat terjadi
apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.
Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat
memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to
understand one another).

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan


organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi.
Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang
digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang
terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan.

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman.


Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan,
gerakan, dan penyiaran.Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi
transaktif|transaktif, komunikasi bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak
bertujuan|tak bertujuan.

1
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak
langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain
dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya. Satu-satunya
alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah
komunikasi baik secara verbal maupun non verbal ( bahasa tubuh dan isyarat
yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).

Salah satu tujuan penting dari struktur organisasi adalah memudahkan proses
komunikasi dan pengambilan keputusan. Fungsi manajerial mengenai
perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian semuanya melibatkan manajer
dalam pengambilan keputusan dan komunikasi tertentu.

Dalam kenyataannya, fungsi manajemen mengenai perencanaan,


pengorganisasian, dan pengendalian dilaksanakan oleh manajer dalam
pengambilan keputusan dan komunikasi tertentu. Apabila mengambil keputusan,
para manajer harus mendapatkan dan sekaligus menyebarkan informasi.

Jadi, komunikasi adalah sangat penting karena para manajer jarang bekerja
dengan menggunakan “barang” tetapi lebih sering dengan menggunakan
“informasi mengenai barang itu”.

2. Perumusan Masalah

1. Apa itu komunikasi?


2. Bagaimana proses komunikasi?
3. Apa hambatan terhadap komunikasi keorganisasian yang efektif?
4. Bagaimana meningkatkan komunikasi dalam organisasi?

2
3. Tujuan

1. Untuk mengetahui arti komunikasi


2. Untuk mengetahui proses komunikasi
3. Untuk mengetahui apa-apa saja hambatan komunikasi keorganisasian
yang efektif
4. Untuk mengetahui cara meningkatkan komunikasi dalam organisasi

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA KOMUNIKASI
Komunikasi tidak dapat dihindarkan dalam setiap fungsi organisasi, namun
komunikasi itu mungkin tidak efektif. Setiap manajer harus menjadi seorang
komunikator. Dalam kenyataannya, segala sesuatu yang dikerjakan oleh manajer
adalah mengkomunikasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada seseorang atau
kepada kelompok tertentu. Walaupun sudah ada kemajuan yang pesat dalam
teknologi komunikasi dan informasi, namun komunikasi antara orang-orang
dalam organisasi tetap diperlukan. Komunikasi antara orang dengan orang tidak
tergantung dari teknologi, tetapi tergantung dari kekuatan dalam diri orang dan
dalam lingkungannya. Komunikasi adalah “Proses” orang.

B. PROSES KOMUNIKASI
Proses umum dari komunikasi terdiri dari 5 unsur:
a. Komunikator
b. Pesan (message)
c. Jalur (medium)
d. Penerima (receiver)
e. Umpan balik (feedback)

Gambar Proses Komunikasi

4
Siapa mengatakan apa bagaimana caranya kepada siapa

Komunikator pesan medium penerima

Umpan balik

Bagaimana Kerjanya komunikasi

Para ahli komunikasi mengatakan kepada kita bahwa komunikasi yang efektif
adalah hasil dari pemahaman bersama antara komunikator dan penerima. Para ahli
riset menguraikan proses umum dari komunikasi yang dapat berguna dalam
semua situasi. Para ahli menggunakan istilah teknis, namun model yang
berkembang dari karangan mereka sangat berguna bagi pengertian komunikasi.

Ada beberapa unsur-unsur kerja komunikasi, antara lain:

a. Komunikator
Komunikator adalah seorang karyawan dengan gagasan, maksud,
informasi dan bertujuan mengadakan komunikasi
Gambar:

Komunikator Pesan & jalur Mengurai sandi penerima


Membuat sandi

Umpan balik
5

b. Membuat sandi atau menyandi (Encoding)


Komunikator harus melakukan proses pembuatan sandi yang
menerjemahkan gagasan komunikator kedalam serangkaian tanda
yang sistematis yakni kedalam suatu bahasa yang menyatakan maksud
komunikator. Bentuk utama dari bahasa adalah bahasa.
c. Pesan (Message)
Hasil dari proses pembuatan sandi adalah pesan. Komunikator
dinyatakan dalam bentuk pesan dapat bersifat lisan atau bukan lisan.
Para manajer mempunyai berbagai macam maksud untuk
berkomunikasi, agar orang lain mengetahui atau memahami gagasan
mereka, atau memahami gagasan orang lain, atau supaya mereka
sendiri atau gagasan mereka diterima, atau supaya menghasilkan
tindakan.
Pesan adalah apa yang diharapkan leh komunikator untuk
disampaikan kepada penerima tertentu, dan bentuk yang tepat
sebagian besar tergantung dari jalur (medium) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan.
d. Jalur (Medium)
Jalur atau medium adalah alat yang menyampaikan pesan.
Organisasi memeberi informasi kepada para anggotanya dengan
beraneka macam cara, termasuk tatap muka, te;epon, pertemuan
kelompok, komputer, memo, pernyataan kebijakan, sistem imbalan,
jadwal produksi, dan ramalan penjualan.Orang dapat berkomunikasi
juga lewat jalur yang bukan lisan seperti pernyataan dengan raut
muka, nada suara, dan gerakan badan.
e. Menguraikan Sandi-Penerima (Decoding-Receiver)
Untuk melaksanakan proses komunikasi, maka pesan dari diuraikan
sandinya dilihat dari segi relevansinya bagi penerima. Menguraikan
sandi (Decoding) adalah istilah teknis bagi proses pikiran penerima.
6
f. Umpan Balik (Feedback)
Proses komunikasi perlu diberi umpan balik. Proses komunikasi
satu arah adalah proses yang tidak memungkinkan pemberian umpan
balik penerima ke- komunikator. Proses komunikasi timbal balik
memberikan umpan balik ini dari penerima ke-komunikator. Selain
itu, saran tidak langsung (seperti menurunnya produktivitas, kualitas
produksi yang kurang baik, meningkatnya kemangkiran atau
pergantian karyawan, dan kurang baiknya koordinai dan atau konflik
antara unit dengan unit) mungkin menunjukkan kemacetan
komunikasi.
g. Kegaduhan (Noise)
Dalam rangka komunikasi manusiawi, kegaduhan dapat dipikirkan
seperti faktor-faktor yang mengganggu pesan yang dimaksudkan.
Komunikasi ada yang bersifat vertikal dan ada juga yang bersifat
horizontal. Komunikasi yang bersifat vertikal yaitu komunikasi antar
atasan-bawahan, bawahan-atasan) dan komunikasi yang bersifat
horizontal yaitu komunikasi antara teman sejawat-teman sejawat, atau
menyangkut satu orang dan sebuah kelompok, namun semua unsur
yang dibahas harus ada.

C. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Pola organisasi harus memberi kemungkinan komunikasi dalam empat arah
yang berbeda: ke atas, kebawah, horisontal dan diagonal. Karena arah-arah
komunikasi tersebut menentukan kerangka kerja dimana komunikasi
dilaksanakan dalam organisasi.
7
a. Komunikasi ke bawah (Downward Communication)

Komunikasi kebawah mengalir dari orang pada jenjang hirarki


yang lebih tinggi kejenjang yang lebih rendah. Bentuk yang paling umum
dalah instruksi, memo resmi, pernyataan tentang kebijakan perusahaan.
Dalam organisasi komunikasi kebawah sering kali kurang tetap dan kurang
teliti.

b. Komunikasi ke atas (Upward Communication)


Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke atas yang sama
banyaknya dengan kebutuhannya akan komunikasi kebawah. Dalam
situasi semacam itu, komunikator berada dalamjejang yang lebih rendah
dalam organisasi daripada penerima. Beberapa diantara arus komunikasi
ke atas yang biasa, adalah kotak saran-saran, pertemuan kelompok dan
prosedur naik banding atau pengaduan.
c. Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)
Hal yang sering kali digunakan dalam disain dari kebanyakan
organisasi adalah tersedianya arus komunikasi horisontal. Komunikasi
horisontal sangat perlu bagi koordinasi dan integrasi dari beraneka ragam
fungsi keorganisasian-misalnya antara produksi dan penjualan dan
organisasi bisnis dan antara berbagai macam departemen dan fakultas
dalam sebuah universitas.
d. Komunikasi Diagonal (Diagonal Communication)
Komunikasi diagonal adalah penting dalam situasi dimana para
anggota tidak dapat berkomunikasi secara efektif lewat jalur lain.
8
D. HAMBATAN TERHADAP KOMUNIKASI KEORGANISASIAN
YANG EFEKTIF
Unsur-unsur komunikasi telah dikenal, yakni komunikator, pembuatan sandi,
pesan, medium atau jalur, penguraian sandi, penerima, dan umpan balik. Jika
salah satu dari unsur-unsur ini karena sesuatu hal menjadi rusak atau kurang
sempurna, maka maksud komunikasi dan pemahamannya menjadi kurang jelas.
Ada banyak hambatan yang dapat mengganggu proses komunikasi, yang
menimbulkan “kegaduhan” (noise) dan akhirnya kemacetan komunikasi. Ada
beberapa hambatan-hambatan utama, yaitu:
a. Latar Belakang ( Frame of Reference=Kerangka Acuan)
Orang yang berbeda-beda dapat menafsirkan komunikasi yang sama
secara berbeda-beda tergantung dari pengalaman mereka sebelumnya. Hal
ini menyebabkan perbedaan proses pembuatan sandi dan proses
penguraian sandi. Para ahli komunikasi sependapat bahwa ini merupakan
faktor yang paling penting yang dapat mengganggu “kesamaan”
(commoness) dalam komunikasi. Apabila Proses pembuatan sandi dan
penguraian sandi itu sama, maka komunikasi adalah paling efektif, jika
kedua-duanya itu berbeda maka komunikasi cenderung macet.
Akibatnya sering terjadi penyimpangan atau distorsi karena perbedaan
latar belakang (frame of reference). Orang dalam beraneka macam fungsi
keorganisasian menafsirkan situasi yang sama secara berbeda-beda.
b. Mendengarkan Secara Selektif
Ini merupakan bentuk persepsi yang selejtif dimana kita cenderung
mengaburkan informasi baru, khususnya jika informasi itu bertentangan
dengan kepercayaan kita.
9
Hal-hal yang bertentangan dengan pendapat kita yang terbentuk
sebelumnya, yidak akan kita perhatikan sama sekali atau kita belokkn
sesuai dengan pendapat kita sebelumnya.
c. Pertimbangan Nilai (Value Judgements)
Dalam setiap situasi komunikasi, penerima mengadakan petimbangan
nilai. Pada dasarnya pertimbangan ini menyangkut pemberian nilai
menyeluruh kepada sebuah pesan sebelum menerima seluruh komunikasi.
Penilaian nilai mungkin didasarkan pada evalusi penerima mengenai
komunikator, pengalaman sebelumnya dengan komunitor, atau arti yang
diharapkan dari pesan itu.
d. Dapat Dipercayanya Sumber (Source Credibility)
Dapat dipercayanya sumber adalah kepercayaan, keyakinan, dan
pengakuan penerima terhadap perkataan dan tindakan komunikator.
Tingkat kepercayaan penerima kepada komunikator selanjutnya langsung
mempengaruhi pandangan dan reaksi penerima terhadap perkataan,
gagasan, dan tindakan komunikator.
e. Persoalan Bahasa (Semantic Problems)
Komunasi telah didefinisikan sebagai penyamapaian informasi dan
pengertian lewat penggunaan tanda atau simbol yang sama (common
symbols). Kata-kata yang sama mungkin mempunyai arti yang berbeda-
beda, maka seringkali komunikasi dapat terganggu. Hal ini khususnya
berlaku bagi istilah atau ungkapan yang abstrak atau yang teknis. Jadi,
karena kata-kata itu mempunyai arti yang berbeda-beda bagi orang yang
berbeda-beda, maka mungkin sekali komunikator itu berbicara dalam
bahasa yang sama dengan penerima, tetapi masih juga tidak
menyampaikan pengertian.
f. Penyaringan (Filtering)
Penyaringan atau filtering biasa terjadi dalam komunikasi ke atas
dalam organisasi.
10
Penyaringan berhubungan dengan “manipulasi” informasi sedemikian
sehingga informasi ditangkap positif oleh penerimanya. Bawahan
“menutupi” informasi yang kurang menyenangkan dalam pesan kepada
atasan mereka. Alasan bagi ”penyaringan” semacam itu sudah jelas; ini
adalah pengarahan (ke atas) yang membawa informasi pengendalian
kepada manajemen. Manajemen mengadakan evaluasi jasa, memberi
kenaikan gaji, dan mempromosikan orang berdasarkan apa yang
diterimanya lwat jalur ke atas.
g. Bahasa Dalam-Kelompok (IN-Group Language)
Seringkali kelompok pejabat, profesional, dan sosial
mengembangkan kata-kata atau ungkapan mereka sendiri yang hanya
mempunyai arti bagi para anggota mereka. Bahasa khusus semacam itu
dapat mempunyai banyak tujuan yang berguna. Bahasa tersebut dapat
memberikan kepada para anggotanya perasaan ikut memiliki, kesatuan-
paduan dan dalam banyak hal, perasaan harga diri. Bahasa tersebut dapat
juga memudahkan komunikasi yang efektif dalam kelompok. Tetapi
penggunaan bahasa dalam kelompok (Ingroup language) dapat
menimbulkan kemacetan yang parah apabila orang luar atau kelompok lain
terlibat di dalamnya. Ini khususnya terjadi apabila kelompok
menggunakan bahasa semacam itu dalam organisasi, tidak dengan maksud
menyampaikan informasi dan pengertian, tetapi untuk
mengkomunikasikan suatu “rahasia” mengenai kelompok itu atau
mengenai fungsinya.
h. Perbedaan Status (Status Differences)
Seringkali orgaisasi menjelaskan tingkat-tingkat hirarkis lewat
berbagai macam simbol-gelar atau titel, kantor, permadani, sekretaris, dan
sebagainya.
11
Perbedaan status semacam itu dapat menimbulkan ancaman bagi
seseorang yang lebih rendah kedudukannya dalam hirarki, yang dapat
menghindari atau menyimpangkan komunikasi. Seringkali terjadi bahwa
atasan dalam penyelidikan mereka untuk memanfaatkan waktu mereka
secara efisien mempertinggi hambatan ini.
i. Tekanan Waktu (Time Pressures)
Tekanan waktu merupakan hambatan penting bagi komunikasi.
Jelaslah merupakan persoalan bahwa para manajer tidak mempunyai
waktu untuk sering berkomunikasi dengan setiap bawahan. Tetapi, tekanan
waktu seringkali dapat menimbulkan persoalan yang jauh lebih serius
daripada ini. Korsleting merupakan kegagalan dari sitem komunikasi yang
ditentukan secara formal, yang seringkali diakibatkan oleh tekanan waktu.
Ini berarti bahwa ada seseorang yang ditinggalkan dari saluran resmi
komunikasi yang biasanya harus dimasukkan.
j. Beban Komunikasi yang Terlalu Berat (Communication Overload)
Salah satu tugas vital yang harus dilaksanakan oleh seorang manajer
adalah mengambil keputusan. Salah satu syarat penting bagi pengambilan
keputusan yang efektif adalah informasi. Karena kemajuan teknologi
komunikasi, maka kesulitannya tidak terletak dalam mengumpulkan
informasi. Para manajer sering merasa “tertimbun” oleh banyaknya
informasi dan data yang tersedia bagi mereka. Akibatnya orang tidak dapat
menyerap atau menanggapi dengan seksama semua pesan yang ditujukan
kepada mereka. Dengan memeriksa tiap-tiap hembatan, kita mengetahui
bahwa hambatan itu ada yang terdapat di dalam diri orang (misalnya latar
belakang, pertimbangan nilai), atau di dalam organisasi (misalnya bahasa
dalam kelompok, penyaringan).
12

E. MENINGKATKAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


Para manajer yang berusaha keras untuk menjadi komunikator yang lebih baik
mempunyai dua tugas yang terpisah yang harus mereka laksanakan. Pertama,
mereka harus meningkatkan pesan mereka-informasi yang ingin mereka
sampaikan. Kedua, mereka harus berusaha meningkatkan pengertian mereka
sendiri mengenai apa yang ingin dikomunasikan oleh orang lain kepada mereka.
Cara yang dilakukan untuk membantu pelaksanaan dua tugas tersebut, yaitu:
a. Mengadakan Tindak Lanjut (Following Up)
Teknik ini dilakukan dengan menganggap kita tidak mengerti atau salah
dimengerti dan, sedapat mungkin kita berusaha menentukan apakah maksud
yang diinginkan itu benar-benar ditangkap.
b. Mengatur Arus Informasi (Regulating Information Flow)
Teknik ini meliputi pengaturan komunikasi untuk menjamin arus
informasi yang optimum kepada para manajer, dengan demikian
menyingkirkan hambatan “beban komunikasi yang terlalu berat”. Komunikasi
diatur dari segi kualitas dan kuantitasnya. Gagasan ini didasarkan pada
prinsip pengecualian (exception principle) dari manajemen, yang menyatakan
bahwa yang harus diperhatikan oleh atasan adalah hanya penyimpangan
penting dari kebijakan dan prosedur.
c. Memanfaatkan Umpan Balik (Utilizing Feedback)
Umpan balik (Feedback) telah dikenal sebagai unsur penting dalam
komunikasi timbal-balik yang efektif. Umpan balik memberi saluran bagi
tanggapan penerima yang memungkinkan komunikator untuk menentukan
apakah pesannya telah diterima dan apakah menghasilkan tanggapan yang
dimaksud.
13
Dalam komunikasi tatap muka dimungkinkan adanya umpan balik
langsung. Tetapi dalam komunikasi ke bawah, sering terjadi ketidak-telitian
karena tidak ada kesempatan yang cukup bagi umpan balik dari penerima.
d. Penghayatan (Emphaty)
Empati lebih berorientasi pada penerima daripada berorientasi kepada
komunikator. Bentuk komunikasi sebagian harus tergantung dari apa yang
diketahi tentang penerima. Empati mengharuskan para komunikator untuk
menempatkan diri mereka kedalam diri penerima dengan maksud untuk
mengetahui sebelumnya bagaimana pesan itu akan diuraikan sandinya.
Penting bagi manajer untuk memahami dan menilai proses penguraian
sandi. Penguraian sandi (decoding) meliputi persepsi, dan pesan akan
“disaring” lewat orang. Empati atau penghayatan adalah kemampuan orang
untuk menempatkan diri ke dalam peranan orang lain dan untuk
mengasumsikan pandangan dan emosi orang tersebut. Dapat kita ketahui
bahwa semakin besar senjang antara pengalaman dan latar belakang
komunikator dan penerima, maka makin besar pula usaha yang harus
dilakukan untuk menemukan dasa umum bagi pemahaman-yakni bidang-
bidang pengalaman yang saling bertindihan.
e. Pengulangan (Repetition)
Pengulangan merupakan prinsip belajar yang telah diterima umu.
Menggunakan pengulangan atau ungkapan yang berlebih-lebihan didalam
komunikasi (khususnya yang bersifat teknis) menjamin bahwa jika satu
bagian dari pesan itu tidak dimengerti, maka masih ada bagian lain yang
membawakan pesan yang sama.
14
f. Mendorong Saling Mempercayai (Encouraging Mutual Trust)
Tekanan waktu sering kali menghilangkan kemungkinan bahwa para
manajer dapat mengadakan tindak lanjut terhadap komunikasi dan
mendorong umpan balik atau komunikasi ke atas setiap kali mereka
berkomunikasi.
g. Penetapan Waktu Secara Efektif (Effective Timing)
Para manajer perlu mengetahui bahwa sementara mereka beruaha
berkomunikasi dengan seorang penerima, maka pesan-pean lain telah
diterima sekali gus. Pesan yang dikirim mungkin tidak “didengar”. Pesan itu
lebih mungkin dimengerti apabila pesan itu tidak bersaingan atau
bertentangan denga pesan-pean lain. Banyak organisasi menggunakan
“tempat pengasingan” apabila sedang diadakan kebijakan atau perubahan
penting.
h. Menyederhanakan Bahasa
Bahasa yang rumit merupakan hambatan utama bagi komunikasi yang
efektif. Para mahasiswa sering menderita apabila dosen menggunakan jargon
teknis yang merubah konsep sederhana mejadi teka-teki yang rumit. Tetapi
kesulitan bahas itu tidak hanya terjadi di universitas saja, badan pemerintah
terkenal juga dengan komunikasinya yang sering tidak dapat dimengerti.
i. Mendengarkan Secara Efektif
Untuk meningkatakan komunikasi, para manajer harus berusaha untuk
dapat dimengerti, tetapi juga untuk mengerti. Ini berarti manajer harus
mendengarkan. Satu metode untuk mendorong seseorang menyatakan
perasaannya yang sebenarnya, keinginannya dan emosinya adalah
mendengarkan dengan pengertian. Manajer secara sadar mengambil
keputusan untuk mendengarkan, supaya komunikais dapat efektif, manajer
harus benar-benar mengerti dan dapat dimengerti.
15
j. Menggunakan Selentingan (Using the Grapevine)
Selentingan merupakan jaluran komunikasi informal yang sangat penting
yang terdapat dalam semua organisasi. Pda dasarnya selentingan merupakan
mekanisme untuk melangkaui (by passing mechanism), dan dalam banyak
hal, selentingan adalah lebih cepat daripada sistem formal yang
dilangkauinya.
Bagi manajemen, selentingan itu seringkali merupakan alat komunikasi
yang efektif. Selentingan mungkin sekali mempunyai pengaruh yang lebih
kuat terhadap para penerima, karena selentingan merupakan komunikasi tatap
muka dan membolehkan umpan balik. Karena selentingan memenuhi banyak
kebutuhan psikologis, maka selentingan akan selalu ada.

F. KOMUNIKASI BUKAN LISAN (NONVERBAL COMMUNICATION)


Bidang riset yang relatif baru diantara para ahli perilaku adalah informai yang
dikirim oleh komunikator yang yidak berhubungan denga informasi lisan (verbal
communication) yakni komunikasi bukan lisan (nonverbal communication). Hal
ini sangat menarik adalah isyarat fisik (physical cues) yang merupakan ciri khas
dari penyajian fisik komunikator misalnya gerakan tangan, penampilan ekspresi
muka, gerakan mata.
Faktor-Faktor yang Menyampaikan Informasi Bukan Lisan:
a. Jarak. Dalam beberapa situasi, jarak menunujkkan berdaya tarik
(attraction) atau tidak berdaya tarik (nonattraction) sedangkan dalam
situasi lain jarak menunjukkan perbedaan status.
b. Orientasi. Orientasi tatap muka, tolak belakang, atau bersisian dapat
menyampaikan informasi khusu. Orang-orang yang bekerja sama
seringkali duduk bersisian, sedangkan orang yang bersaingan biasanya
berhadapan muka yang satu denga yang lain.

16
c. Sikap badan. Ini dapat menyampaikaan pesan secara formal dan santai.
d. Kontak Fisik. Meraba, berjabat tangan, memegang sering kali
menyamapikan pesan. Hal-hal tersebut dapat menyampaikan perasaan
tertarik atau tidak tertarik atau perasaan akrab.
e. Ekspresi Muka. Senyum, kerut muka, menguap, muka yang keheranan
dan sebagainya, terus menerus menyamapaikan informasi selama
berkomunikasi dengan tatap muka.
f. Gerak Isyarat. Gerakan badan dan tangan menyampaikan informasi
yang sering kali menunjukkan sikap dan perasaan.
g. Pandangan Mata. Gerakan mata dan kotak mata menyampaikan
informasi mengenai minat, tidak minat, daya tarik, perhatian seksual.

G. FUNGSI KOMUNIKASI
Beberapa fungsi komunikasi diantaranya :
1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,
data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang diperlukan agar
dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkunagn
serta orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.
2. Sosialisasi
3. Motivasi
4. Perdebatan dan diskusi
5. Pendidikan
6. Memajukan kehidupan
7. Hiburan
8. Integrasi

17
H. TUJUAN KOMUNIKASI
Tujuan komunikasi antara lain adalah :
1. Supaya pesan yang kita sampaikan dapat di mengerti oleh orang lain
(komunikan)
2. Memahami orang lain
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain
4. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu
Secara singkat dapat kita katakana bahwa tujuan komunikasi adalah
mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan komunikator
dapat diterima oleh orang lain (komunikasi).
Sebagai tenaga kesehatan yang memiliki tanggungjawab sesuai dengan
tugas dan wewenangnya, secara umum komunikasi yang dilakukan perawat
memiliki tujuan dan target yaitu :
a. Social change / social participation
b. Attitude change
c. Opinion change
d. Behavior change
e. Komunikasi yang dilakukan perawat bertujuan agar pelayanan
keperawatan yang diberikan dapat berjalan efektif. Kemampuan
komunikasi yang efektif ini merupakan keterampilan yang harus
dimiliki oleh perawat professional.

18
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penjelasan makalah kami di atas dapat disimpulkan


bahwa : Komunikasi merupakan proses pengiriman atau pertukaran
(stimulus,signal,symbol,informasi) baik dalam bentuk verbal maupun non verbal
dari pengirim ke penerima pesan dengan tujuan adanya perubahan (baik dalam
aspek kognitif, efektif, maupun psikomptor),dan, komunikasi bukan hanya
sekedar berbicara secara efektif pada orang-orang. Komunikasi merupakan suatu
proses yang sangat rumit yang terdiri dari sejumlah elemen yang berbeda- beda.

19
DAFTAR PUSTAKA

Beckett, J. A. Management Dynamics: The New Synthesis. New York: Mc-Graw-


Hill, 197
Carlson, R. O. “Is Business Really Facing a Communication Problem?”
Organisazational Dynamics, 1973, hal. 35-52
Dewherst, H. D. “Influence of Perceived Information-Sharing Utulization.”
Academy of Management Journal, 1971, hal. 305-15
Ellis, D. S. Management and Administrative Communication, New York: Mcc-
millan, 1978

Anda mungkin juga menyukai