MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
oleh
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
memenuhi tugas akhir semester I mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, kami mendapat banyak bantuan,
masukan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui
1. Dra. Anniar Samanhudi, M. Hum., selaku dosen mata kuliah Tata Tulis
Kami menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini pada masa yang akan datang.
Kami berharap semoga gagasan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI
PRAKATA.........................................................................................................
ABSTRAK.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
DAFTAR TABEL.............................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
DAFTAR DIAGRAM......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.......................................................................................
1.4 Manfaat.....................................................................................
1.6 Hipotesis...................................................................................
4.1 Simpulan............................................................................
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
LAMPIRAN............................................................................................
RIWAYAT HIDUP...............................................................................
DAFTAR TABEL
Suatu Berita......................................................................................
Hoaks.................................................................................................
PENDAHULUAN
kemajuan teknologi informasi. Lalu lintas informasi begitu cepat. Setiap orang
sosial seperti Instagram, Whatsapp, Line, Facebook, dan Twitter. Tidak bisa
kehidupan manusia. Tidak hanya memberikan dampak yang positif tetapi juga
apabila informasi yang disampaikan tersebut adalah informasi yang tidak akurat.
Tidak jarang informasi yang disebarkan di media sosial adalah informasi bohong
atau yang kita kenal dengan istilah berita hoaks. Dengan judul yang sangat
provokatif, suatu berita hoaks dapat menggiring opini pembaca. Opini negatif, fitnah,
hate speech akan timbul dari suatu berita hoaks. Berita hoaks ini menyerang,
mengancam dan merugikan pihak yang diberitakan sehingga dapat merusak reputasi
cara seseorang dapat menghindari berita hoaks di media sosial yang digunakan.
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memaparkan dan merangkum penelitian
tersebut. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada karya tulis
Manfaat karya tulis ilmiah ini bagi tim penulis adalah mengetahui
cara membuat karya tulis ilmiah yang baik dan benar seusai dengan
Manfaat karya tulis ilmiah ini bagi pembaca adalah pembaca dapat
gunakan.
yang mempercayai berita hoaks, media atau tempat penyebaran berita hoaks,
kalangan yang dituju dari berita hoaks tersebut serta kuantitas berita hoaks di
media sosial.
1.6 Hipotesis
Jika suatu berita sesuai dengan persepsi orang yang membacanya, maka
tersebut sudah sesuai dengan persepsi masyarakat, maka berita tersebut akan
kebenaran berita tersebut. Dan kebanyakan kasus ini terjadi di kalangan orang
observasi lapangan.
1.8 Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, kajian
teori, pembahasan, serta simpulan dan saran. Bab satu membahas yang
penulisan. Bab dua berisi tentang landasan-landasan ilmu yang berkaitan dengan
topik yang dipilih. Bab tiga menganalisis semua data yang didapatkan. Bab empat
berisi tentang simpulan dan saran dari tim penulis mengenai keseluruhan topik, baik
KAJIAN TEORI
Berita palsu atau berita hoaks adalah informasi yang sesungguhnya tidak
benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hal ini tidak sama dengan rumor,
ilmu semu, maupun April Mop. Menurut KBBI, hoaks mengandung makna berita
kebenaran. Menurut Werme (2016), berita hoaks merupakan berita palsu yang
politik tertentu. Informasi dalam berita hoaks juga tidak memiliki landasan
1) Hoaks Virus
Banyak orang yang suka membuat hoaks soal cerita urban legend
seram tentang tempat, benda, atau kegiatan tertentu. Hoaks jenis ini
jenis ini dapat berimbas negatif pada si objek kabar hoaks, seperti mulai
Hoaks satu ini berupa surat yang berisikan tentang kabar dari
seseorang yang tengah sakit dan membutuhkan dana guna operasi atau
obat. Hoaks jenis ini biasanya menggunakan foto dari Google demi
jumlah uang.
Sifat hoaks ini sangat berbahaya. Karena berita hoaks jenis ini bisa
7) Hoaks Politik
Jenis berita hoaks ini adalah jenis berita hoaks yang paling sering
terjadi di kalangan elit politik. Demi menjatuhkan satu sama lain agar
memenangkan kursi di lembaga tertentu, tak jarang fitnah satu sama lain
terjadi. Black Campaign adalah salah satu contoh berita hoaks jenis ini.
2.3 Media Penyebaran Berita Hoaks
mail, biasanya berisi peringatan akan hal sebuah klaim palsu. Namun, dengan
Kalau tidak hati-hati, pengguna dunia maya atau netizen dapat dengan
mudah termakan tipuan berita hoaks, bahkan ikut menyebarkan berita tersebut. Ini
tentunya akan sangat merugikan berbagai pihak. Media sosial dinilai menjadi
sarana penyebaran berita hoaks. Hal ini disampaikan oleh Presiden Direktur
VIVA Media Group Anindya Novyan Bakrie dalam forum Konvensi Nasional
penyebaran berita hoax di media sosial mencapai 92,40 persen, disusul aplikasi
percakapan (chatting) 62,80 persen, lalu situs web 34,90 persen. Sementara pada
televisi hanya 8,70 persen, media cetak 5 persen, email 3,10 persen, dan radio
1,20 persen. Data itu ialah hasil survei yang melibatkan 1.116 responden. Hampir
hoaks dan mengapa pula penyebarannya begitu masif meski kebenarannya belum
dapat dipastikan? Menurut pandangan psikologis, ada dua faktor yang dapat
cenderung percaya hoaks jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang
dimiliki. Misal seseorang memang sudah tidak setuju terhadap kelompok tertentu,
produk, atau kebijakan tertentu. Ketika ada informasi yang dapat mengafirmasi
opini dan sikapnya tersebut, maka ia mudah percaya,” ujar Laras Sekarasih,
PhD., dosen Psikologi Media dari Universitas Indonesia. Hal tersebut, menurut
Laras, juga berlaku pada kondisi sebaliknya. Seseorang yang terlalu suka terhadap
kelompok, produk, dan kebijakan tertentu, jika menerima informasi yang sesuai
akan timbul di dalam diri seseorang ketika ada yang mengafirmasi apa yang
karena adanya perasaan terafirmasi, juga dipengaruhi oleh anonimitas pesan hoaks
itu sendiri. “Sering kali ada awalan pesan ‘sekadar share dari grup sebelah’.
tanggung jawab saya. Saya sekadar share,” ujarnya lagi. Alasan kedua bagi
seseorang mudah percaya pada hoaks, lanjut Laras, bisa juga disebabkan
message berisi ajakan untuk mengunduh aplikasi tertentu atau donasi melalui
Fakta menariknya, tidak ada satu pun orang yang benar-benar kebal
terhadap hoaks. Siapa saja bisa menjadi korban berita hoaks. “Ketika berbicara
soal media sosial, media digital, saya berpendapat, kita harus bedakan antara
Seseorang yang tech savvy belum tentu information literate,” ujar Laras. Oleh
karena itu, secara teoretis, menurut Laras, rentan atau tidaknya seseorang terhadap
Hoaks memberi dampak psikologis. Secara umum hoaks memiliki daya untuk
mengubah dan memperkuat sikap atau persepsi yang dimiliki seseorang terhadap
suatu hal. Bisa jadi ketidaksetujuan terhadap kebijakan tertentu, orang tertentu,
yang negatif menimbulkan rasa takut terhadap dunia luar, ada kecemasan
berlebih,” katanya.
informasi tersebut disajikan. Suatu berita yang sama yang disajikan oleh dua
orang wartawan bisa saja dipahami dan ditanggapi secara berbeda oleh pembaca
yang sama, karena kedua wartawan tersebut menyampaikannya dengan cara yang
Contoh salah satu dari banyak hoaks yg terkenal adalah “bumi itu datar,
bukan bulat”. Di sini, bahkan suatu hal yang sudah merupakan fakta pun bisa
tertentu. Sebenarnya, jika dikaji secara mendalam pikiran yg teliti dan jeli dapat
framing. Dan bukan hanya memanfaatkan framing bias, hoaks tersebut juga
Studi yang dilakukan oleh peneliti di Princeston dan New York University
belakang pendidikan, jenis kelamin, dan pandangan politik. Faktor usia justru
Pengguna Facebook dari kalangan tua diketahui berbagi hoaks lebih dari dua kali
lipat dari kelompok usia 45-65 tahun. Dibandingkan kelompok usia termuda 18-
kategori usia, hanya 8,5 persen pengguna yang berbagi setidaknya satu tautan
mengatakan, 'oh iya, itu sudah jelas'," jelas penulis studi, Andrew Guess.
menunrutnya orang tua yang lebih konservatif lebih mudah mempercayai dan
membagikan kembali berita yang dibacanya.Studi ini tidak menarik kesimpulan
soal alasan orang lebih tua lebih mudah berbagi berita hoaks.
Peneliti hanya menunjukkan adanya dua teori, pertama orang tua yang
bertambahnya usia sehingga lebih mudah percaya dengan apa yang mereka lihat.
Data yang dihimpun tercatat jelang dan usai Pilpres AS 2016 lalu yang
rasional sehingga dengan mudah mempercayai hoaks. Juga ada baiknya kita
mengkaji kembali apa yang sudah ada dalam pikiran kita yang kita yakini sebagai
berita atau informasi yang benar. Siapa tahu itu merupakan hoaks yang terlanjur
Tidak ada orang yang kebal terhadap bias pikiran dan hoaks. Tiap orang
yang berbeda. Karena itu jangan heran jika seorang ahli agama sekaligus
akademisi tingkat tinggi bergelar profesor doktor pun bisa tertipu oleh hoaks yang
tidak masuk akal. Jadi ada baiknya kita membiasakan diri berfikir kritis dan
karena bertentangan dengan apa yang sudah kita yakini. Sebaliknya hoax sering
terasa manis karena sesuai atau mendukung apa yang kita percayai, sadar atau
PEMBAHASAN
Pada penelitian kali ini peneliti akan menyajikan data yang diperoleh
dengan lengkap dan terperinci dari hasil kuesioner yang telah disebarkan.
Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa ITB yang memiliki rentang usia
15-20 tahun. Kuesioner dibuat menggunakan Google Form dan waktu penelitian
dan Anda mempercayai berita itu, namun di kemudian hari anda menemukan
Dari diagram di atas, 65% responden pernah terjebak dan percaya dengan
suatu berita hoaks dan 35% responden tidak pernah terjebak oleh berita tersebut.
Digunakan Responden
berita hoaks?
Facebook, 10% di Twitter, 50% di Instagram, 60% di Whatsapp dan 35% di Line.
berita hoaks.
No. Saran
3 Lebih banyak baca literatur di berbagai media dan jadikan itu kebiasaan.
3.3 Pembahasan
responden cukup mengerti dan aware terhadap bahaya berita hoaks. Ini
Hal ini bisa terjadi karena populasi dari penelitian pada makalah ini adalah
generasi muda yang mengenyam pendidikan yang baik sehingga mampu bersikap
media sosial. Dari media sosial yang dijadikan sebagai parameter penelitian,
ditunjukkan bahwa Whatsapp adalah media sosial yang paling rentan menjadi