Oleh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun kami menuju jalan yang terang benderang
seperti saat ini, sehingga penyusunan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik
dan lancar.
Tugas review ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Media
Pembelajaran Kimia. Keberhasilan dalam perencanaan, praktek dan penyusunan
laporan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fuad A. Rachman dan Drs. A. Rachman Ibrahim,M.Sc.Ed. selaku
dosen pengasuh mata kuliah Media Pembelajaran Kimia yang telah memberikan
gambaran kepada kami bagaimana cara mereview materi yang baik dan benar.
2. Orang tua yang telah memberikan bantuan kepada kami baik moril (berupa doa,
dukungan dan semangat) maupun materiil.
3. Teman-teman yang telah memberikan kritik dan saran yang telah membangun
untuk usaha kami.
4. Serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini. Kami berharap dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2
3
3.2 Proses Belajar Mengajar sebagai Proses Komunikasi ........................................... 20
4
REVIEW MATERI PERKULIAHAN KE-7 ......................................................................... 47
8 UTS ................................................................................................................................ 50
5
REVIEW MATERI PERKULIAHAN KE- 1
6
perilaku non verbal. Dengan kata lain media pembelajaran mencakup sofware dan
hardware yang berfungsi sebagai alat bantu belajar.Media yang digunakan dan
integrasikan dengan tujuan dan isi intsruksional yang biasanya sudah dituangkan
dalam garis besar pedoman intruksional (GBPP).
7
pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar sekitar 75%, melalui
indera pendengaran 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.
Mencermati pandangan hasil penelitian Bough di atas dapat disimpulkan bahwa
pengunaan media dalam pembelajaran merupakan suatu keharusan, utamanya media
yang bersifat visual. Salah satu gambaran yang sering digunakan sebagai landasan
teori penggunaan media dalam proses belajar mengajar adalah Dales Cone of
Experience (1969) (kerucut pengalaman Dale). Sejalan dengan teori kerucut Edgar
Dale yang sering menjadi acuan penggunaan media dalam pembelajaran Abdul
Rachman Shaleh (2004, hlm. 218) mengemukakan bahwa kita belajar dari 10% dari
apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat,
50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90%
dari apa yang kita lakukan. Sesuatu yang dilihat dan dilakukan merupakan tingkat
keberhasilan yang tinggi dan efisien, utamanya dalam belajar berkaitan dengan
pengalaman langsung dengan bantuan media/benda tiruan atau pengamatan.
8
Selanjutnya Seels & Galsgow (1990) dalam Azhar Arsyad (2004, hlm. 33-35)
mengelompokkan media kedalam dua kategori, yaitu tradisional dan tekhnologi
mutakhir sebagai berikut:
1. Media tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan (Proyeksi opaque/teks tembus pandang,
Proyeksi overhead, Slides, Filmstrips)
b. Visual yang tidak diproyeksikan (Gambar/poster, Foto, Charts/grafik/
diagram, Pameran papan info, papan-bulu)
c. Audio (Rekaman piringan, Pita kaset/reel atau cartridge)
d. Penyajian multimedia (Slide plus suara/tape, Multi-image)
e. Visual dinamis yang dproyeksikan (Film, Televisi, Video
f. Cetak (Buku teks, Modul/teks terprogram, Workbook, Majalah
ilmiah/berkala, Lembaran lepas/hand-out).
g. Permainan (Teka-teki, Simulasi, Permainan papan)
h. Realita (Model, Specimen/contoh, Manipulatif/peta, boneka)
2. Media tekhnologi mutakhir
a. Media berbasis telekomunikasi
Telekonfren
Kuliah jarak jauh
9
Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa
dengan meningkatnya motivasi belajar siswa.
Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa.
Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa.
Berangkat dari manfaat media dalam pembelajaran memiliki nilai praktis yang
diperoleh oleh siswa sebagaimana menurut Wina Sanjaya (2007, hlm. 169-170)
sebagai berikut:
Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.
Media dapat mengatasi batas ruang dan waktu. Misalnya dalam hal penyajian
bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta siswa, maka
dalam hal ini media berfungsi sebagai:
Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta didik
dengan lingkungan.
Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nayata, dan tepat.
Media dapat membangkitakn motivasi dan merangsang peserta untuk belajar
dengan baik.
Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
10
1. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep,
prinsip, dan ketrampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat
menurut sifat bahan ajar
2. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih
merangsang minat dan motivasi peserta didik untuk belajar.
3. Menumbuhkan sikap dan ketrampilan tertentu dalam teknologi karena peserta
didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.
4. Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.
5. Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran.
6. Meningkatkan kualitas belajar mengajar.
11
1.11 Kriteria Media Pembelajaran
Gerlach menyebutkan bahwa media jika dipahami dalam garis besar adalah
manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu meperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap (Arsyad (2002).Dalam hal
ini,
Pembelajaran yang kebanyakan para ahli pendidikan membedakannya antara
media dan alat peraga, namun kedua istilah tersebut juga digunakan saling
bergantian. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara
lain tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa,
ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak, mutu teknis dan biaya. Oleh
sebab itu, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen yang
utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media
harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk
perilaku (behavior).
2. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih
media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan
berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
3. Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius
bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. Faktor umur,
intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi
titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
4. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri
media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan
seorang guru. Seringkali suatu media dianggap tepat untuk digunakan di kelas
akan tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang
diperlukan, sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media yang
dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh guru.
5. Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan
kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan
ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
6. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan
hasil yang akan dicapai.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
REVIEW MATERI PERKULIAHAN KE-2
14
e. Mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks dapat dipisahkan bagian demi bagian
untuk diamati secara terpisah.
f. Mengatasi suara yang terlalu halus untuk didengar secara langsung.
g. Menjelaskan tentang peristiwa peristiwa alam, misalnya terjadinya gempa
bumi, banjir banding, gerhana matahari, pembiakan hewan,
h. Memungkinkan terjadinya kontak langsung dengan masyarakat atau dengan
keadaan alam sekitar.
15
2.4 Klasifikasi Media Pembelajaran
1) Berdasarkan indera yang digunakan
a. Media audio
b. Media visual
c. Media audio-visual.
2) Berdasarkan jenis pesan yang disampaikan
a. Media cetak
b. Media non cetak
c. Media grafis
d. Media non grafis
3) Berdasarkan sasarannya
a. Media jangkauan terbatas
b. Media jangkauan yang luas
4) Berdasarkan penggunaan tenaga listerik
a. Media elektronika
b. Media non elektronika
5) Berdasarkan kesiapan dalam penggunaannya
a. Media siap pakai/jadi (media by utilization)
b. Media siap rancang (media by design)
6) Berdasarkan asalnya
1. Media dari spesimen hidup yang masih hidup: aquarium
2. Media dari spesimen hidup yg sudah mati: herbarium
3. Media dari spesimen benda tdk hidup: batuan-batuan
4. Media asli bukan mh.hidup: radio, mobil
5. Model (tiruan benda-benda)
16
b. Ketersediaan dana, tenaga, dan fasiliatasnya;
c. Keluwesan, kepraktisan, dan ketahanan media
d. Efektivitas biaya dalam waktu yang panjang.
Enam langkah pokok prosedur pemilihan media
a. Menentukan tujuan program,
b. Menetapkan metode transmisi (informasi atau pesan instruksional),
c. Menentukan ciri khas pelajaran,
d. Memilih media pembelajaran,
e. Menganalisis ciri khas media,
f. Merencanakan tes pengembangan media.
17
1) Jelaskan kepada siswa bahwa media tersebut berada dalam tahap
formatif yang memerlukan umpan balik untuk perbaikan,
2) Berikan tes awal,
3) Sajikan media atau minta kepada siswa untuk mempelajari media
tersebut,
4) Catat waktu yang diperlukan dan semua bentuk umpan balik,
5) Berikan tes akhir untuk mengetahui apakah keberhasilan tujuan bisa
tercapai,
6) Bagikan questioner kepada siswa tentang seputar manfaat dari media
tersebut,
7) Analisis data yang terkumpul.
c. Evaluasi lapangan
Evaluasi lapangan merupakan tahap terakhir dari evaluasi formatif suatu media yang
dilakukan pada kondisi dan situasi yang sebenarnya. Prosedur evaluasi lapangan:
1) Pilih siswa yang benar-benar mewakili populasi target sebanyak 30
orang siswa lakukan tes kemampuan awal tadi.
2) Jelaskan kepada mereka maksud uji lapangan terhadap media tersebut,
3) Berikan tes awal,
4) Sajikan media tersebut kepada mereka,
5) Catat semua respon yang muncul dari siswa selama sajian,
6) Berikan tes akhir untuk mengetahui pencapaian hasil belajar mereka,
7) Berikan questioner kepada mereka seputar sikap dan pendapat mereka
tentang media yang telah disajikan,
8) Ringkas dan analisis data yang diperoleh dangan kegiatan-kegiatan.
Evaluasi Sumatif, evaluasi dalam bentuk final, setelah diperbaiki dan
disempurnakan orang lain atau mungkin yang bersangkutan sendiri, akan dikumpulkan data
untuk menentukan apakah media itu patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau
apakah media itu benar-benar efektif.
Penggunaan media yang sesuai metode pembelajaran guru dengan kondisi siswa
menjadi pertimbangan mutlak untuk teracapainya efisiensi dan efektivitas pembelajaran,
karena media digunakan dalam proses belajar mengajar untuk mempermudah siswa
menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh guru. Maka kesesuaian antara metode dan
media pembelajaran harus sejalan.
Media pembelajaran sebagai alat bantu bagi guru dalam menyampaikan materi
pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Penggunaan media
dalam belajar akan berhasil jika guru terampil dalam menggunakannya, sebab itu guru harus
memahami tentang manfaat dan kegunaan media dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan
karena guru merupakan mediator utama dalam proses transformasi pembelajaran. Maka
dalam proses transformasi pembelajaran guru harus didukung alat atau perantara, yaitu
media. Media pengajaran secara umum dapat dikategorikan kedalam media visual (gambar)
dan audio-visual (suara/film/gambar) atau secara tradisional serta modern yang mencakup
tekhnologi mutakhir. Pemanfaatan media oleh guru bertujuan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang efisien dan efektif yang sejalan dengan tujuan pendidikan.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
REVIEW MATERI PERKULIAHAN KE-3
3 MEDIA PEMBELAJARAN DAN PERKEMBANGANNYA
Penyampaian materi sebaiknya memanfaatkan alat peraga, agar menarik minat
peserta didik.Usia SD dalam taraf berkembang /taraf perkembangan skematis.Salah
satu cara yang efektif :dengan alat peraga/ alat bantu /media pembelajaran.Menurut
penelitian, kemampuan menerima pesan lewat pancaindra, paling tinggi adalah
dengan penglihatan & pendengaran. Daya serap pancaindera terdiri dari penglihatan
82%, penciuman 1%, perasa 2.5%, peraba 3.5%, dan pendengaran 11%.
Media yang bisa menyampaikan info bersamaan berupa suara & gambar
disebutmedia audio visual.Multimedia: gabungan bentuk media menjadi satu
kesatuan yang menyu-guhkan tampilan baru dan interaktif.
(Computer/Laptop&LCD Projector). Dengan media, info dapat dicatat secara
cermat, mampu mencerna fakta&imajinasi,sertamudah diingat.
Ketika itu, para pendidik sangat terpikat dengan kerucut pengalaman itu,
sehingga pendapat Dale tersebut banyak dianut dalam pemilihan jenis media yang
paling sesuai untuk memberikan pengalaman belajar tertentu pada siswa.Pada akhir
tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat audio
visual.Dalam pandangan teori komunikasi, alat audio visual berfungsi sebagai alat
penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Begitupun dalam dunia
pendidikan, alat audio visual bukan hanya dipandang sebagai alat bantu guru saja,
melainkan juga berfungsi sebagai penyalur pesan belajar. Sayangnya, waktu itu
faktor siswa, yang merupakan komponen utama dalam pembelajaran, belum
mendapat perhatian khusus.Baru pada tahun 1960-an, para ahli mulai
memperhatikan siswa sebagai komponen utama dalam pembelajaran. Pada saat itu
teori Behaviorisme BF.Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam
kegiatan pembelajaran. Teori ini telah mendorong diciptakannya media yang dapat
mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran. Produk media
21
pembelajaran yang terkenal sebagai hasil teori ini adalah diciptakannya teaching
machine (mesin pengajaran) dan Programmed Instruction (pembelajaran
terprogram).
Pada tahun 1965-1970, pendekatan sistem (system approach) mulai
menampakkan pengaruhnya dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Pendekatan
sistem ini mendorong digunakannya media sebagai bagian intregal dalam proses
pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya dipandang sebagai alat bantu guru,
melainkan telah diberi wewenang untuk membawa pesan belajar, hendaklah
merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran. Media, yang tidak lagi hanya
dipandang sebagai alat bantu guru, melainkan telah diberi wewenang untuk
membawa pesan belajar, hendaklah merupakan bagian integral dari kegiatan belajar
mengajar. Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan
alat bantu audio visual, yang berguna sebagai penyalur pesan atau informasi belajar.
Pada tahun 1960-1965 orang-orang mulai memperhatikan siswa sebagai
komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah-
laku (behaviorism theory) dari B.F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media
dalam pembelajaran.Dalam teorinya, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa.
Teori ini membantu dan mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah
tingkah-laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.
Pada tahun 1965-1970 , pendekatan system (system approach) mulai menampakkan
pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan
system ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses
pembelajaran. Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis
dengan memusatkan perhatian pada siswa.Ada dua ciri pendekatan sistem
pengajaran, yaitu sebagai berikut:
1. Pendekatan sistem pengajaran mengarah ke proses belajar mengajar. Proses
belajar-mengajat adalah sesuatu penataan yang memungkinkan guru dan siswa
berinteraksi satu sama lain.
2. Penggunaan metode khusus untk mendesain sistem pengajaran yang terdiri atas
prosedur sistemik perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan penilaian
keseluruhan proses belajar-mengajar
Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik
siswa diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang
dicapai.Pada dasarnya pendidik dan ahli visual menyambut baik perubahan
ini.Sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai
format media. Dari pengalaman mereka, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa
itu berbeda-beda, sebagian ada yang lebih cepat belajar melalui media visual,
sebagian audio, media cetak, dan sebagainya. Sehingga dari sinilah lahir konsep
media pembelajaran.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
REVIEW MATERI PERKULIAHAN KE-4
24
4.2 Kelebihan dan Kekurangan
CETAK
Kelebihan
1. Murah
2. Dapat diakses oleh kalangan luas
3. Tidak memerlukan peralatan
Kekurangan
1. Membutuhkan reading habits
2. Membutuhkan pengetahuan awal (prior knowledge)
3. Kurang bisa membantu daya ingat
TRANSPARANSI
Kelebihan
1. penggunaannya praktis
2. tidak memerlukan ruang gelap. Karena itu siswa atau peserta didik
dapat melihatnya sambil mencatat
3. mudah dioperasikan, sehingga tidak memerlukan operator khusus
Kekurangan
1. memerlukan peralatan khusus untuk penampilan, yaitu Overhead
Projector (OHP)
2. memerlukan penataan yang khusus
3. memerlukan kecakapan khusus dalam pembuatannya
AUDIO
Kelebihan
1. Imajinatif
2. Individual
3. Relatif lebih murah
Kekurangan
1. Komunikasi satu arah
2. Abstrak, terutama berkaitan dengan angka, ukuran, penghitungan
dll
3. Auditif, sehingga membutuhkan konsentrasi dalam mendengarkan
SLIDE SUARA
Kelebihan
1. Dapat digunakan dalam kelompok besar (kelas)
2. Dapat memusatkan perhatian
3. Di bawah kontrol guru
Kekurangan
1. Gambar yang lepas menjadikannya mudah hilang
2. Hanya menyajikan gambar diam
3. Memerlukan ruangan yang gelap, sehingga tidak ada aktifitas lain
MULTI MEDIA
Kelebihan
1. Interaktif
25
2. Individual
3. Fleksibel
Kekurangan
1. Hanya akan berfungsi untuk hal-hal sebagaimana yang telah
diprogramkan
2. Memerlukan peralatan (komputer) multimedia
3. Perlu persyaratan minimal prosesor, memori kartu grafis dan
monitor
26
2) Menyajikan satu ide
3) Dengan slogan yang ringkas
4) Gambar tulisan yang jelas
5) Mempunyai komposisi dan variasi yang bagus
e. Karikatur dan kartun
Karikatur dan kartun merupakan garis yang dicoret dengan spontan yang
menekankan kepada hal-hal yang dianggap penting, beda antara poster
dan karikatur terletak pada karikatur kadang-kadang lebih menggit dan
kritis. Kesan kritis dan humor yang diberikan karikatur dan kartun
menyebabkan informasi yang disampaikan tahan lama dalam ingatan
anak.
f. Media Gambar atau Foto
Foto merupakan media refroduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Foto
ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan
sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realitis. Foto ini
dapat mengatur ruang dan waktu.
g. Media Gambar Sederhana dengan Garis Lingkaran
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat gambar
dengan garis lingkaran, sebagaimana yang dikemukakan Amir Hamzah
Sulaiman ( 1995:112 ) sebagai berikut:
1. Gunakan warna yang gelap untuk garis dan lingkaran supaya
kontras dengan kertas sebagai latar belakangnya
2. Jangan ragu-ragu untuk melalui gambar objek yang dimaksudkan
dan pelajari sambil melakukannya
3. Gambar-gambar harus besar dan garis-garis harus tebal agar jelas
4. Tentukan terlebih dahulu bidang gambar, pilihlah diantara dua
bidang, bidang yang tegak dan bidang datar
5. Gunakan satu bidang saja untuk satu objek
6. Gunakan seluruh bidang dan jangan biarkan sebagian besar bidang
ada yang kosong
7. Ada baiknya memberi sketsa lebih dahulu dengan pensil supaya
dapat dihapus yang keliru, kenudian dapat digunakan spidol atau
tinta
h. Media Komik
Komik merupakan media yang mempunyai sifat yang sederhana, jelas,
mudah dipahami.Oleh sebab itu media komik dapat berfungsi sebagai
media yang informatik dan edukatif.
Media visual dua dimensi merupakan media yang bersifat elektronik yang
diproyeksi dan terdiri dari perangkat perangkat keras dan perangkat lunak. Ada
beberapa jeni media visual dua dimensi ini adalah:
27
a. Overhead Proyector ( OHP )
OHP ini telah ditemukan sejak tahun 1930-an yaitu sejak adanya penemuan lensa
fresnal yang digunakan dalam OHP.
cahaya yang kuat
b. Slide
Silde dan flmstrip merupakan media yang diproyeksikan dan dapat dilihat dengan
mudah oleh para siswa dikelas. Slide adalah sebuah ganbar transparan yang
diproyeksikan oleh cahaya melalui proyektor.
c. Filim Strip
Filmstrip disebut juga filim slide, stripfilm dan still film yang arti dan fungsinya
sama. Ukuran filmstrip ada dua jenis yaitu: 1). single frame 2). double frame. Slide
dan Filmstrip memberikan keuntungan dalam kegiatan proses belajar mengajar.
Oemar Hamalik ( 1985 : 91 ) mengemukakan bahwa slide dan filmstrip mengandung
nilai-nilai sebagai berikut:
1. Penyajiannya berupa satu unit atau satu kesatuan yang bulat
2. Menimbulkan dan mempertinggi minat murid
3. Setiap sistem dalam kelas melihat gambar yang sama dan dalam waktu yang
sama
3. Media Audio
Media audio berkaitan dengan indra pendengar, dimana pesan yang disampaikan
dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal ( kedalam kata-kata atau
bahasa lisan ) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat
dikelompokkan dalam media audio yaitu:
a. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk
mendengarkan berita yang baagus dan aktual dapat mengetahui beberapa kejadian
dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehiduapan dan
sebagainya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa radio dapat merupakan alat
pendidikan yang digunakan secara efektif untuk seluruh level dan pase pendidikan.
28
a. Gerlach dan Ely ( 1972 ) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap
b. Fleming mengatkan bahwa media yang sering diganti dengan mediator yaitu
penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya
c. Heinich, Molenda, dan Russel ( 1990 ) diungkapkan bahwa media is a channel
of communication.
29
sebagai alat bantu tidak bisa sembarang menurut sekehendak hati guru. Tetapi harus
memperhatikan dan mempertimbangkan tujuan.
Akhirnya dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses belajar
mengajar dan gurulah yang mempergunakannya untah membelajarkan anak didik
demi tercapainya tujuan pengajaran.
3. Media sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai umtuk
dikosumsi oleh setiap anak didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya,
tetapi teramil dari berbagai sumber. Karena itu, sumber belajar adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal
untuk belajar sekarang.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru
memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan
yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak didik. Media
sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual.
4. Prinsif Pemanfaatan media Pembeajaran
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap
kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk
mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan
demikian penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa .Hal ini
perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut
kebutuhan siswa.
F. Klasifikasi Media
Rudi Bretz ( 1977 ) mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok
yaitu suara, visual dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga
bentuk yaitu gambar visual, garis dan simbol. Disamping itu juga membedakan
media siar dan media rekam sehingga terdapat 8 klasifikasi media:
a. Media audio visual gerak, diam, semi gerak
b. Media vissual gerak, diam, semi gerak
c. Media cetak
Menurut Oemar Hamalik ( 1985: 63 ) dan 4 klasifikasi media pengajaran yaitu:
1. Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya filmstrip, transparansi, micro
projectin, papan tulis, buletin board, gambar-gambar, ilustrasi, chart, grafik,
poster, peta dan globe
2. Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar misalnya: phonograph
record, transkripsi electris, radio, rekaman pada tape recorder
3. Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya filim dan televisi, benda-
benda tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan, misalnya: model, spicemens,
bak pasir, peta electris, koleksi diorama
4. Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara boneka, dan sebagainya
Disamping itu para ahli media lainnya juga membagi jenis-jenis media pengajaran
itu kepada:
1. Media asli dan tiruan
2. Media bentuk papan
3. Media bagan dan grafis
4. Media proyeksi
5. Media dengar ( audio)
6. Media cetak atau printed materialis
Briggs mengidentifikasi macam-macam media yang dipergunakan dalam proses
belajar mengajar yaitu: objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak,
31
pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparasi, filim bingkai, filim, televisi
dan gambar.
Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam:
1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang
hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara
2. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja tidak mengandung
unsur suara. Yang termasuk kedalam media adalah film slide, foto, transparasi,
lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis
3. Media audiovisual, yaitu jenis jenis media yang selain mengandung unsur
suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman
video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan
media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua
unsur jenis media yang pertama dan kedua.
Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi kedalam:
1. Media yang memiliki daya lipat yang luas dan serentak seperti radio dan
televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-
kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan
khusus
2. Media yang mempunyai daya lipat yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti
filim slide, film, video, dan lain sebagainya
Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibedakan menjadi:
1. Media yang proyeksikan, seperti film, slide, fim strip, transparansi, dan lain
sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus,
seperti film proyektor untuk memproyeksi film, slide projector untuk
memproyeksikan film slide, Over Head Projector ( OHP ) untuk memproyeksi
semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa
2. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain
sebagainya
Media audiovisual dibagi menjadi;
1. Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti filim bingkai suara (sound slide ), film rangkai suara, dan cetak suara
2. Audiovisual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperi film suara dan video cassette
Pembagian lainnya tentang media ini adalah:
1. Audiovisual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari
satu sumber seperti: film video-cassette
2. Audiovisual tidak murni yaitu yang unsur suara dan unsur gambarnya berasal
dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya
bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape
recorder. contoh lainnya: flim strip suara dan cetak suara.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
TUGAS REVIEW PERTEMUAN KE-5
34
5.3 Media Sebagai Bagian Terpadu Dalam Pembelajaran
Salah satu komponen yang perlu dilakukan guru atau pengajar sebelum
melaksanakan pengajaran adalah mengembangkan strategi pembelajaran yang terdiri
dari komponen urutan kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran.
Mengembangkan strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai inti dari suatu
proses pembelajaran karena berkaitan sangat erat dengan bagaimana suatu
pembelajaran akan berlangsung.
Syarat Media
Visible Mudahdilihat
Interesting Menarik
Simple Sederhana
Useful Bermanfaat
Accurate Benar
Legitimate Sah, masukakal
Structured Terstruktur
35
Sumber Belajar
1. Pengertian
Segala sesuatu baik yang sengaja dirancang maupun yang telah tersedia yang
dapat dimanfaatkan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama untuk
membuat atau membantu peserta didik belajar
2. Komponen
a. Pesan adalah Pelajaran/informasi yang diteruskan oleh komponen lain
dalam bentuk ide, fakta, arti, data, dan lain-lain
b. Orang adalah Manusia sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan
c. Bahan adalah Sesuatu yang mengandung pesan untuk disajikan melalui
penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri
d. Alat adalah Sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang
tersimpan di dalam bahan
e. Teknik adalah Prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk
menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk
menyampaikan pesan
f. Lingkungan adalah Situasi sekitar atau tempat di mana pesan diterima
SumberBelajar dan Media Pembelajaran
1. Media Belajar merupakan bagian dari sumber belajar
2. Sumber belajar dapat berupa: pesan, orang, alat, bahan, teknik dan
lingkungan.
3. Kombinasi bahan (soft-ware) dan alat (hard-ware) dinamakan media
pembelajaran.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
REVIEW MATERI PERTEMUAN KE-6
38
Jika bentuk penyajian sudah ditetapkan, penyusun bahan ajar menyusun
struktur atau kerangka penyajian. Kerangka-kerangka itu diisi dengan materi
yang telah diatetapkan. Kegiatan ini sudah termasuk mendraf (membahasakan,
membuat ilustrasi, gambar) bahan ajar. Draf itu kemudian direvisi. Hasil revisi
diujicobakan, kemudian direvisi lagi, dan selanjutnya ditulis akhir (finalisasi).
Selanjutnya, guru telah dapat menggunakan bahan ajar tersebut untuk
membelajarkan siswanya.
39
Multimedia interaktif dapat dibedakan menjadi multimedia interaktif of line
dan on line. Multimedia interaktif of line adalah program multimedia yang tidak
terkoneksi dengan internet, hanya beroperasi pada komputer stand alone.
Sedangkan multimedia interaktif on line adalah program multimedia yang
terkoneksi dengan jaringan internet atau sering disebut dengan istilah
hypermedia.
Sims mendeskripsikan bahwa dalam lingkungan belajar online yang
interaktif, kontrol terhadap peserta didik melalui komunikasi aktif berupa
pemberian umpan balik merupakan komponen interaktivitas yang esensial. Dalam
konsep pendidikan jarak jauh, interaksi merupakan aspek yang penting jika
kualitas pendidikan jarak jauh ingin diwujudkan (Wilson: 2004).
Berdasarkan tingkat interaktivitasnya, multimedia dibedakan menjadi
multimedia interaktif tingkat operator dan multimedia interaktif tingkat kreator.
Interaksi yang terjadi pada tingkat operator, pengguna hanya bisa memilih atau
menentukan menu-menu atau perintah yang tersedia. Sedangkan pada multimedia
interaktif tingkat kreator, pengguna dapat memanfaatkan program untuk berkreasi
sesuai dengan materi yang ada di dalamnya (Wang Qiyun & Cheung Wing Sum,
2003: 218).
Berdasarkan bentuk program pembelajaran yang dikembangkan, multimedia
interaktif dibedakan menjadi: (a) drill and practice; (b) tutorial; (c) simulation; (d)
game; dan (e) problem solving (Heinich: 1996: 9-12). Muirhead (2001),
mendefinisikan interaktif sebagai komunikasi, partisipasi, dan umpan balik yang
membantu siswa dan guru untuk berinteraksi secara aktif. Multimedia
pembelajaran hendaknya memiliki tingkat interaktivitas yang tinggi, agar proses
pembelajaran mandiri berlangsung dinamis.
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan media
pembelajaran meliputi: prinsip kesiapan dan motivasi, penggunaan alat pemusat
perhatian, pengulangan, partisipasi aktif peserta didik, dan umpan balik (Abdul
Gafur, 2007: 20-22).
Prinsip kesiapan dan motivasi menekankan bahwa kesiapan dan motivasi
peserta didik untuk menerima informasi pembelajaran sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Kesiapan peserta didik mencakup
kesiapan pengetahuan prasyarat, kesiapan mental, dan kesiapan fisik. Motivasi
merupakan dorongan untuk melakukan atau mengikuti kegiatan belajar. Motivasi
tersebut dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri peserta didik (Abdul
Gafur, 2007: 20).
Penggunaan alat pemusat perhatian dalam media pembelajaran dapat
menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik untuk fokus terhadap materi
pelajaran. Hal ini membantu konsentrasi peserta didik dalam memahami isi
pelajaran sehingga penguasaan mereka menjadi lebih baik.
Informasi atau keterampilan baru jarang sekali dapat dikuasai secara
maksimal hanya dengan satu kali proses belajar. Agar penguasaan terhadap
informasi atau keterampilan baru tersebut dapat lebih optimal, maka perlu
40
dilakukan bebrapa kali pengulangan. Prinsip pengulangan ini harus diperhatikan
dalam mengembangkan media pembelajaran.
Bagi seorang guru maupun pengembang software pembelajaran, penting
untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam mendesain multimedia pembelajaran.
Berikut prinsip-prinsip desain multimedia pembelajaran menurut Richard E.
Mayer (2009:93):
a. Prinsip multimedia:
murid-murid bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar-gambar dari
pada kata-kata saja.
b. Prinsip kedekatan ruang:
murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar terkait
disajikan saling berdekatan daripada saat disajikan saling berjauhan dalam
halaman atau layar.
c. Prinsip keterdekatan waktu:
Murid-murid bisa belajar lebih baik saat kata-kata dan gambar-gambar
terkait disajikan secara simultan dari pada bergantian.
d. Prinsip koherensi:
Murid-murid bisa belajar lebih baik jika materi ekstra disisihkan daripada
dimasukkan.
41
prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio visual yang menggabungkan
penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang
muncul terakhir adalah teknologi mikro prosesor yang melahirkan pemakaian
komputer dan kegiatan interaktif.
Pengklasifikasian media pembelajaran berdasarkan indra yang terlibat
menurut Rudi Bretz (1997) yaitu ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu
suara, visual dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk,
yaitu gambar visual, garis (linergraphic) dan simbol. Di samping itu dia juga
membedakan media siar (transmisi) dan media rekam (recording), sehingga
terdapat 8 klasifikasi media; media audio visual gerak; media audio visual diam;
media audio semi gerak; media visual gerak; media visual diam; media visual
semi gerak; media audio, dan media cetak.
Pengklasifikasian media pembelajaran berdasarkan rangsangan belajar
menurut Briggs lebih menekankan pada karakteristik menurut stimulus atau
rangsangan yang dapat ditimbulkannya daripada media itu sendiri, yakni
kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran,
bahan dan transmisinya. Di samping itu Briggs mengidentifikasi macam-macam
media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu; objek, model,
suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan
tulis, media transparansi, film bingkai, film, televisi dan gambar.
Klasifikasi media pembelajaran berdasarkan fungsi pembelajaran menurut
Gagne ada 7 macam pengelompokan media yaitu; benda untuk didemonstrasikan,
komunikasi lisan, gambar cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan
mesin belajar. Ke tujuh macam pengelompokan media tersebut kemudian
dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkat hierarki
belajar yang dikembangkannya, yaitu: pelontar stimulus dan penarik minat
belajar.
Klasifikasi media pembelajaran berdasarkan hierarki pemanfaatannya
menurut Duncan, semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai semakin
mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya dan semakin luas lingkup
penggunaannya. Sebaliknya semakin rendah perangkat media yang digunakan
biaya akan menjadi murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya
lebih khusus dan lingkup sasarannya.
Agar media pengajaran yang dipilih itu tepat, terdapat beberapa faktor yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan media:
a. Objektivitas, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, media
pembelajaran menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi.
b. Program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik harus
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya maupun strukturnya.
c. Sasaran program, ialah peserta didik yang akan menerima informasi
pengajaran melalui media pengajaran.
d. Situasi dan kondisi, meliputi kondisi sekolah atau tempat dan ruangan yang
akan digunakan, serta peserta didik yang akan mengikuti pelajaran.
42
e. Kualitas teknik, media pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan,
apakah sudah memenuhi syarat.
f. Keefektifan dan efisiensi penggunaan, dengan menggunakan media tersebut
informasi pengajaran dapat diserap oleh anak didik dengan optimal, serta
waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut
sedikit mungkin
43
dahulu, apakah ada saluran untuk koneksi ke internet, adakah jaringan
teleponnya? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid
diizinkan untuk menggunakan komputer yang terhubung ke internet? Jangan
hanya kepala sekolah saja yang boleh menggunakan internet, tetapi juga
guru/karyawan dan murid. Bahkan murid lebih penting untuk memperoleh akses.
b. Cost (biaya)
Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang dapat
menjadi pilihan kita. Media pembelajaran yang canggih biasanya mahal. Namun
biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Sebab semakin banyak yang
menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
c. Technology (teknologi)
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu
memperhatikan apakah teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya?
Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual untuk di kelas, perlu kita
pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase listriknya cukup dan
sesuai, bagaimana cara mengoperasikannya?
d. Interactivity (interaksi)
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau
interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang akan dikembangkan oleh guru
tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
e. Organization (organisasi)
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah
pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana
pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia sarana yang disebut pusat
sumber belajar?
f. Novelty (kebaruan)
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Sebab
media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi murid.
44
mengajar maka perlu didukung media dan bahan ajar yang baik yaitu bahan ajar
yang mampu menarik minat siswa, sesuai dengan zaman dan tidak menyimpang dari
kurikulum
45
DAFTAR PUSTAKA
Sadiman, Arief S., R. Rahardjo, Anung Haryono, Rahardjito. 1990. Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: CV Rajawali.
46
REVIEW MATERI PERKULIAHAN KE-7
47
disempurnakan, kemudian diteliti kembali apakah media tersebut layak
digunakan atau tidak dalam situasi-situasi tertentu.
2. Evaluasi Sumatif
Ada tiga tahapan dalam evaluasi sumatif, yaitu : 1) evaluasi satu lawan satu
(one on one); 2) evaluasi kelompok kecil (small group evaluation); dan 3)
evaluasi lapangan (field evaluation). Pada tahapan evaluasi satu lawan satu
(one on one), dipiliha dua orang atau lebih yang dapat mewakili populasi dari
target media yang dibuat media disajikan kepada siswa secara individual.
Kedua orang yang terpilih tersebut satu di antaranya mempunyai kemampuan
di bawah rata-rata, dan yang satunya lagi di atas rata-rata. Prosedur
pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Jelaskan kepada siswa tentang rancangan media baru. Kemudian amati
reaksi mereka terhadap media yang dibuat ditampilkan tersebut.
b. Katakan kepada siswa bahwa kalau terjadi kesalahan penggunaan media
tersebut, bukanlah karena kekurangan siswa tapi karena kelemahan
media.
c. Usahakan agar siswa bersifat santai dan bebas dalam mengemukakan
pendapat mereka mengenai media yang ditampilkan tersebut.
d. Lakukan tes awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan
pengetahuan siswa terhadap penggunaan media tersebut.
e. Catat lama waktu yang digunakan dalam penyajian media tersebut dan
catat pula reaksi siswa terhadap penampilan media tersebut.
f. Berikan tes yang mengukur keberhasilan penggunaan media tersebut.
g. Lakukan analisis terhadap informasi yang terkumpul.
48
DAFTAR PUSTAKA
Anshor, Ahmad Muhtadi. 2009. Pengajaran Bahasa Arab: Media dan Metode-
Metodenya. Yogyakarta : TERAS
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1990. Media Pengajaran. Bandung : CV Sinar
Baru
49
PERKULIAHAN KE-8
8 UTS
50
REVIEW MATERI PERKULIAHAN KE-9
51
10.3 Tujuan dan Fungsi Penyusunan RPP
Tujuan penyusunan RPP adalah untuk :
1. Memberi kesempatan kepada pendidik untuk merencanakan pembelajaran
yang interaktif dan dapat digunakan untuk mengeksplorasi semua potensi
kecakapan majemuk (multipel intellegencis) yang dimiliki setiap peserta
didik.
2. Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik, dan fasilitas yang
dimiliki sekolah.
3. Mempermudah pelaksanaan proses pembelajaran.
52
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman
budaya.
6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi
dan komunikasi secara terintegritas, sistematis, dan efektif sesuai dengan
situasi dan kondisi
53
dan kondisi peserta didik, karakteristik dari setiap indikator, dan kompetensi
yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran
tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
9. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran (pemberian appersepsi).
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD.
Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman
atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
10. Penilaian Hasil Belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan
dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu pada Standar
Penilaian.
11. Sumber Belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi.
54
Motivasi
Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang
akan diajarkan.
Pemberian Acuan
1. Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari.
2. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi
pelajaran secara garis besar.
3. Pembagian kelompok belajar.
4. Penjelasan mekanisme pelak-sana-an pengalaman belajar (sesuai
dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
2. Kegiatan Inti
Menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
Menggunakan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau
saintifik dan/atauinkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/ atau
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning ) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi
dan jenjang pendidikan.
Memuat pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
terinntegrasi pada pembelajaran.
3. Kegiatan Penutup
Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung,
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran,
Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok, dan
Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
55
E. Metode Pembelajaran
F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan
Inti
Penutup
56
DIKTI-
Domain SD SMP SMA/SMK
SARJANA
Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki
perilaku yang perilaku yang perilaku yang perilaku yang
mencerminkan mencerminkan mencerminkan mencerminkan
sikap Orang sikap sikap sikap
beriman,berak Orang beriman, Orang beriman, Orang beriman,
hlak mulia, berakhlak berakhlak berakhlak
percaya diri, mulia, percaya mulia, percaya mulia, mandiri,
dan diri, dan diri, dan kreatif,
bertanggung bertanggung bertanggung bertanggung
jawab dalam jawab dalam jawab dalam jawab ,
berinteraksi berinteraksi berinteraksi berbudaya,
secara efektif secara efektif secara efektif dan berinteraksi
dengan dengan dengan secara efektif
lingkungan lingkungan lingkungan dengan
Sikap sosial dan sosial dan alam sosial dan alam lingkungan
alam di sekitar Dalam Serta dalam sosial dan alam
rumah, jangkauan menempatkan Serta
sekolah, dan pergaulan dan dirinya sebagai berkontribusi
tempat keberadaannya. cerminan aktif dalam
bermain. bangsa dalam kehidupan
pergaulan dunia. berbangsa dan
bernegara term
asuk berperan
dalam pergaulan
dunia dengan
menjunjung
tinggi
penegakan
hukum..
Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki
pengetahuan pengetahuan pengetahuan pengetahuan
Faktual dan Faktual, Prosedural dan Prosedural dan
konseptual konseptual dan metakognitif metakognitif
dalam ilmu prosedural dalam ilmu dalam konsep
pengetahuan, dalam ilmu pengetahuan, teoritis bidang
Pengetahuan
teknologi, pengetahuan, teknologi, seni, pengetahuan
seni, budaya, teknologi, seni, budaya, tertentu secara
humaniora, budaya, humaniora, umum dan
dengan humaniora, dengan khusus serta
wawasan dengan wawasan mendalam
kebangsaan, wawasan kebangsaan, dengan
57
kenegaraan, kebangsaan, kenegaraan, dan wawasan
dan peradaban kenegaraan, dan peradaban kebangsaan,
terkait peradaban terkait penyebab kenegaraan, dan
fenomena dan terkait fenomena dan peradaban
kejadian di fenomena dan kejadian. terkait dg
lingkungan kejadian yang fenomena dan
rumah, tampak mata. kejadian yang
sekolah, dan mencakup
tempat penyebab,
bermain. alternatif solusi,
kendala
dan solusi
akhir.
Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki
kemampuan kemampuan kemampuan kemampuan
pikir dan pikir dan tindak pikir dan tindak pikir dan tindak
tindak yang yang efektif dan yang efektif dan yang efektif,
efektif dan kreatif dalam kreatif dalam kreatif dan
kreatif dalam ranah abstrak ranah abstrak inovatif dalam
ranah abstrak dan konkret dan konkret ranah abstrak
dan konkret terkait dengan terkait dengan dan konkret
terkait dengan yang dipelajari pengembangan terkait dengan
yang ditugask di sekolah dari yang pengembangan
an kepadanya (sesuai dengan dipelajarinya di diri sesuai
Keterampilan (sesuai yang dipelajari sekolah (dari dengan bakat,
dengan apa di sekolah dan berbagai sumber minat, dan
yang dipelajari dari berbagai berbeda dalam kemampuannya
di sekolah sumber lainnya informasi dan serta mampu
yang ditugask yang sama sudut memberikan
an kepadanya) dalam sudut pandang/teori petunjuk dalam
pandang yang memilih
/teori). dipelajarinya di berbagai
sekolah, alternatif solusi
masyarakat, dan secara mandiri
belajar mandiri) dan/ atau
kelompok
58
berfungsi sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau
program dalam mencapai Standar Kompetensi Lulusan.
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi Inti
harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan
soft skills.
Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, kompetensi inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
kompetensi dasar. Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan antara
konten kompetensi dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Kompetensi inti
yang terdiri dari empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan
sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi inti 2),
pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4)
menjadi acuan dari kompetensi dasar dan harus dikembangkan dalam setiap
peristiwa pembelajaran secara integaratif. Contoh penurunan kompetensi inti dari
SKL dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Contoh Penurunan Kompetensi Inti dari SKL untuk SMA Kelas X
Standar Kompetensi Lulusan Kompetensi Inti SMA Kelas X
Memiliki [melalui menerima, Menghayati dan menamalkan ajaran
menjalankan, menghargai, menghayati, agama yang dianutnya.
mengamalkan] perilaku yang Menghayati dan mengamalkan perilaku
mencerminkan sikap orang beriman, jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
berakhlak mulia, percaya diri, dan (gotong royong, kerjasama, toleran,
bertanggungjawab dalam berinteraksi damai), santun, responsif, dan pro-aktif
secara efektif dengan lingkungan sosial dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dan alam serta dapat menempatkan dari solusi atas berbagai
dirinya sebagai cerminan bangsa dalam permasalahan dalam berinteraksi
pergaulan dunia. secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
59
Memiliki [melalui mengetahui, Memahami, menerapkan,
memahami, menerapkan, menganalisis, menganalisis pengetahuan faktual,
mengevaluasi] pengetahuan prosedural konseptual, dan prosedural berdasarkan
dan metakognitif dalam Ilmu rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
humaniora, dengan wawasan dan humaniora dengan wawasan
kebangsaan, kenegaraan, dan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
peradaban terkait fenomena dan dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian yang tampak mata. kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
Memiliki [melalui mengamati, Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
menanya, mencoba, mengolah, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
menyaji, menalar, mencipta] dengan pengembangan diri yang
kemampuan pikir dan tindak yang dipelajari di sekolah secara mandiri,
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan mampu menggunakan metoda
dan konkret sebagai pengembangan sesuai kaidah keilmuan.
dari yang dipelajari di sekolah secara
mandiri [sesuai dengan bakat dan
minatnya].
60
Kompetensi Dasar Fisika SMA
Kompetensi Inti Kelas X
Kelas X
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 1.1 Bertambah keimanannya dengan
agama yang dianutnya menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya
terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang
menciptakan air sebagai unsur utama
kehidupan dengan karakteristik yang
memungkinkan bagi makhluk hidup
untuk tumbuh dan berkembang
61
kasus nyata
3.7 Mendeskripsikan cara kerja alat
optik menggunakan sifat
pencerminan dan pembiasan cahaya
oleh cermin dan lensa.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1 Menggunakan peralatan dan teknik
dalam ranah konkret dan ranah abstrak yang tepat dalam melakukan
terkait dengan pengembangan dari yang pengamatan dan pengukuran besaran
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, fisika untuk suatu penyelidikan
dan mampu menggunakan metoda ilmiah
sesuai kaidah keilmuan. 4.2 Menyajikan data dan grafik hasil
percobaan untuk menyelidiki sifat
gerak benda yang bergerak lurus
beraturan (GLB) dan tidak beraturan
(GLBB)
4.3 Melakukan percobaan untuk
menyelidiki hubungan antara gaya,
massa, dan percepatan pada gerak
lurus
4.4 Merancang dan membuat suatu
peralatan yang memanfaatkan sifat-
sifat fluida untuk mempermudah
suatu pekerjaan
4.5 Menyelidiki sifat elastisitas suatu
bahan melalui percobaan
4.6 Menyajikan rancangan sebuah alat
optik dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada
cermin dan lensa
4.7 Melakukan percobaan untuk
menyelidiki karakteristik termal
suatu bahan, terutama kapasitas dan
konduktivitas kalor.
62
atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan scientific dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.
Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui
observasi, dan bukan hanya diberi tahu.
Penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan,
menjelaskan, dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut,
bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin
berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya
kelas siswa.
1. Berpusat pada siswa.
2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum
atau prinsip.
3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
4. Dapat mengembangkan karakter siswa.
D. Kriteria
Lalu bagaimanakah kriteria sebuah pendekatan pembelajaran sehingga
dapat dikatakan sebagai pendekatan ilmiah atau pendekatan scientific? Berikut ini
tujuah (7) kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai
pembelajaran scientific, yaitu:
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira,
khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas
dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang
menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat
dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan
mengaplikasikan materi pembelajaran.
4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon
materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik
sistem penyajiannya.
64
DAFTAR PUSTAKA
65
REVIEW MATERI PERKULIAHAN KE-10 SAMPAI 15
11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
A. Komptensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusian,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
66
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah 2.1.1 Peserta didik menghayati perilaku
(memiliki rasa ingin tahu, disiplin, ilmiah dalam mempelajari struktur,
jujur, objektif, terbuka, mampu tata nama, sifat, penggolongan, dan
membedakan fakta dan opini, ulet, kegunaan lemak
teliti, bertanggung jawab, kritis,
kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif) dalam merancang dan
melakukan percobaan serta
berdiskusi yang diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
3.10 Menganalisis struktur, tata nama, 3.10.1 Peserta didik memahami struktur,
penggolongan, sifat, dan kegunaan tata nama dan kegunaan lemak
lemak 3.10.2 Peserta didik menggolongkan
lemak dan sifat-sifat lemak
3.10.3 Peserta didik memberi contoh
dan menuliskan struktur dan tata
nama lemak
3.10.4 Peserta didik memberi contoh
kegunaan lemak
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat:
67
1. Secara spontan menyatakan kekaguman terhadap keberagaman unsur,
makromolekul dan keteraturan alam semesta dengan memperhatikan
pembelajaran di kelas.
2. Menghayati perilaku ilmiah dalam mempelajari struktur, tata nama, sifat,
penggolongan, dan kegunaan lemak
3. Berperilaku sopan santun, peduli sosial dan lingkungan
4. Menjalankan perilaku responsif dan pro-aktif dalam diskusi dan
mengeluarkan pendapat sebagai cara memecahkan masalah
5. Memahami konsep struktur, tata nama dan kegunaan lemak
6. Menggolongkan dan menjelaskan sifat-sifat lemak
7. Memberi contoh struktur, tata nama, penggolongan, sifat, dan kegunaan
lemak dengan diskusi kelompok yang difasilitasi oleh guru.
8. Menjelaskan struktur, tata nama, penggolongan, sifat, dan pengaruh lemak
bagitubuh manusia dengan diskusi kelompok yang difasilitasi oleh guru.
9. Menerapkan kegunaaan lemak dalam memanfaatkan sumber daya alam
D. Materi Pembelajaran
1. Struktur dan Tata Nama Lemak
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku
tinggi. Asam penyusun lemak disebut asam lemak. Asam lemak yang
terdapat di alam adalah asam palmitat (C15H31COOH), asam stearat
(C17H35COOH), asam oleat (C17H33COOH), dan asam linoleat
(C17H29COOH). Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul
asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida. Struktur umum
molekul lemak seperti terlihat pada ilustrasi di bawah :
68
Nama lazim dari lemak adalah trigliserida. Penamaan lemak dimulai dengan
kata gliseril yang diikuti oleh nama asam lemak.
Contoh:
69
Proses hidrogenasi
bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam
lemak pada lemak atau minyak. Setelah proses hidrogenasi selesai,
minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring .
Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras,
tergantung pada derajat kejenuhan. Minyak tumbuhan yang cair dapat
tumbuh menjadi lemak padat dengan cara ini. Hidrogenasi dilakukan
pada suhu 2000 C dengan katalisator nikel.
e. Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
f. Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah
oksigen dengan lemak atau minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini
akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
g. Adisi Iodium
Iodium dapat mengadisi ikatan tidak jenuh dalam lemak. Derajat
ketidakjenuhan lemak dapat dicari dari bilangan iodiumnya, yaitu
jumlah garam iodium yang dapat bereaksi dengan 10 gr minyak atau
lemak.
h. Pembentukan Akrolein
Bila lemak dipanaskan pada suhu tinggi, maka akan terurai. Gliserol
yang terbebas diubah menjadi akrolein, yaitu suatu aldehid tidak
jenuh dengan bau tajam. Dalam laboratorium akrolein dilakukan
dengan memanaskan lemak dengan dehidrator seperti KHSO4.
3. Penggolongan Lemak
3.1 Jenis-jenis Lemak
Sebagaimana pembahasan sebelumnya bahwa molekul lemak terbentuk dari
gliserol dan tiga asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih
didasarkan pada jenis asam lemak penyusunnya. Berdasarkan jenis
ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Asam Lemak Jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon
pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh: asam
laurat, asam palmitat, dan asam stearat.
b. Asam Lemak Tak Jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung ikatan
rangkap pada rantai karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat,
dan asam linolenat.
Adapun rumus struktur dan rumus molekul beberapa asam lemak
dapat dilihat pada tabel:
70
c. Lemak Trans
Lemak trans berasal dari lemak tidak jenuh yang mengalami proses
pemadatan dengan teknik hidrogenisasi parsial yang menyebabkan
perubahan konfigurasi ikatan kimia lemak itu. Akibatnya, lemak tidak
jenuh yang umumnya berbentuk cair, menjadi berbentuk padat dan
lebih awet.
71
Lapisan lemak dibawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah
kehilangan panas tubuh secara cepat, jadi lemak berfungsi dalam
memelihara suhu tubuh.
g. Pelindung organ tubuh
Melindungi ginjal, jantung dan hati dengan membantu menahan
organ-organ tersebut tetap ditempatnya dan melindungi dari benturan.
72
Guru menanyakan mengenai materi makromolekul
minggu lalu
c. Motivasi :
Guru memberikan penjelasan tentang
manfaat Kimia bagi kehidupan.
d. Pemberian Acuan:
Menjelaskan materi pokok secara garis besar
Guru memposisikan siswa duduk
sesuai kelompok diskusi yang telah dibagi.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar yang akan dicapai
Inti Sikap : 60 menit
a. Menerima
Siswa menerima penjelasan dari guru terkait materi dan
mekanisme pembelajaran yang akan dilakukan (diskusi).
b. Menjalankan
Siswa melaksanakan diskusi dalam kelompok sesuai
dengan mekanisme pembelajaran yang dijelaskan oleh
guru.
c. Menghargai
Siswa melakukan diskusi dengan tertib.
Mendengarkan dan memberikan tanggapan
terhadap presentasi dari peserta didik yang lain.
Pengetahuan :
a. Memahami
Siswa memahami penjelasan tentang materi dari guru
dan diskusi dalam kelompok.
b. Menganalisis
Guru: guru menyuruh peserta didik untuk
menganalisis literatur untuk menggambarkan struktur
dan memberi nama senyawa lemak serta pengelompokan
lemak dan contoh-contoh lemak dalam kehidupan
Peserta didik: peserta didik menganalisis literatur untuk
menggambarkan struktur dan memberi nama senyawa
lemak serta pengelompokan lemak dan contoh-contoh
lemak dalam kehidupan.
Keterampilan :
a. Mengamati
Guru: Guru memberikan waktu pada peserta didik untuk
mengamati sumber informasi, berlatih menggambarkan
struktur dan memberi nama senyawa lemak serta contoh
73
lemak dalam kehidupan.
Peserta didik: siswa mengamati dan membaca sumber
informasiberlatih menggambarkan struktur dan memberi
nama senyawa lemak serta contoh lemak dalam
kehidupan.
b. Menanya
Guru: Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menyampaikan pendapat dari hasil
pengamatannya.
Peserta didik: peserta didik untuk menyampaikan
pendapat dari hasil pengamatannya.
c. Menalar
Guru: guru menyuruh peserta didik untuk menjelaskan
lemak, peggolongan lemak dan contoh lemak dalam
kehidupan dari hasil pengamatan
Peserta didik: peserta didik menjelaskan lemak,
peggolongan lemak dan contoh lemak dalam kehidupan
dari hasil pengamatan
d. Membuat jejaring
Guru: guru menyuruh antar kelompok untuk
mengkomunikasikan hasil diskusi untuk dapat
menyimpulkan
Peserta didik: peserta didik mengkomunikasikan antar
kelompok untuk menyimpulkan hasil diskusi.
Penutup a. Guru memberikan tambahan informasi tentana lemak 15 menit
b. Guru mengkorfirmasi hasil diskusi dan bersama siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran
c. Pemberian tugas
d. Guru menginformasikan rencana pembelajaran yang
akan datang
e. Guru mengucapkan terima kasih dan menutup
pelajaran
74
Guru memberikan penjelasan manfaat tentang materi
yang akan dipelajari
d. Pemberian Acuan:
Menjelaskan materi pokok secara garis besar
Guru memposisiskan siswa duduk
sesuai kelompok diskusi yang telah dibagi.
Guru menyapaikan tujuan pembelajaran dan
kompetensi dasar yang akan dicapai
Guru menjelaskan mekanisme pembelajaran yang
akan dilakukan
Inti Sikap : 60 menit
a. Menerima
Siswa menerima penjelasan dari guru terkait materi dan
mekanisme pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Menjalankan
Siswa melaksanakan diskusi dalam kelompok sesuai
dengan mekanisme pembelajaran yang dijelaskan oleh
guru.
c. Menghargai
Siswa melakukan diskusi dengan tertib.
Mendengarkan dan Memberikan tanggapan
terhadap presentasi dari peserta didik yang lain.
Pengetahuan :
a. Memahami
Siswa memahami penjelasan tentang materi dari guru
dan diskusi dalam kelompok.
b. Menganalisis
Guru: guru menyuruh peserta didik untuk
menganalisis literatur untuk menjelaskan sifat fisik dan
sifat kimia dari lemak dan kegunaan dan peran dari
lemak dalam kehidupan sehari-hari.
Peserta didik: peserta didik menganalisis literatur untuk
menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia dari lemak
kegunaan dan peran dari lemak dalam kehidupan sehari-
hari.
Keterampilan :
a. Mengamati
Guru: Guru memberikan waktu pada peserta didik untuk
membaca literatur sifat fisik dan sifat kimia dari lemak
dan kegunaan dan peran dari lemak dalam kehidupan
sehari-hari
75
Peserta didik: siswa untuk membaca literatur sifat fisik
dan sifat kimia dari lemak dan kegunaan dan peran dari
lemak dalam kehidupan sehari-hari
b. Menanya
Guru: Guru memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menyampaikan pendapat dari hasil
pengamatannya.
Peserta didik: peserta didik untuk menyampaikan
pendapat dari hasil pengamatannya tentang sifat fisik
dan sifat kimia dari lemak dan kegunaan dan peran dari
lemak dalam kehidupan sehari-hari
c. Menalar
Guru: guru menyuruh peserta didik untuk
menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia dari lemak dan
kegunaan dan peran dari lemak dalam kehidupan sehari-
hari.
Peserta didik: peserta didik menjelaskan sifat fisik dan
sifat kimia dari lemak dan kegunaan dan peran dari
lemak dalam kehidupan.
d. Membuat jejaring
Guru: guru menyuruh antar kelompok untuk
mengkomunikasikan hasil diskusi untuk dapat
menyimpulkan
Peserta didik: peserta didik mengkomunikasikan antar
kelompok untuk menyimpulkan hasil diskusi.
Penutup a. Guru memberikan tambahan informasi tentang lemak 15 menit
b. Guru mengkorfirmasi hasil diskusi dan bersama siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran
c. Pemberian tugas
d. Guru menginformasikan rencana pembelajaran yang
akan datang
e. Guru mengucapkan terima kasih dan menutup
pelajaran
H. Penilaian
1. Jenis / teknik penilaian : Pengamatan dan tes tertulis
2. Prosedur Penilaian :
A. Sikap
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran
b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.
c. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Teknik penilaian : pengamatan
Waktu penilaian :selama pembelajaran diskusi
76
B. Pengetahuan
a. Menyelesaiakan soal-soal dengan benar
b. Mengintepretasikan jawaban ke dalam permasalahan yang sesungguhnya.
Teknik penilaian : pengamatan dan tes.
Waktu penilaian : Penyelesaian tugas individu dan kelompok
Sesudah diskusi kelompok
C. Keterampilan
Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang
relevan yang berkaitan dengan materi.
Teknik penilaian : pengamatan.
Waktu penilaian : Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saa
t diskusi
77
DAFTAR PUSTAKA
78