MAGANG/PRAKTIK KERJA
MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA
Oleh:
Cherlin Vinanditha
201810042
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas rahmat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya laporan akhir magang mengenai psikoedukasi media puzzle untuk
meningkatkan fokus perhatian pada anak autis kelas 1 SLB Autis Harapan Mandiri
ini dapat disusun, yang bertujuan untuk melengkapi laporan akhir dalam kegiatan
Magang program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di SLB Autis
Harapan Mandiri Palembang. Laporan ini berisi tentang kegiatan Magang Program
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM ) yang dilaksanakan oleh Program
Studi Psikologi Fakultas Sosial Humaniora Universitas Bina Darma Palembang.
1. Allah SWT.
iv
2. Dr. Sunda Ariana, M.Pd., M.M. selaku Rektor Universitas Bina
Darma Palembang.
3. Bapak Nuzsep Almigo, Ph.D selaku Dekan Fakultas Sosial dan
Humaniora Universitas Bina Darma.
4. Ibu Dr. Itryah, S.Psi., M.A selaku Ketua Program Studi Psikologi
Universitas Bina Darma.
5. Ibu Rina Oktaviana, M.M selaku Dosen Pembimbing Magang.
6. Ibu Isnaniyah, S.Pd selaku Kepala SLB Autis Harapan Mandiri.
7. Ibu Suci Rohani, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Harapan Mandiri.
8. Ibu Romi Yuliana, A.Md. selaku Pembimbing Lapangan.
9. Seluruh Guru, Staff, dan Administrasi SLB Autis Harapan Mandiri.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Cherlin Vinanditha
v
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN........................................................................................ ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 9
vi
2.4 Media Pembelajaran ............................................................................... 23
3.5 Tugas pokok dan fungsi karyawan di SLB Autis Harapan Mandiri ...... 37
BAB IV ................................................................................................................. 40
4.1 Hasil........................................................................................................ 40
BAB V................................................................................................................... 72
vii
LAMPIRAN...........................................................................................................80
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
hubungan dengan orang lain terganggu. Anak autis cenderung mengalami
hambatan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan bahasa serta gangguan
emosi (Hasdianah, 2013). Senada dengan DSM V (2013) yang
menyebutkan bahwa anak autis memiliki karakteristik utama dimana
terdapat gangguan yang terus menerus dalam komunikasi sosial dan
interaksi sosial yang timbal balik, dan terbatas dalam minat atau aktivitas
dan perilaku yang berulang-ulang.
2
menyertai autisme, salah satunya adalah 64% memiliki kemampuan yang
buruk dalam memusatkan fokus dan perhatian.
Salah satu hal yang dapat dilakukan agar dapat meningkatkan fokus
perhatian anak adalah dengan memberikan sebuah media permainan yang
dapat dijadikan strategi dalam sebuah pembelajaran karena permainan
merupakan hal yang disukai oleh anak serta dapat menjadikan anak aktif
dan fokus terhadap apa yang dihadapinnya. Anak juga perlu mengetahui
bahwa media permainan yang akan diberikan tentu bukanlah yang
membuatnya merasa tegang dan tertekan tetapi yang menyenangkan. Media
adalah alat saluran komunikasi. “Media merupakan sebuah langkah
alternatif dan efektif dalam menyediakan pembelajaran yang efektif bagi
anak melalui peran utama seorang guru dalam merancang
pembelajaran” (Clark, 2001). Secara harfiah, media berarti perantara, yaitu
perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a
receiver). Dengan menggunakan media permainan anak akan mendapatkan
kenyamanan dalam belajar, sehingga konsentrasi anak dapat terfokus pada
3
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Kresno (2011) bahwa dunia
anak adalah dunia bermain.
Menurut Wahyuni & Mauren (2010) puzzle termasuk salah satu alat
permainan edukatif yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan
anak belajar keterampilan misalnya motorik halus, yakni dengan gerak-
gerak tangan anak saat memindah dan menyusun potongan puzzle, melatih
anak untuk memusatkan perhatian, yakni pada saat anak berusaha
berkosentrasi menyusun potongan-potongan puzzle sesuai pola gambarnya,
4
dan melatih konsep tertentu seperti bentuk, warna, ukuran dan jumlah,
melalui berbagai bentuk, warna, ukuran dan jumlah potongan puzzle.
5
1) Menciptakan lulusan Psikologi Universitas Bina Drama yang
berkompeten di dunia kerja sesuai keahlian yang dimiliki.
2) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengembangkan kemandirian ddalam menemukan pengetahuan
dan meningkatkan kreativitas.
3) Meningkatkan pengetahuan dalam dunia kerja baik dalam hal
keilmuan maupun pengalaman kerja.
4) Memotivasi dan memacu mahasiswa agar menjadi calon tenaga
kerja yang handal dan siap kerja.
b. Tujuan Khusus
1) Memperkenalkan mahasiswa dengan dunia kerja.
2) Meningkatkan pengetahuan dalam mdunia kerja baik dalam hal
keilmuan maupun pengalaman kerja.
3) Melatih mahasiswa menjadi manusia yang disiplin, bertanggung
jawab dan berpikir maju kedepan.
4) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
dengan baik.
5) Terjalin silaturahmi dan kerjasama antara Fakultas Sosial dan
Humaniora Universitas Bina Darma dengan pihak-pihak terkait.
a. Manfaat Teoritis
Portofolio magang ini diharapkan dapat memberikan wawasan keilmuan
yang luas dalam bidang ilmu psikologi. Khususnya pada bidang ilmu
psikologi anak berkebutuhan khusus dan psikologi pendidikan.
b. Manfaat Praktis
1. Manfaat Bagi Penulis
6
1) Mengaplikasikan dan Menerapkan ilmu psikologi yang
telah diperoleh di bangku perkuliahan langsung ke dunia
kerja.
2) Menambah wawasan setiap mahasiswa mengenai dunia
magang.
3) Peningkatan prestasi belajar sekaligus memberi bekal
kepada penulis untuk memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya.
4) Menambah dan meningkatkan keterampilan serta keahlian
dibidang praktik secara nyata .
5) Mendapatkan pengalaman kerja
6) Mengenal dunia kerja.
7
Menambah Wawasan serta Ilmu Pengetahuan dan Memberikan
informasi pada pembaca guna sebagai bahan acuan kegiatan
magang di bagian Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus dan
Psikologi Pendidikan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Autis
9
Menurut Pratiwi (2016), autis ialah terdapatnya gangguan pada
perkembangan otak, sehingga menyebabkan fungsi dari sistem neurologi
anak menjadi menurun. Hal tersebut berdampak pada pola pikir, cara
berbicara, dan cara berinteraksi terhadap sekelilingnya menjadi terlambat
ataupun lebih pasif dibandingkan anak seusianya. Jika seorang anak yang
mengidap autisme tidak diberikan penanganan, maka dapat memberikan
efek jangka panjang yang lebih besar dalam kehidupan anak tersebut. Efek
yang dapat terjadi tidak hanya pada kondisi sosial ataupun kognitif saja,
melainkan berdampak pula pada kebugaran dan kondisi fisik anak tersebut.
1) Autisme Persepsi
Autisme persepsi dianggap autisme asli dikarenakan adanya kelainan
yang sudah timbul sebelum anak tersebut lahir. Autisme ini terjadi
karena berbagai faktor baik itu berpengaruh dari keluarga (heriditer),
maupun pengaruh lingkungan (makanan, rangsangan) maupun faktor
lainnya.
2) Autisme Reaktif
10
Timbulnya autisme reaktif karena beberapa permasalahan yang
menimbulkan kecemasan seperti orang tua meninggal, sakit berat,
pindah rumah/sekolah dan sebagainya. Autisme jenis reaktif akan
memunculkan gerakan-gerakan tertentu berulang-ulang dan kadang-
kadang disertai kejang-kejang.
3) Autisme yang Timbul Kemudian
Autisme jenis ini terjadi setelah anak agak besar, dikarenakan kelainan
jaringan otak yang terjadi setelah anak lahir. Hal ini akan mempersulit
memberikan pelatihan dan pendidikan untuk mengubah perilakunya
yang sudah melekat, ditambah beberapa pengalaman baru dari hasil
interaksi.
11
Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa klasifikasi anak
autis dilihat dari beberapa tanda-tanda dan gejala yang terjadi pada anak.
Klasifikasi autis sendiri terdiri dari autis persepsi, autis reaktif, autis yang
timbul kemudian, gangguan spektrum autis, PPD-NOS, dan sindrom
asperger.
5) Faktor genetika
12
Gejala autis pada anak disebabkan oleh faktor turunan. Setidaknya telah
ditemukan dua puluh gen yang terkait dengan autisme. Akan tetapi,
gejala autisme baru bisa muncul jika terjadi kombinasi banyak gen.
6) Keracunan logam berat
Kandungan logam berat penyebab kerusakan otak pada anak autis dapat
terjadi karena adanya sekresi logam berat. Beberapa logam berat, seperti
arsenik (As), antimon (Sb), kadmium (Cd), air raksa (Hg), dan timbal
(Pb) serta merkuri.
13
4) Respon unik terhadap imbalan (reinforcement), khususnya imbalan dari
stimulasi diri.
14
Terdapat gangguan pada sistem sensoris seperti yang terjadi pada anak
autisme sehingga anak menjadi susah dalam berinteraksi, memberi
respon, dan beradaptasi dalam lingkungannya.
5) Gangguan Komunikasi
Anak autis sangat kaku ketika akan berbicara dengan orang lain, mereka
susah dalam menyampaikan perasaan yang sekarang sedang mereka
rasakan, namun anak autisme pada kategori tertentu mampu diajarkan
untuk berbicara ataupun mengungkapkan perasaan mereka dengan cara
anak dilatih mengulangi suatu kata ataupun kalimat.
15
penilaian, yaitu melalui orang tua dan dokter (tenaga kesehatan). Terdiri
dari 23 pertanyaan yang masing-masing pertanyaan hanya bisa dijawab
“YA” atau “TIDAK”. Semisal apakah anak sering tidak menghiraukan
panggilan orang tua? Jika hal tersebut terjadi dalam 2-3 kali panggilan
maka orang tua dan dokter dapat menjawa “YA”.
3) Autism Screening Questionnaire
Questionnaire terdiri dari 40 pertanyaan yang hanya mampu dijawab
oleh anak usia 4 tahun ke atas. Questionnaire ini dikhususkan untuk
menindak lanjuti apakah anak ini sudah mampu atau ada gangguan pada
aspek interaksi sosial maupun bahasa (komunikasi).
16
2.2 Kemampuan Kognitif
17
Bentuk perhatian merupakan suatu penyeleksi rangsangan masuk yang
nantinya menjadi fokus perhatian dan bisa diabaikan secara bersamaan.
Rangsangan yang dimaksud yaitu bisa berupa apasaja seperti bau, suara,
maupun gambar.
3) Fungsi Eksekutif
Fungsi ini mengarahkan manusia untuk menjadi perencana dan
melaksanakan sesuatu yang telah ia rencanakan.
4) Keluwesan dalam Berbahasa Kemampuan berbahasa
Dengan bisa berbahasa seseorang akan mampu menyusun kata-kata saat
berkomunikasi dengan orang lain. Setiap orang memiliki kemampuan
bahasa yang berbeda-beda, bergantung dari fungsi kognitifnya.
Merasakan dan Mengenali Kehadiran fungsi kognitif membuat
seseorang bisa merasakan dan mengenali segala sesuatu di sekitarnya.
18
keterlambatan. Anak autisme juga memiliki perilaku yang kurang baik dan
konsentrasi yang buruk dan mudah terganggu. Kemampuan berpikir anak
autisme memiliki keterbatasan dalam berpikir ke depan. Serta kemampuan
anak autisme dalam memecahkan masalah mengalami keterlambatan.
19
karena dengan adanya perhatian, siswa akan tertarik dan mudah memahami
materi yang disampaikan oleh guru.
20
sambungan (kelanjutan) dari hasil-hasil yang telah dicapai sebelumnya.
Hasil-hasil tersebut berbeda secara kualitatif antara yang satu dengan yang
lain. Anak akan melewati tahapan-tahapan perkembangan kognitif atau
periode perkembangan. Setiap periode perkembangan, anak berusaha
mencari keseimbangan antara struktur kognitifnya dengan pengalaman-
pengalaman baru. Ketidakseimbangan memerlukan pengakomodasian baru
serta merupakan transformasi keperiode berikutnya.
1) Faktor Hereditas/Keturunan
Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang ahli filsafat
Schopenhauer, mengemukakan bahwa manusia yang lahir sudah
21
membawa potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh
lingkungan. Taraf intelegensi sudah ditentukan sejak lahir.
2) Faktor Lingkungan
John Locke berpendapat bahwa, manusia dilahirkan dalam keadaan suci
seperti kertas putih yang belum ternoda, teori ini dikenal dengan teori
tabula rasa. Taraf intelegensi ini sangat ditentukan oleh pengalaman dan
pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya
3) Faktor Kematangan
Tiap organ (fisik maupaun psikis) dikatakan matang jika telah mencapai
kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Hal ini
berhubungan dengan usia kronologis.
4) Faktor Pembentukan
Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan intelegensi. terdapat dua macam
pembentukan yaitu pembentukan sengaja (sekolah formal) dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).
5) Faktor Minat dan Bakat
Minat dapat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Sedangkan bakat
seseorang akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya. Seseorang yang
memiliki bakat tertentu akan semakin mudah dan cepat mempelajarinya.
6) Faktor Kebebasan
Kebebasan atau keleluasaan manusia untuk berpikir divergen
(menyebar) yang berarti manusia dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan sebuah masalah dan bebas memilih masalah sesuai
kebutuhan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
faktor utama yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif anak adalah
faktor kematangan dan pengalaman yang berasal dari interaksi anak dengan
lingkungan. Dari interaksi dengan lingkungan, anak akan memperoleh
pengalaman dengan menggunakan asimilasi, akomodasi, dan dikendalikan
oleh prinsip keseimbangan. Pada anak usia dini, pengetahuan itu bersifat
22
subyektif dan akan berkembang menjadi obyektif apabila sudah mencapai
perkembangan remaja atau dewasa.
23
belajar. Sehingga efektifitas dan tujuan belajar dan pembelajaran akan
tercapai.
24
media yang dilihat dari daya liputannya serta media yang dilihat dari bahan
pembuatannya.
25
2.5 Permainan Edukatif Puzzle
26
Dari beberapa pengertian dari para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa alat permainan edukatif adalah berbagai macam alat atau benda yang
dapat digunakan untuk bermain yang mana alat atau benda tersebut
mengandung nilai pendidikan yang dapat menstimulasi minat dan bakat
anak.
27
Gambar 2. 1 Media Permainan Puzzle
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
puzzle merupakan permainan yang dapat digunakan guru atau orangtua
sebagai alat bantu dalam pembelajaran untuk menarik perhatian anak
melalui mencari potongan atau bagian dan menyusun sesuai ketentuannya.
Puzzle juga merupakan salah satu alat permainan edukatif yang dapat
menunjang proses pembelajaran pada anak.
1) Puzzle konstruksi
Puzzle kostruksi atau biasa dikenal dengan puzzle rakitan atau
construction puzzle merupakan kumpulan potongan- potongan yang
terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model.
Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana
berwarna-warni.
2) Puzzle batang
Puzzleb batang atau stick puzzle batang merupakan permainan teka-teki
matematika sederhana namun memerlukan pemikiran kritis dan
penalaran yang baik untuk menyelesaikannya.
3) Puzzle lantai
28
Puzzle lantai ini terbuat dari bahan sponge karet dari busa sehingga baik
untuk alas bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik.
4) Puzzle angka
Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat
melatih kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai
urutannya. Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi
mata dengan tangan, melatih motorik halus serta menstimulasi kerja
otak.
5) Puzzle Transportasi tradisional
Puzzle transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang
memiliki gambar berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara.
6) Puzzle logika
Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan
keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah.
Puzzle ini dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga
membentuk suatu gambar yang utuh.
Sedangkan Rahmaneli (2007) menyatakan ada lima jenis Puzzle
yaitu :
1) Speeling Puzzle
Speeling puzzle adalah Puzzle yang terdiri dari gambar-gambar dan
huruf-huruf acak untuk menjadi kosakata yang benar.
2) Jigsaw Puzzle
Yakni merupakan puzzle yang berupa beberapa pertanyaan untuk
dijawab kemudian dari jawaban itu diambil huruf-huruf pertama untuk
dirangkai menjadi sebuah kata yang merupakan jawaban pertanyaan
yang paling akhir.
3) The thing Puzzle
Yaitu puzzle yang berupa deskripsi kalimat-kalimat yang berhubungan
dengan gambar-gambar benda untuk dijodohkan.
4) The letter(s)readiness Puzzle
Puzzle jenis ini berupa gambar-gambar disertai dengan huruf-huruf
nama gambar tersebut, tetapi huruf itu belum lengkap.
29
5) Crosswords Puzzle
Puzzle jenis ini dimainkan dengan cara memasukkan jawaban tersebut
kedalam kotak-kotak tersedia baik secara horizontal maupun vertikal.
30
3) Melatih kemampuan nalar, daya ingat dan konsentrasi
Puzzle yang berbentuk manusia akan melatih nalar anak-anak. Melalui
puzzle ini anak akan menyimpulkan di mana letak tangan, kaki, dan lain-
lain sesuai dengan logika.
4) Pengetahuan melalui puzzle
Anak akan belajar banyak hal. Mulai dari warna, bentuk, jenis hewan,
buah- buahan, sayuran dan lainnya. Pengetahuan yang ia dapatkan dari
sebuah permainan biasanya akan lebih mengesankan bagi anak
dibandingkan pengetahuan yang ia dapatkan dari hafalan
5) Meningkatkan keterampilan sosial Puzzle dapat dimainkan lebih dari
satu orang dan jika puzzle dimainkan secara berkelompok tentunya
butuh diskusi untuk merancang kepingan- kepingan gambar dari puzzle
tersebut, maka hal ini akan meningkatkan interaksi sosial anak.
Namun, Sebagian besar anak autis juga sangat senang dengan
kegiatan menyusun puzzle (permainan teka-teki). Puzzle dapat merangsang
perkembangan motorik halus anak autis, puzzle juga dapat digunakan untuk
melatih daya ingat, daya nalar, kreatifitas dan fokus untuk anak autis. Selain
itu dengan puzzle anak autis diperkenalkan dengan warna, bentuk dan rupa
dari benda-benda yang ada di sekitarnya (Srianis, dkk, 2014).
31
BAB III
PROFIL OBJEK
32
Kemudian, untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan formal anak
penyandang autis ini. Maka didirikanlah Sekolah Luar Biasa Harapan
Mandiri. SLB Autis Harapan Mandiri berdiri pada tanggal 20 Oktober 2004
berdasarkan surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan Nasional Provinsi
Sumatera Selatan No.067/31/SK/Diknas SS/2004.
33
3.2 Profil SLB Autis Harapan Mandiri
Profil SLB Autis Harapan Mandiri sebagai berikut :
Email : sdlb_autishamplg@yahoo.co.id
Status Sekolah : Swasta
Bentuk Pendidikan : SLB
Program / Layanan : SDLB, SMPLB, dan SMLB
Status Kepemilikan : Yayasan
SK Pendirian Sekolah : 067/31/SK/Diknas SS/2004
Tanggal SK Pendirian : 2003-01-02
SK Izin Operasional : 067/31/SK/DIKNAS SS/2004
Tanggal SK Izin Operasional : 2004-10-20
34
Gambar 3. 2 Lambang Yayasan Bina Autis Mandiri
Misi
Menciptakan Generasi Yang Mandiri dan Menumbuhkan Kreatifitas
Siswa
Struktur
KEPALA YAYASAN
dr. Hj. Muniyati
Ismail
WAKIL KEPALA
YAYASAN
35 Hj. Asnizar, S.Ag
KEPALA SD KEPALA SLB
Suci Rohani, S.Pd Isnaniah, S.Pd
36
3.5 Tugas pokok dan fungsi karyawan di SLB Autis Harapan Mandiri
Setiap organisasi baik lembaga formal maupun non formal pasti
memiliki struktur agar penempatan antara hak dan kewajiban akan
seimbang didalamnya.
1) Kepala sekolah
a. Menjalankan tugas dan tanggung jawab dan diharuskan datang di
sekolah setiap hari
b. Memonitoring dan membina kerja wakil kepala sekolah, guru, staf,
bendahara dan karyawan dalam meningkatkan mutu.
c. Membuat program tahunan dan semester kegiatan sekolah.
d. Menegakkan dan menjaga hubungan baik dengan
Pejabat/Tokohmasyarakat di wilayah tempat berdomisili sekolah
e. Memberi bimbingan kepada karyawan agar semua pekerjaan
berjalan lancar, khususnya Tata Usaha agar administrasi sekolah
berjalan baiksesuai petunjuk Yayasan dan Kantor Wilayah
f. Mengusahakan dan memperhatikan kesejahteraan guru/karyawan
sesuai dengan kebijaksanaan Yayasan
3) Guru
a. Melaksanakan tuga tepat waktu
b. Mengikuti dan mentaati tata tertib yang telah ditentukan kepala
sekolah SLB Autis Harapan Mandiri Palembang
37
c. Membuat dan melaksanakan kerangka pembelajaran sesuai mata
pelajaran
d. Mengisi daftar nilai dan menganalisis hasil belajar siswa
e. Menyusun program perbaikan dan pengayakan
f. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum
g. Mengikuti diklat, workshop, penataran dalam bidang pendidikan
5) Pegawai Perpustakaan
a. Mendata semua buku perpustakaan yang ada serta
mengklasifikasikannya
b. Menyelenggarakan administrasi buku-buku pinjaman, baik oleh
siswa maupun guru/pegawai
c. Mengusulkan penambahan buku-buku yang diperlukan kepada
kepala sekolah/wakilnya
d. Membuat rekapitulasi jumlah buku per-semester atau per-tahun
e. Membuat laporan per-semester dan per-tahun tentang kegiatan
perpustakaan serta diserahkan kepala sekolah/wakilnya
38
3.6 Peta Yayasan Bina Autis Mandiri
Secara geografis, Yayasan Bina Autis Mandiri yang beralamat di
Keluruahan Lorok Pakjo Kecamatan Ilir Barat I Provinsi Sumatera Selatan
Palembang memiliki tanah -2.9757 Lintang dan 104.7366 Bujur. Luas
wilayah Yayasan Bina Autis Mandiri adalah 660 m2.
39
BAB IV
4.1 Hasil
40
berjamaah. Mengetahui Masih belum
08.00 - bahwa anak bisa mengontrol
09.00 Persiapan ujian lalu, berkebutuhan ABK di dalam
membantu anak khusus bisa kelas.
berkebutuhan khusus membaca do’a
mengerjakan soal ujian dengan benar.
Bahasa Indonesia.
41
4 Kamis/ 07.00 - Menunggu kedatangan
09 07.30 anak-anak.
Maret
2023 07.30 - Mendampingi anak
08.00 melaksanakan sholat dhuha
berjamaah. Mengetahui
bahwa salah satu
08.00 - Persiapan ujian dilanjutkan anak Anak tidak mau
09.00 dengan membantu anak berkebutuhan memegang
berkebutuhan khusus khusus sangat pensil sendiri.
melaksanakan ujian Ppkn, suka dalam
menghubungkan perilaku berbicara bahasa
dan sila yang benar. inggris.
Membantu anak
09.30 - melaksanakan ujian Bahasa
10.30 inggris.
5 Jum’at/ 07.00 - Menunggu kedatangan
10 07.30 anak-anak.
Maret
2023 07.30 - Mendampingi anak
08.00 melaksanakan sholat dhuha
berjamaah.
Mulai mengerti Sulitnya
08.00 - Mendampingi Anak-anak apa kemauan mengatur anak
09.00 masuk ke dalam kelas. masing-masing agar bisa tertib
Persiapan ujian dan anak di dalam dalam
membantu anak kelas. pelaksanaan
berkebutuhan khusus sholat dhuha.
mengerjakan soal ujian
PJOK.
42
6 Sabtu/ 07.00 - Menunggu kedatangan
11 07.30 anak-anak.
Maret
2023 07.30 - Mendampingi anak
08.00 melaksanakan sholat dhuha
berjamaah.
Mengetahui Anak masih
08.00 - Mendampingi Anak-anak bahwa anak bisa tidak mau
09.00 masuk ke dalam kelas dan diajak untuk mengikuti
membantu anak tanya jawab arahan dari guru.
berkebutuhan khusus ujian secara langsung.
mewarnai.
43
8 Selasa/ 07.00 - Menghadiri kegiatan
14 08.00 Jumputan di Kebon Gede
Maret Venue.
2023
08.00 - Pengarahan dan pemberian
08.30 materi mengenai kain
jumputan oleh pemateri. Pengetahuan Sulitnya dalam
baru mengenai proses
08.30 - Membantu proses kegiatan proses pembuatan kain
09.30 membuat kain jumputan. pembuatan kain jumputan.
jumputan.
09.30 - Membagikan snack.
10.00
44
10.00 - Membantu anak untuk
11.30 belajar mengenal nama-
nama hewan. (Sapi, Kuda,
Kucing, Kelinci, Monyet.
10 Kamis/ 07.00 - Menunggu kedatangan
16 07.30 anak-anak.
Maret
2023 07.30 - Mendampingi anak-anak
08.00 bermain bebas di lapangan
sekolah. Bermain ayunan, Mengetahui
perosotan, terowongan, lari- bahwa anak
larian dan lain-lain. berkebutuhan Anak masih
khusus bisa malas dalam
08.15 - Membantu anak belajar dengan lancar berbicara.
09.30 berhitung menggunakan membaca surah
jari. Mulai dari angka 1 pendek.
sampai dengan angka 10.
45
perintah. Seperti “Ibu mengikuti
memasak di .... , senam pagi.
09.30 -
10.30 Bernyanyi bersama anak
dan merayakan salah satu
anak berkebutuhan khusus
yang berulang tahun.
10.30 -
11.00 Mendampingi anak
perempuan mengikuti
ekskul tari.
12 Sabtu/ 07.30 - Menunggu kedatangan
18 08.00 anak-anak.
Maret
2023 08.00 - Mendampingi Anak-anak
09.30 berbaris dilapangan untuk
melaksanakan kegiatan Pengetahuan Anak masih sulit
praktikum Saintek. baru bahwa anak dikontrol agar
Perwakilan dari anak maju berkebutuhan tetap tenang
untuk melakukan khusus bisa ketika
Pencampuran warna merah mengikuti dilapangan.
dan kuning menjadi warna praktikum
orange. pencampuran
warna.
10.00 - Membantu anak
10.45 berkebutuhan khusus
mewarnai.
46
persiapan upacara bendera berkebutuhan harus mengawali
merah putih. dan menari khusus mampu angka tersebut
bersama di lapangan dengan berhitung barulah anak
lagu “Ramadhan tiba”. dengan baik. dapat
melanjutkan ke
Membantu anak angka
08.15 - berkebutuhan khusus berikutnya.
09.30 belajar bahasa inggris.
47
Maret 07.30 - Mendampingi anak-anak Anak sangat Anak masih
2023 08.00 melaksanakan sholat dhuha bersemangat tidak fokus
berjamaah. ketika diajak dengan buku
membaca. yang ada
08.00 – Membantu anak didepannya.
10.00 berkebutuhan khusus
belajar membaca dan
menyebutkan kosa kata
dalam bahasa inggris.
17 Selasa/ 07.00 - Menunggu kedatangan
28 07.30 anak-anak.
Maret
2023 07.30 - Mendampingi anak-anak Anak mau Anak belum
08.00 melaksanakan sholat dhuha belajar membaca mengenal huruf-
berjamaah. dan mengenal huruf hijaiyah.
huruf-huruf
08.00 – Mengajarkan dan hijaiyah.
10.00 membimbing anak
membaca huruf hijaiyah
bersama.
18 Rabu/ 07.00 - Menunggu kedatangan
29 07.30 anak-anak.
Maret
2023 07.30 - Mendampingi anak-anak
08.00 melaksanakan sholat dhuha
berjamaah. Mahasiswa ikut Karena kain
belajar terlalu besar,
08.00 – Anak-anak berkumpul di menggambar sehingga
10.00 aula untuk menampilkan pola untuk kain membuat
pentas seni (bernyanyi lagu jumputan. bingung untuk
“ramadhan tiba”, menari, menggambar
bermain angklung. pola
didalamnya.
10.00 - Membuat keterampilan kain
12.00 jumputan. Menggambar
48
pola-pola di kain putih
berukuran 2 meter.
19 Kamis/ 07.00 - Menunggu kedatangan
30 07.30 anak-anak.
Maret
2023 07.30 - Mendampingi Anak-anak Anak Anak masih
08.00 melaksanakan sholat dhuha bersemangat suka mencoret-
berjamaah. dalam mewarnai coret gambar
gambar sampai yang diberikan.
08.00 – Kegiatan pesantren gambar anak-
10.00 ramadhan hari pertama anak lain juga
yaitu lomba mewarnai ikut
kaligrafi. diwarnainnya.
49
21 Sabtu/ 07.00 - Menunggu kedatangan
01 April 07.30 anak-anak.
2023
07.30 - Mendampingi Anak-anak Walaupun anak Anak mulai
08.00 melaksanakan sholat dhuha sedang gelisah ketika
berjamaah. menangis, tetapi disuruh duduk
anak tetap mau diam terlalu
08.00 – Kegiatan pesantren ikut fashion lama.
10.00 ramadhan hari ketiga yaitu show.
lomba fashion show.
Dilanjutkan dengan
pengumuman pemenang.
50
24 Rabu/ 07.00 - Menunggu kedatangan
05 April 07.30 anak-anak.
2023
07.30 - Mendampingi anak-anak Anak sangat Anak sering
08.00 melaksanakan sholat dhuha bersemangat tidur di dalam
berjamaah. dalam belajar kelas.
hitung-hitungan.
08.00 – Membantu anak belajar
10.00 pelajaran matematika
tentang hitungan.
25 Kamis/ 07.00 - Menunggu kedatangan
06 April 07.30 anak-anak.
2023 Anak sangat Guru harus
07.30 - Mendampingi anak-anak senang dan memantau
08.00 melaksanakan sholat dhuha bersemangat karena anak
berjamaah. ketika diberi sering
crayon. mematahkan
08.00 – Membantu anak setiap crayon
10.00 berkebutuhan khusus yang diberikan.
mewarnai gambar
pemandangan di laut.
26 Jum’at/
07 April - Wafat Isa Almasih - -
2023
27 Sabtu/ 07.00 - Menunggu kedatangan
08 April 07.30 anak-anak. Anak sangat Karena ruangan
2023 bersemangat perpustakaan
07.30 - Mendampingi anak-anak ketika menuju kecil, Jadi agak
08.00 melaksanakan sholat dhuha perpustakaan sulit untuk
berjamaah. dan langsung mengatur anak
mencari buku- didalamnya.
08.00 – Mendampingi anak-anak buku yang
10.00 belajar membaca buku di disukainya.
perpustakaan.
51
28 Senin/ 07.00 - Menunggu kedatangan Setiap diberi Masih sulit
10 April 07.30 anak-anak. buku pelajaran membuat
2023 anak konsentrasi anak
07.30 - Mendampingi anak-anak berkebutuhan untuk fokus
08.00 melaksanakan sholat dhuha khusus terhadap satu
berjamaah. mempunyai objek.
semangat yang
08.00 – Membantu anak belajar baik dan
10.00 Bahasa Indonesia dan langsung
Bahasa Inggris. membuka buku
tersebut.
29 Selasa/ 07.00 - Menunggu kedatangan
11 April 07.30 anak-anak.
2023
07.30 - Mendampingi anak-anak
08.00 melaksanakan sholat dhuha
berjamaah. Mengetahui Anak tiba-tiba
bahwa berbeda emosional (naik
08.00 - Mengajar anak anak berbeda ke atas meja dan
10.00 berkebutuhan khusus pula cara loncat-loncat di
tentang macam gerakan- pengajarannya. atas meja).
gerakan berenang.
52
Membantu anak belajar
tentang contoh-contoh
kebersihan lingkungan.
31 Kamis/ 07.00 - Menunggu kedatangan
13 April 07.30 anak-anak. Pengetahuan Butuh waktu
2023 tentang berjam-jam
07.30 - Mendampingi Anak-anak menggambar sampai dengan
08.00 melaksanakan sholat dhuha pola batik pada kain tersebut
berjamaah. kain putih polos. terisi penuh
dengan motif
08.00 - Keterampilan membuat batik.
12.00 kain jumputan.
33 15 – 29 Cuti Bersama
April - Lebaran Idul Fitri - -
2023
34 Senin/ Hari Buruh
-
01 Mei - Internasional/Pekerja -
2023
35 Selasa/ 07.00 - Menunggu kedatangan
02 Mei 07.30 anak-anak
2023
07.30 -
08.00
53
Mendampingi anak-anak Anak belum
bermain bebas di lapangan - fokus belajar
08.15 - sekolah. kembali setelah
09.30 libur yang
Membatu anak cukup lama.
berkebutuhan khusus
belajar pendidikan agama
10.00 - islam.
11.30
Belajar mengenal nama-
nama benda di sekitar.
36 Rabu/ 07.00 - Menunggu kedatangan
03 Mei 07.30 anak-anak.
2023
07.30 - Mendampingi anak-anak Walaupun Anak belum
08.00 bermain bebas di lapangan belum kembali fokus kembali
sekolah. fokus, tetapi ke sekolah.
anak mau diajak
08.15 - Belajar dan mengenal untuk belajar
09.30 mengenai musim kemarau kembali.
dan musim penghujan.
54
10.00 - Mengajak anak autis untuk
11.30 bernyanyi.
55
10.00 - Mendampingi anak untuk
11.30 ikut latihan menari dan
tanya jawab bersama anak
berkebutuhan khusus.
56
sering meulis menulis
08.15 - Membantu anak untuk tidak mengikuti sehingga anak
09.30 menulis dan menebalkan pola yang ada. menulis tidak
huruf dan angka. sesuai pola.
57
44 Sabtu/ 07.00 - Menunggu kedatangan
13 Mei 07.30 anak-anak.
2023
08.00 - Pembukaan dilanjutkan
08.30 dengan joget tiktok
bersama. Anak sangat
bersemangat
08.30 - Permainan joget balon dalam mengikuti -
08.45 berpasangan. semua rangkaian
acara yang
08.45 - Bermain estafet karet (1 berlangsung.
09.00 kelompok 4 orang)
58
17 Mei
2023 07.30 - Mendampingi anak-anak
08.00 bermain bebas di lapangan
sekolah. Belum banyak Anak masih sulit
perkemban-gan untuk diajak
08.15 - Mengajari anak tentang yang terjadi berbicara.
09.30 ungkapan terima kasih. pada anak.
“Jika diberi makanan harus
mengucapkan terima
kasih”.
Senam pagi.
07.30 - Anak masih
08.00 Anak mulai mau sering melamun
Membantu anak memilih, dan hanya
08.15 - berkebutuhan khusus gambar puzzle memegang-
09.30 belajar menulis. mana yang mau megang puzzle
dimainkan. saja. Ketika
Membantu anak disuruh “susun”,
10.00 - berkebutuhan khusus barulah anak
11.30 belajar menyusun kepingan menyusun.
puzzle sehingga
59
membentuk suatu pola yang
utuh.
60
alfabet menunjuk jenis-
08.15 - Membantu anak belajar A,I,U,E,O jenis huruf
09.30 menulis huruf A, I, U, E, O. tersebut.
61
08.15 - Membantu mengarahkan puzzle tapa terlalu lama
09.00 anak menulis kalimat disuruh lagi. dalam
mengikuti sesuai pola yang menggabungkan
sudah diberikan. Seperti susunan puzzle
(adrenaa belajar). tersebut.
62
10.00 - Melakukan media
11.30 pembelajaran dengan
berbagai macam puzzle.
63
60 01 - 02 Hari Lahir Pancasila dan
Juni - Cuti Bersama Waisak - -
2023
61 Sabtu/ 07.00 - Menunggu kedatangan
03 Juni 07.30 anak-anak.
2023 Anak
07.30 - Mendampingi anak-anak berkebutuhan
08.00 bermain bebas di lapangan khusus sangat
sekolah. suka mewarnai. Anak masih
Jika melihat suka mencoret-
08.15 - Membantu Anak autis untuk buku gambar coret gambar
09.30 mewarnai. dan crayon anak yang diberikan.
09.00 – 09.30 langsung
semangat untuk
10.00 - Mendampingi anak untuk segera
10.30 ikut membaca yasin dan mewarnai.
latihan menari.
64
63 Selasa/ 07.00 - Menunggu kedatangan
06 Juni 07.30 anak-anak.
2023 ABK sangat Anak masih
07.30 - Mendampingi anak semangat ketika sulit untuk
08.00 melaksanakan sholat dhuha diberikan soal. menghitung dan
berjamaah. Terlihat dari harus diberi
anak yang awalan angka
08.00 - Membantu agar anak langsung terlebih dahulu
09.00 menghitung dan menjawab langsung baru anak mau
soal. membuka melanjutkan
lembar soal berapa angka
09.30 - Membantu anak ketika diberi selanjutnya.
10.30 berkebutuhan mengerjakan soal.
soal PPKn.
65
Dari pengamatan awal yang sudah dilakukan, observer berdiskusi
bersama guru untuk merencanakan sebuah program yang dapat
memperbaiki masalah-masalah yang ada dalam proses pembelajaran di
dalam kelas dan upaya untuk meningkatkan fokus perhatian pada anak autis
melalui psikoedukasi dengan media puzzle. Pelaksanaan dilakukan 1
minggu sekali sebanyak 5 kali.
66
“menyusun puzzle” terlebih dahulu, barulah anak mulai menyusun puzzle
tersebut.
4.2 Pembahasan
Hasil pengamatan dan pelaksanaan program pembelajaran melalui
media permainan puzzle terhadap kemampuan fokus perhatian anak autis
sebelum diberikan perlakuan atau treatment permainan puzzle dan setelah
diberikan perlakuan atau treatment permainan puzzle. Hasilnya
menunjukkan adanya peningkatan dalam penggunaan media permainan
puzzle terhadap kemampuan fokus perhatian anak autis kelas I di SLB Autis
Harapan Mandiri Palembang. Hal ini dapat diketahui dari kemampuan fokus
perhatian yang dilakukan pada pertemuan pertama sampai dengan
pertemuan kelima yang menunjukkan adanya pengurangan perilaku
berlebih sehingga adanya peningkatan terhadap fokus perhatian anak.
67
Hasil pengamatan dan analisis diatas juga sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2015) yang menyatakan media
pembelajaran dengan permainan puzzle berpengaruh dalam meningkatkan
konsentrasi anak autis. Efektivitas tersebut terlihat dari tingkat konsentrasi
anak meningkat dalam setiap fasenya. (dari pertemuan pertama sampai
dengan pertemuan kelima). Hasil penelitian juga sejalan dengan Rosiana
(2011) yang menyatakan penggunaan media pembelajaran permainan
puzzle meningkatkan hasil belajar anak. Hal diatas menunjukan
penggunaan media permainan puzzle dalam pembelajaran meningkatkan
kemampuan fokus perhatian anak.
68
permainan puzzle efektif dalam meningkatkan fokus perhatian dalam
pembelajaran karena menarik bagi anak.
69
memecahkan masalah, dan untuk kesehatan. Senada dengan Suciaty (2010)
mengemukakan terdapat manfaat dari permainan puzzle yaitu mengasah
otak, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih nalar, melatih kesabaran,
dan pengetahuan. Dengan permainan puzzle, anak diharapkan dapat
memusatkan perhatiannya pada saat merangkai puzzle. Selain itu,
permainan puzzle juga memiliki keunggulan antara lain dapat
meningkatkan kreativitas, melatih perhatian, mengenal warna dan bentuk,
melatih memecahkan masalah, melatih ketekunan, serta meningkatkan
kepercayaan diri.
70
Pada minggu ketiga, Anak mulai memilih sendiri gambar puzzle
yang mau dimainkannya. Akan tetapi, masih terlihat melamun saat
memegang susunan kepingan puzzle. Pada minggu keempat, mulai terlihat
adanya peningkatan terlihat anak yang tanpa ditanya lagi tetapi langsung
mengambil puzzle yang ada pada guru dan anak langsung membongkar
kepingan puzzle tersebut. Anak juga sudah mulai bisa fokus terhadap objek
didepannya. Pada minggu terakhir, anak sangat terlihat peningkatannya.
Dari bagaimana cara anak tetap tenang, diam, duduk ditempat saat
memainkan puzzle, dan fokus mengerjakan objek yang ada didepannya.
71
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pelaksanaan program kerja
magang yang telah dilakukan mengenai peningkatan fokus perhatian anak
autis kelas I di SLB Autis Harapan Mandiri Palembang melalui
psikoedukasi media puzzle, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media
permainan puzzle dapat meningkatkan fokus perhatian anak autis. Terlihat
dari sebelum dan sesudah pemberian treatment berupa puzzle dari
pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kelima. Anak yang awalnya
tidak dapat tenang dan duduk diam di tempat duduk selama pembelajaran
berlangsung akhirnya bisa dapat berkonsentrasi dan memusatkan fokus
perhatiannya selama menyusun kepingan puzzle tersebut. Pemberian puzzle
dengan gambar dan warna beragam juga dapat membantu m
5.2 Saran
Berdasarkan hasil magang yang telah dilakukan, observer
memberikan saran, yaitu :
72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Alkahfi. (2017). Model Deteksi Autis Secara Dini Berdasarkan Pendekatan
Logika Fuzzy Inference System Metode Mamdani. Jurnal Bianglala
Informatika. 5 (2), 2338-9761
Aldo Y., Darwin E., & Yendrizal. (2018). Efektivitas Pemberian Okupasi : Kognitif
(Mengingat Gambar) Terhadap Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak
Autisme Usia Sekolah di SLB Autisma Permata Bunda. Prosiding Seminar
Kesehatan Perintis. 1 (1), 2622-2256
Amalia Nurul Rizki. (2017). Profil Keterampilan Sosial Anak Autis di Sekolah
Penyelenggara Program Inklusi. Jurnal Widia Ortodidaktika, 6 (2), 184 -
193
Bela Jendra. (2019). Pengaruh Media Puzzle Terhadap Fokus Perhatian Anak Autis
Kelas IV SLB Citra Mulia Mandiri Yogyakarta. Jurnal Widia
Ortodidaktika, 8 (8), 838 – 848
Fithriani M., Ririen K., & Zainal A. Fuzzy Logic Metode Mamdani Untuk
Membantu Diagnosa Dini Autism Spectrum Disorder.
73
Lucy, Ardiati. (2018). Pembelajaran Dengan Bermain Puzzle Dalam
Mengembangkan Kemampuan kognitif Anak Autis di Centre Kota
Bengkulu. (Skripsi Sarjana, Institut Negeri Agama Islam Bengkulu)
Maulana, Mirza. (2014). Anak Autis; Mendidik Anak Autis dan Permainan Puzzle
Terhadap Kemampuan Perhatian Anak Autis di SLB Gangguan Mental
Lain Menuju Anak Cerdas dan Sehat. Yogyakarta: Kata Hati.
Pande P. D., Markus H., & Made R. (2020). Perancangan Mainan Puzzle untuk
Media Belajar dan Media Terapi Motorik Halus bagi Anak Autis. Jurnal
Sains dan Teknologi, 1(2), 69-76.
Prasetyono. (2008). Serba-Serbi Anak Autis. Jogjakarta: DIVA press.
Rober, Emily. (2010). Autism Is Curable. Jakarta PT. Elex Media Komputindo.
Suciaty. A. (2010). Asah Ketajaman Otak Anak. Yogyakarta: Diva Press.
74
L
A
M
P
I
R
A
N
75
Lampiran 1
Surat Rekomendasi
76
Lampiran 2
Surat Tugas
77
Lampiran 3
Lembar Monitoring
78
79
Lampiran 4
80
Lampiran 5
81
Lampiran 6
Sertifikat Magang
82
Lampiran 7
Sholat Dhuha
83
Belajar menggunakan media puzzle
84
Membantu anak mengerjakan soal ujian
Membantu perpustakaan
Kegiatan Jumputan
85
Membaca buku di perpustakaan
Pelaksanaan program
kerja kelompok
86
Kegiatan Kain jumputan
87