Disusun Oleh:
Kelompok : 1 (Satu)
Anggota : Imran (06101181520068)
Inneke Kusumawati (06101181520004)
Intan Kemala Sari (06101181520021)
Martasari (06101181520071)
Melly Agustina (06101181520083)
Zurima Ropika (06101181520079)
Dosen Pembimbing : 1. Drs.M.Hadeli L.,M.Si.
2. Maefa Eka Haryani,M.Pd.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
I. Nomor Percobaan : IV (Empat)
II. Judul Percobaan : Pembuatan Senyawa Koordinasi,
[Ni{NH3}6]I2
III. Tujuan Percobaan : Mempelajari Pembuatan Senyawa
Koordinasi [Ni{Nh3}6]I2
IV. Dasar Teori
Senyawa koordinasi adalah senyawa yang mengandung satu atau lebih ion
kompleks dengan sejumlah kecil molekul atau ion di seputar atom atau ion logam
pusat, biasanya dari logam golongna transisi. Ligan adalah molekul atau ion yang
terikat pada kation logam transisi. Interaksi antara kation logam transisi dengan
ligan merupakan reaksi asam-basa Lewis. Menurut Lewis, ligan merupakan basa
Lewis yang berperan sebagai spesi pendonor (donator) elektron. Sementara itu,
kation logam transisi merupakan asam Lewis yang berperan sebagai spesi
penerima (akseptor) elektron. Dengan demikian, terjadi ikatan kovalen koordinasi
(datif) antara ligan dengan kation logam transisi pada proses pembentukan ion
kompleks. Kation logam transisi kekurangan elektron, sedangkan ligan memiliki
sekurangnya sepasang elektron bebas (PEB). Beberapa contoh molekul yang
dapat berperan sebagai ligan adalah H2O, NH3, CO, dan ion Cl-.
Senyawa kompleks adalah senyawa yang terdiri dari satu atom pusat atau
lebih yang menerima sumbangan pasangan elektron dari atom lain, gugus atom
penyumbang elektron ini disebut ligan. Ligan didalam ion kompleks berupa ion-
ion negatif seperti F- dan CN- atau berupa molekul-molekul polar dengan muatan
negatifnya mengarah pada ion pusat seperti H2O atau NH3.
Ligan seperti I-, NH3, CN- hanya memiliki satu atom donor pasangan
elektron, dan disebut monodentat. Ligan yang mempunyai atom donor lebih dari
satu disebut multidentat. Bidentat kalau punya dua donor, terdentat bila tiga,
kuadridentat, pentadentat, dan seterusnya bila mempunyai atom donor pasangan
elektron sebanyak 4,5,6. Contoh ligan bidentat adalah etilen diamin, H2N-
CH2CH2-NH2 yang memiliki dua atom donor yaitu kedua atom N dan 8-
hidroksikuinolin (oksin). Sedangkan ligan polidentat contohnya adalah EDTA
yang memiliki enam buah atom donor pasangan elektron yaitu melalui kedua
atom N dan keempat atom O (dari OH).
Satu ion (molekul) kompleks terdiri dari satu atom pusat dengan sejumlah ligan
yang terikat erat dengan atom pusat. Atom pusat ditandai dengan bilangan
koordinasi. Suatu angka bulat yang ditunjukkan dengan ligan monodentat yang
dapat membentuk kompleks stabil dengan atom pusat. Pembentukan kompleks
dalam analisis anorganik kualitatif sering trelihat dalam pemisahan dan
identifikasi. Salah satu fenomena yang paling umum muncul jika ion kompleks
terbentuk adalah adanya perubahan warna d dalam larutan. Fenomena lain yang
yang terlihat jika adalah kenaikan kelarutan. Banyak endapan yang dapat melarut
karena pembentukan kompleks.
Kemampuan ion kompleks melakukan reaksi yang mengahasilkan
pergantian satu atau lebih ligan dalam lingkungan koordinasinya oleh yang lain
disebut kelabilan. Kompleks inert adalah yang reaksi pergantian ligannyacukup
lambat. Dengan cara memasukkan bersama-sama zat pereaksi di dalam wadah.
Proses pembentukan senyawa kompleks koordinasi adalah perpindahan
satu atau lebih pasangan elektron dari ligan ke ion logam. Jadi, ligan bertindak
sebagai pemberi elektron dan ion logam sebagai penerima elektron. Sebagai
akibat dari perpindahan kerapatan elektron ini, pasangan elektron menjadi
kepunyaan bersama antara ion logam dan ligan, sehingga terbentuk ikatan
pemberi penerima elektron. Keadaan-keadaan antara mungkin saja terjadi, namun
jika pasangan elektron itu terikat kuat pada kedua sarah tersebut, maka ikatan
kovalen sejati dapat terbentuk. Bergantung pada susunan elektronnya, ion logam
dapat menerima sejumlah pasangan elektron, sehingga ion logam itu dapat
berikatan koordinasi dengan sejumlah ligan. Jumlah ligan yang dapat diikat oleh
ion logam itu disebut bilangan koordinasi senyawa kompleks.
Bilangan koordinasi adalah jumlah ligan yang terikat pada kation logam
transisi. Sebagai contoh, bilangan koordinasi Ag+ pada ion [Ag(NH3)2]+ adalah
dua, bilangan koordinasi Cu2+ pada ion [Cu(NH3)4]2+ adalah empat, dan bilangan
koordinasi Fe3+ pada ion [Fe(CN)6]3- adalah enam. Bilangan koordinasi yang
sering dijumpai adalah 4 dan 6.
Muatan ion kompleks adalah penjumlahan dari muatan kation logam
transisi dengan ligan yang mengelilinginya. Sebagai contoh, pada ion [PtCl6]2-,
bilangan oksidasi masing-masing ligan (ion Cl-) adalah -1. Dengan demikian,
bilangan oksidasi Pt (kation logam transisi) adalah +4. Contoh lain, pada ion
[Cu(NH3)4]2+, bilangan oksidasi masing-masing ligan (molekul NH3) adalah 0
(nol). Dengan demikian, bilangan oksidasi Cu (kation logam transisi) adalah +2.
Berikut ini adalah beberapa aturan yang berlaku dalam penamaan suatu
ion kompleks maupun senyawa kompleks :
1. Penamaan kation mendahului anion; sama seperti penamaan senyawa
ionik pada umumnya.
2. Dalam ion kompleks, nama ligan disusun menurut urutan abjad, kemudian
dilanjutkan dengan nama kation logam transisi.
3. Nama ligan yang sering terlibat dalam pembentukan ion kompleks dapat
dilihat pada Tabel Nama Ligan.
4. Ketika beberapa ligan sejenis terdapat dalam ion kompleks, digunakan
awalan di-, tri, tetra-, penta-, heksa-, dan sebagainya.
5. Bilangan oksidasi kation logam transisi dinyatakan dalam bilangan
Romawi.
Ketika ion kompleks bermuatan negatif, nama kation logam transisi diberi
akhiran at. Nama kation logam transisi pada ion kompleks bermuatan negatif
dapat dilihat pada Tabel Nama.
Senyawa Nikel(II)
Sebagian besar senyawa kompleks nikel mengadopsi struktur geometri
oktahedrom, hanya sedikit mengadopsi geometri tertrahedron dan bujursangkar.
Ion heksaakuanikel(II) berwarna hijau; penambahan amonia menghasilkan ion
biru heksaaminanikel(II) menurut persamaan reaksi :
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 6NH3 (aq) [Ni(NH3)6]2+ (aq) + 6H2O (l)
Penambahan larutan ion hidroksida ke dalam larutan garam nikel(II)
menghasilkan endapan gelatin hijau nikel(II) hidroksida menurut persamaan
reaksi:
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2OH- [Ni(OH)2] (s) + 6H2O (l)
Seperti halnya kobalt(II), kompleks yang lazim mengadopsi geometri
tertrahedron yaitu halide, misalnya ion tertrakloronikelat(II) yang berwarna biru.
Senyawa kompleks ini terbentuk dari penambahan HCl pekat kedalam larutan
garam nikel(II) dala air menurut persamaan reaksi:
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 4Cl- (aq) [NiCl4]2- (aq) + 6H2O (l)
Hijau biru
Senyawa kompleks nikel(II) bujursangkar yang umum dikenal yaitu ion
tetrasianonikelat(II). [Ni(CN)4]2-, yang berwarna kuning, dan bis
(dimetilglioksimato) nikel(II), [Ni(C4N2O2H7)2] yang berwarna merah pink.
Warna yang karakteristik pada kompleks yang di kedua ini merupakan reaksi
penguji terhadap ion nikel(II) ; senyawa kompleks ini dapat diperoleh dari
penambahan larutan dimetilglikosim (C4N2O2H8 = DMGH) ke dalam larutan
nikel(II) yang dibuat tepat basa dengan penambahan amonia menurut persamaan
reaksi: [Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2DMGH (aq) + 2OH- [Ni(DMG)2] (s) + 8H2O (l)
a. Sifat-Sifat
Nikel berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi.
Bersifat keras, mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor
yang agak baik terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-
kobal, yang dapat menghasilkan alloy yang sangat berharga.
b. Kegunaan
Nikel digunakan secara besar-besaran untuk pembuatan baja tahan karat
dan alloy lain yang bersifat tahan korosi, seperti Invar, Monel, Inconel, dan
Hastelloys. Alloy tembaga-nikel berbentuk tabung banyak digunakan untuk
pembuatan instalasi proses penghilangan garam untuk mengubah air laut menjadi
air segar.
Nikel, digunakan untuk membuat uang koin,dan baja nikel untuk melapisi
senjata dan ruangan besi (deposit di bank), dan nikel yang sangat halus, digunakan
sebagai katalis untuk menghidrogenasi minyak sayur (menjadikannya padat).
Nikel juga digunakan dalam keramik, pembuatan magnet Alnico dan baterai
penyimpanan Edison.
Senyawa Iodida
Ditemukan oleh Courtois ada tahun 1811. Iod tergolong unsur halogen,
terdapat dalam bentuk iodida dari air laut yang terasimilasi dengan rumput laut,
sendawa Chili, tanah kaya nitrat (dikenal sebagai kalis, yakni batuan sedimen
kalsium karbonat yang keras), air garam dari air laut yang disimpan, dan di dalam
air payau dari sumur minyak dan garam. Iod atau Yodium yang sangat murni
dapat diperoleh dengan mereaksikan kalium iodida dengan tembaga sulfat. Ada
pula metode lainnya yang sudah dikembangkan.
a. Sifat-sifat
Iod adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebiru-biruan, menguap
pada suhu kamar menjadi gas ungu biru dengan bau menyengat. Iod membentuk
senyawa dengan banyak unsur, tapi tidak sereaktif halogen lainnya, yang
kemudian menggeser iodida. Iod menunjukkan sifat-sifat menyerupai logam. Iod
mudah larut dalam kloroform, karbon tetraklorida, atau karbon disulfida yang
kemudian membentuk larutan berwarna ungu yang indah. Iod hanya sedikit larut
dalam air. Ada 30 isotop yang sudah dikenali. Tapi hanya satu isotop yang stabil,
127 131
I yang terdapat di alam. Isotop buatan I, memiliki masa paruh waktu 8 hari,
dan digunakan dalam proses penyembuhan kelenjar tiroid. Senyawa yang paling
umum adalah iodida dari natrium dan kalium (KI), juga senyawa iodatnya
(KIO3). Kekurangan iod dapat menyebabkan penyakit gondok.
b. Kegunaan
Senyawa iod sangat penting dalam kimia organik dan sangat berguna
dalam dunia pengobatan. Iodida dan tiroksin yang mengandung iod, digunakan
sebagai obat, dan sebagai larutan KI dan iod dalam alkohol digunakan sebagai
pembalut luar. Kalium iodida juga digunakan dalam fotografi. Warna biru tua
dengan larutan kanji merupakan karakteristik unsur bebas iod.
5. Kristal dikeringkan beberapa menit Kristal mengering dan tetap berwarna ungu
4,98 gr
n H2O = = 0,277 mol
18 gr/mol
n NH3 = V. M
= 0,01 L. 5 M
= 0,05 mol
2,6 gr
n KI = = 0,0157 mol
166 gr/mol
Reaksi Pembentukan :
NiCl3 (s) + 6 H2O (aq) → Ni 3+ (aq) + 3 Cl- (aq) + 6H2O (l)
M 0,006 0,277 - - -
R 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006
S - 0,271 0,006 0,006 0,006
[Ni (NH3)] 2+ (aq) + 2 KI (aq) + 2 OH- (aq) → [Ni{NH3}6]I2 (s) + 2 KOH (aq)
M 0,006 0,0157 0,006 - -
R 0,006 0,006 0,006 0,006 0,006
S - 0,0097 - 0,006 0,006
Terakhir adalah uji iodide, kristal [Ni(NH3)6]I2 yang telah dilarutkan ke dalam air
lalu ditambahkan dengan asam sulfat. Ketika ditambahkan dengan asam sulfat
endapan yang terbentuk sedikit larut. Fungsi asam sulfat disini sebagai pemberi
suasana asam pada larutan, sehingga akan mudah dioksidasi menjadi iod bebas
dengan sejumlah zat pengoksidasi. Kemudian ditambahkan larutan H2O2 3%,
ketika ditambahkan dengan H2O2 3% perubahan warna biru yang dihasilkan
menjadi lebih pekat dan berubah menjadi coklat tua. H2O2 berfungsi sebagai zat
pengoksidasi yang mngoksidasi kristal [Ni(NH3)6]I2 menjadi iod bebas.
Selanjutnya ditambahkan dengan larutan amilum. Larutan amilum berfungsi
sebagai indikator. Setelah ditambahkan amilum, larutan berubah warna menjadi
biru kehitaman. Warna inilah yang menunjukkan adanya ion iodide pada larutan
tersebut.
XI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1. Pembuatan senyawa koordinasi [Ni(NH3)6]I2 adalah dengan proses
kristalisasi.
2. Etanol berfungsi untuk mengikat sisa air dan larutan lain yang masih
terkandung dalam kristal.
3. Larutan berwarna merah strawberry pada uji ion nikel menunjukkan adanya
ion nikel (II) dalam larutan.
4. Larutan berwarna biru kehitaman setelah ditambahkan indikator amilum
pada uji iodide menunjukkan adanya ion iodide pada larutan tersebut.
5. Penambahan larutan asam sulfat untuk tes pengujian ion iodide adalah
sebagai katalis dan penambahan indikator amilum agar terbentuk warna biru
kehitaman.
6. Kristal [Ni{NH3}6]I2 yang dihasilkan adalah sebanyak 2,05 gr.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.
Jakarta: Media Pustaka.
LAMPIRAN