Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 3

KOMUNIKASI
KELOMPOK
Anggota Klompok :

Azarine Thaddea R. (211211153) Dinda Azzuhra F.P (211211161)


Riyadi Imam Akbar (211211140) Wisna Kusuma A. (211211167)
Ahmad Maula Hikam (211211148) Naufal Hanif M. (211211169)
Fadhilah Sahal (211211154) Lailia Marsinta P. (211211171)
Pembahasan
Pengrtian Komunikasi
Kelompok
Klasifikasi dan Karakter Komunikasi Kelompok

Klasifikasi Kelompok Menurut Perspktif Psikologi

Pengaruh Kelompok Pada Perilaku Komunikasi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kefaktifan Kelompok


Pengrtian Komunikasi Kelompok
● Kelompok adalah sekumpulan manusia yang berkumpul dan memiliki ikatan
batin, emosional, dan tujuan serta visi yang sama.
● Menurut Baron & Byrne (1979) bahwa kelompok memiliki dua tanda psikologis,
Pertama, anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (sense of
belonging), kedua, nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga
hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.
● Komunikasi kelompok ini menjadi pembahasan yang menarik dalam psikologi
karena sebagai ilmu yang mempelajari perilaku dan proses mental, komunikasi
kelompok erat kaitannya dengan gaya dan cara manusia dalam berkomunikasi
dengan anggota kelompoknya atau kelompok lain.
Klasifikasi dan Karakteristik Komunikasi

01 02 03 04
Kelompok Ingroup Kelompok Kelompok
Primer dan Dan Keanggotaan Deskriptif
Skunder Outgroup dan Dan
Rujukan Prskriptif
● Kelompok Primer Dan Sekunder
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan
kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak
menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
○ Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Artinya dalam kelompok primer
kita mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai lambang, verbal maupun
nonverbal. Sebaliknya pada kelompok sekunder, komunikasi bersifat dangkal (hanya menembus bagian
luar dari kepribadian kita) dan terbatas (hanya berkenaan dengan hal-hal tertentu saja).
○ Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
○ Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok
primer adalah sebaliknya.

● Ingroup dan Outgroup


Ingroup adalah kelompok “kita”, sedangkan outgroup adalah kelompok “mereka”. Ingroup dapat berupa
kelompok primer maupun sekunder. Perasaan ingroup diungkapkan dengan kesetiaan, kesewenagan dan kerjasama.
Untuk membedakan ingroup dan outgroup, kita membuat batas yang menentukan siapa orang dalam dan siapa orang
luar. Batas ini dapat berupa batas geografis, suku bangsa, pandangan atau ideology, pekerjaan atau profesi, bahasa,
status sosial dan kekerabatan.
● Kelompok Keanggotaan Dan Kelompok Rujukan
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan
kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-
anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok
rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau
untuk membentuk sikap.

● Kelompok Deskriptif Dan Kelompok Perskriptif


Kelompok deskriptif merupakan klasifikasi kelompok yang dapat terbentuk secara alamiah dan
melalui beberapa tahapan secara alami.
Kelompok ini diklasifikasikan menjadi 4 bagian :
○ Kelompok tugas, adalah kelompok yang bertujuan untuk memecahkan masalah.
○ Kelompok penemuan, adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara
pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya.
○ Kelompok penyadar, bertujuan untuk menciptakan indentitas social politik yang baru.
Kelompok penyadar ini dibentuk atas dasar kesamaan nasib, golongan dan ras.
○ Kelompok belajar, bertujuan untuk mencari informasi.
Sedangkan Kelompok Perskriptif adalah kelompok yang mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh oleh
anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan lima format kelompok
perspektif, yaitu:.
● Diskusi Meja Bundar, Didalam diskusi meja bundar ini, lebih memberi kebebasan kepada anggota kelompok.
Karena sususnan tempat duduk yang bundar menyebabkan arus komunikasi yang bebas diantara anggota-anggota
kelompok. Dan dengan susunan meja bundar memudahkan pertisipasi spontan yang lebih demokratis, sehingga
hubungan social secara interpersonal dan semua anggota merasa diikut sertakan.
● Symposium, adalah serangkaian pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari sebuah topik atau posisi
yang pro dan kontra terhadap masalah yang kontroversal dalam format diskusi yang telah dirancang sebelumnya.
● Diskusi Panel, adalah format khusus yang anggota-anggota kelompoknya berintraksi, baik berhadap-hadapan
maupun melalui mediator diantara mereka sendiri dan dihadiri tentang masalah yang kontroversal.
● Kolokium, adalah sejenis format diskusi yang memberikan kesempatan kepada wakil-wakil khalayak untuk
mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang (atau beberapa orang) ahli. Kolokium agak
bersifat formal, dan diskusi diatur secara ketat oleh seorang moderator.
● Prosedur Perlementer, adalah format diskusi yang secara ketat mengatur peserta diskusi yang besar pada periode
waktu yang tertentu ketika sejumlah keputusan harus dibuat. Tata tertib perlemen dijalankan dengan ketat
sehingga sidang dapat menentukan siapa yang dapat berbicara, untuk berapa lama dan berapa kali.
 
Kelompok Menurut Perspektif Psikologi

PSIKOANALISIS BEHAVIORISM HUMANISTIK


1.) Psikoanalisis
Pada teori ini Freud menjelaskan ada dua teori yang popular yaitu struktur
kepribadian dan perkembangan prikoseksual. Struktur kepribadian pada mansuia menurut
Freud ada tiga jenis yaitu Id, Ego Dan Superego. Id merupakan struktur bawah sadar pada
manusia yang selalu ingin segera dipenuhi, ego merupakan struktur sadarnya manusia dan
dapat berpikir realitas, sementara superego merupakan segi normatifnya manusia yang
sesuai dengan aturan dan sebagainya.
2.) Behaviorisme
Aliran ini menitiberatkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Pada
komunikasi kelompok, aliran ini dapat dijelaskan secara jelas dan lengkap, sebagai berikut
:
● Komunikasi dalam kelompok dapat tercapai apabila adanya stimulasi yang tepat dari
pemimpin atau anggota lain yang memiliki pengaruh.
● Figur yang dapat dijadikan model untuk diimitasi oleh anggta lainnya. Ini sesuai
dengan konsep dari Bandura, yang menjelaskan bahwa manusia mudah meniru apa
yang dilihat terutama hal-hal yang dianggap menarik.
3.) Humanistik
Aliran ini menjelaskan bahwa manusia merupakan makhluk yang dapat
mengaktualisasikan dirinya dan mampu memaknai dirinya sendiri. Dalam
komunikasi kelompok pada aliran ini dijelaskan menjadi beberapa bagian :
○ Adanya penghargaan dari teman kerjanya akan meningkakan rasa
percaya diri dari manusia dalam melakukan komunikasi kelompoknya.
○ Komunikasi merupakan sarana untuk melakukan pemaknaan terhadap
dirinya sendiri sekaligus introspeksi untuk dapat menjadi pribadi yang
lebih baik.
○ Proses aktualisasi diri yang terdiri dari beberapa tahapan sebelum
tercapai aktualisasi diri, merupakan bagian dari puncak diri manusia itu
sendiri dalam melakukan komunikasi kelompok.
 
Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi

Konformitas (Conformity)

Fasilitasi sosial

Polarisasi
A. Konformitas (Conformity)
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat
tekanan kelompok yang nyata atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan
atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang
sama.
Adapun faktor situasional yang mempengaruhi konformitas meliputi hal-hal sebagai berikut :
● Kejelasan situasi. semakin tidak jelas dan tidak berstruktur situasi yang dihadapi, semakin besar
kecenderungan individu mengikuti kelompoknya.
● Konteks situasi. Jika kita tahu orang lain akan lebih menyukai kita bila sepakat dengan pendapat
dan keyakinan mereka, kita cenderung melakukan konformitas pada kelompok orang lain tersebut
di waktu yang akan datang.
● Cara menyampaikan penilaian. Jika penyampaian respon individu dilakukan secara terbuka, akan
cenderung melakukan konformitas daripada jika diungkapkan secara tertutup atau rahasia.
● Ukuran kelompok. Semakin besar ukuran kelompok, semakin tinggi tingkat konformitas
● Tingkat kesepakatan kelompok (kohesivitas). Semakin tinggi kohesivitas sebuah kelompok,
semakin tinggi kecenderungan anggota melakukan konformitas terhadap kelompoknya, dan
sebaliknya.
Kemudian ada faktor personal, antara lain sebagai berikut :
● Usia. Umumnya, semakin tinggi usia seseorang, semakin mandiri dan tidak tergantung pada
orang lain maupun kelompoknya, sehingga semakin rendah kecenderungan konformitasnya.
● Jenis kelamin. Wanita cenderung lebih konformis daripada pria.
● Stabilitas emosional. Individu yang emosinya kurang stabil lebih mudah mengikuti kelompok
daripada individu yang emosinya stabil.
● Otoritarianisme. Kepribadian otoriter (cenderung etnosentris, ambisa pada kekuasaan, dogmatis,
tergantung pada otoritas) berkorelasi positif dengan konformitas.
● Kecerdasan. Kecerdasan berkorelasi negatif dengan konformitas, artinya semakin tinggi
kecerdasan maka semakin rendah kecenderungan konformitas, dan sebaliknya.
● Motivasi. Motif afiliasi mendorong terjadinya konformitas, sedangkan motif berprestasi, motif
aktualisasi diri, dan kondep diri yang positif akan menghambat konformitas.
● Harga diri. Semakin tinggi harga diri seseorang, semakin rendah kecenderunga untuk melakukan
konformitas.
B. Fasilitasi sosial
Fasilitasi (dari kata Perancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau
peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi
pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah.

C. Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrim. Bila sebelum diskusi
kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah
diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum
diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan menentang lebih keras.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keefektifan Kelompok

FAKTOR SITUSIONAL
KARAKTRISTIK KELOMPOK
FAKTOR PERSONAL
KARAKTRISTIK KELOMPOK
Faktor situasional karakteristik kelompok
A. Ukuran kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kelompok/performance bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan
oleh kelompok. Faktor lain yang memengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok.

B. Jaringan Komunikasi

- Jaringan model roda, pada jaringan model roda seseorang yang biasanya memimpin akan menjadi model fokus perhatian.
- Jaringan komunikasi rantai, pada pola ini A dapat berkomunikasi dengan B, lalu B dengan C, C dengan D, dan begitu seterusnya.
- Jaringan komunikasi Y, pada pola Y tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-orang disampingnya seperti pola rantai,
tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan orang yang disampingnya.
- Komunikasi Lingkaran, setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang, disamping kiri dan kanannya, dengan
perkataan lain, disini tidak ada pemimpinnya.
Jaringan Komunikasi Bintang. Jaringan komunikasi bintang disebut juga jaringan komunikasi semua saluran (channel), setiap
anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota kelompok yang lain.
C. Kohesi kelompok.
Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan
interpersonal yang akrab, kesetiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam.
Kohesi kelompok diukur dari :
● a) Keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain
● b) Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
● c) Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk
memuaskan kebutuhan personalnya.

D. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok
untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Seorang pemimpin pasti akan
dihormati dan dipatuhi oleh anggota-anggota kelompoknya. Oleh karena itu,
sebuah kelompok akan lebih mudah untuk diatur untuk mencapai tujuan, karena
adanya pemimpin yang mampu mengendalikan keadaan.
Faktor personal karakteristik kelompok

A. Kebutuhan interpersonal
William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientatation),
menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut:
● Inclusion : Ingin masuk menjadi bagian kelompok.
● Control : Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hiraksi.
● Affection : Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.

B. Tindak komunikasi
Bila kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaiakan atau menerima
informasi (secara verbal maupun nonverbal). Dalam tindakan komunikasi, termasuk pernyataan, pertanyaan,
pendapat, atau syarat yang disampaikan atau diterima oleh para anggota kelompok.

C. Peranan
Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas
kelompok, memelihara suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja.
Beal, Bohlen, dan audabaugh meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok terkategorikan sebagai
berikut:
Peranan Tugas Kelompok
● Coordinator-integrator (pemandu) memperjelas hubungan di antara berbagai gagasan dan saran, berusaha
mengambil gagasan-gagasan pokok dari kontribusi anggota dan memadukannya menjadi ke seluruhan yang
bermakna.
● Orienter (pengarah) mendefinisikan posisi kelompok dalam hu bungannya dengan tujuan kelompok, titik
tolak arah atau tujuan yang disepakati, atau mengajukan pertanyaan tentang arah pembicaraan kelompok.
● Disagreer (pembantah) memberikan pandangan yang berbeda, menga jukan bantahan, menunjukkan
kesalahan fakta atau penalaran. la mungkin membantah pendapat, nilai, sentimen, keputusan, atau prosedur.

Peranan Pemeliharaan Kelompok


Pemeliharaan kelompok berkenaan dengan usaha-usaha untuk memelihara emosional anggota-anggota kelompok.

Peranan Individual
Peranan individual berkenaan dengan usaha anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan individual yang
tidak relevan dengan tugas kelompok
Thanks!
Apakah ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai