KOMUNIKASI
KELOMPOK
Anggota Klompok :
01 02 03 04
Kelompok Ingroup Kelompok Kelompok
Primer dan Dan Keanggotaan Deskriptif
Skunder Outgroup dan Dan
Rujukan Prskriptif
● Kelompok Primer Dan Sekunder
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan
kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak
menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
○ Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Artinya dalam kelompok primer
kita mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai lambang, verbal maupun
nonverbal. Sebaliknya pada kelompok sekunder, komunikasi bersifat dangkal (hanya menembus bagian
luar dari kepribadian kita) dan terbatas (hanya berkenaan dengan hal-hal tertentu saja).
○ Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
○ Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok
primer adalah sebaliknya.
Konformitas (Conformity)
Fasilitasi sosial
Polarisasi
A. Konformitas (Conformity)
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat
tekanan kelompok yang nyata atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan
atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang
sama.
Adapun faktor situasional yang mempengaruhi konformitas meliputi hal-hal sebagai berikut :
● Kejelasan situasi. semakin tidak jelas dan tidak berstruktur situasi yang dihadapi, semakin besar
kecenderungan individu mengikuti kelompoknya.
● Konteks situasi. Jika kita tahu orang lain akan lebih menyukai kita bila sepakat dengan pendapat
dan keyakinan mereka, kita cenderung melakukan konformitas pada kelompok orang lain tersebut
di waktu yang akan datang.
● Cara menyampaikan penilaian. Jika penyampaian respon individu dilakukan secara terbuka, akan
cenderung melakukan konformitas daripada jika diungkapkan secara tertutup atau rahasia.
● Ukuran kelompok. Semakin besar ukuran kelompok, semakin tinggi tingkat konformitas
● Tingkat kesepakatan kelompok (kohesivitas). Semakin tinggi kohesivitas sebuah kelompok,
semakin tinggi kecenderungan anggota melakukan konformitas terhadap kelompoknya, dan
sebaliknya.
Kemudian ada faktor personal, antara lain sebagai berikut :
● Usia. Umumnya, semakin tinggi usia seseorang, semakin mandiri dan tidak tergantung pada
orang lain maupun kelompoknya, sehingga semakin rendah kecenderungan konformitasnya.
● Jenis kelamin. Wanita cenderung lebih konformis daripada pria.
● Stabilitas emosional. Individu yang emosinya kurang stabil lebih mudah mengikuti kelompok
daripada individu yang emosinya stabil.
● Otoritarianisme. Kepribadian otoriter (cenderung etnosentris, ambisa pada kekuasaan, dogmatis,
tergantung pada otoritas) berkorelasi positif dengan konformitas.
● Kecerdasan. Kecerdasan berkorelasi negatif dengan konformitas, artinya semakin tinggi
kecerdasan maka semakin rendah kecenderungan konformitas, dan sebaliknya.
● Motivasi. Motif afiliasi mendorong terjadinya konformitas, sedangkan motif berprestasi, motif
aktualisasi diri, dan kondep diri yang positif akan menghambat konformitas.
● Harga diri. Semakin tinggi harga diri seseorang, semakin rendah kecenderunga untuk melakukan
konformitas.
B. Fasilitasi sosial
Fasilitasi (dari kata Perancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau
peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi
pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah.
C. Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrim. Bila sebelum diskusi
kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah
diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum
diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan menentang lebih keras.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keefektifan Kelompok
FAKTOR SITUSIONAL
KARAKTRISTIK KELOMPOK
FAKTOR PERSONAL
KARAKTRISTIK KELOMPOK
Faktor situasional karakteristik kelompok
A. Ukuran kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kelompok/performance bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan
oleh kelompok. Faktor lain yang memengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok.
B. Jaringan Komunikasi
- Jaringan model roda, pada jaringan model roda seseorang yang biasanya memimpin akan menjadi model fokus perhatian.
- Jaringan komunikasi rantai, pada pola ini A dapat berkomunikasi dengan B, lalu B dengan C, C dengan D, dan begitu seterusnya.
- Jaringan komunikasi Y, pada pola Y tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-orang disampingnya seperti pola rantai,
tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan orang yang disampingnya.
- Komunikasi Lingkaran, setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang, disamping kiri dan kanannya, dengan
perkataan lain, disini tidak ada pemimpinnya.
Jaringan Komunikasi Bintang. Jaringan komunikasi bintang disebut juga jaringan komunikasi semua saluran (channel), setiap
anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota kelompok yang lain.
C. Kohesi kelompok.
Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan
interpersonal yang akrab, kesetiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam.
Kohesi kelompok diukur dari :
● a) Keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain
● b) Ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
● c) Sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk
memuaskan kebutuhan personalnya.
D. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok
untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Seorang pemimpin pasti akan
dihormati dan dipatuhi oleh anggota-anggota kelompoknya. Oleh karena itu,
sebuah kelompok akan lebih mudah untuk diatur untuk mencapai tujuan, karena
adanya pemimpin yang mampu mengendalikan keadaan.
Faktor personal karakteristik kelompok
A. Kebutuhan interpersonal
William C. Schultz (1966) merumuskan Teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientatation),
menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan intepersonal sebagai berikut:
● Inclusion : Ingin masuk menjadi bagian kelompok.
● Control : Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hiraksi.
● Affection : Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain.
B. Tindak komunikasi
Bila kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaiakan atau menerima
informasi (secara verbal maupun nonverbal). Dalam tindakan komunikasi, termasuk pernyataan, pertanyaan,
pendapat, atau syarat yang disampaikan atau diterima oleh para anggota kelompok.
C. Peranan
Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas
kelompok, memelihara suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja.
Beal, Bohlen, dan audabaugh meyakini peranan-peranan anggota-anggota kelompok terkategorikan sebagai
berikut:
Peranan Tugas Kelompok
● Coordinator-integrator (pemandu) memperjelas hubungan di antara berbagai gagasan dan saran, berusaha
mengambil gagasan-gagasan pokok dari kontribusi anggota dan memadukannya menjadi ke seluruhan yang
bermakna.
● Orienter (pengarah) mendefinisikan posisi kelompok dalam hu bungannya dengan tujuan kelompok, titik
tolak arah atau tujuan yang disepakati, atau mengajukan pertanyaan tentang arah pembicaraan kelompok.
● Disagreer (pembantah) memberikan pandangan yang berbeda, menga jukan bantahan, menunjukkan
kesalahan fakta atau penalaran. la mungkin membantah pendapat, nilai, sentimen, keputusan, atau prosedur.
Peranan Individual
Peranan individual berkenaan dengan usaha anggota kelompok untuk memuaskan kebutuhan individual yang
tidak relevan dengan tugas kelompok
Thanks!
Apakah ada pertanyaan?