Anda di halaman 1dari 38

SISTEM KOMUNIKASI

KELOMPOK

QOYYIMAH

142050278

FANNY VIRDA SAGITA

142050301

ANGGIE PERMATA SARI

142050313

ANANDA RATIH DALU HAPSARI

142050328

INDAH NURMALASARI

142050339

Philip Zimbardo, professor psikologi di Stanford


University pernah membuat eksperimen yang
kontroversial yang disebut Percobaan penjara
Stanford dan merupakan studi psikologis terhadap
respon manusia untuk mengetahui apakah
perilaku tahanan dan penjaganya disebabkan oleh
situasi penjara atau oleh kharakteristik mereka
sendiri.

Berdasarkan hasil eksperimen ini, Zimbardo


menyimpulkan bahwa perilaku sadistis para
penjaga penjara, dan perilaku pasif para tahanan
bukan disebabkan oleh pembaawaan mereka
melainkan karena pengaruh kelompok rujukan
yang diidentifikasi mereka.

Kita semua menjadi anggota kelompok bahkan


berbagai kelompok. Kelompok menentukan cara
kita berkata, berpakaian, bekerja, juga keadaan
emosi, suka dan duka. Karena itu, komunikasi
kelompok telah digunakan untuk saling bertukar
informasi, menambah pengetahuan, memperteguh
atau
mengubah
sikap
dan
perilaku,
mengembangkan
kesehatan
jiwa,
dan
meningkatkan kesadaran

KELOMPOK DAN PENGARUHNYA PADA


PERILAKU KOMUNIKASI

Komunikasi kelompok memiliki banyak peran


terhadap
profesi.
Para
pendidik
melihat
komunikasi kelompok sebagai metode pendidikan
yang efektif. Para manajer menemukan komunikasi
kelompok sebagai wadah yang tepat untuk
melahirkan gagasan-gagasan kreatif. Para psikiater
mendapatkan komunikasi kelompok sebagai
wahana untuk memperbaharui kesehatan mental.
Para ideolog juga menyaksikan
komunikasi
kelompok sebagai sarana untuk meningkatkan
kesadaran politik-ideologis.

KLASIFIKASI KELOMPOK

Untuk menjadi kelompok diperlukan kesadaran


pada anggota-anggotanya akan ikatan yang sama
yang
mempersatukan
mereka.
Kelompok
mempunyai tujuan dan organisasi (tidak selalu
formal) dan melibatkan interaksi di antara anggotaanggotanya.

Kelompok mempunyai dua tanda psikologis yaitu:

Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan


kelompok ada sense of belonging yang tidak dimiliki
orang yang bukan anggota.
Nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung
sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu
dengan hasil yang lain.

4 KLASIFIKASI KELOMPOK
1.

Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder

Kelompok primer.
Walaupun kita menjadi anggota banyak kelompok,
kita terikat secara emosional pada beberapa
kelompok saja. Hubungan kita dengan keluarga
kita, kawan-kawan sepermainan, dan tetanggatetangga yang dekat (dikampung kita, bukan
di real estates), terasa lebih akrab, lebih personal,
lebih menyentuh hati kita.

Kelompok sekunder, secara sederhana adalah


lawan
kelompok
primer.
Hubungan
kita
dengannya tidak akrab, tidak personal, dan tidak
menyentuh hati kita. contohnya ialahorganisasi
massa, fakultas, serikat bururh, dan sebagainya.

Perbedaan utama antara kedua kelompok ini dari


karakteristik komunikasinya :
Kualitas komunikasi pada kelompok primer
bersifat dalam dan meluas sedangkan pada
kelompok sekunder, komunikasi bersifat dangkal
dan terbatas.
Komunikasi pada kelompok primer bersifat
personal, unik dan tidak dapat dipindahkan
sedangkan komunikasi kelompok sekunder
bersifat impersona dan dapat dipindahkan.
Pada
kelompok primer, komunikasi lebih
menekankan aspek hubungan daripada aspek isi.
Komunikasi
dilakukan
untuk
memelihara
hubungan baik, dan isi komunikasi bukan
merupakan hal yang sangat penting.

4 KLASIFIKASI KELOMPOK
2.

Ingroup dan Outgroup

Ingroup adalah kelompok kita, dan outgroup


adalah kelompok mereka.
Ingroup dapat berupa kelompok primer
(keluarga) maupun sekunder (fakultas).
Perasaan
ingroup
diungkapkan
dengan
kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerja
sama.
Out-Group adalah kelompok sosial yang oleh
individu-individu diartikan sebagai musuh
kelompoknya atau lawan In-Group.

4 KLASIFIKASI KELOMPOK
3.

Kelompok keanggotaan (membership group)


dan kelompok rujukan (reference group)

Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang


anggota-anggotanya secara administratif dan fisik
menjadi anggota kelompok itu.
Kelompok rujukan adalah kelompok yang
digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk
menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.
Kelompok yang terikat dengan kita secara
nominal
adalah
kelompok
keanggotaan;
sedangkan yang memberikan kepada kita
identifikasi psikologis adalah kelompok rujukan.

Menurut teori kelompok rujukan, kelompok rujukan


mempunyai dua fungsi yaitu fungsi komparatif dan fungsi
normatif. Tamotsu Shibutani menambahkan satu fungsi
lagi yaitu fungsi perspektif.

Contohnya
Fungsi komparatif
saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk
mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang
Fungsi normatif
Islam memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah
sikap yang harus saya miliki, kerangka rujukan untuk
membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukan apa yang
seharusnya saya capai.
Fungsi perspektif
Islam memberikan kepada saya cara memandang dunia ini,
cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman,
dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan
orang yang saya temui.

4 KLASIFIKASI KELOMPOK
4.

Kelompok Deskriptif dan Kelompok


Prespektif

Kategori deskriptif menunjukkan


kelompok
dengan
melihat
pembentukkannya secara alamiah.

Kategori prespektif mengklasifikasikan kelompok


menurut langkah-langkah rasional yang harus
dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai
tujuannya.

klasifikasi
proses

Untuk
kategori
deskriptif,
kita
dapat
mengkelompokkan kelompok berdasarkan tujuannya.
Barlund dan Haimann menjejerkan kelompokkelompok itu dari tujuan yang bersifat interpersonal
sampai tujuan yang berkenaan dengan tugas (task)
kelompok. Mereka menyusunnya dalam rentangan
kontinum seperti berikut:

Kelompok Sepintas (untuk membina hubungan


manusiawi yang hangat).
Kelompok kataris (untuk melepaskan tekanan batin atau
frustasi anggota-anggotanya).
Kelompok belajar (untuk menambah informasi).
Kelompok pembuat kebijaksanaan (untuk menyelesaikan
tugas berupa perumusan kebijakan atau tindakan).
Kelompok aksi (untuk menyelesaikan tugas berupa
perumusan kebijakan atau tindakan).

Pada tahun 1960-an muncul kelompok pertemuan


dan kelompok penyadar. Klasifikasi di atas tidak
memadai lagi. Kelompok pertemuan dibentuk untuk
pencerahan intrapersonal.

Akhir-akhir ini, dengan melihat tujuan, ukuran, dan


pola komunikasi, para ahli komunikasi kelompok
meringkaskannya menjadi tiga kelompok saja:

Kelompok tugas (kelompok untuk memecahkan masalah,


misalnya, transplantasi jantung, atau merancang
kampanye politik)
Kelompok pertemuan(kelompok orang yang menjadikan
diri mereka sebagai acara pokok. Contohnya kelompok
terapi dirumah sakit jiwa)
Kelompok penyadar (mempunyai tugas utama
menciptakan identitas sosial politik yang baru).

PENGARUH KELOMPOK PADA PERILAKU


MANUSIA
Menurut

Baron dan Byrne (1979:253),


perubahan perilaku individu terjadi
karena apa yang lazim disebut dalam
psikologi sosial sebagai pengaruh
sosial. Tiga macam pengaruh pada
kelompok yaitu:
Konformitas
2. Fasilitas Sosial
3. Polarisasi
1.

KONFORMITAS
Menurut

Kiesler
dan
Kiesler
(1969),
konformitas adalah perubahan perilaku atau
kepercayaan menuju (norma) kelompok
sebagai akibat tekanan kelompok yang riil
atau yang dibayangkan.
Konformitas adalah produk interaksi antara
faktor-faktor situasional dan faktor-faktor
personal.
Makin tidak jelas dan makin tidak berstruktur
situasi yang kita hadapi, makin besar
kecenderungan
kita
untuk
mengikuti
kelompok.

Cara

individu menyatakan penilaian


dan perilakunya berkaitan dengan
konformitas. Bila individu harus
menyatakan
responsnya
secara
terbuka, ia cenderung melakukan
konformitas daripada kalau ia dapat
mengungkapkannya, secara rahasia.

FASILITAS SOSIAL
Fasilitas

(dari kata Prancis facile, artinya


mudah) menunjukkan kelancaran atau
peningkatan kualitas kerja karena ditonton
kelompok.

Fasilitas

sosial sebetulnya bukan istilah


yang tepat karena dalam beberapa hal,
kehadiran kelompok malah menghambat
pelaksanaan kerja. Istilah ini mungkin tepat
dipergunakan untuk penelitian-penelitian
awal dalam psikologi sosial.

Pada

tahun 1924, Floyd Alport menemukan


fasilitas sosial tidak selalu memudahkan
pekerjaan. Kehadiran kelompok bersifat
fasilitatif bila pekerjaan yang dilakukan
berupa
pekerjaan
keterampilan
yang
sederhana.
Sebaliknya,
kelompok
mempersukar pekerjaan bila pekerjaan itu
berkenaan dengan nalar dan penilaian.

Menurut

Robert Zajonc (1965) kehadiran


orang lain dianggap menimbulkan efek
pembangkit energi (energizing effect) pada
perilaku individu.

POLARISASI
(1956) dalam bukunya The
Organization Man beranggapan kuat bahwa
dalam kelompok, individu menjadi kurang
berani, kurang kreatif, dan kurang inovatif.

Whyte

Stoner

(1961)
dalam
penelitiannya
menemukan bahwa orang justru cenderung
membuat keputusan yang lebih berani
ketika mereka berada dalam kelompok
daripada ketika mereka sendirian. Gejala ini
kemudian dikenal sebagai geseran risiko
(risky shift).

Geseran risiko terjadi karena difusi tanggung jawab.


Dalam kelompok, individu dapat berbagi tanggung
jawab dengan orang lain sehingga risiko kegagalan
juga ditanggung bersama.

Dalam banyak situasi, pada kelompok, individu


malah
membuat
keputusan
yang
lebih
konservatif. Lebih tepat kalau memasukkan risky
shift ini pada gejala yang lebih umum, yaitu geseran
menuju polarisasi.

Polarisasi ini boleh jadi disebabkan pada proporsi


argumentasi yang menyokong sikap atau tindakan
tertentu. Bila proporsi terbesar mendukung sikap
konservatif, keputusan kelompok pun akan lebih
konservatif, dan begitu sebaliknya.

Polarisasi mengandung beberapa implikasi yang


negatif:
1. Kecenderungan
ke
arah
ekstremisme
menyebabkan peserta komunikasi menjadi lebih
jauh dari dunia nyata; karena itu, makin besar
peluang bagi mereka untuk berbuat kesalahan.
Produktivitas kelompok tentu menurun. Gejala ini
disebut sebagai groupthink.
2. Polarisasi akan mendorong ekstremisme dalam
kelompok gerakan sosial atau politik. Kelompok
seperti ini biasanya menarik anggota-anggota yang
memiliki pandangan yang sama. Ketika mereka
berdiskusi, pandangan yang sama ini makin
dipertegas sehingga mereka makin yakin akan
kebenarannya. Keyakinan ini disusul dengan
merasa benar sendiri (self-righteousness) dan
menyalahkan kelompok.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KELOMPOK
1.

Faktor situasional karakteristik kelompok :


a.

Ukuran Kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan
prestasi kerja kelompok bergantung pada jenis
tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok.
Tugas kelompok dapat dibedakan dua macam,
yaitu tugas koaktif dan interaktif.

b.

Jaringan Komunikasi

Terdapat beberapa tipe jaringan


diantaranya adalah sebagai berikut:

komunikasi,

Roda,
Rantai,
Y,

Lingkaran,
Bintang.

Dalam hubungan dengan prestasi kelompok, tipe


roda menghasilkan produk kelompok tercepat dan
terorganisir.

c.

Kohesi Kelompok

Kohesi kelompok didefinisikan sebagai


kekuatan yang mendorong anggota kelompok
untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan
mencegahnya meninggalkan kelompok. Kohesi
kelompok erat hubungannya dengan kepuasan
anggota kelompok, makin kohesif kelompok
makin besar tingkat kepuasan anggota kelompok.

d.

Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara


positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke
arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah
faktor yang paling menentukan keefektifan
komunikasi kelompok.

FAKTOR PERSONAL : KARAKTERISTIK


ANGGOTA KELOMPOK
William C. Schultz (1966) merumuskan Teori
FIRO (Fundamental Interpersonal Relations
Orientatation), menurutnya orang menjadi
anggota kelompok karena didorong oleh tiga
kebutuhan intepersonal sebagai berikut:
Ingin masuk menjadi bagian kelompok
(inclusion).
Ingin mengendalikan orang lain dalam
tatanan hierakis (control).
Ingin memperoleh keakraban emosional dari
anggota kelompok yang lain.

TIGA KEBUTUHAN INTERPERSONAL


Kontinuum Inklusi
Kontinuum kontrol
Kontinuum afeksi

TINDAKAN KOMUNIKASI

Robert E. Bales (1950, 1955, 1970) dari


Universitas Harvard mengembangkan sistem
kategori untuk menganalisis tindak komunikasi,
yang kemudian dikenal sebagai interaction
process analysist (IPA). Dia membagi tindak
komunikasi pada dua kelas besar; hubungan
tugas dan hubungan sosial emosional.

PERANAN
Peranan tugas kelompok, ialah memecahkan masalah atau melahirkan
gagasan gagasan baru.

Initiator contributor (menyarankan atau mengusulkan)


Information seeker (pencari informasi)
Opinion seeker (Penjarian Pendapat)
Information giver (pemberi informasi)
Opinion giver (pemberi pendapat)
Elaborator (penjabar)
Summarizer (penyimpul).
Coordinator integrator (pemadu)
Orienter (pengarah)
Disagree (pembantah).
Evaluator critic (evaluator kritikus)
Energizer (pendorong)
Procedural technician (petugas teknis)
Recorder (pencatat)

Peranan pemelirahaan kelompok


Daftar peranan yang dimaksudkan untuk memelihara
hubungan emosional diantara anggota - anggota
kelompok :
Encourager (penggalak)
Harmonizer (wasit)
Compromizer (kompromis)
Gatekeeper and expediter (penjaga gawang)
Standard setter or ego ideal (pembuat aturan)
Group
observer
and
commentator
(pengamat
kelompok)
Follower (pengikut)

Peranan Individu, merupakan usaha kelompok


untuk memuaskan kebutuhan yang tidak relevan
dengan tugas kelompok yang berpusat pada individu
Aggressor (merendahkan status yang lain, menyerang
kelompok, iri hati pada kontribusi yang lain)
Blocker (penghambat)
Recognition Seeker (pencari muka)
Self Confessor (pengungkap diri)
Playboy (tidak acuh terhadap proses kelompok,
bersikap sinisme)
Dominator (menegaskan otoritas dan superioritas)
Help Seeker (menarik simpati anggota kelompok lain
dengan menyalahkan lingkungan)
Special Interest Pleader (sponsor kepentingan khusus)

BENTUK BENTUK KOMUNIKASI


KELOMPOK

Komunikasi Kelompok Deskriptif


1.

Kelompok Tugas: Model Fisher

Aubrey Fisher, meneliti tindak komunikasi kelompok


tugas dan menemukan bahwa kelompok melewati
empat tahap:
a. Orientasi
(setiap anggota berusaha saling
mengenal, saling menangkap perasaan yang lain,
mencoba menemukan peranan dan status).
b. Konflik (terjadi peningkatan perbedaan diantara
anggota,
c. Pemunculan
(orang
mengurangi
tingkat
polarisasi dan perbedaan pendapat).
d. Peneguhan
(para
anggota
memperteguh
konsensus kelompok).

2.

Kelompok Pertemuan: Model Bennis dan Shepherd

Pada tahun 1970-an para peneliti menemukan


bahwa kelompok pertemuan bukan saja dapat
membantu
pertumbuhan
diri,
tetapi
juga
mempercepat penghancuran diri.

Beberapa peneliti mencatat adanya kerusakan


psikis akibat kepemimpinan kelompok yang
merusak.

Orang memasuki kelompok pertemuan untuk


mempelajari
diri
mereka
dan
mengetahui
bagaimana mereka dipersepsi oleh anggota yang
lain.

3.

Kelompok Penyadar : Model Chesebro, Cragan, dan


Mc Culloungh
Pada tahun 1970, James Chelebro, John Cragan,
dan Patricia McColough melakukan studi lapangan
di Minessota tentang gerakan revolusioner kaum
homoseksual.
Dari
penelitian
ini
mereka
merumuskan
empat
tahap
perkembangan
kelompoak penyadar :
1) Kesadaran diri akan identitas baru
2) Indentitas kelompok melalui polaroisasi
3) Menegakkan nilai nilai baru bagi kelompok
4) Menghubungkan
diri dengamn kelompok
revolusioner lainnya.

KOMUNIKASI KELOMPOK PRESKRIPTIF

Kelompok
pertemuan
(kelompok
terapi),
Kelompok belajar, panitia, konferensi (rapat)
adalah kelompok prifat.
Panel wawancara
terbuka (publik interview), forum, symposium
termasuk
kelompok
publik.
Disini
kita
menguraikan format diskusi dari Cargan dan
Wright (1980): Meja bundar, simosium, diskusi
panel, macam-macam forum. Kolokium dan
prosedur parlementer.

Format Diskusi

Meja bundar merupakan susunan tempat duduk yang bundar


menyebabkan arus komunikasi yang bebas diantara anggotaanggota kelompok.
Simposium adalah serangkaian pidato pendek yang menyajikan
berbagai aspek dari sebuah topik atau posisi yang pro dan kontra
terhadap maslah yang kontroversial.
Diskusi panel adalah format khusus yang angota-anggotanya
kelompoknya berinteraksi, baik berhadap hadapan maupun
melaui mediator.
Macam-macam forum adalah waktu tanya jawab setelah diskusi
terbuka. Forum ceramah adalah forum diskusi yang dilakukan
pertama sekali untuk saling berbagi informasi.
Kolokium adalah adalah sejenis format diskusi yang memberikan
format diskusi kepada wakil khalayak yang memberikan
pertanyaaan yang telah dipersiapkan kepada seseorang.
Prosedur parlementer adalah format diskusi yang secara ketat
mengatur perserta diskusi yang besar pada periode waktu yang
tertentu ketika sejumlah keputusan harus dilihat.

Sistem Agenda Pemecahan Masalah


1.

2.

3.

Urutan Pemecahan Masalah Kreatif


Sistem ini sangat tepat untuk melahirkan gagasan
baru atau mengembangkan ide yang memerlukan
daya imajinasi.
Urutan Berpikir Reflektif
Urutan ini berbeda dengan urutan pemecahan
masalah kreatif karena disini kritik dianjurkan
sebelum pemecahan masalah dinyatakan.
Pola Solusi Ideal
Pola ini dipergunakan untuk mengatasi masalah
yang akan mempengaruhi berbagai macam
kelompok yang mempunyai kepentingan berlainan,
atau yang memerlukan dukungan berbagai jenis
orang yang mempunyai nilai yang berlainan.

Anda mungkin juga menyukai