Anda di halaman 1dari 43

Kelompok 3

Group Processes
Melsan Gadama - 10050020213
Alika Denura Fitria - 10050020219
Indi Rahmawati - 10050020220
Nunung Nur Asiah - 10050020232
Apa itu Kelompok?

Kumpulan individu yang


berinteraksi langsung satu
sama lain selama periode
waktu tertentu yang
memiliki nasib, identitas,
atau serangkaian tujuan
bersama.
Kelompok datang dalam berbagai bentuk
dan ukuran: besar dan kecil, sangat
terorganisir dan cukup informal, jangka
pendek dan tahan lama. Keanggotaan dalam
banyak kelompok bersifat sukarela. Kita
memutuskan untuk bergabung dengan grup
yang ada atau berkumpul dengan orang lain
untuk membuat suatu grup yang baru.
Mengapa individu bergabung
dalam suatu kelompok?
Individu bergabung dalam suatu kelompok disebabkan oleh beberapa alasan, seperti
berafiliasi dengan orang lain, memperoleh status sosial, dan berinteraksi dengan

anggota grup individu. Bagi manusia, ketertarikan pada kehidupan kelompok tidak
hanya berfungsi untuk melindungi dari ancaman dan ketidakpastian dalam arti fisik,
tetapi juga untuk mendapatkan rasa identitas pribadi dan sosial yang lebih besar.
Menurut teori identitas sosial, bagian penting dari perasaan harga diri seseorang
berasal dari identifikasi mereka dengan kelompok tertentu. Sebagai makhluk sosial,
kita memahami diri kita sendiri dan tempat kita di dunia dengan mengacu pada
kelompok yang membentuk identitas kita.
Socialization and Group Development
Setelah seorang individu bergabung dengan kelompok, proses penyesuaian
terjadi. Individu berasimilasi ke dalam kelompok, membuat perubahan apa
pun yang diperlukan untuk menyesuaikan diri. Pada saat yang sama,
kelompok dapat mengakomodasi pendatang baru, membuat perubahan apa
pun yang diperlukan untuk memasukkan individu itu. Sosialisasi anggota baru
ke dalam suatu kelompok seringkali sangat bergantung pada hubungan
antara pendatang baru dan anggota yang sudah mapan. Pendatang baru
mencontoh perilaku mereka pada apa yang dilakukan orang yang lebih lama
di dalam kelompok; Orang yang lebih lama, dapat melatih pendatang baru,
melayani sebagai mentor, atau mengembangkan hubungan pribadi dengan
mereka untuk membantu mereka berhasil dalam kelompok.
Sama seperti hubungan individu, kelompok berubah dari waktu ke waktu,
dinamika dalam kelompok secara keseluruhan juga berubah sepanjang
waktu. Pengembangan kelompok dapat berlangsung melalui beberapa tahap.
Bruce Tuckman (1965; Tuckman & Jensen, 1977) mengusulkan serangkaian
tahapan yang sangat berkesan di mana kelompok sering berkembang :
Forming
Storming
Norming
Performing
Adjourning
Forming
Tahap ini anggota mencoba mengorientasikan diri
mereka pada kelompok.

Contoh :Dalam suatu acara ospek, para mahasiswa belum


saling mengenal satu sama lain. Ketika para mahasiswa
dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil mereka akan
saling memperkenalkan diri.
Storming
Tahap ini, anggota mencoba untuk mempengaruhi kelompok yang paling sesuai
dengan kebutuhan mereka sendiri. Mereka menjadi lebih asertif tentang arah dan
peran apa yang mereka ingin mainkan di dalam kelompok. Banyak konflik dan
permusuhan mungkin timbul serta perasaan senang tentang apa yang mungkin
dicapai. Konflik dapat terjadi misalnya karena perbedaan pendapat yang sama-sama
berusaha untuk mempertahankan pendapat mereka sendiri.

Contohnya : Ketika dalam kelompok kecil mahasiswa sudah saling mengenal, mereka
dihadapkan dengan suatu permainan. Saat mereka mencari penyelesaian untuk
permainan tersebut, beberapa mahasiswa mengeluarkan berbagai pendapat. Pendapat
yang bervariasi inilah yang memungkinkan untuk terjadinya suatu konflik.
Norming
Tahap ini anggota mencoba untuk mendamaikan konflik yang muncul dan
mengembangkan rasa tujuan dan perspektif yang sama. Mereka menetapkan
peran dan norma dan mulai merasa lebih berkomitmen pada kelompok.

Contohnya : Para kelompok mahasiswa mulai mencari jalan keluar mana yang
akan mereka pilih untuk menyelesaikan permainan tersebut. Mereka
membuat kesepakatan seperti menentukan siapa yang harus memimpin
permainan dan siapa yang bekerja untuk menyelesaikan tugas dari
permainan tersebut.
Performing

Pada tahap ini anggota mencoba untuk melakukan tugas mereka dan
memaksimalkan kinerja kelompok. Mereka menjalankan peran mereka di
dalam kelompok dan mencoba memecahkan masalah untuk mencapai
tujuan bersama.

Contohnya : Kelompok mahasiswa ospek tersebut telah menentukan


peraturan dan fungsi anggota, lalu mereka mulai menjalankan tugas yang
telah mereka sepakati untuk menyelesaikan permainan tersebut.
Adjourning

Pada tahap ini anggota melepaskan diri dari grup, menjauhkan diri
dari anggota lain dan mengurangi aktivitas mereka dalam kelompok
setelah mereka sudah menyelesaikan tugas mereka di dalam kelompok.

Contohnya : Ketika ospek telah berakhi dan kelompok mahasiswa


ospek telah menyelesaikan permainan, mereka akan membubarkan
kelompok tersebut.
Fitur Penting dalam Kelompok

Roles Norms

Cohesiveness
Roles
Peran merupakan seperangkat perilaku yang diharapkan, bisa formal atau informal.
Robert Bales (1958) mengusulkan bahwa terlepas dari gelar seseorang, kelompok yang
bertahan lama menimbulkan dua jenis peran mendasar :

Peran Instrumental, untuk membantu kelompok mencapai tugas-tugasnya.


Contohnya, di dalam suatu organisasi, telah ditentukan bagaimana peran
ketuanya, wakilnya, maupun anggota nya.
Peran Ekspresif, untuk memberikan dukungan emosional dan menjaga moral.
Contohnya, di dalam suatu organisasi, setiap anggota yang bergabung di
dalamnya akan memberikan dukungan emosional dengan menciptakan suasana
yang sepenanggungan untuk mencapai tujuan bersama, dan menjaga moral
misalnya memiliki kepribadian sopan santun antar anggota nya.
Norms

Selain peran bagi anggotanya, kelompok juga membentuk norma, yaitu aturan
perilaku yang berlaku untuk anggota. Seperti peran, norma bisa formal atau informal.

Contohnya, di kampus terdapat beberapa anak perempuan yang merokok bersama


dengan anak laki-laki ketika berada di kantin, dan hal tersebut terlihat wajar dan
biasa di kalangan para mahasiswa di kampus tersebut. Namun, terdapat kelompok
yang memiliki kesepakatan untuk tidak merokok ketika mereka berada di kantin.
Tidak masalah anak perempuan merokok, namun bagi kelompok tersebut merokok
tidak diperbolehkan.
Cohesiveness
Kelompok kohesif merupakan sejauh mana kekuatan mendorong anggota
kelompok menjadi lebih dekat, seperti melalui perasaan keintiman, kesatuan,
dan komitmen untuk mengelompokkan tujuan. Kelompok kohesif mengacu
pada kekuatan yang diberikan pada kelompok yang mendorong anggotanya
lebih dekat (Cartwright & Zander, 1960; Festinger, 1950). Anggota kelompok
kohesif cenderung merasakan komitmen terhadap tugas kelompok, seperti
anggota kelompok lainnya, merasa bangga dengan kelompok, dan terlibat
dalam banyak dan sering kali intens dalam interaksi kelompok (Dion, 2000;
Klassen & Krawchuk, 2009). Ketika sebuah kelompok kohesif, maka kinerja
kelompok akan semakin meningkat.
Culture and Cohesiveness

Orang bekerja dalam kelompok yang beragam budayanya. Tim kerja dalam
dunia bisnis dapat terdiri dari individu-individu dari seluruh dunia. Maka,
menjadi semakin penting untuk memahami bagaimana dinamika kelompok
dapat berbeda antar budaya. Seberapa peduli anggota kelompok tentang
menyakiti kekompakan kelompok dengan terlibat dalam perdebatan sengit
dan efek dari perdebatan semacam itu pada kinerja kelompok mungkin
juga berbeda di seluruh budaya.
individuals in groups; the presence
of others

Social Facilitation: When Others Arouse Us

Fasilitas sosial merupakan sebuah proses dimana dengan kehadiran


orang lain dapat membantu kinerja pada tugas-tugas yang mudah
tetapi menurunkan kinerja pada tugas-tugas yang sulit.
Solusi Zajonc:
1.Dengan kehadiran orang lain menciptakan gairah fisiologi umum, yang bisa memberikan energy
pada perilaku.
2.Peningkatan gairah meningkatkan kecenderungan individu untuk melakukan respons dominan
3.Kualitas kinerja individu bervariasi sesuai dengan jenis tugasnya. Pada tugas mudah (yang
sederhana atau dipelajari dengan baik), respon dominan biasanya benar atau sukses. Tetapi pada
tugas yang sulit (tugas yang rumit atau asing) , yang dominan respon seringkali salah atau tidak
berhasil.
Menurut Zajonc, adanya kehadiran orang lain meningkatkan gairah, yang memperkuat respons
dominan terhadap suatu stimulus. Pada tugas yang mudah, respons dominan biasanya benar dan
dengan kehadiran orang lain meningkatkan kinerja. Dan pada tugas yang sulit, respons dominan
sering salah dan dengan kehadiran orang lain menggangg kinerja.
Alternative Explanations for Social Facilitation

1. Mere Sprence: teori ini menjelaskan bahwa kehadiran orang


lain saja sudah cukup untuk mengahasilkan efek fasilitas
sosial.
2. Evaluation Apprehension: teori ini menjelaskan bahwa
kehadiran orang lain itu akan memberikan efek fasilitas sosial
hanya apabila orang-orang yang hadir itu dipandang sebagai
evaluator yang potensial.
3. Distraction-conflict theory; pada teori ini menjelaskan bahwa
kehadiran orang lain akan memberikan efek fasilitas sosial
hanya ketika ada orang lain yang mengalihkan perhatian dari
tugas dan menciptakan konflik perhatian.
Social Loafing: When Others Relax Us

Ringelmann (1880) menemukan bahwa pada tugas-tugas yang sederhana,


output individu akan menurun ketika berkerja dengan kelompok
dibandingkan dengan berkerja secara individu.

Contohnya, ketika kita sedang mengerjakan tugas secara berkelompok, kita


sudah bersemangat untuk mengerjakan tugas yang diberikan tersebut,
namun beberapa orang terlihat tidak bersungguh-sungguh dalam
mengerjakannya maka akan timbul kemalasan sosial.
Deindividuasi
Deindividuasi merupakan menghilangnya rasa individualistis
dan pengurangan batasan normal pada perilaku
menyimpang.

Contohnya, dalam suatu kelompok ada orang yang


bertengkar dengan kelompok lain. Kita menjadi terpacu dan
ingin membantu teman kita yang bertengkar tersebut yang
akhirnya akan muncul keributan antar kelompok.
Group Performance: Problems and Solutions

Process Loss dan Jenis Tugas Grup


Process loss yaitu menurunnya kinerja kelompok yang disebabkan karena adanya hambatan yang
diciptakan oleh kelompok itu sendiri, seperti adanya masalah dalam koordinasi dan motivasi.

Menurut Steiner, ada beberapa jenis tugas dalam kelompok yang lebih rentan terhadap process loss ini,
diantaranya ialah:
Additive task, dimana dalam sebuah kelompok, kontribusi yang diberikan anggotanya lebih kecil
dibandingkan jika anggota-anggotanya bekerja secara individu. Additive task juga dikategorikan
sebagai tugas yang dapat dibagi dan memiliki fokus yang maksimal. Mereka membutuhkan
penambahan bersama kontribusi individu dari anggota kelompok untuk memaksimalkan hasil
kelompok. Contohnya permainan yang dilakukan secara berkelompok seperti permainan tarik
tambang yang membutuhkan kontribusi dari setiap anggotanya agar dapat menghasilkan hasil yang
maksimal. Namun, ketika ada sebagian anggotanya yang kurang berkontribusi pada permainan
tersebut, maka dapat terjadi process loss.
Group Performance: Problems and Solutions

Process Loss dan Jenis Tugas Grup

Conjunctive task, dimana anggota yang terlemah akan menentukan keberhasilan atau kegagalan
kelompok tersebut. Contohnya dalam kegiatan pendakian gunung menggunakan tali, ketika satu
orang terpeleset atau jatuh, maka seluruh tim akan terancam keselamatannya.

Disjunctive task, yaitu dimana anggota terbaik yang akan mementukan keberhasilan atau
kegagalan kelompoknya. Dalam kelompok misalnya ada yg lebih pintar atau lebih berpengalaman
untuk meleading sebuah grup, sehingga kelompok lebih banyak mengandalkan anggota tersebut.
Contohnya seperti memilih jawaban dari satu orang untuk masalah matematika untuk menjadi
jawaban kelompok.
Brainstorming
Brainstorming ialah teknik yang dirancang oleh Alex Osborn pada tahun 1950-an. Teknik ini
dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas kelompok dalam
memecahkan suatu permasalahan.

Aturan dasar Brainstorming:


Ekspresikan semua ide yang muncul di benak meskipun terdengar gila.
Semakin banyak ide, akan semakin baik.
Jangan khawatir apakah ide itu baik atau buruk dan jangan mengkritik ide siapa pun,
karena ide-ide tersebut dapat dievaluasi kemudian.
Semua ide adalah milik kelompok, jadi anggota harus merasa bebas untuk membangun
pekerjaan satu sama lain.
Faktor-faktor yang dapat mengurangi efektivitas Bainstorming
kelompok:
1. Production blocking : ketika orang harus menunggu giliran untuk berbicara, mereka
mungkin lupa ide-ide mereka, atau mungkin begitu sibuk untuk mencoba mengingat
ide-ide mereka sehingga mereka tidak mendengarkan ide-ide yang dikemukakan
orang lain.
2. Free riding : ketika orang lain menyumbangkan ide, seseorang mungkin merasa
kurang termotivasi, karena mereka merasa kontribusi mereka sendiri sebagai kurang
diperlukan atau cenderung tidak memiliki banyak dampak.
3. Evaluation apprehension : ketika seseorang ragu untuk menyarankan ide-ide liar dan
tidak masuk akal nya karena takut terlihat bodoh dan dikritik.
4. Performance matching : Anggota kelompok bekerja hanya sekeras mereka melihat
orang lain bekerja.
Brainstorming Elektronik
Brainstorming elektronik ini merupakan versi modern dari Brainstorming. Bainstorming elektronik dapat
disebut juga dengan Brainstorming online (Brainlining). Kelompok yang menggunakan brainstorming
elektronik cenderung berkinerja jauh lebih baik daripada kelompok brainstorming tradisional.

Mengapa Brainstorming Elektronik Efektif ?

Production blocking berkurang karena anggota dapat mengemukakan ide kapan pun ide mereka
muncul.
Free riding dapat dikurangi dengan cara mengatur komputer untuk dapat melacak jumlah input dari
setiap anggota.
Evaluation apprehension berkurang karena anggota kelompok dapat menyumbangkan ide-ide
mereka secara anonym.
Performance matching berkurang karena anggota kelompok dapat menghabiskan lebih banyak
waktu untuk fokus pada kinerja mereka sendiri.
Anggota kelompok dapat memperoleh manfaat dengan melihat ide-ide orang lain, yang dapat
menginspirasi ide-ide baru yang mungkin tidak mereka pikirkan sebelumnya.
Group Polarization
Polarisasi kelompok didefinisikan sebagai fenomena ketika kelompok melebih-lebihkan
kecenderungan awal dalam pemikiran anggota kelompok melalui diskusi kelompok.
Teori polarisasi kelompok ini menyatakan bahwa orang sering mengubah pendapat
mereka ketika berada dalam kelompok untuk menyesuaikan diri atau untuk diterima,
dan untuk dipandang lebih baik. Dalam hal ini, informasi juga dapat menyebabkan
polarisasi kelompok, hal ini biasanya terjadi ketika seseorang tidak yakin tentang apa
yang dia yakini, dan orang itu akan cenderung mengikuti sudut pandang mana yang
memiliki informasi paling banyak dukungannya. Selain itu, polarisasi kelompok dapat
menyebabkan groupthink.
Groupthink
Gaya pengambilan keputusan kelompok yang dicirikan oleh kecenderungan berlebihan di antara anggota
kelompok untuk mencari persetujuan. Dengan kata lain groupthink ini dapat terjadi ketika keputusan yang
buruk dibuat oleh suatu kelompok karena beberapa anggotanya tidak ingin mengungkapkan pendapat atau
menyarankan ide-ide baru yang mungkin tidak disetujui oleh beberapa orang dalam kelompok.
Irving Janis percaya bahwa ada tiga karakteristik yang dapat berkontribusi pada pengembangan groupthink:

Kelompok yang sangat kohesif Struktur grup dapat


1 2
lebih cenderung menolak berkontribusi dalam
anggota dengan pendapat menciptakan groupthink.
yang menyimpang.

Janis menegaskan bahwa


3
situasi stres juga dapat
memprovokasi adanya
groupthink.
Mencegah Groupthink
Janis merekomendasikan upaya pencegahan groupthink, yaitu dengan cara:
Untuk menghindari isolasi, kelompok harus berkomunikasi secara luas dengan
orang luar.
Untuk mengurangi tekanan kelompok untuk menyesuaikan diri, pemimpin harus
secara eksplisit mendorong kritik dan tidak mengambil sikap tegas di awal diskusi
kelompok.
Untuk menetapkan norma tinjauan kritis yang kuat, subkelompok harus
mendiskusikan masalah yang sama secara terpisah. Seorang anggota harus
ditugaskan untuk berperan sebagai "pengingat" yang bertanggung jawab untuk
memberi tahu kelompok tentang bahaya pengambilan keputusan yang bias.
Efek Eskalasi
Kondisi di mana komitmen terhadap tindakan yang gagal ditingkatkan untuk
membenarkan investasi yang telah dilakukan. Contohnya pada kasus
pembangunan proyek konstruksi di Boston yang dikenal sebagai "Penggalian
Besar". Dalam contoh kasus tersebut konstruksi memakan waktu lebih dari
satu dekade lebih lama dan menghabiskan biaya miliaran dolar lebih dari
yang direncanakan, dan bahkan setelah jalan terakhir dibuka pada tahun
2006, masalah yang signifikan tetap ada. Kelompok yang telah menghabiskan
banyak waktu, tenaga, atau uang untuk proyek seperti ini sering merasa
terjebak, dan alih-alih mempertimbangkan untuk mengubah keputusan
mereka, mereka meningkatkan komitmen mereka untuk mencoba
membenarkan apa yang telah mereka investasikan.
Mengkomunikasikan Informasi dan Memanfaatkan
Keahlian
Salah satu kelemahan terbesar dalam kinerja kelompok adalah mereka sering gagal dalam
memanfaatkan semua informasi atau keterampilan yang dimiliki setiap anggota kelompoknya.
Beberapa dinamika yang menyebabkan masalah ini serta beberapa faktor yang dapat
membantu kelompok berkomunikasi dan menggunakan informasi penting dengan lebih baik:

Pengambilan Sampel yang Bias Pemrosesan Informasi dan Memori Transaktif

Kecenderungan kelompok untuk menghabiskan Memori transaktif : sistem bersama untuk


lebih banyak waktu mendiskusikan informasi mengingat informasi yang memungkinkan
yang dibagikan (informasi yang sudah diketahui banyak orang untuk mengingat informasi
oleh semua atau sebagian besar anggota bersama-sama lebih efisien daripada yang
kelompok) daripada informasi yang tidak dapat mereka lakukan sendiri.
dibagikan (informasi yang hanya diketahui oleh
satu atau beberapa anggota kelompok).
Strategies for Improvement

Norma dan Tujuan Pelatihan dan Intervensi

Kelompok dengan norma berpikir Jane Prichard dan Melanie Ashleigh


kritis jauh lebih mungkin untuk menemukan fakta bahwa memori
mendiskusikan informasi yang tidak transaktif dan kinerja kelompok
dibagikan (sehingga menghindari meningkat dengan program pelatihan
pengambilan sampel yang bias) dan keterampilan tim, yang mengajarkan
mendapatkan keputusan yang jauh keterampilan seperti pemecahan
lebih akurat setelah diskusi kelompok masalah, penetapan tujuan, alokasi peran,
daripada kelompok dengan norma dan hubungan.
konsensus.
Teknologi Komputer dan Sistem
Pendukung Grup

Sistem pendukung kelompok : Program komputer interaktif khusus


yang digunakan untuk memandu pertemuan kelompok, kerja
kolaboratif, dan proses pengambilan keputusan.
Dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan cara diskusi
tatap muka yang lebih konvensional, kelompok yang menggunakan
sistem ini sering kali melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam
mengambil sampel informasi, berkomunikasi, dan mencapai
keputusan yang baik.
Tim Virtual
Tim virtual, kadang-kadang juga disebut tim yang tersebar, yaitu
kelompok yang bekerja saling bergantung dengan tujuan bersama
menggunakan teknologi untuk berkomunikasi dan berkolaborasi.
Kelompok virtual juga sangat rentan terhadap terjadinya process loss,
mengingat jarak fisik antara anggota dan betapa sedikit interaksi yang
mungkin mereka miliki satu sama lain, kelompok virtual mungkin
memiliki waktu yang lebih sulit untuk membangun kekompakan, menjaga
keanggotaan tetap stabil, mensosialisasikan anggota baru, menjaga
peran tetap jelas, berbagi informasi, dan mengembangkan sistem
memori transaktif yang memungkinkan anggota untuk mengenali atau
mengingat siapa yang memiliki pengetahuan atau keahlian apa dalam
kelompok.

Diversity (Keragaman)

Bukti dari penelitian empiris mengenai efek keragaman pada kinerja kelompok jelas
beragam. Di satu sisi, keragaman sering dikaitkan dengan dinamika kelompok yang
negative. Adanya miskomunikasi dan kesalahpahaman lebih mungkin muncul di
antara anggota kelompok yang heterogen, menyebabkan frustrasi dan kebencian
dan merusak kinerja kelompok dengan melemahkan koordinasi, moral, dan
komitmen terhadap kelompok.
Di sisi lain, penelitian juga menunjukkan efek positif dari keragaman, seperti pola
sosialisasi, dinamika kelas, dan kompleksitas diskusi kelompok. Samuel Sommers,
menemukan bahwa juri yang berbeda ras bertukar informasi yang lebih luas,
mengutip lebih banyak fakta tentang kasus yang diputuskan, dan membuat lebih
sedikit kesalahan dalam pertimbangan mereka daripada juri yang homogen secara
ras.
Conflict: Cooperation and Competition
Within and Between Groups

Motif Campuran dan Dilema Sosial


Dalam setiap kasus, individu dapat memperoleh sesuatu dengan
mengejar kepentingan pribadinya, tetapi jika setiap orang dalam
kelompok mengejar kepentingan diri sendiri, semua anggota
kelompok pada akhirnya akan lebih buruk daripada jika mereka telah
bekerja sama satu sama lain.
Ketika berada dalam situasi yang mungkin merasa terpecah antara
ingin bekerja sama dan ingin bersaing, dan motif campuran ini
menciptakan dilema yang sulit.
Konflik antara keuntungan pribadi dengan keuntungan publik
Dilema Sosial The Prisoner’s Dilemma

Situasi dimana pilihan untuk Situasi dimana salah satu pihak harus
mementingkan diri sendiri namun melakukan gerakan kooperatif atau
menciptakan hal/hasil yang buruk bagi kompetitif dalam hubungannya dengan
semua orang. Dalam hal ini, apa yang baik pihak lain. Dilema jenis ini tidak hanya
untuk satu orang adalah buruk untuk melibatkan dua individu dalam satu
semua orang. waktu.
Contoh :

- Seorang anggota keluarga yang ingin


makan lebih banyak daripada jatah yang
dimilikinya.
The Prisoner’s Dilemma

Dua mitra dalam kejahatan diinterogasi, meskipun polisi yakin


mereka telah melakukan pelanggaran besar, hanya ada cukup bukti
untuk menghukum mereka atas tuduhan kecil. Polisi harus
meyakinkan salah satu dari mereka untuk bersaksi melawan yang lain.
Dipisahkan selama interogasi
- Jika tidak ada yang mengaku, mereka berdua akan mendapatkan
hukuman ringan atas tuduhan ringan.
- Jika keduanya mengaku dan mengaku bersalah, keduanya akan
menerima hukuman sedang.
- Jika yang satu mengaku dan yang lain tetap diam, penjahat yang
mengaku akan mendapatkan kekebalan dari penuntutan sementara
penjahat yang diam akan membayar hukuman maksimum.
Resource Dilemmas atau dilema sumber daya

Situasi yang terjadi apabila timbul upaya untuk mendapatkan keuntungan yang akan kembali
terjadi jika pihak lain juga membuat pilihan kompetitif. Dilema sumber daya, menyangkut
bagaimana dua orang atau lebih dalam berbagi dan saling mendapatkan sumber daya yang
terbatas. Dilema sumber daya datang dalam dua tipe dasar:

Commons dilemmas Public goods dilemmas


Jika orang mengambil sumber daya sebanyak


Dilema terhadap barang publik yang
yang mereka inginkan dari sumber daya
kemudian dapat dibuat keputusan bersama
terbatas tanpa mengisi kembali/mendaur ulang
tergantung kesepakatan semua pihak yang
kembali sehingga tidak ada yang tersisa untuk
terlibat. Contoh barang publik ini termasuk
yang lainnya. Salah santu contoh populer
suplai darah, penyiaran publik, sekolah,
adalah “tragedy of the commons”, dimana
perpustakaan, jalan, dan taman.
orang dulu membiarkan hewan mereka
merumput sesuka hati di halaman rumput kota
yang rimbun.
Perilaku dalam dilema sosial
dipengaruhi oleh
Faktor Psikologis Faktor Pengaturan Struktural
Perbedaan Individu dan Budaya Menciptakan imbalan yang
- Mempercayai orang lain menghargai perilaku kerjasama
- Memiliki orientasi kerjasama Menghapus sumber daya dari
Faktor Situasional domain publik dan
- Suasana hati yang baik menyerahkannya ke kepemilikan
- Dapat bekerjasama pribadi
- Tidak mementingkan diri sendiri Menetapkan otoritas untuk
Dinamika grup/kelompok mengatur sumber daya
- Berbagi tujuan
- Bertindak sebagai individu
dibanding bertindak sebagai grup
- Berada dalam kelompok kecil
daripada kelompok besar
Conflict Escalation and Reduction
Dilema sosial dapat menciptakan konflik antar kelompok. Fakta bahwa kelompok-
kelompok berbeda satu sama lain dalam berbagai dimensi—agama, etnis, ras, budaya,
politik—dapat memicu konflik. Konflik antar kelompok disebabkan oleh banyak faktor,
termasuk persaingan untuk sumber daya yang langka, stereotip dan prasangka, dan
ideologi yang bersaing. Derajat eskalasi akan semakin tinggi jika para pihak yang
berlawanan saling meningkatkan tekanan antar satu sama lain. Faktor yang
menyebabkan Eskalasi konflik:
Kapasitas Ancaman
Persepsi terhadap Yang Lain
- Berusaha menunjukkan kesalahan pihak lawan
- Meningkatnya tingkat emosional, saling memojokkan
Hal yang dapat mengurangi Konflik :
Negosiasi/Perundingan
Konflik dapat dikurangi melalui negosiasi yang berhasil. Dengan memulai proses perdamaian
dengan perundingan untuk mencapai suatu kesepakatan akhir

Finding Common Goal : Superordinate goal.


Untuk menemukan solusi konstruktif diperlukan landasan yang dibangun bersama. Jika
anggota kelompok merasa bahwa mereka memiliki identitas bersama, rasa memiliki
terhadap sesuatu dalam kelompok pun akan lebih besar

GRIT (Graduated and reciprocated initiative in tension reduction),


Strategi perdamaian yang dikembangkan oleh Charles Osgood (1962). Dalam strategi ini,
disebut inisiatif lulus dan timbal balik dalam pengurangan ketegangan. Dilakukan dengan
satu kelompok mengambil langkah pertama menuju kerjasama dengan membuat konsesi
awal. Ia kemudian menunggu respons dari pihak lain dan membalas gerakan itu:
Ia merespons agresivitas dengan agresivitas dan ke kooperatif dengan lebih kooperatif.

Anda mungkin juga menyukai