Anda di halaman 1dari 5

Lembar Tugas Mandiri Komunikasi Kesehatan

Nama : Aurelle Emmanuelle Yosephine Tampubolon


NPM : 1906296444
Fakultas : Kedokteran

I. Pendahuluan

Komunikasi merupakan suatu hal yang berperan penting dalam kehidupan sosialisasi
manusia. Komunikasi memungkinkan pesan dan maksud seseorang dapat dimengerti secara
baik oleh orang lain. Selain sebagai media penyampaian pesan, melalui proses komunikasi,
dapat tercapai suatu kesepakatan dan persamaan persepsi mengenai suatu isu yang
diperbincangkan. Setiap individu dapat memberikan dukungan, kritik yang membangun,
ataupun opini mengenai suatu permasalahan melalui proses komunikasi sehingga
menimbulkan aspek kebersamaan dan meningkatkan hubungan relasi satu sama lain. Dengan
berjalannya proses komunikasi yang berkelanjutan, individu-individu yang terlibat akan
membentuk relasi yang saling membangun dalam mencapai tujuan bersama.
Relasi dan kebersamaan yang terjalin ini menjadikan individu-individu ini menjadi satu
kesatuan dalam kelompok. Menurut KBBI, kelompok adalah “kumpulan manusia yang
merupakan kesatuan beridentitas dengan adat-istiadat dan sistem norma yang mengatur pola-
pola interaksi anatar manusia itu”. Kelompok adalah kumpulan orang (dua orang atau lebih)
yang saling berinteraksi intensif dan saling memiliki interpendensi untuk mencapai kebutuhan
dan tujuan bersama. Dalam menjalankan komunikasi kelompok, harus ada struktur dan
pembagian peran yang jelas sehingga pola komunikasi yang terjalin dapat menyebar rata dan
tujuan kelompok tersebut dapat tercapai. Kelompok dalam masyarakat melingkupi kelompok
kecil dan kelompok besar. Contoh kelompok yang paling dekat dengan diri kita yaitu keluarga.
Dalam mewujudkan keluarga yang harmonis dan memiliki satu persepsi rumah tangga,
komunikasi dalam keluarga sangat penting dilakukan secara teratur. Selain itu, contoh lainnya
dalam lingkungan masyarakat yaitu kelompok komite rapat, kelompok remaja lingkungan, dan
lainnya.
Komunikasi dalam kelompok juga melibatkan konsep komunikasi antarpribadi dimana
beberapa teori komunikasi antarpribadi juga berlaku dalam komunikasi kelompok. Karena itu
dalam berkomunikasi kelompok, kita harus menjalankan komunikasi efektif yang dapat
menjangkau semua pribadi dalam kelompok dengan berperan aktif dalam pembagian peran
pekerjaan, pengambilan keputusan, ataupun dalam menjalankan proses komunikasi itu sendiri.
Berbagai aspek yang menunjang terjadinya dinamika kelompok adalah tujuan, peran
fungsional anggota kelompok, dan suasana dalam kelompok. Ketiga aspek ini diharapkan
menjadi poin perhatian kita sebagai anggota kelompok dalam masyarakat agar dapat dipahami
dan dikembangkan.

II. Pembahasan Topik


Dalam menjalankan komunikasi kelompok, banyak hal yang harus diperhatikan dan
diupayakan dalam mengusahakan komunikasi efektif dan tepat sasaran yaitu menjangkau
seluruh anggota kelompok.
A. Komunikasi Kelompok Kecil dan Besar
1. Komunikasi Kelompok Kecil
Komunikasi ini ditujukkan kepada kognisi komunikan dan prosesnya berjalan dialogis
(melalui dialog). Pada komunikasi skala kecil, komunikator akan menyampaikan pesan kepada
para komunikan. Komunikan dapat berperan sebagai penilai komunikator apakah yang
disampaikan oleh komunikan masuk akal atau tidak. Ciri khas lain komunikasi kecil yaitu
prosesnya yang berjalan dialogis, bukan linier, tetapi sirkuler. Komunikan bisa menanggapi
informasi yang diberikan komunikator dengan umpan balik secara langsung dengan cara
menyanggah, menyetujui, ataupun bertanya.
2. Komunikasi Kelompok Besar
Komunikasi kelompok besar memiliki karakterisitik yang sangat berbeda dengan
komunikasi kelompok kecil. Komunikasi kelompok besar ditujukan kepada efeksi komunikan
dan proses yang berjalan secara linier. Dalam komunikasi ini, pesam atau informasi yang
disamapaikan oleh komunikator ditujukan kepada afeksi komunikan (kepada hati atau
perasaan). Para anggota komunikasi ini umumnya bersifat heterogen. Anggota kelompok ini
biasanya belum sempat berpikir logis dan masih dididominasi oleh perasaan mereka. Hal ini
disebut sebagai wabah mental atau “Contagion mentale”. Saat wabah ini menyerang, informasi
akan menjalar secara sangat cepat. Misalkan, ada seorang anggota menyetujui suatu hal,
anggota-anggota lain ikut langsung menyetujui hal tersebut tanpa memikirkan alasan logisnya.
Proses komunikasi kelompok besar sifatnya linier, artinya berjalan dari satu arah
memanjang, informasi bergerak bertahap dari komunikator ke komunikan. Karena cakupan
anggotanya lebih banyak, pada komunikasi kelompok besar dialog/ tanya jawab
kemungkinannya akan kecil dilakukan.

B. Aspek dasar Komunikasi Kelompok


1. Interaksi
Kumpulan individu-individu dapat disebut sebagai kelompok jika mereka berinteraksi
secara aktif dan bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok tersebut. Interaksi ini dapat
terjalin melalui 2 tipe komunikasi, komunikasi verbal dan non verbal. Tipe yang paling umum
dan paling banyak digunakan yaitu komunikasi verbal dimana setiap anggota kelompok dapat
bertukar pesan melalui kata-kata yang dituangkan melalui pembicaraan ataupun secara tertulis.
Tipe komunikasi kedua yaitu non verbal. Komunikasi non verbal disampaikan bukan melalui
kata-kata, melainkan gerakan tubuh, isyarat, ekspresi, cara bicara, dan penggunaan objek dalam
komunikasi. Sebagai contoh: suatu kelas tahun ajaran baru baru dimulai, pada awal pertemuan
setiap murid hanya fokus kepada dirinya sendiri. Mereka sibuk mencatat pelajaran dan kurang
berinteraksi dengan teman-temannya sekelas. Seiring berjalannya waku, para murid mulai
mengembangkan komunikasi dengan teman sekelas seperti bercerita tentang pengalamannya
dengan penekanan intonasi suara dan gerakan tubuh yang mendukung ceritanya itu.
Teknologi komunikasi yang semakin berkembang mendorong komunikasi kelompok
dapat diwujudkan melalui virtual group atau tanpa interaksi tatap muka langsung. Anggota-
anggota kelompok dapat mengungkapkan pendapat mereka melalui video visual contact yang
sangat efisien karena mudah dilakukan dan dapat dilakukan bahkan saat anggotanya terpisah
(berada di tempat yang berbeda)
2. Interpendensi
Dalam kelompok, setiap anggotanya tidak hanya berinteraksi saja. Mereka juga
berinterpendensi atau saling berkegantungan. Artinya, sikap atau tindakan seorang anggota
kelompok dapat memengaruhi kelompok itu sendiri. Hal ini disebut sebagai “efek riak”. Efek
ini dapat bersifat positif, membantu mengembangkan tujuan kelompok. Sebaliknya, dapat
juga bersifat negatif.
3. Waktu
Kelompok berkomunikasi dalam rentang waktu tertentu dimana kelompok dapat
memahami karakter-karakter yang tidak didapatkan melalui interaksi sekilas saja. Contohnya
mengenai bagaimana pandangan antarindividu mempengaruhi berjalannya peran kelompok.
4. Ukuran Kelompok
Para ahli umumnya berpendapat bahwa kelompok terdiri dari minimal tiga anggota.
Dalam kelompok yang berorientasi pada tujuan, angka anggota yang banyak bukan berarti
lebih baik daripada anggota yang sedikit. Kelompok yang optimal adalah kelompok dengan
jumlah anggota minimal namun mampu menjalankan peran mereka masing-masing dalam
mewujudkan tujuan dengan efektif. Karena itu, dalam komunikasi kelompok setiap anggota
sudah harus mengerti dan menjalankan perannya dengan baik. Dalam kelompok umumnya
dipimpin oleh satu orang yang bertugas sebagai moderator berjalannya komunikasi.
5. Tujuan
Dalam melakukan komunikasi kelompok didasarkan pada tujuan yang memang
disepakati untuk dicapai. Tujuan ini dapat berupa tujuan individu maupun tujuan kelompok,
Tujuan individu berorientasi pada alasan mengapa individu tersebut ikut dalam kelompok.
Sedangkan tujuan kelompok adalah tujuan secara garis besar yang ingin dicapai sebagai hasil
pekerjaan masing-masing anggota. Kedua tujuan ini saling berkaitan dan tidak jarang
menimbulkan konflik atau tujuan terselubung anggota. Apabila terjadi konflik, biasanya ada
pengorbanan yang harus dilakukan oleh individu agar tidak menyulitkan orang lain.

C. Pola Komunikasi Kelompok


Komunikasi dalam kelompok melibatkan pertukaran informasi antara individu-
individu dalam kelompok tersebut. Konsep umum komunikasi kelompok yang baik yaitu:
a. Terbuka. Artinya setiap anggota kelompok berani berpendapat sehingga memudahkan
pemahaman arakter setiap anggotanya dan komunikasi dapat berjalin efektif
b. Pertukaran pesan yang rasional. Pesan dan informasi yang disampaikan sifatnya rasional dan
merupakan informasi yang benar.
c. Setiap anggota dapat saling mempengaruhi. Misalnya dalam memberikan umpan balik atau
feedback yang membangun demi kemajuan kelompok.
d. Berjalan melalui tahapan-tahapan sistematis.
e. Berorientasi pada tujuan yang telah disepakati dari awal.
Konsep umum ini selanjutnya menjadi pedoman dalam melakukan komunikasi
kelompok. Komunikasi kelompok merupakan interaksi yang dijalankan dengan pola-pola
tertentu. Pola komunikasi kelompok dapat dijelaskan melalui penggunaan sociogram seperti
yang terdapat pada Gambar 1 di bawah. Pola komunikasi dan interaksi kelompok dalam kasus
ini anggotanya berjumlah lima orang.
Dengan memahami gambar, kita dapat mengambil kesimpulan
mengenai komunikasi yang terjadi pada kelompok tersebut.
Panah yang mengubungankan dua individu menyiratkan arti
keduanya berhubungan/menjalani komunikasi . Satu panah
dengan dua arah artinya komunikasi dua arah. Sedangkan
panah ke arah tengah artinya menunjukkan pendapat dalam
komunikasi kelompok. Dari Gambar 1, kita dpaat
menyimpulkan bahwa individu A adalah anggota yang paling
aktif berkomunikasi baik dengan anggota lain di kelompoknya
dan dalam komunikasi kelompok secara keseluruhan
Gambar 1
Adler, RB., Rodman, G. (2006). Understanding human communication (9th ed). New York:
Oxford University Press.
Pola komunikasi dalam kelompok berlangsung dalam beberapa pola sebagai berikut:
1. All-channel network. Pada pola ini setiap anggota grup selalu bersama atau berinteraksi
secara langsung dan berkomunikasi dengan terus menerus dalam penyampaian setiap bagian
informasi (detail) kepada semua anggotanya.
2. Chain network. Dalam komunikasi jenis ini, anggota kelompok tidak bertemu secara
lagsung melainkan penyampaian informasi mengalir melalui media tertentu. Misalnya,
informasi mengalir dari satu anggota ke anggota lainnya seperti pesan berantai. Komunikasi
ini efektif dalam penyaluran informasi verbal yang simpel atau sirkulasi informasi tertulis saat
anggota tidak dapat datang untuk berkomunikasi secara langsung.
3. Wheel network. Mekanisme pola komunikasi ini yaitu seseorang berperan sebagai sosok
yang menerima dan menyampaikan pesan ke anggota-anggota lain. Pola ini juga merupakan
pilihan praktis dalam komunikasi kelompok, terlebih bila salah satu anggota kelompok mampu
berkomunikasi dengan semua anggota secara baik dalam banyak kesempatan waktu. Orang
yang berperan penting ini dapat menjadi mediator atau fasilitator yang mengatur aliran
informasi. Contohnya: Dalam suatu kelas, seseorang berperan sebagai penerima dan penyalur
pesan karena dia berada dekat telepon kelas yang mengubungkan kelas dengan ruang guru.

POLA KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK


Adler, RB., Rodman, G. (2006). Understanding human communication (9th ed). New York:
Oxford University Press.
III. Penutup
Kelompok adalah kumpulan orang yang menyatukan diri karena memiliki tujuan
bersama dan saling begantung satu sama lain. Komunikasi ini dapat berjalan dalam kelompok
besar maupun kecil dengan proses tertentu yang disesuaikan dengan karakterisitik
kelompoknya. Komunikasi kelompok yang efektif dapat tercipta apabila setiap anggota
kelompok memiliki relasi baik, mengenal satu dengan yang lain karena komunikasi kelompok
optimal adalah komunikasi yang terbuka dan berjalan sesuai tahapan yang sistematis. Selain
itu, dengan membangun relasi antar anggota kelompok, orientasi tujuan dapat lebih mudah
untuk diwujudkan. Salah satu cara perwujudannya yaitu setiap anggota dapat berperan aktif
sesuai peranannya masing-masing dalam mencapai tujuan bersama.
Komunikasi kelompok ini dapat dijalankan melalui beberapa pola komunikasi yang
memiliki karakteristik yang berbeda. Setiap pola dapat disesuaikan dengan kondisi
kelompok,aksesibilitas setiap anggotanya, dan orientasi tujuan kelompok itu sendiri. Dengan
memperhatikan aspek dasar, konsep umum, dan memahami betul pola komunikasi yang
dilakukan maka komunikasi dalam kelompok akan berjalan lancar dan efektif.

Daftar Pustaka:
1. Adler, RB., Rodman, G. (2006). Understanding human communication (9th ed). New York:
Oxford University Press.
2. Anshorie, A. (2015). Peranan komunikasi kelompok dalam menciptakan keharmonisan antar
anggota komunitas pengajian barokah sekumpul Mushola Ar-Raudah Loa Bakung Samarinda.
Jurnal Komunikasi. 3. 361-371. Diakses dari https://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2015/12/Asep%20Anshorie%200802055149%20Ilmu%20komunikasi%2020
08%20(12-04-15-06-34-59).pdf
3. Kelompok. (2018). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses 24 Sept 2019, dari
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kelompok
4. Sirodjudin, M. (2008). Konsep kelompok. Diakses dari Universitas Pendidikan Indonesia,
Situs Web Direktori File
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194505031971091-
MUHAMMAD_KOSIM_SIRODJUDIN/KONSEP_KELOMPOKx.pdf

Anda mungkin juga menyukai