Anda di halaman 1dari 5

KOHESI KELOMPOK

Menurut Muchlisin Riadi Kohesivitas kelompok adalah proses kesatuan, kelekatan atau
daya tarik individu terhadap kelompok dalam rangka pemenuhan tujuan dan motivasi untuk
bersama di dalamnya yang memiliki tingkat ketertarikan dan keyakinan untuk bersama dalam
keberhasilan kelompok.

Kohesivitas kelompok bukan hanya merupakan kesatuan unit atau hubungan pertemanan antar
anggota, melainkan sebuah proses yang sangat kompleks yang dapat mempengaruhi hubungan
interpersonal antar anggota ataupun proses dalam kelompok tersebut. Kohesivitas kelompok
meningkatkan produktivitas dan kinerja kelompok, konformitas terhadap norma kelompok,
memperbaiki semangat dan kepuasan kerja, mempermudah komunikasi dalam kelompok,
mengurangi permusuhan dalam kelompok, meningkatkan rasa aman dan harga diri (Muchlisin,
2020)

Aspek aspek Kohesivitas Kelompok


Menurut Forsyth (2006), terdapat empat aspek yang mempengaruhi kohesivitas kelompok, yaitu:
1. Kekuatan Sosial. Yaitu keinginan dalam diri individu untuk tetap berada dalam
kelompoknya. Atau dapat juga diartikan sebagai desakan atau dorongan dari setiap
individu terhadap organisasi ataupun kelompoknya untuk tetap berada dalam kelompok.
2. Kesatuan dalam kelompok. Yaitu perasaan saling memiliki terhadap kelompoknya dan
memiliki perasaan moral yang berhubungan dengan keanggotaannya dalam kelompok.
Kesatuan dalam kelompok juga dapat diartikan sebagai kumpulan manusia yang memiliki
kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh
anggota masyarakat. Kelompok juga dapat memengaruhi perilaku para anggotanya.
3. Daya Tarik. Individu akan lebih tertarik melihat dari segi kelompok kerjanya sendiri dari
pada melihat dari anggotanya secara spesifik. Daya tarik ini dapat berupa semangat kerja
yang dimiliki kelompok sehingga akan berdampak positif terhadap perkembangan dan
keberlangsungan kelompok tersebut untuk dapat mencapai tujuan.
4. Kerjasama Kelompok. Individu memiliki keinginan yang lebih besar untuk bekerja
sama untuk mencapai tujuan kelompok. Kerja sama sendiri juga mampu menjadi standar
penilaian kerja sesorang dalam beberapa kelompok. Untuk dapat melihat seberapa kuat
dan seberapa besar partisipasi dari setiap anggota kelompok.

Faktor yang Mempengaruhi Kohesivitas Kelompok


Menurut Forsyth (2006), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kohesivitas kelompok,
yaitu:
a. Interpersonal attraction (ketertarikan interpersonal)
Suatu kelompok dapat terjalin ketika dalam sebuah kelompok tersebut ada ketertarikan
dari setiap individu. Faktor yang mempengaruhi pembentukan kelompok selain
ketertarikan diantaranya seperti kedekatan, frekuensi interaksi, kesamaan, kelengkapan,
timbal balik, dan saling memberikan penghargaan dapat mendorong terbentuknya suatu
kelompok. Dengan demikian juga mereka dapat membentuk kelompok yang belum
sempurna menjadi kelompok yang sangat kompak.
b. Stability of membership (stabilitas keanggotaan)
Stabilitas anggota dapat dilihat dari lamanya anggota berada pada suatu kelompok. Suatu
kelompok yang keanggotaannya sering berganti cenderung memiliki kohesivitas yang
rendah dan berbanding terbalik dengan kelompok yang keanggotaannya cenderung lama.
c. Group size (ukuran kelompok)
Ukuran kelompok bisa mempengaruhi kohesivitas kelompok. Konsekuensi yang
ditimbulkan yaitu semakin besar sebuah kelompok maka kebutuhan akan antar anggota
kelompok semakin besar juga. Kelompok yang besar memungkinkan adanya reaksi-
reaksi antar anggota kelompok yang meningkat dengan cepat sehingga banyak anggota
tidak bisa lagi memelihara hubungan yang positif dengan anggota kelompok lainnya.
d. Structural features (ciri-ciri struktural)
Kelompok yang kohesif cenderung terjadi secara relatif karena mereka lebih tersusun dan
struktur-struktur kelompok dihubungkan dengan tingkat kohesi yang lebih tinggi
dibanding dengan yang lain.
e. Initations (permulaan kelompok)
Seorang individu yang memiliki ketertarikan untuk masuk dalam suatu kelompok, pada
umumnya melakukan serangkaian tes untuk mendapatkan keanggotaan dari kelompok,
seperti tim olahraga yang melakukan tes kepada pemain baru dengan berbagai cara, baik
secara fisik maupun mental, terkadang seperti dilakukan seperti tentara. Dengan adanya
tahapan-tahapan yang dilakukan seseorang sebelum bergabung dalam suatu kelompok
akan membuat sebuah ikatan yang kuat antar setiap anggota dengan kelompoknya.

K O H E S I K E L O M P O K B E R U B A H S E I R I N G WA K T U
Menurut Matthew B. Hemat, Bostrom dkk. (1993, sebagaimana dikutip dalam Steen et
al., 2014, hal. 252) menemukan bahwa aspek sosial kelompok meningkat seiring berjalannya
waktu. Panah dkk. (2000) menemukan bahwa orang-orang dalam kelompok yang memenuhi
kebutuhannya kemungkinan besar tidak akan bergabung dengan kelompok baru (hal. 69). Ketika
kebutuhan tidak terpenuhi, individu mencari kelompok baru untuk memenuhi kebutuhannya (hal.
70). Jika masyarakat tetap berada dalam kelompok yang mampu memenuhi kebutuhannya, maka
kohesi kelompok akan meningkat seiring berjalannya waktu. Beberapa peneliti menemukan
bahwa kohesi kelompok memang meningkat seiring berjalannya waktu. Misalnya, Oh
dkk. (2018) menemukan kohesi kelompok meningkat seiring waktu dalam kelompok
pertumbuhan berdasarkan pengalaman. Kivlighan dkk. (2019) menemukan kohesi kelompok
meningkat pada peserta pelatihan konselor saat mereka berlatih bersama (hlm. 7071). Namun,
Steen dkk. (2014) menemukan kohesi kelompok menurun seiring berjalannya waktu (hal.
250). Ketiga studi sampel kecil ini ditujukan pada kelompok yang sudah ada selama beberapa
bulan, bukan satu tahun atau lebih. Selain itu, semua kelompok yang diteliti adalah kelompok
yang dibentuk secara eksternal yang tujuan utamanya adalah melakukan atau belajar tentang
konseling dan oleh karena itu bukan merupakan sampel yang dapat digeneralisasikan.
Harrison dkk. (1998) menemukan bahwa kelompok kerja dengan kesamaan nilai dan sikap
menjadi lebih kohesif seiring berjalannya waktu (hlm. 103-104). Meskipun penelitian mereka
merupakan studi singkat, penelitian ini meneliti kelompok-kelompok yang rata-rata masa
jabatannya adalah empat hingga lima tahun, sehingga menunjukkan bahwa kohesi kelompok
mungkin akan terus meningkat lebih dari satu tahun. Meskipun buktinya masih ambigu, kohesi
kelompok tampaknya meningkat seiring berjalannya waktu, seperti yang ditunjukkan oleh teori
kohesi kelompok.
Hemat, M. B. (2021). Perbedaan Jenis Kelompok dan Dimensi Kohesi Kelompok. Retrieved
from REGENT UNIVERSITY: https://www.regent.edu/journal

Muchlisin, R. (2020, Januari Senin). Kohesivitas Kelompok (Pengertian, Aspek, Faktor dan
Cara Meningkatkannya). Retrieved from KAJIANPUSTAKA:
https://www.kajianpustaka.com/

Anda mungkin juga menyukai