Anda di halaman 1dari 12

EVALUASI

BIMBINGAN DAN KONSELING

OLEH :
NAHARUS SURUR
DOSEN PRODI BK, FKIP, UNS
SEJARAH
• Evaluasi program bimbingan dan konseling telah menjadi bagian dari
dialog profesional sejak 1920-an (Gysbers, 2004).
• Konselor sekolah semakin diminta untuk menunjukkan bahwa
pekerjaan mereka berkontribusi pada keberhasilan peserta didik,
terutama prestasi akademik sebagai akibat dari pengesahan Undang-
Undang “No Child Left Behind Act” pada tahun 2001.
• Tiga jenis evaluasi diperlukan untuk menunjukkan program bimbingan
dan konseling komprehensif berkontribusi pada keberhasilan peserta
didik secara keseluruhan, yaitu evaluasi personil, evaluasi program, dan
evaluasi hasil.
• Setiap jenis evaluasi itu penting, termasuk bagaimana hubungan dan
interaksi satu sama lain dari ketiga evaluasi tersebut.
Evaluasi Bimbingan dan Konseling ?

• Evaluasi merupakan langkah penting dalam


manajemen pelayanan bimbingan dan
konseling (BK), tanpa evaluasi tidak mungkin
kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi
keberhasilan BK.
• Evaluasi merupakan usaha untuk mengetahui
sejauh mana pelaksanaan program itu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Lanjutan :
• Shertzer dan Stone (1966) : “Evaluation consist of making systematic
judgements of the relative effectiveness with which goals are attained
in relation to special standards“.
• Evaluasi diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk
mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-
kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan.
• Evaluasi dalam bimbingan dan konseling adalah segala upaya,
tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program BK di sekolah
dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai
dengan program BK yang telah ditetapkan
Tujuan Evaluasi Bimbingan dan Konseling

mengetahui tingkat keterlaksanaan kegiatan


dan ketercapaian tujuan dari program yang
telah ditetapkan, serta hasilnya untuk
mengembangkan dan memperbaiki
program BK.
Fungsi Evaluasi Bimbingan dan
Konseling
o Umpan balik (feed back) kepada guru BK untuk
memperbaiki dan mengembangkan program BK.
o Bahan informasi bagi pihak pimpinan sekolah, guru mata
pelajaran dan orang tua peserta didik tentang
perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat
ketercapaian tugas- tugas perkembangan peserta didik,
agar secara berkolaborasi meningkatkan kualitas
implementasi program BK di sekolah.
o Bahan untuk pertanggungjawaban/akuntabilitas
pelaksanaan program bimbingan dan konseling
Prinsip Evaluasi Bimbingan dan Konseling
o Sahih, berarti evaluasi didasarkan pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur.
o Objektif, berarti evaluasi didasarkan pada prosedur dan
kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
o Adil, berarti evaluasi tidak menguntungkan atau merugikan
peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan
latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender.
o Terpadu, berarti evaluasi merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
Lanjutan :
o Terbuka, berarti prosedur evaluasi, kriteria evaluasi, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.
o Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti evaluasi mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik evaluasi yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
o Sistematis, berarti evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
o Beracuan kriteria, berarti evaluasi didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
o Akuntabel, berarti evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya
Aspek Evaluasi Bimbingan dan Konseling

1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;


2. Keterlaksanaan program yang terkait dengan:
o Bidang bimbingan dan konseling (pribadi, sosial, belajar, dan karier),
o Strategi layanan bimbingan (klasikal, kelompok atau individual)
3. Hambatan-hambatan yang dijumpai :
o Dampak layanan terhadap tugas-tugas perkembangan;
o Respon peserta didik, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat
terhadap layanan BK;
o Perubahan kemajuan peserta didik dilihat dari pencapaian tujuan
layanan BK, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar;
dan keberhasilan peserta didik setelah menamatkan sekolah baik
pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya di masyarakat.
AKUNTABILITAS
o Perera-Diltz & Mason (2010) mendefinisikan akuntabilitas secara luas
adalah "kemampuan untuk memberikan dokumentasi tentang
efektivitas hasil kegiatan profesional“.
o Kegiatan akuntabilitas yang relevan untuk konselor sekolah adalah
mengumpulkan data, menganalisis data, dan berbagi hasil analisis data
(ASCA, 2012).
o Young dan Kaffenberger (2011) menjelaskan bahwa akuntabilitas
digunakan untuk membantu peserta didik, meningkatkan efektifitas
program, dan mengidentifikasi hambatan dan kesenjangan dalam
pencapaian tujuan.
Lanjutan :
Alasan konselor tidak terlibat dalam kegiatan akuntabilitas :
o Khawatir tentang data yang mengungkapkan bahwa
intervensi konselor tidak efektif (Astramovich, Coker, &
Hoskins, 2005; Topdemir, 2013).
o Kurangnya waktu dan minat konselor (Astramovich, dkk,
2005)
o Kurangnya kepercayaan diri dalam bekerja dengan data dan
melaporkannya kepada orang tua atau pemangku
kepentingan lain (HolcombMcCoy, Gonzales, & Johnston,
2009; Perera-Diltz & Mason, 2010; Topdemir, 2013).
1
2
3
4
TERIMA
6
5
KASIH
7

12

Anda mungkin juga menyukai