Anda di halaman 1dari 25

METODE PENGGALIAN DATA

Ebit Handoko
Seputar Ponorogo
Metode Penggalian Data

Dalam membuat berita, data menempati


posisi penting, karena melalui datalah peristiwa
(fakta) dapat dilaporkan.
Data merupakan "mind" (rekaman) dari suatu
peristiwa. Dan penulis (jurnalis) menyajikan
konstruksi dari peristiwa/fakta tersebut yang disusun
dari berbagai data.
BEBERAPA CARA UNTUK PENGGALIAN DATA :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Literary
Pembahasan
Observasi
Ada beberapa cara untuk penggalian data
tersebut. Pertama, melalui pengamatan langsung
penulis (observasi) untuk mendapatkan data tentang
kejadian.
Obeservasi Ini dilakukan pada tahap awal
pencarian data tentang sesuatu. Dalam pengamatan
sangat mengandalkan kepekaan inderawi (lihat,
dengar, cium, sentuh) dalam mengamati realitas.
Kegiatan observasi terkait dengan pekerjaan
memahami realitas detail-detail kejadian yang berlangsung.
Observasi memerlukan daya amatan yang kritis, luas. Namun
tetap tajam dalam mempelajari rincian obyek yang ada
dihadapannya.
Dalam penggalian data melalui observasi ini sifatnya
langsung dan orsinil.
Langsung artinya dalam pengamatannya tidak
berdasarkan teori, pikiran dan pendapat. Ia menemukan
langsung apa yang hendak dicarinya.
Orsinil artinya hasil amatannya merupakan hasil
serapan indranya bukan yang dilaporkan orang lain. Dan
untuk selanjutnya akan dibahas secara lengkap mengenai jenis
pengamatan, mulai pengamatan I, II, III dan IV
PENGAMATAN I
Tahap ini merupakan langkah untuk memfokuskan
kesadaran dan kepekaan penginderaan pada suatu obyek.
Hal ini dimaksudkan untuk membedah kesadaran
antara obyektifitas dan subjektifitas, antara fakta dan
imajinasi sebagai bagian dari news.
Mendeskripsikan keberadaan benda mati ke
dalam bentuk sebuah tulisan.
Objektifitas
Posisi, Letak, Ukuran, Warna, Bahan, Kedudukan,
Akurasi, Identitas, dan Non Justification.

Subjektifitas
Keadaan, Agak/ Kemiripan, Imajinasi Pendapat Pribadi,
Gaya Bahasa Banyak Mengulas, Mengungkapkan Sifat,
Fungsi/ Normative dan Suasana
PENGAMATAN II
Deskripsi objek lebih di tingkatkan lagi pada benda
bergerak/ hidup.
Pembatasan wilayah objektifitas dan
subjektifitas tetap ditekankan, namun disini lebih di
kembangkan untuk penentuan fokus pengamatan pada
objek.
Dengan demikian selanjutnya akan lebih
mengarahkan deskripsi pada focus benda (supaya tidak
meluas).
Pengungkapan kondisi dan suasana lingkungan
dapat dimasukkan dalam pengamatan ini yang berusaha
untuk memberikan deskripsi secara utuh.
PENGAMATAN III
Tahap ini akan mengamati sebuah gambar atau foto
dari sebuah peristiwa.
Praktisnya adalah berusaha untuk membangun
analisis dan deskripsi objektif dari sebuah gambar atau
foto yang dianggap sebagai dunia nyata sekaligus
pengamat diposisikan seolah-olah berada dalam keadaan
tersebut.
Hasil pengamtan ini dapat dijadikan tolak ukur
sehingga kekuatan dan kemampuan seseorang jurnalis
dalam menganalisa memecahkan persoalan sekaligus
kemudian menuangkannya dalan tulisan.
Untuk mempertajam analisa dapat ditambah dengan
perinsip 5 W + 1 H.
PENGAMATAN IV
Pengamatan ini akan memfokuskan kesadaran dan
kepekaan indera pada sebuah peristiwa nyata untuk
kemudian dideskripsikan.
Di sini para calon jurnalis dapat menggali data
dengan alat bantu wawancara maupun cara lain yang
berkaitan dengan perristiwa tersebut.
Hanya saja titik tekan lebih pada proses
pengamatan (indera). Yang kemudian prinsip 5 W + 1 H
dalam tahap ini dapat di aplikasikan secara langsung dan
menyeluruh.
Wawancara
Perlu diperhatikan bahwa wawancara bukanlah proses
Tanya jawab "saya bertanya-anda menjawab" wawancara
lebih luas dari proses tanya jawab.
Pewawancara dan yang diwawancarai berbagi
pekerjaan "membagun ingatan" tujuan umumnya
merekonstruksi kejadian yang entah baru terjadi atau lampau.
Dalam aktifitas ini (wawancara) pewawancara dan
yang diwawancarai akan membangun kembali ingatan-
ingatan tersebut
Model Wawancara
• Wawancara langsung; wawancara langsung
tatap muka (face to face) langsung dengan
nara sumber .
• Wawancara tidak langsung; misalnya melalui
telpon, chating dan email (wawancara
tertulis).
Jenis Wawancara
• News peg Interview/ Wawancara berita; yaitu wawancara yang dilakukan untuk
memperoleh keterangan, konfirmasi, atau pandangan tentang suatu masalah atau
peristiwa.
• Personal Interview/ Wawancara pribadi; yaitu wawancara untuk memperoleh data
tentang diri pribadi dan pemikiran nara sumber. (wawancara biografi).
• Ekslusif interview; wawancara yang dilakukan secara khusus tidak bersama
wartawan dari media lain.
• Casual interview; wawancara “secara kebetulan”, tidak ada janjian terlebih dahulu
dengan nara sumber. Contohnya wawancara dengan pejabat sebelum, sesudah
atau di sela acara berlangsung.
• Man in the street interview/ Wawancara on the spot; wawancara di tempat
kejadian dengan berbagai nara sumber, misal di lokasi kebakaran, bencana
longsor dlsb.
• Door Stop Interview/ Wawancara “cegat pintu” yaitu wawancara dengan cara
mencegat nara sumber di sebuah tempat. Misal tersangka korupsi yang baru
keluar dari ruang interogasi KPK.
• Written Interview; wawancara yang dilakukan dengan nara sumber via email, atau
bentuk komununikasi lainnya
Teknik Wawancara

Jangan
Menggurui

Ajukan
pertanyaan yang
lebih spesifik

Menguasai
Permasalahan
Literary
Suatu data tidak hanya di peroleh melalui pengamatan dan
wawancara tetapi bisa juga memanfaatkan (melacak) data-data yang
terdokumentasikan. Pencarian data-data yang terdokumentasikan juga
sangat dipertimbangkan keabsahannya (valid) dan dapat dipertanggung
jawabkan.

Koran atau majalah, buku,


Ebit Handoko
Seputar Ponorogo
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai