Ebit Handoko
Seputar Ponorogo
Metode Penggalian Data
Subjektifitas
Keadaan, Agak/ Kemiripan, Imajinasi Pendapat Pribadi,
Gaya Bahasa Banyak Mengulas, Mengungkapkan Sifat,
Fungsi/ Normative dan Suasana
PENGAMATAN II
Deskripsi objek lebih di tingkatkan lagi pada benda
bergerak/ hidup.
Pembatasan wilayah objektifitas dan
subjektifitas tetap ditekankan, namun disini lebih di
kembangkan untuk penentuan fokus pengamatan pada
objek.
Dengan demikian selanjutnya akan lebih
mengarahkan deskripsi pada focus benda (supaya tidak
meluas).
Pengungkapan kondisi dan suasana lingkungan
dapat dimasukkan dalam pengamatan ini yang berusaha
untuk memberikan deskripsi secara utuh.
PENGAMATAN III
Tahap ini akan mengamati sebuah gambar atau foto
dari sebuah peristiwa.
Praktisnya adalah berusaha untuk membangun
analisis dan deskripsi objektif dari sebuah gambar atau
foto yang dianggap sebagai dunia nyata sekaligus
pengamat diposisikan seolah-olah berada dalam keadaan
tersebut.
Hasil pengamtan ini dapat dijadikan tolak ukur
sehingga kekuatan dan kemampuan seseorang jurnalis
dalam menganalisa memecahkan persoalan sekaligus
kemudian menuangkannya dalan tulisan.
Untuk mempertajam analisa dapat ditambah dengan
perinsip 5 W + 1 H.
PENGAMATAN IV
Pengamatan ini akan memfokuskan kesadaran dan
kepekaan indera pada sebuah peristiwa nyata untuk
kemudian dideskripsikan.
Di sini para calon jurnalis dapat menggali data
dengan alat bantu wawancara maupun cara lain yang
berkaitan dengan perristiwa tersebut.
Hanya saja titik tekan lebih pada proses
pengamatan (indera). Yang kemudian prinsip 5 W + 1 H
dalam tahap ini dapat di aplikasikan secara langsung dan
menyeluruh.
Wawancara
Perlu diperhatikan bahwa wawancara bukanlah proses
Tanya jawab "saya bertanya-anda menjawab" wawancara
lebih luas dari proses tanya jawab.
Pewawancara dan yang diwawancarai berbagi
pekerjaan "membagun ingatan" tujuan umumnya
merekonstruksi kejadian yang entah baru terjadi atau lampau.
Dalam aktifitas ini (wawancara) pewawancara dan
yang diwawancarai akan membangun kembali ingatan-
ingatan tersebut
Model Wawancara
• Wawancara langsung; wawancara langsung
tatap muka (face to face) langsung dengan
nara sumber .
• Wawancara tidak langsung; misalnya melalui
telpon, chating dan email (wawancara
tertulis).
Jenis Wawancara
• News peg Interview/ Wawancara berita; yaitu wawancara yang dilakukan untuk
memperoleh keterangan, konfirmasi, atau pandangan tentang suatu masalah atau
peristiwa.
• Personal Interview/ Wawancara pribadi; yaitu wawancara untuk memperoleh data
tentang diri pribadi dan pemikiran nara sumber. (wawancara biografi).
• Ekslusif interview; wawancara yang dilakukan secara khusus tidak bersama
wartawan dari media lain.
• Casual interview; wawancara “secara kebetulan”, tidak ada janjian terlebih dahulu
dengan nara sumber. Contohnya wawancara dengan pejabat sebelum, sesudah
atau di sela acara berlangsung.
• Man in the street interview/ Wawancara on the spot; wawancara di tempat
kejadian dengan berbagai nara sumber, misal di lokasi kebakaran, bencana
longsor dlsb.
• Door Stop Interview/ Wawancara “cegat pintu” yaitu wawancara dengan cara
mencegat nara sumber di sebuah tempat. Misal tersangka korupsi yang baru
keluar dari ruang interogasi KPK.
• Written Interview; wawancara yang dilakukan dengan nara sumber via email, atau
bentuk komununikasi lainnya
Teknik Wawancara
Jangan
Menggurui
Ajukan
pertanyaan yang
lebih spesifik
Menguasai
Permasalahan
Literary
Suatu data tidak hanya di peroleh melalui pengamatan dan
wawancara tetapi bisa juga memanfaatkan (melacak) data-data yang
terdokumentasikan. Pencarian data-data yang terdokumentasikan juga
sangat dipertimbangkan keabsahannya (valid) dan dapat dipertanggung
jawabkan.