Usulan Penelitian
Program Studi Manajemen
Diajukan oleh :
RIFAIL KA’BAH FAISAL HIJAZ
2017212260
Usulan Penelitian
Diajukan Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
PENDAHULUAN
Pada zaman globalisasi sekarang ini budaya, mobilitas, dan gaya hidup
kafe favorit. Seiring dengan meningkatnya mobilitas dan gaya hidup khususnya di
kota-kota besar di Indonesia, pertumbuhan cafe pun menjadi cukup pesat. Cafe
dapat menjadi tempat pertemuan dengan rekan bisnis, bersantai, arisan, bahkan
tempat diskusi anak muda. Hal ini juga didukung oleh pendapat Rhenald Kasali
(2010:27) yang menyatakan bahwa meminum kopi kini bukan lagi sekedar untuk
menghilangkan kantuk, tapi sebagai bagian gaya hidup, dimana cafe menjadi
tempat berkumpul yang amat diminati. Gaya hidup ini sesuai dengan karakter orang
Perkembangan bisnis di era Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan
perubahan tersebut yaitu dalam hal pengembangan teknologi dan gaya hidup,
dimana hal ini tidak lepas dari pengaruh globalisasi yang kini terjadi. Industri
makanan dan minuman atau restoran merupakan salah satu bisnis yang
menjanjikan. Karena pada dasarnya orang makan untuk dapat bertahan hidup
sehingga hal tersebut yang bisa dikatakan menjadi alasan mengapa bisnis restoran
menjanjikan. Pada umumnya usaha bisnis didirikan dengan tujuan untuk
Cafe dan restoran siap saji saat ini merupakan tren gaya hidup bagi
kaum dewasa. Cafe dan restoran siap saji di anggap sebagai tempat makan yang
sebagai sarana untuk bersantai bersama teman atau keluarga, bersosialisasi dengan
rekan bisnis dan bahkan ada juga yang datang untuk menikmati suasana
kesendirian. Oleh sebab itu menikmati jamuan di cafe dan restoran siap saji menjadi
kebiasaan atau tren gaya hidup bagi kaum dewasa saat ini.
Dalam menjalankan suatu bisnis para pelaku usaha harus selalu mengamati
kebutuhan dan keinginan konsumen maka akan memberikan masukan penting bagi
suatu kafe tidak hanya mencari produk saja berupa makanan dan minuman akan
tetapi mereka juga akan melihat seperti apa kualitas pelayanan yang mereka berikan
baik sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen atau bahkan melebihi harapan
mereka maka hal tersebut mampu memberikan rasa nyaman yang dapat dirasakan
oleh konsumen.
tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang
kepuasan pelanggan (Cronin dan Taylor, dalam Prabowo 2002). Dampak positif
dari pelayanan yang baik akan meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan
akan meningkatkan pendapatan yang diterima dari produk yang telah terjual. Agar
dapat bersaing, bertahan hidup, dan berkembang, maka perusahaan dituntut untuk
konsumen adalah harga, harga merupakan faktor penting dalam penjualan, harga
peran yang sangat penting karena penentuan harga terkait langsung dengan
pendapatan yang diterima oleh perusahaan, keputusan penentuan harga juga sangat
penting dalam menentukan seberapa jauh layanan/jasa dinilai oleh konsumen, dan
dari barang beserta pelayanan dari suatu produk (Hasan, 2013: 521). Secara teoritis
semakin tinggi harga akan mengakibatkan minat konsumen untuk membeli suatu
produk menurun. Secara bersamaan menurunnya minat beli konsumen atas suatu
Sebaliknya bila harga semakin rendah maka penjualan akan meningkat (Darmawan,
2015: 3). Harga telah menjadi hal penting yang dapat mempengaruhi pembelian,
tempat. Suasana tempat yang nyaman akan menjadi bahan pertimbangan tersendiri
bagi konsumen sebelum memutuskan untuk datang dan menikmati pelayanan yang
disediakan oleh sebuah cafe atau restoran. Menurut Berman dan Evans, (2012:545),
barang”. Meskipun store atmospher sebuah cafe atau restoran, tetapi suasana kafe
secara diam-diam dapat menunjukkan kelas sosial dari layanan yang akan diberikan
kepada konsumen.
diartikan sebagai adanya kesamaan antara kinerja produk dan pelayanan yang
dan akan melakukan pembelian secara berulang-ulang hal ini akan membangun
loyalitas konsumen.
Salah satu produk jasa yang merasakan ketatnya persaingan adalah bisnis
kafe adalah Warunk UpNormal yang memiliki inovasi dan kreativitas yang besar
pada produknya. Adapun inovasi tersebut mencakup kreasi dari mie instan yang
mengedepankan selera anak muda dan tren makanan yang sedang berkembang pada
saat ini (contohnya tren masakan pedas dengan level bertingkat). Adapun inovasi
dan kreativitas lainnya adalah mengintegrasikan permainan-permainan interaktif
seperti kartu UNO dan lain-lain pada pelayanannya. Ditambah juga oleh adanya
WiFi sehingga anak muda yang perlu jaringan internet akan datang, dan singgah
yang mempunyai inovasi menu makanan, harga yang ekonomis serta suasana yang
sebagai berikut:
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui apakah Kualitas Layanan, harga dan suasana tempat simultan
1. Bagi Penulis
2. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian ini bisa menjadi masukkan dan saran untuk
harga dan suasana tempat terhadap kepuasan konsumen, selain itu dapat
Manfaat untuk pihak lain adalah dapat menjadi bahan referensi dan
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini diterangkan pula kerangka pemikiran dan hipotesis yang akan
diuji.
secara operasional. Oleh karena itu diuraikan variable penelitian dan defenisi
BAB V : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran untuk rumusan kebijakan atau
perbaikan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pemasaran
Keller, 2009).
manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran
nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk
2012).
pemilkan. Utility adalah kapasitas sesuatu barang atau jasa untuk dapat
2. Place, yaitu lokasi dan metode yang digunakan pebisnis untuk membuat
kepada konsumen
pelanggan atas layanan yang mereka terima. Menurut Philip Kotler (2005) defenisi
pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu
pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
merupakan komoditas yang cepat habis. Hal ini dapat dilihat pada tempat
duduk pesawat yang habis, tidak muatnya ruangan rumah sakit atau hotel.
berupa ide dan konsep. Oleh karena itu, inovasi pelayanan tidak bisa
mendahului pesaing.
lengkap.
pelanggan dan memberikan jasa dengan sigap cepat dalam melayani serta
para pelanggan
dan up-selling
baru
2.3 Harga
ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau
jasa. Sementara itu dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan
sebagai indikator pengukur nilai dari manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau
jasa. Menurut Tjiptono (2008 : 151), harga merupakan satu-satunya unsur bauran
arti sempit adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Dalam arti
luas harga adalah jumlah nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
menentukan harga untuk pertama kali. Hal ini terjadi ketika perusahaan
produk lamanya ke saluran distribusi baru atau ke daerah geografis baru, dan ketika
ia melakukan tender memasuki suatu tawaran kontrak kerja yang baru. Langkah
suatu produk tertentu. Jika perusahaan tersebut telah memilih pasar sasaran dan
rekreasi ingin memproduksi sebuah truk mewah bagi konsumen yang kaya, hal
ini mengimplikasikan penetapan harga yang mahal. Jadi strategi penetapan harga
permintaan yang berbeda dan oleh karenanya akan mempunyai pengaruh yang
jumlah unit yang akan dibeli oleh pasar pada periode waktu tertentu atas
3. Memperkirakan harga
harga terendah yang dapat ditetapkan, harga produk pesaing dan kemungkinan
pesaing.
tempat antara satu yang teralu rendah untuk menghasilkan keuntungan dan satu
untuk memilih harga akhir. Dalam memilih harga akhir, perusahaan harus
a. Harga psikologis
suatu produk tertentu. Harga referensi mungkin dibentuk oleh harga yang
sekarang, harga masa lalu, atau dalam konteks pembelian. Misalnya, seorang
Harga akhir harus juga mempertimbangkan mutu merek dan iklan relatif
terhadap persaingan.
Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba. Dalam era persaingan
global, maksimalisasi laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk dapat
memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat
harga tertentu.
Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan.
mempertahankan citra eksklusif dan berkelas. Sementara itu harga rendah dapat
digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), misal dengan
Pasar dengan konsumen yang sangat sensitif terhadap harga, akan menciptakan
persaingan harga yang ketat dan cenderung tidak stabil. Kondisi seperti ini yang
mendasari terbentuknya penetapan harga yang stabil antara harga suatu
Store atmosphere adalah suasana toko yang sangat berpengaruh bagi sebuah
toko untuk membuat pelanggan merasa betah dan nyaman memilihmilih jenis
produk yang akan dibelinya. Untuk menciptakan suasana yang mendukung dari
sebuah toko memerlukan desain yang memadai. Hal itu mencakup desain muka
sebuah toko, pintu masuk, sirkulasi pengunjung dari jalan masuk, dan sebagainya.
kenyamanan pelanggan. Selain itu, dalam sebuah resto, perlu dipikirkan mengenai
lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, music, dan bau untuk
menimbulkan kesan menarik dan membantu memperbaiki citra sebuah toko dalam
ketika mengunjungi sebuah toko. Banyak orang membentuk kesan toko sebelum
memasuki atau hanya setelah memasuki toko tersebut. Konsumen bisa menilai
sebuah toko sebelum memeriksa barang dagangan dan harga pada toko tersebut.
can be divided into these key elements: exterior, general interior, store layout, and
displays.” Elemen Store Atmosphere ini meliputi: bagian luar toko (exterior),
bagian dalam toko (interior), tata letak ruangan (store layout) dan Interior Point of
Karakteristik exterior mempunyai pengaruh yang kuat pada citra toko tersebut,
ini dapat membuat bagian luar toko menjadi terlihat unik, menarik, menonjol dan
atau depan toko meliputi kombinasi papan nama, pintu masuk, dan konstruksi
atau hal-hal lain yang sesuai dengan citra toko tersebut. Khususnya konsumen
yang baru sering menilai toko dari penampilan exterior ini terdiri dari sub
b. Marquee (Simbol)
Marquee adalah suatu tanda yang digunakan untuk memajang nama atau logo
suatu toko. Marquee dapat dibuat dengan teknik pewarnaan, penulisan huruf,
atau penggunaan lampu neon. Marquee dapat terdiri dari nama atau logo saja,
marquee harus diletakan diluar, agar terlihat berbeda, dan lebih menarik
d. Display Window
Keunikan suatu toko bisa dihasilakan dari desain bangunan toko yang lain
mempengaruhi citra toko. Jika toko lain yang berdekatan memiliki citra yang
kurang baik, maka toko yang lain pun akan terpengaruh dengan citra tersebut.
Tempat parkir merupakan hal yang penting bagi konsumen. Jika tempat
parkir luas, aman, dan mempunyai jarak yang dekat dengan toko akan
Yang paling utama yang dapat membuat penjualan setelah pembeli berada di
toko adalah display. Desain interior dari suatu toko harus dirancang untuk
banyak hal yang akan mempengaruhi persepsi konsumen pada toko tersebut.
a. Flooring (Lantai)
Penentuan jenis lantai, ukuran, desain dan warna lantai sangat penting, karena
mereka lihat.
b. Color and Lightening (Warna dan Pencahayaan)
yang berkunjung akan tertarik pada sesuatu yang paling terang yang berada
dalam pandangan mereka. Tata cahaya yang baik mempunyai kualitas dan
warna yang dapat membuat suasana yang ditawarkan terlihat lebih menarik,
Tidak semua toko memberikan pelayanan ini, tetapi jika layanan ini
makanan.
d. Fixture (Penempatan)
dengan baik agar didapat hasil yang sesuai dengan keinginan. Karena
penempatan meja yang sesuai dan nyaman dapat menciptakan image yang
berbeda pula.
Pengelola café harus mengatur suhu udara, agar udara dalam ruangan jangan
Jarak antara meja dan kursi harus diatur sedemikian rupa agar konsumen
h. Dead Area
Dead Area merupakan ruang di dalam toko dimana display yang normal tidak
bisa diterapkan karena akan terasa janggal. Misal : pintu masuk, toilet, dan
sudut ruangan.
i. Personel (Pramusaji)
j. Service Level
k. Price (Harga)
Pemberian harga bisa dicantumkan pada daftar menu yang diberikan agar
n. Cleanliness (Kebersihan)
di tempat tersebut.
Pengelola cafe harus mempunyai rencana dalam penentuan lokasi dan fasilitas
toko. Pengelola cafe juga harus memanfaatkan ruangan café yang ada seefektif
sebagai berikut:
pramusaji.
Terdiri dari gang utama yang dimulai dari pintu masuk, mengelilingi seluruh
ke pintu masuk.
Pada spine layout gang utama terbentang dari depan sampai belakang toko,
dengan bebas.
penjualan dan laba cafe. Interior point of interest display terdiri dari :
pelanggan.
b. Theme Setting Display (Dekorasi Sesuai Tema) Dalam suatu musim tertentu
kategori terpisah.
e. Case Display Sering digunakan oleh pengecer pakaian atau buku untuk
merupakan kombinasi dari gambar atau poster yang ditempel, warna tembok,
perasaan konsumen, baik itu berupa kesenangan atau kekecewaan yang timbul dari
konsumen atas produk tersebut. Apabila penampilan produk yang diharapkan oleh
konsumen tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, maka dapat dipastikan
konsumen akan merasa tidak puas dan apabila penampilan produk sesuai atau lebih
baik dari yang diharapkan konsumen, maka kepuasan atau kesenangan akan
dirasakan konsumen.
konsumen atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan menggunakannya.
pembelian khusus dan pengalaman menggunakan barang atau jasa tersebut (Mowen
produk atau jasa dikaitkan dengan harapan konsumen tersebut (Sciffman dan
dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Wilkie (1994) yaitu merupakan respon
konsumen yaitu:
1. Expectations (harapan)
Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum
konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian
dilakukan, konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka terima
2. Performance (kinerja)
atau jasa ketika digunakan tanpa dipengaruhi oleh harapan mereka. Selama
aktual dan menerima kinerja produk tersebut sebagai dimensi yang penting bagi
konsumen.
3. Comparison (perbandingan)
harapan terhadap kinerja barang atau jasa sebelum membeli dengan kinerja
merek dari barang atau jasa yang berbeda atau dari pengalaman orang lain.
Melalui penggunaan merek lain dan komunikasi dari perusahaan serta orang
lain, konsumen membandingkan harapan kinerja barang atau jasa yang dibeli
dengan kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Confirmation terjadi ketika
harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual produk. Konsumen
akan merasa puas ketika terjadi confirmation dan disconfirmation yaitu ketika
level harapan, kesenjangan yang lebih luas lagi akan mengakibatkan tingginya
aktual berada diatas level harapan. Ketika konsumen puas, maka konsumen akan
menggunakan barang atau jasa yang sama, dan ketika konsumen merasa tidak
perusahaan.
Stauss & Neuhaus (dalam Tjiptono & Gregorius, 2005) membedakan tiga
Tipe ini merupakan tipe kepuasan yang aktif. Adanya emosi positif dari
Konsumen dengan tipe ini memiliki tingkat aspirasi pasif dan perilaku yang
trust dalam relasi yang terbina saat ini. Konsumen menginginkan segala
Konsumen dalam tipe ini juga merasa puas. Namun, kepuasannya bukan
disebabkan oleh pemenuhan harapan, namun lebih didasarkan pada kesan bahwa
Konsumen dalam tipe ini tidak puas terhadap kinerjanya, namun mereka
5. Demanding dissatisfaction
Tipe ini bercirikan tingkat aspirasi aktif dan perilaku menuntut. Pada tingkat
Menurut Kotler & Amstrong (1997), ada empat metode yang bisa digunakan
memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari konsumen dan
sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan memperhatikan
konsumennya. Metode ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal utama, yaitu besarnya harapan
konsumen.
c. Problem Analysis
perbaikan.
mulai dari yang paling penting hingga yang kurang penting. Selain itu,
masing-masing atribut dari yang paling baik hingga yang kurang baik.
e. Ghost Shopping
konsumennya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok
beralih pemasok.
1. Kualitas Produk
kualitas produk, yakni kinerja, fitur, reliabilitas, daya tahan, pelayanan, estetika,
2. Harga
kualitas produk. Maka konsumen cenderung berasumsi bahwa harga yang lebih
seseorang terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya. Faktor situasi seperti
kondisi dan pengalaman akan menuntut konsumen untuk datang kepada suatu
penyedia barang atau jasa, hal ini akan mempengaruhi harapan terhadap barang
atau jasa yang akan dikonsumsinya. Efek yang sama terjadi karena pengaruh
4. Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan sangat bergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi dan
Penelitian Terdahulu:
dalam penelitian ini adalah kepuasan konsumen (sebagai variabel dependen) yang
independen). Variasi menu, harga, suasana tempat sangat penting bagi kepuasan
konsumen.
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Warunk Upnormal
Kepuasan Pelanggan
METODE PENELITIAN
Landak baru no. 72 Makassar. Penelitian ini menggunakan waktu selama 1 bulan.
a. Populasi
terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen tetap Warunk UpNormal yang
b. Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel pada
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang
populasinya tidak diketahui secara pasti maka untuk menentukan besarnya sampel
n = Ukuran Sampel
n = 96,4 = 97 responden
Dari hasil perhitungan tersebut maka diketahui besar sampel dari populasi yang
cara menelaah berbagai buku literatur dan bahan referensi pustaka lainnya.
tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih
bukti dari keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan
referensi lain.
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Kualitatif
Yaitu data yang diperoleh dari konsumen dalam bentuk informasi baik secara
b. Data Kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh dari pihak konsumen dalam bentuk angka-angka.
3.4.2 Sumber Data
a. Data Primer
yaitu data yang diperoleh secara langsung berdasarkan hasil observasi dan
b. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari dokumen perusahaan berupa laporan tertulis
sebagai berikut:
dari satu. Regresi linear berganda yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini
adalah analisis linear dengan dua variabel independen penelitian dan satu variabel
dependen. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel X1, X2,
X2= Harga
Β0= Konstanta
β1β2 = Koefisien Regresi
e = Standar error
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk
Pengujian validitas dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 22.
Pengujian suatu data dapat dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel.
2. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas adalah sebenarnya alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
relliable atau handal jika jawaban sesorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu Sujarweni (2016). Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan SPSS. Uji reabilitas data dapat dilakukan dengan uji
statisktik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan
mempunyai pengaruh terhadap variabel tidka bebas, dengan asumsi variabel bebas
lainnya konstan. Uji t digunakan untuk uji signifikan pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). Apakah variabel X1, X2 dan X3 , berpengaruh secara
variasi menu, harga dan suasana tempat berpengaruh positif terhadap kepuasan
a. Bukti fisik
b. Kehandalan
c. Ketanggapan
d. Jaminan
e. Empaty
2. Harga adalah ukuran terhadap besar kecilnya nilai kepuasan seseorang terhadap
a. Daftar Harga (list Price) yaitu informasi mengenai harga produk yang
b. Potongan harga khusus yaitu potongan harga yang diberikan oleh produsen
3. Suasana tempat adalah Store atmosphere yang sangat berpengaruh bagi sebuah
toko untuk membuat pelanggan merasa betah dan nyaman memilihmilih jenis
antara apa yang dia terima dan harapannya. Adapun indikatornya sebagai
berikut:
pelanggan.
keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Desy Purwanti dan Martinus Febrian Adiwinata, 2010. “Pengaruh Produk, Harga,
Lokasi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Di Cafe
Kopitiam Oey Surabaya”. Jurnal Hospitaly dan Manajemen Jasa, Vol 1,
No.2
Griffin, Jill. 2003. (ter. Dwi Kartini Yahya). Customer loyalty: Menumbuhkan dan
Mempertahankan Kesetian Pelanggan. Jakarta: Erlangga.
Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12, Jilid 1, PT. Indeks,
Jakarta
Putri Farrah. 2013. Analisis Pengaruh Suasana Toko, Kualitas Produk dan
Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan. Universitas
Diponegoro : Semarang.
Yamit, Zulian. 2001. Manajemen Kualitas Produk & Jasa. Yogyakarta : Ekonisia