Contoh,:
Pak Somad seorang lajang yang melamar kerja di PT. BUANA MERDEKA.
Dia mengajukan gaji sebesar Rp10.000.000 Nett dan perusahaan
menyetujuinya.
PPh 21 Terutang:
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
Contoh :
Pak Somad melamar kerja di PT. GEMA SAKTI dan masih lajang dengan
kesepakatan gaji adalah Rp10.000.000 dengan metode Gross Up. Ada biaya
jabatan dan tunjangan pajak.
Maka, penghasilan yang akan diterima Pak Somad nantinya mengikuti jumlah
tunjangan pajak yang diberikan perusahaan berdasarkan lapisan penghitung
yang digunakan untuk menentukan jumlah mendapatkan jumlah tunjangan
pajak tersebut.
PPh 21 Terutang:
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
= Rp4.651.880,8
Kesimpulan :
Menurut saya dari kedua metode tersebut yang paling menguntungan yaitu tergantung
kondisi perusahaan, dan lapisan gaji karyawan. Jika kondisi perusahaan Rugi, maka
gross up tidak menguntungkan, karena pph 21 yang digross up bisa dibiayakan,
namun perusahaanya rugi tidak mengurangi pph badan, sebaliknya laba, maka gross
up menguntungkan. Lapisan gaji jika sudah diatas tarif 25 % (tarif pph badan) maka
gross up tidak menguntungkan, tetapi jika dibawah 25 % maka menguntungkan.