Anda di halaman 1dari 7

NAMA : TETI

NIM : 1893141082
KELAS : MANAJEMEN/C

TUGAS PERPAJAKAN
Soal Teori
1. Jelaskan pengertian PPh Pasal 25
Jawab:
Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pajak yang dibayar secara angsuran.
Tujuannya adalah untuk meringankan beban wajib pajak, mengingat pajak yang terutang
harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Pembayaran ini harus dilakukan sendiri dan tidak
bisa diwakilkan.

2. Bagaimana menghitung/menentukan besarnya PPh Pasal 25 secara umum? Jelaskan


rumusnya!
Jawab:
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun berjalan (tahun pajak berikutnya setelah
tahun yang dilaporkan di SPT tahunan PPh) dihitung sebesar PPh yang terutang pajak
tahun lalu, yang dikurangi dengan:
 Pajak penghasilan yang dipotong sesuai Pasal 21 (yaitu sesuai tarif pasal 17 ayat
(1) bagi pemilik NPWP dan tambahan 20% bagi yang tidak memiliki NPWP) dan
Pasal 23 (15% berdasarkan dividen, bunga, royalti, dan hadiah – serta 2% berdasarkan
sewa dan penghasilan lain serta imbalan jasa); serta
 Pajak penghasilan yang dipungut sesuai pasal 22 (pungutan 100% bagi yang tidak
memiliki NPWP); dan
 Pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan
sesuai pasal 24,
Kemudian dibagi 12 (dua belas) atau total bulan dalam pajak masa setahun.

3. Kapan PPh Pasal 25 disetorkan?


Jawab:
Angsuran Pajak PPh Pasal 25 harus dibayarkan atau disetorkan setiap bulan paling
lambat tanggal 15 bulan berikut. Apabila tanggal 15 merupakan hari libur termasuk hari
Sabtu atau hari libur nasional, maka pembayaran atau penyetoran pajak tersebut dapat
dilakukan pada hari kerja berikutnya. Pembayaran atau penyetoran angsuran PPh Pasal
25 dilakukan ke Bank Persepsi atau Kantor Pos.
Angsuran PPh Pasal 25 harus dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya.
Apabila Angsuran PPh Pasal 25 telah dibayarkan, berarti dianggap telah melaporkan.

4. Bagaimana perhitungan PPh Pasal 25 untuk WP dengan penghasilan tidak teratur?


Jawab:
Penghasilan tidak teratur dapat berupa keuntungan selisih kurs dari utang/piutang dalam
mata uang asing dan keuntungan dari pengalihan harta (capital gain) sepanjang bukan
merupakan penghasilan dari kegiatan usaha pokok, serta penghasilan lainnya yang
bersifat insidentil. Penghasilan tidak teratur ini dapat dipotong/dipungut pajak oleh pihak
yang memberikan penghasilan. Penghitungan PPh Pasal 25 bagi WP yang memperoleh
penghasilan tidak teratur adalah sebagai berikut:

5. Bagaimana perhitungan PPh Pasal 25 untuk WP yang mendapatkan Surat ketetapan


Pajak?
Jawab:
Apabila WP menerima SKP untuk tahun pajak yang lalu, maka besarnya angsuran pajak
akan dihitung kembali berdasarkan SKP tersebut. Nilai PPh Pasal 25 yang baru, mulai
berlaku pada bulan berikutnya setelah bulan penerbitan SKP.

6. Bagaimana menghitung besarnya PPh Pasal 25 khusus jika WP OP mempunyai beberapa


tempat usaha?
Jawab:
Tarif PPh Pasal 25 Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu adalah
sebesar 0,75% dari jumlah peredaran bruto per bulan dari masing-masing tempat
usaha. Pajak ini bersifat tidak final sehingga dapat dikreditkan pada akhir tahun pajak.
Soal Perhitungan
1. PT Melati baru saja menjadi Wajib Pajak per tanggal 1 Mei 2009. Dari pembukuan
selama bulan Mei 2009 diketahui laba bersih (fiskal) sebulan sebesar Rp15.000.000.
Hitunglah besarnya PPh Pasal 25 yang harus disetor ke kas negara mulai bulan Juni 2009
(masa pajak Mei 2009)! Buatlah jurnal saat penyetoran PPh Pasal 25 ke kas negara!
Jawab:
Penghasilan Neto bulan Mei Rp 15.000.000
Penghasilan Neto disetahunkan: 12 x Rp15.000.000 Rp 195.000.000
Besarnya PPh terutang: 25% × Rp 195.000.000 Rp 48.750.000
Besarnya PPh Pasal 25 PT Melati tahun 2009 = Rp48.750.00 ÷ 12 = Rp 4.062.500

Jurnal saat penyetoran PPh Pasal 25 ke kas negara:


Dr. Utang PPh Pasal 25 Rp. 4.062.500
Cr. Kas Rp. 4.062.500

2. Tuan Ari, pengusaha warung makan "Sate Kambing" dengan status K/2, membukukan
laba bersih tahun 2009 Rp250.000.000. Hitunglah besanya PPh Pasal 25 untuk tahun
2010!
Jawab:
Penghasilan neto Rp. 250.000.000
PTKP (K/2)
- Diri wajib pajak Rp. 54.000.000
- Tambahan Menikah Rp. 4.500.000
- Tanggungan 2 Rp. 9.000.000 +
Rp. 67.500.000 –
Penghasilan kena pajak Rp. 182.500.000
Pajak penghasilan terutang:
5% × 50.000.000 Rp. 2.500.000
15% × 132.500.000 Rp. 19.875.000 +
Rp. 22.375.000

Karena pada soal tidak terdapat pajak penghasilan yang dipotong atau dipungut oleh
pihak lain dan pajak yang dibayar atau terutang diluar negeri sesuai dengan ketentuan
pasal 21, pasal 22, pasal 23, dan pasal 24 maka besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk
tahun 2010 adalah:
PPh Pasal 25 : Rp. 22.375.000 ÷ 12 = Rp. 1.864.583,33

3. Ny Rossa, pengusaha batik "Cangkul" dengan status TK/1, membukukan laba bersih
tahun 2009 Rp136.000.000. Selama tahun 2009, Ny Rossa membayar kredit pajak
sebesar Rp9.000.000. Dalam jumlah tersebut terdapat angsuran Pajak Penghasilan (PPh
Pasal 25 sebesar Rp4.500.000). Hitunglah besamya PPh Pasal 25 untuk tahun 2010!
Jawab:
a. Angsuran PPh pasal 25 tahun 2009 adalah Rp 4.500.000
b. Angsuran PPh pasal 25 untuk tahun 2010 dihitung sebagai berikut:
Laba Bersih Rp136.000.000
Kredit Pajak Rp 9.000.000 -
Rp127.000.000
PTKP (TK/1):
- Diri wajib pajak Rp54.000.000
- Tanggungan 1 Rp 4.500.000 +
Rp 58.500.000 -
Penghasilan Kena Pajak Rp 68.500.000
Pajak Penghasilan Terutang:
5% x Rp 50.000.000 Rp2.500.000
15% x 18.500.000 Rp2.775.000 +
Rp 5.275.000
Besarnya angsuran PPh pasal 25 untuk tahun 2010:
Rp 5.275.000 ÷ 12 = Rp 439.583,33 atau Rp 439.583

4. Mengacu pada soal nomor 3, apabila diketahui pada tahun 2008 Ny Rossa mempunyai
sisa kerugian fiskal sebesar Rp100.000.000, hitunglah PPh Pasal 25 yang harus dibayar
Ny Rossa pada tahun 2010!
Jawab:
Laba Bersih Rp 136.000.000
Kredit Pajak (Rp 9.000.000)
Sisa Kerugian Fiskal (Rp 100.000.000)
Rp 27.000.000
Pajak Penghasilan Terutang:
5% x Rp 27.000.000 Rp1.350.000
Besarnya PPh pasal 25 yang harus dibayar Ny Rossa untuk tahun 2010:
Rp 1.350.000 ÷ 12 = Rp 112.500
5. Pak Dodo (K/1) adalah pengusaha kerupuk. Karena kesadarannya membayar pajak, dia
baru menjadi Wajib Pajak per tanggal 1 Mei 2009. Dalam menjalankan usahanya (KLU
31120/tarif NP 8,5%), Pak Dodo tidak menyelenggarakan pembukuan, namun selama
bulan Mei 2009 diketahai total peredaran bruto Rp40.000.000. Hitunglah besarnya PPh
25 yang harus disetor ke kas negara mulai bulan Juni 2009 (masa pajak Mei 2009)!
Buatlah jurnal saat penyetoran PPh 25 ke kas negara!
Jawab:
Penghasilan bruto Rp. 40.000.000
NP : 8,5% ( 3.400.000) _
Penghasilan neto Rp. 36.600.000
Penghasilan neto di setahunkan Rp. 439.200.000

PTKP (K/1) :
- Diri WP Rp. 54.000.000
- Tambahan Menikah Rp. 4.500.000
- Tanggungan 1 Rp. 4.500.000 +

Jumlah PTKP Rp. 63.000.000 _

Penghasilan kena pajak Rp. 376.200.000

PPh terutang :
5% × 50.000.000 Rp. 2.500.000
15 % × 250.000.000 Rp. 37.500.000
25% × 76.200.000 Rp. 19.050.000 +

Total PPh terutang setahun Rp. 59.050.000

PPh Pasal 25 : Rp. 59.050.000 ÷ 12 = Rp. 4,920,833.33

Jadi, besarnya angsuran pajak yang harus dibayarkan oleh Pak Dodo pada Juni 2009
adalah sebesar Rp. 4,920,833.33

Jurnal saat penyetoran PPh 25 ke kas negara Juni 2009 :


Dr. Utang PPh Pasal 25 Rp. 4,920,833.33
Cr. Kas Rp. 4,920,833.33

6. PT Puspita mengajukan perpanjangan penyampaian SPT Tahunan PPh 2008 sampai


dengan 30 Juni 2009. Selama tahun 2008 sampai dengan masa pajak Maret 2009, PT
Puspita membayar PPh 25 sebesar Rp800.000 di setiap masa pajak. Dari SPT sementara
yang disampaikan bersama permohonan perpanjangan penyampaian SPT Tahunan yang
diajukan tanggal 23 April 2009, diperoleh data sebagai berikut:

Penghasilan Neto (fiskal) Rp 106.000.000


Kredit pajak (PPh 22, 23, dan 24) Rp 4.800.000

SPT Tahunan yang sebenarnya baru disampaikan tanggal 26 Juni 2009, dengan informasi
Penghasilan neto (fiskal) Rp135.000.000 dan kredit pajak (PPh 22, 23, dan 24)
Rp4.800.000. Hitunglah besarnya PPh 25 vang harus disetor ke kas negara untuk bulan
Juli 2009 (masa pajak Juni 2009 ditambah kek pembayaran PPh 25 & denda) dan
Agustus 2009! Buatlah jurnal saat penyetoran PPh 25 ke kas negara dari Februari-
Agustus 2009!
Jawab:
1) PPh yang terutang tahun 2008 - Maret 2009 sebesar Rp. 106.000.000
2) Izin perpanjangan waktu penyampaian SPT tahunan PPh sampai 30 Juni 2009.
SPT tahunan yang diajukan tanggal 23 April 2009 diperoleh data sebagai berikut :
 Penghasilan neto (fiskal) atau PPh yang terutang = Rp 106.000.000
 Kredit Pajak (PPh 22,23, dan 24) = Rp 4.800.000

SPT tahunan yang sebenarnya baru disampaikan tanggal 26 Juni 2009, dengan informasi:
 Penghasilan neto (fiskal) atau PPh yang terutang Rp 135.000.000
 Kredit pajak (PPh 22,23,24) Rp 4.800.000.

Besarnya angsuran PPh pasal 25 bulan April sampai Mei 2009 adalah :
 Angsuran PPh pasal 25 Januari sampai dengan maret 2009 masing-masing
sebesar Rp. 800.000.
 Angsuran PPh pasal 25 bulan April sampai Mei 2009 dihitung berdasarkan SPT
Tahunan PPh 2008 sampai dengan maret 2009 (perhitungan sementara), yaitu :
PPh yang terutang Rp 106.000.000
Kredit pajak diperbolehkan (PPh 22, 23, 24) Rp 4.800.000 _

Dasar perhitungan angsuran Rp 101.200.000


Angsuran PPh pasal 25 untuk bulan Juni 2009 :
Rp. 101.200.000 ÷ 12 Rp. 8.433.333
 Angsuran PPh pasal 25 bulan Juni sampai Juli 2009 dihitung berdsarkan SPT
Tahunan PPh 2008 sampai dengan maret 2009 (perhitungan sesungguhnya),
yaitu :
PPh yang terutang Rp 135.000.000
Kredit pajak diperbolehkan (PPh 22,23,24) Rp 4.800.000 _

Dasar perhitungan angsuran Rp 130.200.000


Angsuran PPh pasal 25 untuk bulan Juni sampai Juli 2009 :
Rp. 101.200.000 ÷ 12 Rp. 10.850.000

PPh pasal 25 untuk bulan April sampai Mei 2009 sebesar Rp 8.433.333
sebulan, padahal yang seharusnya sebesar Rp 10.850.000 sehingga terdapat
kekurangan sebesar Rp. 2.416.667 setiap bulan untuk bulan April sampai Mei.
Jumlah tersebut harus dipotong dan terutang bunga sebagai berikut :
 Untuk masa April 2009 terutang bunga 2% perbulan dihitung sejak 16 Mei 2009
sampai dengan tanggal penyetoran
 Untuk masa Mei 2009 terutang bunga 2% perbulan dihitung sejak 16 Juni 2009
sampai dengan tanggal penyetoran

Jurnal saat penyetoran PPh 25 ke kas negara dari Februari-Agustus 2009 :


Jurnal penyesuaian Februari-Mei 2009 :
Dr. Utang PPh Pasal 25 Rp. 8.433.333
Cr. Kas Rp. 8.433.333

Jurnal penyesuaian April-Agustus 2009 :


Dr. Utang PPh Pasal 25 Rp. 10.850.000
Cr. Kas Rp. 10.850.000

Anda mungkin juga menyukai