Anda di halaman 1dari 20

JAWABAN

1. Gaji Pokok : Rp.10.000.000 X 12 bulan = RP.120.000.000 per tahun.


Uang Makan : Rp.750.000 X 12 bulan = Rp.9.000.000 per tahun.
Tunjangan : Rp.1.500.000 X 12 bulan = Rp.18.000.000 per tahun.
Total : Rp.147.000.000

 PTKP :Wajib pajak pribadi + wajib Pajak kawin + Tanggungan anak


Rp.54.000.000 + Rp.4.500.000 + Rp.4.500.000 = Rp.63.000.000.
 Penghasilan Bersih : Rp.147.000.000 – Rp.63.000.000 = Rp.84.000.000.
 5% x Rp.50.000.000 = Rp.2.500.000
 15% x Rp.34.000.000 = Rp.5.100.000
Jadi PPh yang harus dibayar pertahun Rp.7.600.000

2. Pajak Penghasilan dihitung berdasarkan besarnya Penghasilan Kena Pajak dikalikan besarnya
Tarif Pajak berdasarkan Pasal 17 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak
Penghasilan.
Penghasilan Kena Pajak (PKP) :   600.000.000
PPh Terutang                  :     
5   % x   50.000.000     =   2.500.000 
15 % x 200.000.000     = 30.000.000 
25 % x 250.000.000     = 62.500.000 
30 % x 100.000.000    = 30.000.000 + 
Total PPh Terutang      = 125.000.000
Jadi atas penghasilan kena pajak sebesar Rp.600.000.000,00 dari Wajib Pajak Orang Pribadi
yang mempunyai kegiatan usaha sebagai Arsitek dikenakan Pajak Penghasilan sebesar
Rp.125.000.000,00

3. PKP ibu Zaliyah = Rp. 18.000.000 x 12 = Rp. 216.000.000

PTKP = Rp. 36.000.000

Jadi Penghasilan kena pajak Ibu zaliyah adalah

Rp.216.000.000 - Rp. 36.000.000 = Rp 180.000.000


Maka perhitungan pajaknya penghasilannya adalah

5% x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000

15% x Rp. 130.000.000 = Rp 19.500.000

Jadi total pajak terhutang yang harus ibu Zaliyah setor ke kas negara adalah sebesar
Rp.2.500.000 + Rp.19.500.000 = Rp.22.000.000

4. Nilai kontrak termasuk PPN = Rp11.000.000,00


DPP (100/110) x Rp11.000.000,00 = Rp10.000.000,0
PPN yang di pungut = Rp1.000.000,00
Jadi,
PPH Pasal 22 yang di pungut = 1,5% x Rp10.000.000,00 = Rp150.000,00

5. Laba bersih usaha Rp 750.000.000


Penghasilan di luar usaha
▪ Pendapatan lain-lain Rp 75.000.000
▪ Pendapatan bunga Rp 25.000.000 +

Rp 100.000.000 +
Total Penghasilan Neto Komersial Rp 850.000.000
Penyesuaian Fiskal Positif
▪ Sumbangan Rp 10.000.000
▪ Selisih penyusutan komersial

di atas penyusutan fiskal Rp 20.000.000


▪ Rugi penghapusan piutang dagang Rp 50.000.000 +

Rp 80.000.000
Penyesuaian Fiskal Negatif
▪ Pendapatan bunga

(Penghasilan yang dikenakan PPh Final) (Rp25.000.000) +


Laba bersih fiskal Rp905.000.000

6. Pendapatan bruto Rp494.000.000


Biaya yang dapat dikurangkan (deductible) Rp167.500.000
Penghasilan netto: Rp494.000.000-Rp167.500.000 = Rp326.500.000

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dari Bapak Dipo tahun 2018 selama setahun, yaitu:
(12 bulan x Rp2.025.000) + (Rp2.025.000 tambahan WP Kawin) + (2 anak x Rp2.025.000) =
Rp30.375.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Bapak Dipo, yaitu: Rp326.500.000 - Rp30.375.000 =


Rp296.125.000

Tarif pajak pasal 17:


  5% x Rp50.000.000    = Rp2.500.000
15% x Rp200.000.000   = Rp30.000.000
25% x Rp46.125.000     = Rp11.531.250
        ____________________________________
                      Total                      = Rp44.031.250
Jadi, total pajak Bapak Dipo yang harus di bayar sebesar Rp44.031.250 kepada Pemerintah
melalui bank yang sudah ditunjuk Direktorat Jenderal Pajak.

7. Hitung penghasilan bersih (Penghasilan Bruto - beban tanggungan) Rp100.000.000 -


Rp2.000.000 = Rp98.000.000
Hitung PTKP (PTKP = Pribadi + Istri + Anak) Rp54.000.000 + Rp4.500.000 + Rp4.500.000 =
Rp63.000.000
Hitung PKP (PKP = Penghasilan bersih - PTKP) Rp98.000.000 - Rp63.000.000 = Rp35.000.000
Hitung PPh (PKP x Persentase PPh) Karena PKP Wibisono kurang dari Rp50.000.000, maka
pajak yang harus ia bayarkan adalah 5 persen dari PKP-nya Rp35.000.000 x 5% = Rp1.750.000
Maka, PPh yang harus dibayarkan Wibisono selama setahun adalah sebesar Rp1.750.000.

8. Penghasilan bersih = Rp80.000.000 – Rp2.500.000 = Rp77.500.000


PTKP = Rp54.000.000 + Rp4.500.000 = Rp58.500.000
PKP = Rp77.500.000 – Rp58.500.000 = Rp19.000.000
PPh = Rp19.000.000 x 5% = Rp950.000
Jadi, Total PPh yang harus dibayarkan Pramudia selama setahun adalah sebesar Rp950.000.
9. Jawaban:

Nilai kontrak termasuk PPN Rp11.000.000,00


DPP (100/110) x Rp11.000.000,00 Rp10.000.000,00
PPN dipungut (10% dari DPP) Rp1.000.000,00
PPh Pasal 22 yang dipungut (1,5% x Rp10.000.000) Rp150.000,00
Jadi, besarnya PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
sebesar Rp150.000. PPh Pasal 22 = 1,5% x harga pembelian tidak termasuk PPN.
10. Jawab:
Besar penghasilan Rp90.000.000
Tarif pajaknya :
5% x Rp25.000.000 = Rp1.250.000
10% x Rp25.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp40.000.000 = Rp6.000.000
Pajak penghasilan per tahunnya adalah sebesar Rp9.750.000
Pajak per bulannya adalah Rp812.500
Jadi, besarnya pajak yang harus dibayar oleh Pak Harun perbulannya adalah sebesar
Rp812.500
11. JAWAB :
Bukti Potong 1721-A1 dari PT Sahabat Karib (Tuan X):

Penghasilan Neto Setahun   160.000.000

PTKP (K/3):    

– untuk WP sendiri 54.000.000  

– status kawin   4.500.000  


– tanggungan 3 orang 13.500.000 +  

      72.000.000 –

Penghasilan Kena Pajak     88.000.000

PPh 21 Terutang pasal 17    

– 5%   x 50.000.000   2.500.000  

– 15% x 38.000.000    5.700.000+  

       8.200.000

Bukti Potong 1721-A1 dari PT Teman Sejawat (Nyonya Y):

Penghasilan Neto Setahun   120.000.000

PTKP (TK/0) untuk WP sendiri     54.000.000 –

Penghasilan Kena Pajak     66.000.000

PPh 21 Terutang pasal 17    

– 5%   x 50.000.000  2.500.000  

– 15% x 16.000.000  2.400.000 +  

        4.900.000
12. JAWABAN:

DIKETAHUI :

a. Meja kantor merupakan harta berwujud bukan bangunan yang termasuk dalam
kelompok I sesuai Lampiran I PMK 96/2009, sehingga mempunyai masa manfaat
selama 4 tahun dengan tarif penyusutan 25%;
b. Laptop merupakan harta berwujud bukan bangunan yang termasuk dalam kelompok I
sesuai Lampiran I PMK 96/2009, sehingga mempunyai masa manfaat selama 4 tahun
dengan tarif penyusutan 25%;
c. Mobil pikap merupakan harta berwujud bukan bangunan yang termasuk dalam
kelompok II sesuai Lampiran I PMK 96/2009, sehingga mempunyai masa manfaat
selama 8 tahun dengan tarif penyusutan 12,5%;
d. AC kantor merupakan harta berwujud bukan bangunan yang termasuk dalam
kelompok II sesuai Lampiran I PMK 96/2009, sehingga mempunyai masa manfaat
selama 4 tahun dengan tarif penyusutan 12,5%; dan
e. Gedung kantor merupakan harta berwujud bangunan permanen, sehingga
mempunyai masa manfaat 20 tahun dengan tarif penyusutan 5%.

Selanjutnya, penghitungan penyusutan harta berwujud PT Armudya Armada dalam tahun


pajak 2019 secara fiskal adalah sebagai berikut:
 Meja kantor:
Penyusutan tahun pajak 2019 = 3/12 x 25% x Rp60.000.000 = Rp3.750.000
(karena masa manfaatnya habis di tahun pajak 2019)

 Laptop:
Penyusutan tahun pajak 2019 = 25% x Rp120.000.000
= Rp30.000.000
 Mobil pikap:
Penyusutan tahun pajak 2019 = 12,5% x Rp320.000.000
= Rp40.000.000
 AC kantor:
Penyusutan tahun pajak 2019 = 12,5% x Rp30.000.000
= Rp3.750.000
 Gedung kantor:
Penyusutan tahun pajak 2019 = 5% x Rp1.000.000.000
= Rp50.000.000

Dengan demikian, rekonsiliasi fiskal atas biaya penyusutan harta berwujud PT Armudya
Armada adalah sebagai berikut:

Dengan demikian, biaya penyusutan harta berwujud PT Armudya Armada secara fiskal untuk
tahun pajak 2019 adalah senilai Rp127.500.000.*
13. Jawab

Penghasilan neto per tahun = 12 x Rp 10.000.000 = Rp 120.000.000

PKP Santoso = Rp 120.000.000 – Rp 54.000.000 = Rp 66.000.000

PPh progresif = Tarif 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000

           = Tarif 15% x Rp 16.000.000 = Rp 2.400.000

Pembayaran PPh = Rp 2.500.000 + Rp 2.400.000 = Rp 4.900.000.

14. Jawab :

Penghasilan selama 3 (tiga) bulan = Rp200.000.000,00

Penghasilan setahun sebesar:


(360 : (3x30)) x Rp200.000.000,00 = Rp800.000.00000

Penghasilan Tidak Kena Pajak = Rp15.840.000,00 (-)

Penghasilan Kena Pajak = Rp784.160.000,00

15. JAWABAN:
Mengingat Kinan Pali bukan merupakan pemotong pajak, maka Rafi Moreno wajib
menyetorkan sendiri PPh yang terutang tersebut ke KPP tempat dia terdaftar. Besarnya PPh
Pasal 4 ayat 2 yang bersifat final yang wajib disetorkan adalah:
10% x Rp110.000.000 = Rp11.000.000.
16. Jawaban:

PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Amar adalah: 15% x Rp160.000.000 = Rp24.000.000
Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Maret 2020
Saat penyetoran: paling lambat 10 April 2020
Saat pelaporan: paling lambat 20 April 2020

17. Pajak PPh Pasal 4 ayat (2) = 20 % x bunga bulan Januari


= 20 % x Rp5.000.000,00
= Rp1.000.000,00

Pajak tabungan per tahun = PPh pasal 4 ayat 2 x 12 bulan


= Rp1.000.000,00 x 12
= Rp12.200.000,00

18. Jawab:
• 5% x Rp50.000.000,00 = Rp2.500.000,00
• 15% x Rp200.000.000,00 = Rp30.000.000,00
• 25% x Rp150.000.000,00 = Rp37.500.000,00
Jumlah Pajak Penghasilan adalah Rp. 70.000.000,00

Pajak Penghasilan terutang dalam bagian tahun pajak (3 bulan ) :


((3 x 30) : 360 ) x Rp. 70.000.000,00 = Rp. 17.500.000,00

Jadi PPh setahun-nya adalah Rp. 70.000.000,00 dan Pajak Penghasilan terutangnya adalah
Rp. 17.500.000,00
19. Jawaban
Harga perolehan Rp500.000.000,00
Amortisasi yang telah dilakukan:
100.000.000/200.000.000 barel (50%) Rp250.000.000,00
Nilai buku harta Rp250.000.000,00
Harga jual harta Rp300.000.000,00
Dengan demikian jumlah nilai sisa buku sebesar Rp250.000.000,00 dibebankan sebagai
kerugian dan jumlah sebesar Rp300.000.000,00 dibukukan sebagai penghasilan.
20. Jawab :
 Menghitung Penghasilan Bersih (Neto Sebulan):

Gaji                                                  Rp       6.700.000,00

Biaya Jabatan (5% x Gaji):         Rp          335.000,00

Biaya Pensiun                               Rp          200.000,00

__________________________________________ –

Penghasilan Neto Sebulan          Rp       6.165.000,00

Penghasilan Neto Setahun         Rp     73.980.000,00

 Hitung Penghasilan Kena Pajak (PKP): Penghasilan Neto Setahun – Pendapatan Tidak
Kena Pajak (PTKP) K/0
Rp73.980.000,00 – Rp 8.500.000,00 =  Rp15.480.000 ,00
 Hitung PPh 21 Terutang Setahun Pajak Progresif 
5% xRp15.480.000,00 = Rp774.000,00
Hitung PPh 21 Terutang Sebulan: Rp774.000,00 : 12 = Rp64.500,00

21. Jawab :
 Gaji
Rp. 12.400.000,00 per bulan = Rp.12.400.000,00 x 12 = Rp.148.800.000,00
 Gaji per tahun           = Rp.148.800.000,00
 Biaya Jabatan           = Rp. 4.000.000,00
 Iuran dana pensiun  =  Rp. 1,800.000,00   -
Gaji bersih per tahun   Rp.143.000.000,00
 Nilai PTKP dengan tanggungan 1 istri yaitu Rp. 58,500.000,00
 Jadi Penghasilan kena pajak :
Rp.143.000.000,00 - Rp.58.500.000,00 = Rp.84.500.000,00
 Tarif untuk wajib pajak orang pribadi adalah:
5% dari penghasilan kena pajak untuk penghasilan hingga Rp.50.000.000,00/tahun.
15% dari penghasilan kena pajak untuk penghasilan di atas Rp.50.000.000,00 hingga
Rp250.000.000,00/tahun.
25% dari penghasilan kena pajak untuk penghasilan di atas Rp.250.000.000,00 hingga
Rp500.000.000,00/tahun.
30% dari penghasilan kena pajak untuk penghasilan di atas Rp.500.000.000,00/tahun.
 Jadi PPh yang harus dibayar oleh Widodo adalah
5% x Rp.50.000.000,00 = Rp.2.500.000
15% x Rp. 34.500.000,00 = Rp.5.175.000
 Jadi PPh yang harus disetor ke kas negara adalah sebesar:
Rp.2.500.000,00 + Rp.5.175.000,00 = Rp. 7.675.000,00 per tahun
atau
Rp.7.675.000,00 / 12 = Rp.639.583. per bulan
22. Jawaban :
PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Abadi adalah: 15% x Rp150.000.000,00 =
Rp22.500.000,00
23. Jawaban :
Laba Bersih :
Rp 100,00. x 1.000.000 = Rp 100.000.000,00
Deviden :
50% x Rp 100.000.000,00 = Rp 50.0000.000,00

Deviden Rp 50.000.000,00
Pajak 10% x Rp 50.000.000,00 = Rp 5.000.000,00

Deviden setelah Pajak Rp 45.000.000,00


24. Jawab:
PPN Keluaran atas JKP = 10% x Rp1.000.000,00
= Rp100.000,00
PPN Masukan atas JKP = 60% x Rp.100.000,00
= Rp60.000,00
PPN terutang = Pajak Keluaran – Pajak Masukan
= Rp100.000,00 - Rp60.000,00
= Rp40.000,00

25. Jawab:
No Diketahui Nilai (Rp)
1 Nilai kontrak termasuk PPN Rp11.000.000
2 DPP (100/110) x Rp11.000.000 Rp10.000.000
3 PPN dipungut (10% dari DPP) Rp1.000.000
4 PPh Pasal 22 yang dipungut (1,5% x Rp10.000.000) Rp150.000

Jadi, besarnya PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
sebesar Rp150.000. PPh Pasal 22 = 1,5% x harga pembelian tidak termasuk PPN

26. Jawab:
PPN terutang = 10% x DPP
= 10% x Rp50.000.000,00
= Rp5.000.000,00
Jumlah yang harus dibayar = DPP + (10% x DPP)
= Rp50.000.000,00 + (10% x Rp50.000.000,00)
= Rp50.000.000,00 + Rp5.000.000,00
= Rp50.500.000,00

27. Jawab :
PPh Pasal 22 dihitung sebagai berikut:
1) Menentukan nilai impor
- Harga faktur (Cost) USD100.000
-Biaya Asuransi (Insurance): 0,5% x USD100.000 USD 500
-Biaya angkut (Freight): 10% x USD100.000 USD 10.000
CIF (Cost, Insurance, Freight) USD110.500
Bea masuk: 10% x USD110.500 USD 11.050
Nilai impor USD121.550
Nilai impor (dalam rupiah): USD121.550 x Rp11.500 Rp1.397.825.000
2)Menghitung PPh Pasal 22 Impor
2,5% x Rp1.397.825.000 Rp34.945.625
Jika importir yang bersangkutan tidak mempunyai API, besarnya PPh Pasal 22 adalah:
7,5% x Rp1.397.825.000 Rp104.836.875
28. JAWABAN
a. PTKP yang dikenakan Danu adalah Rp54.000.000 per tahun.
b. Penghasilan Kena Pajak Danu dihitung dari selisih antara gaji/pendapatan per tahun
dan PTKP, yakni Rp60.000.000 – Rp54.000.000 = Rp. 6.000.000
c. Penghasilan Danu dalam setahun adalah Rp60.000.000, maka tarif persentase yang
digunakan Danu adalah 15%. Jumlah PPH yang dibayar dalam setahun adalah
15%x Rp.6.000.000 = Rp. 900.000.
d. PPh terutang Danu per bulan adalah Rp900.000/12 bulan = Rp75.000
29. Jawab :
Cost : 50.000 x 10.000 =Rp.500.000.000
Insurance : 3.000 x 10.000 =Rp. 30.000.000
Freight : 6.000 x 10.000 =Rp. 60.000.000
Total : 59.000 x 10.000 =Rp. 590.000.000
Bea Masuk 5 % =Rp. 29.500.000
Bea Tambahan 20 % = Rp.118.000.000
Nilai Impor =Rp 737.500.000
PPh pasal 22 :2,5 % x 737.500.000 =Rp.18.437.500
30. Jawaban:
PPh Pasal 22 yang dipungut atas penyerahan bahan bakar minyak adalah:
0,3% x Rp 300.000.000 = Rp900.000

31. Jawab :
-Tuan Syam membeli kepada Tuan Tono =25 unit x Rp4.500.000,00
= Rp112.500.000,00
PPN Masukan = 10% x Rp112.500.000,00
= Rp11.250.000,00

-Tuan Syam menjual Tuan Nano = 20 unit x Rp6.000.000,00


= Rp120.000.000,00

PPN Keluaran = Tarif 10% x Rp120.000.000,00


= Rp12.000.000,00

-PPN terutang Tuan Syam = PPN Keluaran - PPN Masukan


= Rp12.000.000,00 - Rp11.250.000,00
= Rp750.000,00

32. Jawab :
Penjualan Rp100.000.000,00
Biaya Rp60.000.000,00
Penghasilan neto sebulan Rp40.000.000,00
Penghasilan neto disetahunkan :
(12 x Rp40.000.000,00) Rp48.000.000,00
PPh Terutang :
(28% x Rp48.000.000,00) Rp134.400.000,00

PPh pasal 25 masa Juni :


Rp134.400.000,00 / 12 Rp11.200.000,00
33. Jawab :
Penghasilan bersih = Rp90.000.000,00 – Rp4.000.000,00 = Rp86.000.000,00
PTKP = Rp54.000.000,00 + Rp4.500.000,00 + Rp4.500.000,00 
= Rp63.000.000,00 
PKP = Rp86.000.000,00 – Rp63.000.000,00 = Rp23.000.000,00
PPh = Rp23.000.000,00 x 5% = Rp1.150.000,00
Jadi, Total PPh yang harus dibayarkan oleh Pak Randi selama setahun sebesar Rp1.150.000,00

34. Jawab:
5% x 120% x Rp50.000.000,00 = Rp3.000.000,00
15% x 120% x Rp25.000.000,00 = Rp4.500.000,00 +
PPh Rp7.500.000,00__

35. Jawab:
A. Hitung penghasilan bersih (Penghasilan Bruto - Beban Tanggungan)
= Rp100.000.000,00 - Rp2.000.000,00
= Rp98.000.000,00
B. Hitung PTKP (PTKP = Pribadi Istri Anak)
= Rp54.000.000,00 + Rp4.500.000,00 + Rp4.500.000,00
= Rp63.000.000,00
C. Hitung PKP (PKP = Penghasilan bersih - PTKP)
= Rp98.000.000,00 - Rp63.000.000,00
= Rp35.000.000,00
D. Hitung PPh (PKP x Persentase PPh)
Karena PKP Jono kurang dari Rp50.000.000,00, maka pajak yang harus ia bayarkan adalah 5
persen dari PKP-nya
= Rp35.000.000,00 x 5% = Rp1.750.000,00
Maka, PPh yang harus dibayarkan Jono selama setahun adalah sebesar Rp1.750.000,00

36. Jawab:
Gaji Rp. 8.000.000,00
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja Rp. 40.000,00
Premi Jaminan Kematian Rp. 24.000,00 Rp. 64.000,00
Penghasilan Bruto Rp. 8.064.000,00

Pengurangan:
 Biaya Jabatan 5% x Rp. 8.064.000,00 = Rp. 403.200,00
 IuranPensiun = Rp. 200.000,00
 Iuran Jaminan Hari Tua = Rp. 160.000,00 Rp663.200,00
Penghasilan Netto Sebulan Rp. 7.400.800,00

Penghasilan Netto Setahun Rp. 7.400.800,00 x 12 bulan Rp. 88.809.600,00


PTKP Setahun
 Untuk wajib pajak itu sendiri Rp. 54.000.000,00
 Menikah Rp. 4.500.000,00 Rp. 58.500.000,00
Rp. 30.309.600,00
PPh Pasal 21 Terutang:
5% x Rp. 30.309.600,00 = Rp. 1.515.450,00
PPh Pasal 21 bulan Juli 2016
Rp. 1.515.450 : 12 bulan = Rp. 126.288,00

37. Jawab :
Berdasarkan perjanjian serta dokumen yang diberikan Aliyanto, diketahui bahwa yang menjadi
penghasilan bruto adalah upah yang harus dibayarkan kepada pekerja harian yang dipekerjakan
oleh Aliyanto dan biaya untuk membeli spare part mesin fotokopi. Maka, jumlah penghasilan
bruto sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT BCD atas imbalan
yang diberikan kepada Aliyanto adalah sebesar penghasilan bruto dikurangi upah tenaga kerja
harian yang dipekerjaan Aliyanto dan biaya spare part mesin fotokopi. Perhitungannya sebagai
berikut:

Rp28.000.000 – (Rp11.250.000 + Rp 5.550.000) = Rp 11.200.000

PPh Pasal 21 yang harus dipotong PT BCD atas penghasilan yang diterima Aliyanto adalah
sebesar:

5% x 50% x Rp 11.200.000 = Rp280.000


Dalam hal Aliyanto tidak memiliki NPWP maka PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT BCD
menjadi:
120% x 5% x 50% x Rp 11.200.000 = Rp 336.000
38. Jawab :
a. Sesuai Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2 atas Hadiah Undian. Maka penghitungan pajaknya :
25% x Rp200.000.000,00 = Rp50.000.000,00
Sehingga uang yang diterima Samijon sebesar = Rp200.000.000,00 – Rp50.000.000,00
= Rp150.000.000,00
b. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, sesuai Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
sesuai dengan tarif Pasal 17 Undang - Undang Pajak Penghasilan Pribadi. Maka
penghitungan pajaknya :
5% x Rp20.000.000,00 = Rp1.000.000,00.
Sehingga uang yang diterima Lusy sebesar = Rp20.000.000,00 – Rp1.000.000,00
= Rp19.000.000,00
39. Jawab :

1. Untuk pembayaran royalti kepada penulis:

Damayanti 15% x Rp25.000.000 = Rp3.750.000

Nurmadina 15% x Rp10.000.000 = Rp1.500.000

Azzahra 15% x Rp5.000.000 = Rp750.000

Karena Azzahra masih belum memiliki NPWP, maka dikenakan tambahan PPh sebesar 100%
dengan nominal = 100% x Rp750.000 = Rp750.000
Dengan demikian, Azzahra akan terkena pemotongan sebesar Rp750.000 + Rp750.000 =
Rp1.500.000. Setelah melakukan pemotongan PPh Pasal 23, penulis akan mendapatkan hasil
bukti pemotongan.

2. Untuk pembayaran atas bunga pinjaman pada BRI, tidak dikenakan PPh Pasal 23. Sebab
termasuk penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada bank dan merupakan
pengecualian terhadap PPh Pasal 23.

40. Kepemilikan PT Bearbrand adalah 10%, sehingga dividen yang menjadi hak PT Bearbrand adalah
10% x Rp3.000.000.000,00 = Rp300.000.000,00
Jumlah PPh pasal 23 yang dipotong adalah 15% x Rp300.000.000,00 = Rp45.000.000,00
Kepemilikan PT Soya adalah 15%, sehingga dividen yang menjadi hak PT Soya adalah
15% x Rp3.000.000.000,00 = Rp450.000.000,00
Jumlah PPh pasal 23 yang dipotong adalah 15% x Rp450.000.000 = Rp67.500.000,00

41. JAWAB:
 5% x Rp50.000.000 = Rp. 2.500.000
 15% x Rp200.000.000 = Rp. 30.000.000
 25% x Rp150.000.000 = Rp. 37.500.000
============= +
Rp. 70.000.000,-
Jadi, jumlah pajak yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak adalah Rp. 70.000.000.
42. Jawab :
Jumlah Sertifikat Deposito 10 lembar x Rp5.000.000,00 = Rp50.000.000,00
a. Bunga di ambil setiap bulan
Bunga = 12% x Rp50.000.000,00 x 1 bulan = Rp250.000,00
12

Pajak = 20% x Rp250.000,00 = Rp50.000.00

b. Bunga diambil saat jatuh tempo (6 bulan)


Bunga = 12% x Rp50.000.000,00 x 6 bulan = Rp1.500.000,00
12
Pajak = 20% x Rp1.500.000,00 = Rp300.000,00
43. Jawab
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong oleh Bank Merdeka Indonesia pada Agustus 2020 adalah
20% x Rp 4.375.000 = Rp 875.000.
Pajak tabungan per tahun = Rp 875.000 x 12 bulan = Rp 10.500.000
44. Jawab :
 Tania 15% x Rp35.000.000 = Rp5.250.000,
 Vina 15% x Rp20.000.000 = Rp3.000.000
 Dian 15% x Rp10.000.000 = Rp1.500.000
Karena Dian masih belum memiliki NPWP, maka dikenakan tambahan PPh sebesar 100% d
engan nominal = 100% x Rp1.500.000 = Rp1.500.000
Dengan demikian, Azzahra akan terkena pemotongan sebesar Rp1.500.000 + Rp1.500.000
= Rp3.000.000. Setelah melakukan pemotongan PPh Pasal 23, penulis akan mendapatkan hasil
bukti pemotongan.

45. Jawab :
Santoso (TK/0)
Gaji per bulan = Rp 10.000.000
Pengasilan netto per tahun = Rp 10.000.000 x 12 = Rp 120.000.000
PTKP = Rp 54.000.000
PKP Santoso = Rp 120.000.000 - Rp 54.000.000 = Rp 66.000.000
Pembayaran PPh progresif = tarif 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
= tarif 15% x Rp 16.000.000 = Rp 2.400.000
Pembayaran Pph Santoso = Rp 2.500.000 + Rp 2.400.000 = Rp 4.900.000

46. JAWAB:
 Hitung penghasilan bersih (Penghasilan Bruto - beban tanggungan) Rp500.000.000 –
Rp4.000.000 = Rp496.000.000
 Hitung PTKP (PTKP = Pribadi + Istri + Anak)
Rp54.000.000 + Rp4.500.000 + Rp4.500.000 = Rp63.000.000
 Hitung PKP (PKP = Penghasilan bersih - PTKP)
Rp496.000.000 - Rp63.000.000 = Rp433.000.000
 Hitung PPh (PKP x Persentase PPh)
Karena PKP Juanda lebih dari Rp250.000.000, maka pajak yang harus ia bayarkan
adalah 5 persen dari PKP-nya Rp433.000.000 x 25% = Rp108.250.000
Maka, PPh yang harus dibayarkan Juanda selama setahun adalah sebesar
Rp108.250.000.

47. Jawab :
Bunga = (4% x Rp200.000.000,00) x 8 = Rp177.777,78
360

Pajak = 20% x Rp177.777,78 = Rp88.888,89

48. Jawab

Rumus = omzet per bulan x tarif PPh Final

PPh Final Januari = 0,5% x Rp 14.000.000 = Rp 70.000

PPh Final Februari = 0,5% x Rp 10.000.000 = Rp 50.000

PPh Final Maret = 0,5% x Rp 14.000.000 = Rp 70.000

PPh Final April = 0,5% x Rp 15.000.000 = Rp 75.000

PPh Final Mei = 0,5% x Rp 14.000.000 = Rp 70.000

PPh Final Juni = 0,5% x Rp 12.000.000 = Rp 60.000

PPh Final Juli = 0,5% x Rp 9.000.000 = Rp 45.000

PPh Final Agustus = 0,5% x Rp 10.000.000 = Rp 50.000

PPh Final September = 0,5% x Rp 16.000.000 = Rp 80.000

PPh Final Oktober = 0,5% x Rp 12.000.000 = Rp 60.000

PPh Final November = 0,5% x Rp 18.000.000 = Rp 90.000


PPh Final Desember = 0,5% x Rp 15.000.000 = Rp 75.000

Total pajak yang dibayar selama setahun = Rp 795.000

49. Jawab :
Ronal (TK/0)
Gaji per bulan = Rp 8.000.000
Pengasilan netto per tahun = Rp 10.000.000 x 12 = Rp 96.000.000
PTKP = Rp 54.000.000
PKP = Rp 96.000.000 - Rp 54.000.000 = Rp 42.000.000
Pembayaran PPh = tarif 5% x Rp 42.000.000 = Rp 2.100.000
Pembayaran Pph oleh Ronal = Rp 2.100.000/tahun

50. Jawab :
Penghasilan kena pajak yang memperoleh fasilitas:
(Rp4,8 miliar/Rp30 miliar) x Rp3 miliar = Rp480 juta.
PPh badan: 12,5% x Rp480 juta = Rp60 juta.

Penghasilan kena pajak yang tidak memperoleh fasilitas:


(Rp3 miliar - Rp480 juta) = Rp2,52 miliar
PPh badan: 25% x Rp2,52 miliar = Rp630 juta.
Dengan demikian, total PPh badan yang harus dibayar adalah Rp60 juta + Rp630 juta = Rp690
juta.

Anda mungkin juga menyukai