Anda di halaman 1dari 5

UIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT (UNIM)

FAKULTAS EKONOMI
Status : Terakreditasi BAN-PT
Kampus : Jl. Raya Jabon Km. 0,7 Mojokerto Telp./Fax. 0321-399474 www.unim.ac.id ; E-mail :
fe.unim2018@gmail.com
UJIAN AKHIR SEMESTER
SEMESTER GENAPTAHUN AKADEMIK 2020-2021
Mata kuliah Perpajakan Hari/Tanggal Kamis/1 Juli 2021
Kelas 2AK-A Jam Ke- 2
Pagi Sifat Open/Closed Book
Lama Waktu 75 Menit Dosen Toto Heru Dwihandoko, SE., MM., AK.,
CA.

Nama : Sabrina Salsabila Azzahra


NIM : 52002040030

Jawablah soal di bawah ini dengan benar!

1. Diketahui data PT. Pelangi selama tahun 2018, sebagai berikut :


- Penjualan Bruto Rp 52 Miliar
- Retur & Diskon Rp 1 Miliar
- Peredaran usaha bruto Rp 51 Miliar
- HPP Rp 26 Miliar
- Biaya Usaha Rp 20 Miliar
- Koreksi Fiskal Postif Rp 1 Miliar
- Koreksi Fiskal Negatif Rp 2 Miliar
- PPh 23 yang dipotong dibayar) Rp 400 Juta
- PPh 25 yang disetor (Jan – Des 2018) Rp 480 Juta
Diminta :
a. Hitung PPh 29
b. Hitung PPh 25 tiap bulan tahun berikutnya (tahun 2019)
JAWAB
Penjualan Bruto Rp 52.000.000.000
Retur & Diskon Rp 1.000.000.000 –
Penjualan Bersih Rp 51.000.000.000
HPP Rp 26.000.000.000 –
Laba Kotor Rp 25.000.000.000
Biaya Usaha Rp 20.000.000.000 –
Laba sebelum pajak Rp 5.000.000.000
Koreksi Fiskal Positif Rp 1.000.000.000 +
Koreksi Fiskal Negatif Rp 2.000.000.000 –
Laba Fiskal/Neto Penghasilan Fiskal/PKP Rp 4.000.000.000
PPh terutang tahun 2018 = 25% x PKP
= 25% x Rp 4.000.000.000
= Rp 1.000.000.000
a. PPh pasal 29 = PPh terutang 2018 – PPh 23 dipotong dibayar – PPh 25 disetor 2018
= Rp 1.000.000.000 – Rp 400.000.000 – Rp 480.000.000
= Rp 120.000.000
b. PPh pasal 25 tahun 2019 = Rp 120.000.000
12

1
= Rp 10.000.000
Jadi, PPh pasal 25 tiap bulannya pada tahun 2019 adalah sebesar Rp 10.000.000

2. Diketahui Pajak Penghasilan (PPh) Badan PT. Cipta Persada Indah pada :
a. Tahun takwim 2015 Rp 36.000.000 (tidak ada kredit pajak pada tahun takwim tersebut)
b. Tahun takwim 2016 Rp 48.000.00
Pada tahun takwim 2016 terdapat kredit pajak :
- PPh pasal 22 import Rp 2.000.000
- PPh pasal 23 Rp 1.000.000
- PPh pasal 24 Rp 3.000.000
Hitunglah :
a. PPh pasal 25 tahun takwim 2016.
b. PPh pasal 29 tahun takwim 2016.
c. PPh pasal 25 tahun takwim 2017.
JAWAB
a. PPh pasal 25 tahun takwim 2016
PPh badan 2016
= PKP tahun 2016 – (Kredit PPh 22 + Kredit PPh 23) – Kredit PPh 24
= Rp 48.000.000 – (Rp 2.000.000 + Rp 1.000.000) – Rp 3.000.000
= Rp 48.000.000 – Rp 3.000.000 – Rp 3.000.000
= Rp 42.000.000
Maka,
PPh pasal 25 tahun takwim 2016
= PPh Badan 2016
12
= Rp 42.000.000
12
= Rp 3.500.000,00/bulan
b. PPh pasal 29 tahun takwim 2016
= PPh yang terhutang – angsuran PPh pasal 25
= Rp 42.000.000 – Rp 36.000.000 (PPh tahun 2015)
= Rp 6.000.000
(pajak kurang bayar akhir tahun)
c. PPh pasal 25 tahun takwim 2017
= Pajak Kurang Bayar
12
= Rp 6.000.000
12
= Rp 500.000,00/bulan

2
3. PT. Sinar Gemerlap (PKP) merupakan perusahaan manufaktur dengan proses produksi
sederhana. Selama bulan Maret 2019 melakukan transaksi sebagai berikut :
a. Membeli bahan baku dan bahan penolong senilai Rp 140.000.000 dari supplier Pengusaha
Kena Pajak, dipungut PPN Rp 14.000.000.
b. Menjual produk seharga Rp 200.000.000 dan memungut PPN Rp 20.000.000.
Pertanyaan :
a. Berapa PPN yang harus disetor kekas Negara untuk masa pajak Maret 2019 oleh PT. Sinar
Gemerlap?
b. Kapan batas akhir pelaporan SPT PPN masa pajak Maret 2019 PT. Sinar Gemerlap?
JAWAB
a. PPN disetor = PPN Keluaran – PPN Masukan
= Rp 20.000.000 – Rp 14.000.000
= Rp 6.000.000
Jadi, PPN yang harus disetor ke kas negara adalah sebesar Rp 6.000.000
b. Batas akhir pelaporan SPT PPN masa pajak Maret 2019 PT. Sinar Gemerlap adalah akhir
bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak, yaitu pada akhir bulan April 2019.

4. Pada Juni 2020 Pengusaha Kena Pajak (PKP) “D” mengimpor Barang Kena Pajak (BKP) yang
tergolong mewah dengan Nilai Impor sebesar Rp50.000.000. Barang Kena Pajak yang tergolong
mewah tersebut selain dikenakan PPN juga dikenakan PPnBM dengan tarif 20%.
Pada masa pajak yang sama, PKP “D” menggunakan dan menjual BKP yang diimpor tersebut
sebagai bagian dari suatu BKP yang atas penyerahannya dikenakan PPN 10% dan PPnBM
dengan tarif 35% kepada PKP “X” dengan harga jual. Rp 150.000.000.
Pertanyaan :
a. Hitunglah PPN Masukan dan PPnBM terutang atas impor BKP yang tergolong mewah
tersebut oleh PKP “D”!
b. Hitunglah PPN Keluaran dan PPnBM yang harus dipungut oleh PKP “D” atas penjualan BKP
yang tergolong mewah tersebut ke PKP “X”!
c. Andai dalam dalam bulan Juni ada tambahan :
- PPN masukan dari transaski-transaski lain sebesar Rp 6.000.000.
- PPN keluaran dari transaksi-transaski lain sebesar Rp 8.000.000.
Perusahaan melaporkan PPN masukan bulan Juni pada masa pajak Juni.
Hitunglah PPN yang harus disetor kekas Negara oleh PKP “D” pada masa pajak Juni!
d. Kapan batas akhir pelaporan SPT PPN masa pajak Juni tersebut?
JAWAB
a. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = Rp 50.000.000
• PPN yang terutang = DPP x tarif PPN
= Rp 50.000.000 x 10%
= Rp 5.000.000
Jadi, PPN Masukan adalah sebesar Rp 5.000.000

3
• PPnBm = DPP x tarif PPnBm
= Rp 50.000.000 x 20%
= Rp 10.000.000
Jadi, PPnBm yang terutang adalah sebesar Rp 10.000.000
b. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = Rp 150.000.000
• PPN yang terutang = DPP x tarif PPN
= Rp 150.000.000 x 10%
= Rp 15.000.000
Jadi, PPN Keluaran adalah sebesar Rp 15.000.000
• PPnBm = DPP x tarif PPnBm
= Rp 150.000.000 x 35%
= Rp 52.500.000
Jadi, PPnBm adalah sebesar Rp 52.500.000
c. PPN disetor bulan Juni (1) = PPN keluaran – PPN Masukan
= Rp 15.000.000 – Rp 5.000.000
= Rp 10.000.000
PPN disetor bulan Juni (2) = PPN keluaran – PPN Masukan
= Rp 8.000.000 – Rp 6.000.000
= Rp 2.000.000
Maka, PPN yang harus disetor kekas Negara pada bulan Juni adalah
= Rp 10.000.000 + Rp 2.000.000
= Rp 12.000.000
d. Batas akhir pelaporan SPT PPN masa pajak Juni adalah akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak, yaitu pada akhir bulan Juli.

5. Seseorang memiliki rumah dengan luas tanah sebesar 120 meter persegi dan luas bangunan 90
meter persegi. Diketahui harga tanah Rp 700 ribu/meter persegi serta harga bangunan Rp 600
ribu/meter persegi. Nilai NJOPTKP ditetapkan Rp 9 juta.
Pertanyaan :
Berapa Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang harus dibayar?
JAWAB
Tanah = 120 meter persegi x Rp 700.000 = Rp 84.000.000
Bangunan = 90 meter persegi x Rp 600.000 = Rp 54.000.000
Nilai NJOP = Rp 84.000.000 + Rp 54.000.000
= Rp 138.000.000
NJOP untuk penghitungan PBB = NJOP – NJOPTKP
= Rp 138.000.000 – Rp 9.000.000
= Rp 129.000.000
NJKP = 20% x Rp 129.000.000
= Rp 25.800.000
4
Maka,
PBB yang terutang = 0,5% x Rp 25.800.000
= Rp 129.000
Jadi, pajak PBB yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp 129.000

6. Budi membeli tanah seharga Rp 300.000.000 di Jakarta. Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak
Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) di wilayah tersebut sebesarRp 80.000.000.
Pertanyaan :
Berapa Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang harus dibayar?
JAWAB
BPHTP = Tarif pajak x Dasar Pengenaan Pajak
= 5% x (NPOP – NPOPTKP)
= 5% x ( Rp 300.000.000 – Rp 80.000.000)
= 5 x Rp 220.000.000
100
= Rp 11.000.000
Jadi, BPHTP yang harus dibayar oleh Budi adalah sebesar Rp 11.000.000

Anda mungkin juga menyukai