Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadia Rustinah Mata Kuliah : Perpajakan

Nim : 191010505173 Ujian Akhir Semester

SOAL

1. Jelaskan dampak (dapat positif dan negative) pemberlakuan ketentuan baru terkait Bea Materai
(perubahan ke Rp. 10,000) baik bagi Negara maupun bagi warga Negara
2. Tuan XYZ bekerja pada perusahaan PT.ABC dengan memperoleh gaji sebulan Rp. 7,000,000,00
dan membayar iuran pension sebesar Rp.100,000,00. Tuan XYZ menikah tetapi belum
mempunyai anak. Pada bulan januari penghasilan XYZ dari PT ABC hanya dari gaji. Hitunglah PPh
Tuan XYZ per bulan
3. PT “Maju” pada bulan Maret 2021 mengimpor barang dari singapura dengan harga US $100,000
biaya angkut US $1,000 dan biaya assuransi US $1,000 yang dibayar diluar negri selain itu juga
(tidak resmi) Rp. 4,000,000. Kurs umum pada saat itu US$1=Rp. 14,500 kurs menurut SK Menkeu
US$1= Rp. 14,000. Hitunglah: (a) memiliki API (b) tidak memiliki API
4. Sebagi warga Negara yang baik dan taat pajak, jelaskan beberapa cara pembayaran PBB
5. Pembayaran PBB merupakan kewajiban pemilik tanah bangunan atau orang yang tinggal atau
mengelola tanah dan bangunan terseut?

JAWABAN

1. Direktorat jenderal pajak (DJP) menegaskan penetapan tariff bea materai baru senilai
Rp.10,000. Telah mempertimbangkan produk domestic bruto (PDB) dan inflasi serta factor
social dan ekonomi masyrakat. Seperti yang telah dijelaskan, meski tariff bea materai naik dan
sebelumnya yang hanya sebesar Rp.3000 dan Rp.6000. namun batas nilai dokumen yang wajib
dipungut bea materai juga ditingkatkan.
Hal tersebut bertujuan untuk meringankan beban masyarakat, terutama para pelaku usaha
mikro kecil menengah (UMKM).

2. Gaji Rp 7.000.000,00
Pengurangan :
1. Biaya jabatan:
5% x Rp 7.000.000,00 = Rp. 350.000,00
2. luran Pensiun Rp. 100.000,00
---------------------- dijumlahkan menjadi:
Rp. 450.000,00
Penghasilan neto sebulan Rp. 6.550.000,00
Penghasilan neto setahun
12 x Rp. 6.550.000,00 = Rp. 78.600.000,00
PTKP
- untuk wajib pajak Rp. 54.000.000,00
- tambahan karena menikah Rp . 4.500.000,00
-------------------- dijumlahkan menjadi:
Rp. 58.500.000,00
--------------------
Penghasilan Kena Pajak Rp. 7.350.000,00
PPh Pasal 21 setahun
5% x Rp. 7.350.000,00 = Rp. 367.500,00
PPh Pasal 21 sebulan
Rp. 367.500,00 : 12 = Rp. 30.625,00
PPH 21 yang dibayar perbulan adalah sebesar Rp. 30.625,00
Jawaban di atas berlaku bagi pegawai yang telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Apabila pegawai yang bersangkutan belum mempunyai NPWP, maka jumlah PPh 21 yang
harus dipotong pada bulan Juli adalah sebesar:
120% x Rp. 30.625,00 = Rp. 36.750, 00

3. Menentukan Nilai Impor


- Cost = US $ 100.000
- Insurance ( Asuransi ) = US $ 1.000
- Freight ( Biaya Angkut ) = US $ 1.000 +
CIF
= US $ 102.000 x Rp. 14.000
= Rp. 1.428.000.000

- Bea Masuk = Rp. 5.000.000


- Bea Tambahan = Rp. 2.000.000 +

Nilai Impor = Rp. 1.435.000.000

a). PPh 22 jika memiliki API


2,50 % x Rp. 1.435.000.000 = Rp. 35.875.00

b). PPh 22 jika tidak memiliki API


7,50 % x Rp. 1.435.000.000 = Rp. 107.625.000

4. Berikut daftar kantor yang ditunjuk sebagai lokasi tujuan membayar PBB secara
langsung atau offline:
 Bank atau Kantor Pos dan Giro, atau Tempat Pembayaran sebagaimana tercantum pada
SPPT
 Di Kelurahan atau Desa, diserahkan pada petugas pemungut pajak PBB resmi yang
ditunjuk oleh pemerintah.
Langkah-langkah bayar PBB secara langsung sangat gampang:
1. Datang ke lokasi pembayaran PBB (bank/kantor pos/kelurahan setempat)
2. Tunjukan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB kepada petugas di tempat
Anda melakukan pembayaran.
3. Langsung bayarkan sejumlah nilai PBB yang tertera di SPPT.
4. Setelah bayar, Anda akan diberi Surat Tanda Terima Setoran (STTS).
Dan berikut bisa bayar PBB online melalui:
1. Fasilitas perbankan (ATM Bank, Internet dan Mobile Banking)
2. e-commerce (Tokopedia, Blibli, Shopee, Traveloka)
3. Situs Resmi BPKPD (Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah)
4. Aplikasi Gojek, Aplikasi LinkAja
5. Di gerai Indomaret atau Alfamart terdekat

5. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi
dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak
Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang nomor 12 Tahun
1994.
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan
oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subjek (siapa yang
membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.

Anda mungkin juga menyukai