Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KE-6

Nama : Sabina Azzahra


NIM : 2101036192
Kelas : AK E

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


AKUNTANSI
2021/2022
• Soal 1 (2011)
A. Berikan 4 contoh ketentuan regulasi terkait pajak penghasilan yang menunjukkan
peran reguler pajak dan jelaskan tujuan dari kebijakan tersebut?
Jawab : a. Penurunan tarif PPh pribadi dan badan berdasar UU No 36 Tahun 2008
tentang PPh yang berlaku 1 Januari 2009, tarif PPh perorangan turun dari 35%
menjadi 30%, sedangkan tarif PPh badan turun dari 30% ke 28% sejak 1 Januari
2009.
b. Kebijakan bea masuk DTP untuk industri tertentu kebijakan ini dilakukan untuk
memajukan produksi dalam negeri agar dapat lebih bersaing dan ekspor
meningkat dengan cara meringankan bea masuk untuk bahan baku produksi.
c. Pajak penggambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan pajak
pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan dalam peraturan daerah ini selain
di maksudkan untuk meningkatkan pendapatan daerah dari sektor
penyelenggaraan dan pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.
d. untuk kepentingan pengendalian lingkungan dalam rangka mempertahankan
ekosistem serta untuk pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan, juga dalam rangka penyesuaian UUD Nomor 34 Tahun 2000
tentang perubahan atas UUD Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan
retribusi daerah serta peraturan pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak
daerah.

B. Jelaskan perbedaan keduanya dari beberapa sudut pandang:


a. Perusahaan asuransi dan perusahaan dana pensiun
b. Perusahaan yang ikut program asuransi untuk kepentingan perusahaan
c. Perusahaan yang memberikan asuransi dan tunjangan iuran pensiun kepada
karyawan
d. Individu yang ikut program asuransi dan pensiun
Jawab : a. Perusahaan asuransi menanggung beban pajak atas penghasilan dari
iuran yang diberikan perusahaan / pribadi perusahaan dana pensiunan tidak
menanggung beban pajak dari iuran yang diberikan perusahaan / pribadi.
b. Pihak yang diberikan beban pajak adalah perusahaan.
c. Pihak yang diberikan beban pajak adalah perusahaan.
d. Pihak yang diberikan beban pajak untuk program asuransi adalah individu
Pihak yang diberikan beban pajak untuk program pensiun adalah individu.

C. Jelaskan seluruh kewajiban sebuah badan/perusahaan terkait dengan UU pajak


penghasilan serta jelaskan kapan dan bagaimana kewajiban tersebut harus
diselesaikan!
Jawab : Kewajiban mendaftarkan diri hal ini bertujuan agar badan / perusahaan
mendapatkan NPWP perusahaan / badan dapat mendaftarkan sendiri melalui KPP
atau KP2KP yang ada disekitar wilayah mereka berdomisili atau bisa juga melalui
e-register, yaitu pendaftaran NPW melalui internet. Kewajiban pembayaran,
pemotongan / pemungutan, dan pelaporan pajak badan / perusahaan dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya, seperti pembayaran, menggunakan
sistem self-assesment yaitu melakukan sendiri penghitungan, pembayaran, dan
pelaporan pajak terhutang. Kewajiban dalam hal diperiksa dalam hal pemeriksaan,
memperlihatkan atau meminjamkan buku atau catatan. Kewajiban memberi data
Setiap badan / erusahaan harus memberikan data dan informasi yang
terkait dengan perpajakan, seperti peredaran usaha, data transaksi keuangan dan
lalu lintas devisa.

D. Dalam perpajakan, apakah pengeluaran tersebut boleh dianggap sebagai beban


yang boleh dikurangkan? Apakah saran Anda untuk kasus ini, dalam rangka
mengoptimalkan jumlah pajak dan mengurangi korupsi?
Jawab : Gratifikasi adalah pemberian, yang meliputi pemberian uang, barang, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma.
Menurut saya, praktik gratifikasi terkait dengan proyek pemerintah yang diperoleh
perusahaan harus diberikan batasan jumlah minimum yang boleh dihitung sebagai
beban, diluar jumlah itu pihak yang harus mengeluarkan biaya, dalam hal ini
perusahaan, tidak boleh menghitungnya lagi sebagai beban.

• Soal 2 (2011)
Jawab : 1. Rekonsiliasi Fiskal :
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Rp550.000.000
a. Tidak Ada Rekonsiliasi Fiskal
b. (+) Tunjangan PPh 21 Untuk Karyawan Rp20.000.000
c. (+) Premi Asuransi Rp40.500.000
d. (+) Listrik Dan Telpon Rumah Pribadi Rp2.000.000
e. (+) Biaya Transport Untuk Rekreasi Karyawan Rp50.000.000
f. (+) Sewa Garasi Pribadi Rp4.000.000
g. (+) Penyusutan Rp25.000.000
h. (+) Piutang Tak Tertagih Rp2.000.000
i. (+) Angsuran Bulanan PPh Pasal 25 Rp60.000.000
j. (+) Sumbangan Yayasan Sosial Dan Sumbangan HUT RI Rp4.500.000
k. (-) Hadiah Undian Dari Bank INB Rp50.000.000
l. (-) Dividen Dari PT. Sukaria Rp50.000.000
Rp613.000.000
Laba Usaha = Laba (Rugi) Sebelum Pajak + Jumlah Rekonsiliasi Fiskal
= Rp 550.000.000 + Rp 63.000.000 = Rp 613.000.000
2. Perhitungan Jumlah Pajak Terhutang Pak Murya Dalam Satu Tahun Fiskal
Pajak Terutang :
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Awal Rp613.000.000
Penghasilan Lain :
Bapak Murya Rp8.000.000
Cahaya Rp10.000.000
Ibu Ersita Rp3.000.000
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Rp634.000.000
PTKP :
WPOP Rp15.840.000
Istri Bekerja Rp15.840.000
Menikah Rp1.320.000
Tanggungan Rp(35.640.000)
PPh Terutang :
5% x Rp 50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp 200.000.000 = Rp30.000.000
25% x Rp 250.000.000 = Rp62.500.000
30% x Rp 98.360.000 = Rp29.508.000
Rp124.508.000
3. Perhitungan Kredit Pajak Dan Jumlah Pajak Kurang/ Lebih Bayar :
PPh Terutang Rp124.508.000
Kredit Pajak :
PPh 21 Rp350.000
Kredit Pajak PPh 22 Rp7.500.000
Kredit Pajak PPh 23 Rp1.500.000
Pajak Sebelum Cicilan PPh 25 Rp9.350.000
Cicilan Pajak PPh 25 Rp60.000.000
Rp69.350.000
Rp55.158.000
Pajak Kurang Bayar = Rp124.508.000 – Rp69.350.000 = Rp55.158.000
4. PPh 25 Untuk Fiskal 2012 :
Laba Hasil Usaha Rp598.360.000
Penghasilan Tidak Teratur Rp404.000.000
Penghasilan Teratur Rp194.360.000
Penghasilan Tidak Teratur
Proporsi Penjualan Tidak Teratur Rp2.600.000.000
COGS Penjualan Tidak teratur Rp96.000.000

Penghasilan Tidak Teratur Yang Dikurangi Rp404.000.000


Pajak Terutang :
5% x Rp 50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp 144.360.000 = Rp21.654.000
Pajak Terutang Rp24.154.000
PPh 21 Yang Telah Dipotong Rp350.000
Kredit Pajak PPh 23 Rp1.500.000
PPh 25 Rp22.304.000
Cicilan Pajak Perbulan = Rp22.304.000 : 12 = Rp1.858.667

• Soal 3 (2011)
Jawab : a. Niko Sempurna
Penghasilan Netto Niko :
Gaji Pokok Rp60.000.000
Tunjangan Pembelian Mobil Rp72.000.000
Fasilitas Makan Siang Rp12.000.000
Premi JKK Rp1.200.000
Premi JKM Rp1.800.000
THR Rp9.000.000
Bonus Tahunan Rp18.000.000
Penghasilan Brutto Rp174.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (Maksimum) (Rp6.000.000)
Iuran Hari Tua (Rp1.200.000)
Penghasilan Netto Niko Rp166.800.000

Penghasilan Netto Istri Niko :


Gaji Pokok Rp288.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (Maksimum) (Rp6.000.000)
Penghasilan Netto Istri Niko Rp282.000.000
Jumlah penghasilan netto Rp448.800.000
Penghitungan Pajak :
Penghasilan Netto Gabungan Rp448.800.000
PTKP :
Suami + istri Rp31.680.000
Kawin Rp1.320.000
Tanggungan (2) Rp2.640.000
Rp413.160.000
Pajak Terhutang PPh 21 :
5% x 50.000.000 = Rp2.500.000
15% x 200.000.000 = Rp30.000.000
25% x 163.160.000 = Rp40.790.000
Pajak tTerhutang : Rp73.290.000 (Gabungan)
Karena NPWPnya Dipisah, Maka :
Pajak Bapak Niko : Rp166.800.000 x Rp 73.290.000 = Rp27.238.797
Pajak (Lebih) Bayar : Rp73.290.000 – 27.238.797 = Rp46.051.203
b. PPh 21 = 5% x Rp20.000.000 = Rp1.000.000
c. Berhenti Kerja : 1 Maret 2010
Gaji 2 Bulan Rp100.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan Rp1.000.000
Netto Sebulan Rp99.000.000
Netto Setahun Rp94.000.000
Penghasilan Netto Setahun Rp594.000.000
PTKP :
Wajib Pajak Rp15.840.000
Kawin Rp1.320.000
Penghasilan Kena Pajak Rp576.840.000
Pajak Terhutang PPh 21 :
5% x Rp 50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp 200.000.000 = Rp30.000.000
25% x Rp 250.000.000 = Rp62.500.000
30% x Rp 76.840.000 = Rp23.052.000
Pajak Terhutang Rp118.052.000
PPh 21 Untuk 2 Bulan Rp19.675.333
d. Gaji kumulatif Upah Sudah Melebihi Rp1.320.000 Pada Hari Ke-14 Kerja,
Sehingga :
Upah S.D Hari Ke 14 Rp1.400.000
PTKP Rp616.000
PKP S.D Hari Ke-14 Rp784.000
Pajak Terhutang PPh 21 :
5% x Rp784.000 = Rp39.200
Upah Hari Ke 14 = Rp100.000 – Rp39.200 = Rp60.800

Untuk Hari Ke-15 Dan Seterusnya :


Upah Sehari Rp100.000
PTKP Sehari Rp44.000
PKP Rp56.000
PPh Pasal 21 Terhutang / Hari :
5% x Rp56.000 = Rp2.800
Upah Harian (Netto) = Rp100.000 – Rp2.800 = Rp97.200
e. Upah Per Bulan Dinna Erika Rp25.000.000
Penghasilan Setahun Rp300.000.000
Penghitungan Pajak Terhutang :
Gaji Setahun Rp300.000.000
PTKP :
WP Rp(15.840.000)
PKP Rp284.160.000
PPh Pasal 21 Terhutang :
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp200.000.000 = Rp30.000.000
25% x Rp34.160.000 = Rp41.040.000
PPh 21 / Bulan Rp3.420.000
f. Penghasilan Netto Rp30.000.000
Tarif Pajak 5%
Penghasilan Bruto Rp30.000.000
Penghasilan Brutto Rp31.578.947
PPh 21 = Rp31.578.947 – Rp30.000.000 = Rp1.578.947
g. Penghasilan Brutto Rp1.000.000
PPh Pasal 21 Terutang :
5% x Rp1.000.000 = Rp50.000
PPh Pasal 21 Terutang Seluruh Peserta Kegiatan = Rp50.000 x 100 = Rp5.000.000

• Soal 4 (2011)
Jawab :
No Jenis PPh Dipotong / Pihak Final / Besarnya
Dipungut pemotong / Dapat pajak yang
Pemungut dikreditkan dipotong
1. Bukan - - - -
PPh
2. PPh 21 Dipotong PT. MPI Dapat Rp375.000
dikreditkan
3. Pasal 4 - - - -
ayat (3) :
bukan
objek
pajak
4. Bukan - - - -
PPh
5. PPh 23 Dipotong CV. Selera Dapat Rp4.500.000
Dikreditkan
Dapat (15% x
Dikreditkan Rp30.000.000)
6. PPh pasal Dipotong Bank Artha Final Rp22.500.000
4 ayat (2) Benda
7. Tidak
dihitung
8. PPh 22 Dipungut Bendaharawan Dapat Rp225.000
Negara dikreditkan
9. PPh 26 Dipotong PT. MPI Final Rp8.720.000
10. PPh 23 Dipotong PT. MPI Dapat Rp700.000
Dikreditkan
11. PPh 23 Dipotong PT. MPI Dapat Rp30.000.000
Dikreditkan
12. PPh pasal - - - -
4 ayat (3)
: bukan
objek
pajak

• Soal 1 (2012)
a. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan penghasilan menurut UU Pajak
Penghasilan! Dan berikan contohnya!
Jawab : Definisi penghasilan menurut UU PPh adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang
berasal dari indonesia maupun dari luar indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apapun adalah objek pajak.

b. Jelaskan perbedaan pajak final dan pajak tidak final dan contoh aplikasinya kedua
pajak tersebut dalam penyelesaian kewajiban pajak. Buatlah ilustrasi sederhana
yang membedakan keduanya!
Jawab : Pada PPh Final, penghasilan tidak digabungkan dengan penghasilan lain
yang dikenai tarif umum dalam SPT tahunan PPh Badan. Sedangkan, pada PPh
tidak final penghasilan di gabungkan dengan penghasilan lain yang dikenai tarif
umum. Contoh ilustrasi sederhana pak eko memiliki sebuah rumah yang
disewakan untuk indekos. Per bulannya, pak eko mendapatkan penghasilan senilai
Rp3.000.000 dari sewa tersebut. Saat menerima uang, pak eko langsung memotong
penghasilannya sebesar 0,5% dan menyetorkannya melalui online pajak.

c. Sebuah entitas memiliki penghasilan sebesar 1.500juta, 40% dari penghasilan


tersebut bukan merupakan obyek pajak. Biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan, memelihara dan menagih penghasilan sebesar 900juta dikeluarkan
untuk memperoleh penghasilan tersebut. Bagaimana perhitungan pajak untuk
entitas tersebut?
Jawab : Penghasilan entitas merupakan objek pajak + Rp1.500.000 x 40% =
Rp600.000
penghasilan – beban yang boleh dikurangkan =
penghitungan kena pajak Rp1.500.000 - Rp900.000 = Rp600.000

d. Jelaskan hubungan antara pajak dengan demokrasi! Berdasarkan penjelasan


tersebut menurut Anda apa upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan kepatuhan wajib pajak?
Jawab : Menurut saya pajak yaitu tanda terima kasih atau imbalan dari seorang
wajib pajak dan diberikan kepada pemerintah karena telah memenuhi keinginan
masyarakat.

• Soal 2 (2012)
Jawab : Gaji :
Gaji Pokok Rp12.000.000
Tunjangan Asuransi :
Dibayar Perusahaan Dibayar Pegawai
Jaminan Kecelakaan Kerja 0.5% Rp60.000
Jaminan Kematian 0.3% Rp36.000
Jaminan Hari Tua (JHT) 3,7% Rp444.000 2% Rp240.000
Pensiun Rp100.000 Rp200.000
Total Tunjangan Rp640.000 Rp440.000

• Soal 4 (2012)
Jawab : 1. PPh 21 Yang Dipotong Oleh Universitas Atas Penghasilan Sebagai
Dosen :
Gaji Pokok / Bulan Rp4.000.000
Gaji Per Tahun Rp48.000.000
Honor Kelebihan SKS Rp15.000.000
Honor Menguji Dan Membimbing Rp4.000.000
Total Gaji Bruto Rp67.000.000
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% Dari Gaji Bruto) Rp(3.350.000)
Penghasilan Netto Rp63.650.000
PTKP:
WP Rp(15.840.000)
Kawin Rp(1.320.000)
Tanggung (Max 3) Rp(3.960.000)
Total PTKP Rp(21.120.000)
PKP Rp42.530.000
PPh 21
5% Rp2.126.500
2. Penghasilan yang dikenakan pajak final:
Pendapatan bunga deposito Bruto Rp7.250.000
Pajak (20%) Rp1.450.000
Pendapatan sewa rumah Bruto Rp50.000.000
Pajak (10%) Rp5.000.000
Penghasilan dari bursa efek Bruto 0
Pajak (0.01%) Rp600.000
Dividen Orang Pribadi Bruto Rp40.000.000
Pajak (10%) Rp4.000.000
3. Penghasilan Menurut Rp173.000.000
Perusahaan 0
Koreksi Fiskal :
a. 1. Koreksi (+) Rp48.000.000
2.Koreksi (+) Rp1.000.000
3.koreksi (+) Rp8.000.000 Natura
4. Koreksi (+) Rp5.000.000
5. Koreksi (+) Rp8.000.000
6. Koreksi (+) Rp12.000.000
7.Tidak Ada Koreksi –
8. Tidak Ada Koreksi –
9. Koreksi (+) Rp11.000.000
Asumsi
Pemakaian
b. Koreksi (+) Rp25.000.000 50% Perusahaan
c. Koreksi (+) Rp8.000.000
d. Koreksi (+) Rp5.000.000
e. Koreksi (+) Rp24.500.000
f. Koreksi (+) Rp15.000.000
g. Koreksi (+) Rp30.000.000
Rp200.500.000
Totak Koreksi Fiskal 0
Rp373.500.000
Laba Menurut Fiskal 0
4. Perhitungan Jumlah Pajak Tentang Tahunan :
Laba Menurut Fiskal Rp373.500.000
Penghasilan Netto Lainnya :
Honor Dosen Rp63.650.000
Komite Audit Rp144.000.000
Pendapatan Dari Production House Anak Rp20.000.000
Dividen Dari Luar Negeri Rp100.000.000
Jasa Konsultasi Rp30.000.000 Rp357.650.000
Total Penghasilan Netto Rp731.150.000
PTKP :
WP Rp(15.840.000)
Kawin Rp(1.320.000)
Tanggungan (Max 3) Rp(3.960.000)
Total PTKP Rp(21.120.000)
PKP Rp710.030.000
5% Rp2.500.000
15% Rp30.000.000
25% Rp62.500.000
30% Rp63.009.000 Rp158.009.000
5. Jumlah pajak Kurang/ Lebih Bayar :
PPh Terutang Rp158.009.000
Kredit Pajak :
PPh 21 Untuk Gaji Dosen Rp2.126.500
PPh 21 Untuk Komite Audit Rp16.600.000
PPh 21 Untuk Penghasilan Anak Rp1.000.000
PPh 22 Rp15.000.000
PPh 23 Rp600.000
PPh 24 Rp15.000.000
PPh 25 Rp48.000.000 Rp98.326.500
PPh Kurang Bayar Rp59.682.500
6. Angsuran PPh 25 :
PKP Rp710.030.000
Penghasilan Tidak Teratur :
Pendapatan Dari Komite Audit Rp144.000.000
Pendapatan Anak Rp20.000.000
Penjualan Kepada Pemerintah (Margin 40%) Rp200.000.000 Rp364.000.000
Penghasilan Teratur Rp346.030.000
PPh Terutang :
5% Rp2.500.000
15% Rp30.000.000
25% Rp24.007.500 Rp56.507.500
Kredit Pajak:
PPh 21 Untuk Gaji Dosen Rp2.126.500
PPh 22 ( Sisa Penjualan 50%) Rp7.500.000
PPh 23 Rp600.000
PPh 24 Rp15.000.000 Rp25.226.500
Angsuran PPh 25 Per Tahun Rp31.281.000
Angsuran PPh 25 Per Bulan Rp2.606.750
Bagian B :
Dalam Pasal 39 ayat 1 UU KUP, orang yang dengan sengaja menyampaikan
SPT dengan tidak benar dikenakan ketentuan pidana usulan : masukan arie tidak
tepat, karena melanggar hukum.

• Soal 1 (2013)
a. Jelaskan bagaimana penerapan definisi “dari Indonesia dan dari luar Indonsia”
dalam regulasi pajak di Indonesia. Saat ini KPK mengeluarkan daftar kekayaan
pejabat publik, bagaimana informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh DJP dalam
meningkatkan jumlah pajak sesuai dengan definisi di atas!
Jawab : Penghasilan yang didapat oleh wajib pajak baik dari dalam maupun luar
negeri dikenakan pajak. Penghasilan yang berasal dari dalam negeri dikenakan
aturan PPh 21, 22, 23 sedangkan penghasilan yang berasal dari luar negeri
dikenakan aturan PPh 24.
b. Jelaskan bagaimana asuransi dari sudut pandang individu, perusahaan yang
membayar asuransi untuk kepentingan perusahaan, perusahaan yang membayarkan
asuransi untuk karyawan dan perusahaan asuransi!
Jawab : Dari sisi orang pribadi premi asuransi yang dibayar sendiri tidak ada
kaitannya dengan konsep PPh karena bukan merupakan pendapatan atau beban
pengurang gaji. Klaim asuransi yang diterima oleh orang pribadi di kecualikan dari
objek pajak.
c. Jelaskan azas dalam perpajakan menurut Adam Smith dan aplikasinya dalam
regulasi & sistem pajak di Indonesia? Bagaimana meningkatkan tingkat kepatuhan
membayar pajak dengan berdasarkan azas pajak tersebut!
Jawab : Equality : pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata yaitu pajak yang
dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan
membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang diterima.
• Certainty : Penetapan pajak tidak ditentukan sewenang-wenang.
• Convenience: Kapan wajib pajak harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan
saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak.
• Economy : secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan
kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula
beban yang ditanggung wajib pajak.
Cara meningkatkan kepatuhan dengan berdasarkan azas :
• Equality : pajak dikenakan sesuai dengan kemampuan bayar wajib pajak.
• Certainty : peraturan dibuat sejelas mungkin sehingga mudah dimengerti dan
diberi kejelasan pengalokasian dari pendapatan pajak.
• Convenience : pajak dikenakan saat wajib pajak mendapat penghasilan.
• Economy : mengadakan fasilitas mobil pajak keliling terutama di daerah-daerah
yang jarang KPP-nya (Kantor Pelayanan Pajak) untuk mempermudah pengurusan
dan pelaporan pajak.
d. Jelaskan perbedaan secara konseptual cara penentuan jumlah pajak terutang untuk
perusahaan perseroan, perusahaan perorangan, perusahaan firma dan perusahaan
yang memperoleh ijin melakukan pencatatan!
Jawab : Perusahaan perseroan : 25% x Penghasilan kena pajak (Status
perpajakannya berdiri sendiri sebagai WP badan).
• Perusahaan perseorangan : Tarif pajak progresif (pasal 17) Penghasilan Kena
Pajak x Tarif Pajak (Status perpajakannya menginduk pemilik).
• Perusahaan firma : 25% x Penghasilan Kena Pajak (Status perpajakannya berdiri
sendiri sebagai WP Badan).
• Perusahaan yang memperoleh izin melakukan pencatatan : Dikenakan tarif norma,
dengan dasar Pengenaan Pajak (DPP) = Peredaran Bruto x TarifNnorma
(penghasilan netto) lalu dikalikan dengan tarif pajak. (Status perpajakannya
menginduk pemilik).

• Soal 2 (2013)
Jawab : 1. Pak Karya :
Asumsi tanpa tantiem, kerja satu tahun penuh :
Gaji/bulan Rp40.000.000
Gaji/tahun Rp480.000.000
Pajak PPh 21 :
5% x Rp50.000.000 Rp2.500.000
15% x Rp200.000.000 Rp30.000.000
25% x Rp230.000.000 Rp57.500.000
Pajak/tahun Rp90.000.000
Pajak/bulan Rp7.500.000
Asumsi dengan tantiem kerja sampai bulan Maret :
Gaji/bulan Rp40.000.000
Gaji/tahun (Januari s.d Maret) Rp120.000.000
Tantiem Rp100.000.000
Penghasilan bruto Rp220.000.000
Pajak PPh 21 terutang sampai dengan Maret :
5% x Rp50.000.000 Rp2.500.000
15% x 170.000.000 Rp25.500.000
PPh 21 terutang untuk masa kerja Januari s.d Maret termasuk tantiem :
Rp28.000.000

PPh 21 yang telah dipotong s.d Februari (2x7.500.000) tanpa tantiem :


Rp15.000.000

PPh 21 terutang untuk penghasilan 3 bulan dan tantiem Rp13.000.000


Total pajak yang dipotong saat membayar gaji Pak Karya adalah Rp13.000.000
2. Kirana :
Gaji/bulan Rp8.000.000
Iuran JKM dibayar perusahaan Rp40.000
Iuran JKK dibayar perusahaan Rp24.000
Penghasilan bruto Rp8.064.000
Pengurang :
Iuran JHT dibayar sendiri Rp(160.000)
Iuran pensiun dibayar sendiri Rp(300.000)
Biaya jabatan Rp(403.200)
Penghasilan netto/bulan Rp7.200.800
Penghasilan netto 10 bulan Rp72.008.000
PTKP Orang Pribadi Rp(24.300.000)
PKP Rp47.708.000
Pajak PPh 21 :
5% x Rp47.708.000 Rp2.385.400
Pajak/bulan Rp238.540
Pajak PPh 21 yang dipotong saat membayar gaji Kirana adalah Rp238.540
Jurnal Perusahaan saat membayar kirana :
Beban gaji Rp8.000.00
Beban tunjangan JKK Rp40.000
Beban tunjangan JKM Rp24.000
Beban tunjangan JHT Rp296.000
Beban tunjangan Iuran Pensiun Rp200.000
Utang PPh 21 Rp238.540
Utang JKK Rp40.000
Utang JKM Rp24.000
Utang Iuran pensiun Rp500.000
Utang Iuran premi JHT Rp456.000
Kas Rp7.301.460

Utang PPh 21 Rp238.540


Kas Rp238.540
Utang pensiun Rp500.000
Utang JHT Rp456.000
Utang JKK Rp40.000
Utang JKM Rp24.000
Kas Rp1.020.000
3. Pak Gilang :
Hanya menghitung gaji pada minggu ke-4 :
Gaji/minggu Rp800.000
Lembur Rp150.000
Penghasilan bruto Rp950.000
Biaya jabatan Rp(47.500)
Penghasilan netto/minggu Rp902.500
Penghasilan netto/bulan Rp3.610.000
Penghasilan netto/tahun Rp43.320.000
PTKP Orang pribadi Rp(24.300.000)
Menikah Rp(2.025.000)
Tanggungan :
3 Anak Rp(6.075.000)
PKP Rp10.920.000
Pajak PPh 21 :
5% x 10.920.000 Rp546.000
Pajak/minggu Rp11.375
Pajak PPh 21 yang dipotong pada saat membayar Pak Gilang adalah Rp11.375
4. Sally :
Honor Rp96.000.000
Pajak PPh 26 20% x 96.000.000 Rp19.200.000
Pajak PPh 26 yang dipotong saat membayar gaji Sally adalah Rp19.200.000
Jurnal :
Beban jasa konsultasi Rp96.000.000
Utang PPh 26 Rp19.200.000
Kas Rp76.800.000
5. Pak nurdin :
Gaji Jumat minggu ke-1 (5 hari) :
Gaji Rp1.250.000
Batas harian Rp(1.000.000)
Penghasilan netto Rp250.000
Pajak PPh 21 :
5% x 250.000 Rp12.500
Gaji Jumat minggu ke-2 (10 hari) :
Gaji sampai dengan hari ke-10 Rp2.500.000
PTKP :
Orang pribadi (10/360 x 24.300.000) (Rp675.000)
Menikah (10/360 x 2.025.000) (Rp56.250)
Tanggungan (10/360 x 2.025.000) (Rp56.250)
PKP Rp1.712.500
PPh 21 :
5% x 1.712.500 Rp85.625
Pajak sampai dengan minggu ke-2 Rp85.625
Pajak minggu ke-1 Rp12.500
Pajak minggu ke-2 Rp73.125
Pajak yang dipotong saat membayar gaji Pak Nurdin yang diterima pada minggu
ke-2 adalah Rp73.125

• Soal 3 (2013)
Jawab : 1. Pengadaan barang cetakan pasal 22, bukan final, di pungut oleh bendahara
pemerintah (Pemkot Depok), sejumlah Rp 1.018.425 dengan perhitungan PPh 1,5% x
Rp67.895.000
2. Menyewa 5 ruang kantor, pasal 4 ayat (2), final di potong oleh PT Terbit Sempurna
sejumlah Rp83.520.000 dengan perhitungan PPh 10% x Rp835.200.000 Menyewa 5
mobil, pasal 23, bukan final, di potong oleh PT Terbit Sempurna sejumlah Rp8.352.000
dengan perhitungan 2% x Rp417.600.000
3. Jasa perantara dikenai PPh 23 namun karena pengguna jasa adalah SPLN Jadi
tidak di potong PPh 23
4. Impor infrastruktur, PPh 22 bukan final, di pungut oleh Bea cukai Rp91.070.744
dengan perhitungan CIF = Rp265.125 x Rp9.400 = Rp2.492.275.000
Bea masuk = 25% x Rp2.492.275.000 = Rp623.043.750
Bea masuk tambahan = Rp527.611.000
Nilai impor = Rp3.642.829.750
PPh 22 = 2,5% x nilai impor
5. Membayar biaya rancang bangun, pasal 21 bukan final dipotong oleh PT Terbit
Sempurna sejumlah Rp35.125.000 dengan perhitungan :
50% x Rp521.000.000 = Rp260.500.000
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp200.000.000= Rp30.000.000
25% x Rp10.500.000 = Rp2.625.000
6. Menjual mobil dinas direksi, bukan objek pajak PPh 23
7. Membayar bunga kepada bank XYZS, bukan objek pajak PPh 23
8. Membayar royalty kepada bapak eko, PPh 23 bukan final di potong oleh PT
Terbit Sempurna sejumlah Rp30.000.000 dengan perhitungan 15% x
Rp200.000.000
9. Hadiah lomba marathon juara 1, PPh 21, bukan final di potong oleh PT Terbit
Sempurna Rp7.000.000 dengan perhitungan hadiah juara 1 =Rp80.000.000
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
15% x Rp30.000.000 = Rp4.500.000
Hadiah lomba marathon juara 2, PPh 21 bukan final di potong oleh PT Terbit
Sempurna sejumlah Rp2.500.000 hadiah juara 2 = Rp50.000.000
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000
Hadiah lomba marathon juara 3, PPh 21 bukan final dipotong oleh PT Terbit
Sempurna sejumlah Rp1.500.000 dengan perhitungan Hadiah juara 3 =
Rp30.000.000
5% X Rp30.000.000 = Rp1.500.000
10. Menerima dividen dari PT Deru Campur Debu , PPh 23 bukan final di potong
oleh PT Deru Campur Debu sejumlah Rp147.352.941 dengan perhitungan
Gross Dividen = 100/85 x Rp835.000.000 = Rp982.352.941
PPh 23 : 15% x Rp982.352.941

Jurnal : Transaksi no 1 :
PT Terbit Sempurna ( penjual ) :
Kas Rp67.895.000
Piutang usaha Rp610.037.575
PPh 22 dibayar dimuka Rp1.018.425
Penjualan Rp52.000.000
Unearned revenue Rp626.951.000
Transaksi no 2 :
PT Terbit Sempurna (pembeli) :
Prepaid rent-office Rp835.200.000
Utang PPh final Rp835.200.000
Kas Rp751.680.000
Prepaid rent-vehicle Rp417.600.000
Utang PPh 23 Rp8.352.000
Kas Rp409.248.000

• Soal 4 (2013)
Jawab : 1. Laba sebelum pajak Rp695.000.000
Koreksi Fiskal (positif) :
Air, telepon, listrik Rp15.000.000
Handphone Rp5.000.000
Beban Gaji Rp10.000.000
Kendaraan Rp9.000.000
Konsumsi Rp35.000.000
PBB rumah Rp1.000.000
Biaya sekolah putra/putri Rp30.000.000
Sumbangan sosial Rp5.000.000
Sumbangan agama Rp10.000.000 Rp120.000.000
Laba menurut Fiskal Rp815.000.000
2. PPh Ibu Wati :
Gaji/bulan Rp7.000.000
Gaji/tahun Rp84.000.000
Biaya Jabatan Rp(4.200.000)
Penghasilan netto Rp79.800.000
PTKP Wajib pajak Rp(24.300.000)
PKP Rp55.500.000
PPh 21:
5% Rp50.000.000 Rp2.500.000
15% Rp5.500.000 Rp825.000
PPh terutang Rp3.325.000
PPh 21 Pak Amir Komite Audit :
Gaji pokok Rp180.000.000
Biaya jabatan Rp(6.000.000)
Penghasilan netto Rp174.000.000
PTKP :
Orang pribadi Rp(24.300.000)
Menikah Rp(2.025.000)
Tanggungan Rp(6.075.000)
PKP Rp141.600.000
PPh 21 :
5% Rp50.000.000 Rp2.500.000
15% Rp91.600.000 Rp13.740.000
PPh terutang Rp16.240.000
3. PPh 21 :
Honor dosen Rp1.000.000
Komite Audit Rp16.240.000
Honor seminar (50% x50.000.000 x 5%) Rp1.250.000
Gaji Dosen Ibu Wati Rp3.325.000
Honor training Rp250.000
PPh 22 Rp3.000.000
PPh 23 Royalti Rp3.000.000
PPh 23 Rp30.000.000
Pajak yang dibayar di Luar Negeri Honor seminar Rp40.000.000
Pajak yang dipotong pihak lain Rp98.065.000
Pajak Final :
Deviden yang diterima Pak Amir Rp19.000.000
Keuntungan penjualan tanah dan bangunan Rp30.000.000
pendapatan sewa ruko Rp9.000.000
Bunga deposito Rp10.000.000
Capital gain (atas yang direalisasi) Rp50.050
4. Penghasilan Konsultan pajak Rp815.000.000
Penghasilan lain :
Honor dosen Rp20.000.000
Komite audit Rp180.000.000
Honor seminar di LN Rp100.000.000
Honor seminar Rp50.000.000
Gaji dosen ibu wati Rp84.000.000
Honor training pajak Rp10.000.000
Royalti Rp20.000.000 Rp464.000.000
Penghasilan Neto Fiskal Rp1.279.000.000
PTKP (K/1/3) :
Orang pribadi Rp(24.300.000)
Istri Rp(24.300.000)
Menikah Rp(2.025.000)

Tanggungan 3 Rp(6.075.000) Rp(56.700.000)

PKP :

Pajak terutang Rp1.222.300.000

5. PPh 21 :
Honor dosen Rp1.000.000
Komite audit Rp16.240.000
Honor seminar Rp1.250.000
Gaji Dosen ibu Wati Rp3.325.000
Honor training Rp250.000
PPh 22 Rp3.000.000
PPh 23 Royalti Rp3.000.000
PPh 23 Rp30.000.000
Honor seminar :
PPh 24 LN Rp25.500.286
PPh 25 Rp1.500.000
Total kredit pajak Rp233.565.286
Perhitungan PPh 24 :
Penghasilan dari LN Rp100.000.000
Pajak di LN Rp40.000.000
PKP Rp1.222.300.000
Pajak terutang Rp311.690.000
Batas kredit pajak LN Rp100.000.000 x Rp311.690.000 = Rp25.500.286
Rp1.222.300.000
6. Penghasilan tidak teratur :
Komite audit (2014 tidak lagi Menjadi komite audit)
Rp(180.000.000)
Pembicara luar negeri Rp(100.000.000) Rp(280.000.000)
Penghasilan netto fiskal :
Sebelumnya Rp1.279.000.000
Penghasilan teratur Rp999.000.000
PTKP (K/1/3) :
Orang pribadi Rp(24.300.000)
Istri Rp(24.300.000)
Menikah Rp(2.025.000)
Tanggungan 3 Rp(6.075.000) Rp(56.700.000)
PKP Rp942.300.000
PPh 21 terutang :
5% Rp50.000.000 Rp2.500.000
15% Rp200.000.000 Rp30.000.000

25% Rp250.000.000 Rp62.500.000

30% Rp442.300.000 Rp132.690.000

Pajak terutang Rp227.690.000

PPh kredit PPh 21 :

Honor dosen Rp1.000.000

Honor seminar Rp1.250.000

Gaji dosen ibu wati Rp3.325.000

PPh 22 Rp250.000

PPh 23 Royalti Rp3.000.000

PPh 23 Rp3.000.000

Rp30.000.000 Rp(41.825.000)

PPh 25 tahun 2014 Rp185.865.000

Angsuran PPh 25 Rp15.488.750

Anda mungkin juga menyukai