Anda di halaman 1dari 31

Overview Pajak Penghasilan

19 September 2023

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Hadits
Pertama
MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN
PKP WP-LN

WP-DN WP-LN lainnya

WP-LN melalui BUT

Perhitungan Tertentu
Peredaran Bruto, Norma Perhitungan
Penghasilan Neto dan Penghitungan Khusus
Cara Biasa
Penghasilan Bruto – Deductible
Expense
Tarif Pajak
Tarif Umum
1. Tarif PPh untuk WP-OP Dalam Negeri

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp50.000.000 (lima puluh juta) 5% (lima persen)

Diatas Rp50.000.000 (lima puluh juta) sampai dengan 15% (lima belas persen)
Rp250.000.000 (dua ratus lima puluh juta)
Diatas Rp250.000.000 (dua ratus lima puluh juta) sampai 25% (dua puluh lima persen)
dengan Rp500.000.000 (lima ratus juta)
Diatas Rp500.000.000 (lima ratus juta) 30% (tiga puluh lima persen)
Tarif Pajak
Tarif Umum
1. Tarif PPh untuk WP-OP Dalam Negeri Contoh

PKP
Rp45.000.000
1 PKP
2 3 4
Rp.200.000.000
PKP
5% x Rp45.000.000 = Rp.2.250.000 Rp500.000.000 PKP
Rp600.000.000
5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp150.000.000 = Rp22.500.000
Rp25.000.000
5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp200.000.000 = Rp30.000.000 5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000
25% x Rp250.000.000 = Rp62.500.000 15% x Rp200.000.000 = Rp 30.000.000
Rp95.000.000 25% x Rp250.000.000 = Rp 62.500.000
30% x Rp100.000.000 = Rp 30.000.000
Rp125.000.000
Tarif Pajak
Tarif Umum
1. Tarif PPh untuk WP-OP Dalam Negeri

Pajak terutang bagi WP-OP dalam negeri dalam bagian tahun

PKP
Rp25.650.990
1 PKP
Rp225.990.499
2 pajak, dihitung sebanyak jumlah hari dalam bagian tahun pajak
tersebut dibagi 360 (tiga ratus enam puluh) dikalikan dengan
pajak yang terutang untuk 1 (satu) tahun pajak. Tiap bulan
yang penuh dihitung 30 (tiga puluh) hari.

PKP setahun Rp.584.160.000 ,hitung pajak untuk 3 bulan!


Rp25.650.000 Rp225.990.000 5% x Rp50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp200.000.000 Rp 30.000.000
25% x Rp250.000.000 Rp 62.500.000
30% x Rp84.160.000 Rp 25.248.000
Rp120.248.000

PPh terutang dalam bagian tahun pajak (3 bulan) :


{(3 x 30) /360} x Rp120.248.000 = Rp30.062.000
Tarif Pajak
Tarif Umum
2. Tarif PPh untuk WP-Badan Dalam Negeri dan BUT, dibedakan menjadi 3 yaitu.

01 Tarif 12,5% (dua belas koma lima persen)


Bagi WP-Badan dengan peredaran bruto tidak melebihi jumlah Rp4.800.000.000. Seluruh PKP
dikalikan dengan tarif 12,5%.

02 Tarif 12,5% untuk sebagian PKP dan 25% untuk sebagian PKP
Bagi WP-Badan dengan peredaran bruto lebih dari Rp4.800.000.000 dan tidak melebihi
Rp50.000.000.000.

03 Tarif 25% (dua puluh lima persen)


Bagi WP Badan dengan peredaran bruto melebihi jumlah Rp50.000.000.000
Tarif Pajak
Tarif Umum
2. Tarif PPh untuk WP-Badan Dalam Negeri dan BUT, dibedakan menjadi 3 yaitu.

01 Tarif 12,5% (dua belas koma lima persen)


Bagi WP-Badan dengan peredaran bruto tidak melibihi jumlah Contoh
Rp4.800.000.000. Seluruh PKP dikalikan dengan tarif 12,5%.

PT X selama tahun pajak 2017 mempunyai peredaran bruto


sebesar Rp4.500.000.000 dengan rincian : (1) penghasilan yang
dikenakan PPh bersifat final Rp1.500.000.000 (biaya untuk
memperolehnya Rp450.000.000), (2) bukan objek pajak
Rp500.000.000 (biaya untuk memperolehnya Rp200.000.000) dan
(3) dikenai PPh tidak final Rp2.500.000.000 (biaya untuk
memperolehnya Rp1.350.000.000).
Penghasilan dari luar usaha: (1) yang dikenai PPh bersifat final Rp.
50.000.000 (biaya untuk memperolehnya Rp.25.000.000) dan yang
tidak dikenai PPh bersifat final Rp.100.000.000 (biaya untuk
memperolehnya Rp.50.000.000).
Kerugian yang masih bisa dikompensasikan sebesar
Rp700.000.000.
Hitunglah PPh yang dikenakan atas PT. X
g. Koreksi fiskal
- Peredaran bruto
dikenai PPh bersifat final (Rp1.500.000.000)

Tarif Pajak
- Peredaran bruto
bukan objek pajak (Rp 500.000.000)
- Biaya untuk mendapatkan,menagih
a. Peredaran bruto dari penghasilan yang dan memelihara penghasilan
- Dikenai PPh bersifat final Rp1.500.000.000 yang dikenai PPh bersifat final. Rp 450.000.000
- Bukan objek pajak Rp 500.000.000 - Biaya untuk mendapatkan,menagih
- Dikenai PPh tidak final Rp2.500.000.000 dan memelihara penghasilan
Jumlah Rp4.500.000.000 yang bukan objek pajak Rp 200.000.000
b. Biaya untuk mendapatkan, menagih dan - Peredaran dari luarusaha yang
memelihara penghasilan usaha yang : dikenai PPh bersifat final. (Rp 50.000.000)
- Dikenai PPh bersifat final (Rp 450.000.000) - Biaya untuk mendapatkan,menagih
- Bukan objek pajak (Rp 200.000.000) dan memelihara penghasilan dari
- Dikenai PPh tidak final (Rp1.350.000.000) luar usaha yang dikenai PPh
Jumlah (Rp2.000.000.000) bersifat final. Rp 25.000.000
c. Laba usaha (penghasilan usaha neto) Rp.2.500.000.000 Jumlah (Rp.1.375.000.000)
d. Penghasilan dari luar usaha yang : h. Jumlah seluruh penghasilan neto setelah koreksi fiskal Rp. 1.200.000.000
- Dikenai PPh bersifat final Rp 50.000.000 i. Kompensasi kerugian (Rp. 700.000.000)
- Dikenai PPh tidak final Rp100.000.000 j. Penghasilan Kena Pajak Rp. 500.000.000
e. Biaya untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan usaha yang : PPh terutang :
- Dikenai PPh bersifat final (Rp25.000.000) 50% x 25% x Rp500.000.000 = Rp62.500.000
- Dikenai PPh tidak final (Rp50.000.000)
Penghasilan neto dari luar usaha Rp 75.000.000
f. Jumlah seluruh penghasilan neto Rp.2.575.000.000
Tarif Pajak
Tarif Umum
2. Tarif PPh untuk WP-Badan Dalam Negeri dan BUT, dibedakan menjadi 3 yaitu.

02 Tarif 12,5% untuk sebagian PKP dan 25% untuk sebagian PKP
Bagi WP-Badan dengan peredaran bruto lebih dari Rp4.800.000.000 dan Contoh
tidak melebihi Rp50.000.000.000.

PT Y selama tahun pajak 2017 mempunyai peredaran bruto


sebesar Rp30.000.000.000 dengan rincian : (1) penghasilan yang
dikenakan PPh bersifat final Rp7.000.000.000 (biaya untuk
memperolehnya Rp4.000.000.000), (2) bukan objek pajak
Rp3.000.000.000 (biaya untuk memperolehnya Rp2.000.000.000)
dan (3) dikenai PPh tidak final Rp20.000.000.000 (biaya untuk
memperolehnya Rp18.000.000.000).
Penghasilan dari luar usaha: (1) yang dikenai PPh bersifat final Rp.
50.000.000 (biaya untuk memperolehnya Rp.25.000.000) dan yang
tidak dikenai PPh bersifat final Rp.2.500.000.000 (biaya untuk
memperolehnya Rp.1.000.000.000).
Kerugian yang masih bisa dikompensasikan sebesar Rp.
500.000.000.
Hitunglah PPh yang dikenakan atas PT. Y
Tarif Pajak g. Koreksi fiskal
- Peredaran bruto
a. Peredaran bruto dari penghasilan yang dikenai PPh bersifat final (Rp7.000.000.000)
- Dikenai PPh bersifat final Rp 7.000.000.000 - Peredaran bruto
- Bukan objek pajak Rp 3.000.000.000 bukan objek pajak (Rp3.000.000.000)
- Dikenai PPh tidak final Rp20.000.000.000 - Biaya untuk mendapatkan,menagih
Jumlah Rp30.000.000.000 dan memelihara penghasilan
b. Biaya untuk mendapatkan, menagih dan yang dikenai PPh bersifat final. Rp4.000.000.000
memelihara penghasilan usaha yang : - Biaya untuk mendapatkan,menagih
- Dikenai PPh bersifat final (Rp 4.000.000.000) dan memelihara penghasilan
- Bukan objek pajak (Rp 2.000.000.000) yang bukan objek pajak Rp2.000.000.000
- Dikenai PPh tidak final (Rp18.000.000.000) - Peredaran dari luarusaha yang
Jumlah (Rp24.000.000.000) dikenai PPh bersifat final. (Rp 50.000.000)
c. Laba usaha (penghasilan usaha neto) Rp. 6.000.000.000 - Biaya untuk mendapatkan,menagih
d. Penghasilan dari luar usaha yang : dan memelihara penghasilan dari
- Dikenai PPh bersifat final Rp 50.000.000 luar usaha yang dikenai PPh
- Dikenai PPh tidak final Rp2.500.000.000 bersifat final. Rp 25.000.000
e. Biaya untuk mendapatkan, menagih dan Jumlah (Rp.4.025.000.000)
memelihara penghasilan usaha yang : h. Jumlah seluruh penghasilan neto setelah koreksi fiskal Rp.3.500.000.000
- Dikenai PPh bersifat final (Rp 25.000.000) i. Kompensasi kerugian (Rp. 500.000.000)
- Dikenai PPh tidak final (Rp1.000.000.000) j. Penghasilan Kena Pajak Rp. 3.000.000.000
Penghasilan neto dari luar usaha Rp.1.525.000.000 PPh terutang :
f. Jumlah seluruh penghasilan neto Rp.7.525.000.000 - PKP yang dikenakan tarif 12,5% → (4,8M/30M) x Rp3.000.000.000 =
- (50% x 25%) x Rp480.000.000 = Rp 60.000.000 Rp480.000.000
- 25% x Rp2.520.000.000 = Rp630.000.000 - PKP yang dikenakan tarif 25% → Rp3.000.000.000-Rp480.000.000 =
PPh terutang Rp690.000.000 Rp2.520.000.000
Tarif Pajak
Tarif Umum
2. Tarif PPh untuk WP-Badan Dalam Negeri dan BUT, dibedakan menjadi 3 yaitu.

03 Tarif 25% (dua puluh lima persen)


Bagi WP Badan dengan peredaran bruto melebihi jumlah Contoh
Rp50.000.000.000

PT Y selama tahun pajak 2017 sebesar Rp60.00.000.000 dengan


rincian : (1) penghasilan yang dikenakan PPh bersifat final
Rp30.000.000.000, (2) bukan objek pajak Rp10.000.000.000 (dan (3)
dikenai PPh tidak final Rp20.000.000.000. PKP Rp. 2.000.000.000.
Hitunglah PPh yang dikenakan atas PT. Y
a. Peredaran bruto dari penghasilan yang
- Dikenai PPh bersifat final Rp30.000.000.000
- Bukan objek pajak Rp10.000.000.000
- Dikenai PPh tidak final Rp20.000.000.000
Jumlah peredaran bruto Rp60.000.000.000
PKP Rp 2.000.000.000

PPh terutang :
25% x Rp2.000.000.000 = Rp500.000.000
Tarif Pajak
Tarif Khusus
- Tarif 1% dari peredaran bruto usaha bagi WP OP dan Wp Badan kecuali BUT yang memiliki penghasilan dari
peredaran bruto usaha tertentu (dibawah 4,8 M) dalam PP No. 46 Tahun 2013 bersifat final. Direvisi menjadi
0,5% berdasarkan PP No. 23 Tahun 2018.
- Tarif khusus berlaku bagi usaha bidang tertentu seperti jasa konstruksi, jasa penerbangan dan pelayaran.
Penghasilan Kena Pajak (PKP)

PKP = penghasilan bruto – biaya untuk mendapatkan,


menagih dan memelihara
penghasilan

Kecuali penghasilan yang


dikenakan PPh final dan penghasila
n yang dikecualikan dari objek pajak Termasuk : deductible expense,
kompensasi kerugian dan PTKP
Dikecualikan : non deductible expense dan
biaya untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan yang dikenakan
PPh final dan bukan objek pajak
Penghasilan Kena Pajak (PKP)

2 4

1 3 5
WP OP WP Badan DN
mengunakan menyelenggarakan
Norma pembukuan
Penghitungan
WP OP dan WP OP WP BUT
badan yang menyelenggarakan
memiliki pembukuan
peredaran
usaha
tertentu
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
1. Tarif yang dikenakan adalah 0,5%
2. PKP yang dimaksud adalah peredaran bruto sebulan
3. PPh terutang dihitung dari tarif dikenakan PKP.
1 PPh terutang = Tarif x PKP
= 0,5% x Peredaran Bruto Sebulan

Penghitungan tersebut diperuntukkan bagi WP dengan syarat sbb.:


WP OP dan 1. WP dalam negeri OP dan Badan selain BUT
badan yang 2. Memperoleh peredaran bruto dari penghasilan usaha dengan jumlah tidak lebih dari
memiliki Rp4.800.000.000 dalam satu tahun pajak.
peredaran 3. Penghasilan usaha yang dimaksdu tidak termasuk penghasilan dari jasa sehubungan
usaha dengan pekerjaan bebas, penghasilan yang diperoleh/diterima dari luar negeri,
tertentu penghasilan yang PPh-nya bersifat final dan penghasilan yang bukan objek pajak.
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
1. Tarif yang dikenakan adalah tarif pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh.
2. PKP dihitung sbb. :
PKP = Penghasilan neto – PTKP
2 = (Peredaran Bruto x NPPN) – PTKP
3. PPh terutang dihitung dari tarif dikenakan PKP.

PPh terutang = Tarif x PKP


WP OP = Tarif x (Peredaran Bruto x NPPN) – PTKP
mengunakan
Norma Dalam hal WP-OP adalah muslim yang membayarkan zakat atas penghasilan kepada
Penghitungan badan amil zakat (BAZIZ), jumlah zakat yang dibayarkan tersebut dapat dikurangkan dari
penghasilan neto.

PKP = Penghasilan neto – Zakat – PTKP


= (Peredaran Bruto x NPPN) – Zakat – PTKP

PPh terutang = Tarif x PKP


= Tarif x (Peredaran Bruto x NPPN) – Zakat – PTKP
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Perhitungan ini diperuntukan bagi WP dengan syarat berikut:
1. WP OP dalam negeri.
2. Memperoleh peredaran bruto tidak melebihi Rp4.800.000.000 dalam satu tahun pajak.

2
3. Penghasilan tersebut berasal dari pekerjaan bebas.
4. WP harus memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3(tiga)
bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.
5. WP wajib menyelenggarakan pencatatan tentang peredaran brutonya sebagaimana
diatur dalam undang-undang yang mengatur Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
WP OP
mengunakan Contoh
Norma
Penghitungan Tuan Hakim (K/2) mempunyai Kantor Konsultan Pajak. Pekerjaan bruto dari pekerjaan
bebas setahun sebesars Rp2.000.000.000. Biaya/pengeluaran yang tercatat selama setahun
terdiri atas gaji sebesar Rp600.000.000, biaya/pengeluaran lain diantaranya sewa kantor,
biaya transportasi dan alinnya sebesar Rp500.000.000. Penghasilan neto dari pekerjaan
sebagai pegawai tetap Universitas Pancasila sebesar Rp 120.000.000 setahun.
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Penghitungan PKP dan PPh terutang
Peredaran Bruto dari pekerjaan bebas Rp2.000.000.000
Penghasilan neto (norma jasa tersebut 35%)
35% x Rp2.000.000.000 Rp 700.000.000
Penghasilan neto dari pekerjaan Rp 120.000.000
2 Total penghasilan neto
PTKP (K/2)
Rp 820.000.000

- Diri WP Rp54.000.000
- Tambahan Kawin Rp 4.500.000
- Tanggungan 2 Rp 9.000.000
Rp. 67.500.000
WP OP
Penghasilan Kena Pajak Rp 752.500.000
mengunakan
Norma
PPh yang terutang
Penghitungan
5% x Rp50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp200.000.000 Rp30.000.000
25% x Rp250.000.000 Rp62.500.000
30% x Rp252.500.000 Rp75.750.000
Total PPh yang terutang Rp170.750.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Jika WP Hakim membayar zakat sebesar Rp20.500.000
Total penghasilan neto Rp 820.000.000
Zakat atas penghasilan Rp 20.500.000
Rp 799.500.000
PTKP (K/2)
2 - Diri WP
- Tambahan Kawin
Rp54.000.000
Rp 4.500.000
- Tanggungan 2 Rp 9.000.000
Rp. 67.500.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 732.000.000
WP OP
PPh yang terutang
mengunakan
5% x Rp50.000.000 Rp 2.500.000
Norma
15% x Rp200.000.000 Rp30.000.000
Penghitungan
25% x Rp250.000.000 Rp62.500.000
30% x Rp232.000.000 Rp69.600.000
Total PPh yang terutang Rp164.600.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
1. Tarif yang dikenakan adalah tarif pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh.
2. PKP dihitung sbb. :

3 PKP = Penghasilan neto – PTKP


= (Peredaran Bruto – Pengeluaran/biaya yang boleh dikurangkan) – PTKP
3. PPh terutang dihitung dari tarif dikenakan PKP.

PPh terutang = Tarif x PKP


WP OP = Tarif x (Peredaran Bruto – Pengeluaran/biaya yang boleh dikurangkan) –
menyelenggarakan PTKP
pembukuan
Dalam hal WP-OP adalah muslim yang membayarkan zakat atas penghasilan kepada
badan amil zakat (BAZIZ), jumlah zakat yang dibayarkan tersebut dapat dikurangkan dari
penghasilan neto. Jika ada kompensasi kerugian juga dikurangkan atas penghasilan neto

PKP = Penghasilan neto – Zakat – Kompensasi Kerugian – PTKP


= (Peredaran Bruto – Pengeluaran/biaya yang boleh dikurangkan) – Zakat
– Kompensasi Kerugian – PTKP
PPh terutang = Tarif x PKP
= Tarif x (Peredaran Bruto – Pengeluaran/biaya yang boleh dikurangkan) –
Zakat – Kompensasi Kerugian – PTKP
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Contoh

3
Tuan Akbar (K/0) memiliki usaha perdagangan batik yang diberi nama Perdana Batik.
Dengan data penghasilan sebagai berikut ;
- Peredaran usaha Rp5.000.000.000
- Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan Rp4.500.000.000
- Penghasilan dari pekerjaan Rp120.000.000
- Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan Rp7.296.000
WP OP - Penghasilan dari luar usaha Rp 50.000.000
menyelenggarakan
pembukuan
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Penghitungan PKP dan PPh terutang
Peredaran Usaha Rp5.000.000.000
Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilanRp4.500.000.000
3 Penghasilan neto dari usaha
Penghasilan neto dari pekerjaan Rp120.000.000
Rp500.000.000

Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan Rp 7.296.000


Penghasilan neto pekerjaan Rp112.704.000
Pengjasilan dari luar usaha Rp 50.000.000
WP OP Total penghasilan neto Rp662.704.000
menyelenggarakan PTKP (K/0)
pembukuan - Diri WP Rp54.000.000
- Tambahan Kawin Rp 4.500.000
- Tanggungan Rp -
PTKP Rp. 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Rp.604.204.000

PPh yang terutang


5% x Rp50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp200.000.000 Rp30.000.000
25% x Rp250.000.000 Rp62.500.000
30% x Rp104.204.000 Rp31.261.200
Total PPh yang terutang Rp126.261.200
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Jika WP Akbar membayar zakat penghasilan Rp16.500.000 dan terdapat sisa kerugian 3 tahun yang lalu
sebesar Rp25.000.000
Total penghasilan neto Rp662.704.000
3 Zakat atas penghasilan
Kompensasi Kerugian
Rp 16.500.000 (-)
Rp 25.000.000 (-)
Rp621.204.000
PTKP (K/0)
- Diri WP Rp54.000.000
WP OP - Tambahan Kawin Rp 4.500.000
menyelenggarakan - Tanggungan 2 Rp -
pembukuan PTKP Rp. 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak Rp.562.704.000

PPh yang terutang


5% x Rp50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp200.000.000 Rp30.000.000
25% x Rp250.000.000 Rp62.500.000
30% x Rp62.704.000 Rp18.811.200
Total PPh yang terutang Rp113.811.200
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
1. Tarif yang dikenakan adalah tarif pasal 31E UU PPh
2. PKP dihitung sbb. :

4 PKP = Penghasilan neto


= (Peredaran Bruto – Pengeluaran/biaya yang boleh dikurangkan)
3. PPh terutang dihitung dari tarif dikenakan PKP.

PPh terutang = Tarif x PKP


WP Badan DN = Tarif x (Peredaran Bruto – Pengeluaran/biaya yang boleh dikurangkan)
menyelenggarakan
Dalam hal WP Badan mempunyai kompensasi kerugian juga dikurangkan atas penghasilan
pembukuan
neto.
PKP = Penghasilan neto – Kompensasi Kerugian
= (Peredaran Bruto – Pengeluaran/biaya yang boleh dikurangkan)
– Kompensasi Kerugian
PPh terutang = Tarif x PKP
= Tarif x (Peredaran Bruto – Pengeluaran/biaya yang boleh dikurangkan)
Kompensasi Kerugian
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Contoh

4 PT Perdana tahun 2017 mempunyai data penghasilan dan biaya sebagai berikut ;
- Penjualan Rp7.000.000.000 dengan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan Rp6.400.000.000
- Penghasilan dari luar usaha Rp 100.000.000.
Hitung pajak terutang tahun 2017.

WP Badan DN
menyelenggarakan
pembukuan
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Penghitungan PKP dan PPh terutang
Penjualan Rp7.000.000.000
Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilanRp6.400.000.000

4
Laba usaha (Penghasilan neto dari usaha) Rp600.000.000
Penghasilan neto dari luar usaha Rp100.000.000
Total penghasilan neto Rp700.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp700.000.000
Perhitungan PKP sebagai dasar penentuan tarif
- Jumlah PKP yang memperoleh fasilitas pengurangan tarif adalah 4,8M/7M x Rp700.000.000 = Rp480.000.000
WP Badan DN
menyelenggarakan - Jumlah PKP yang tidak memperoleh fasilitas pengurangan tarif adalah Rp700.000.000 – Rp480.000.000 =
pembukuan Rp220.000.000

PPh yang terutang


50% x 25% x Rp480.000.000 Rp60.000.000
25% x Rp220.000.000 Rp55.000.000
Total PPh yang terutang Rp115.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Jika terdapat rugi tahun 2013 yang belum dikompensasikan sebesar Rp70.000.000
Penghitungan PKP dan PPh terutang
Penjualan Rp7.000.000.000

4
Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilanRp6.400.000.000
Laba usaha (Penghasilan neto dari usaha) Rp600.000.000
Penghasilan neto dari luar usaha Rp100.000.000
Total penghasilan neto Rp700.000.000
Sisa rugi yang dikompensasikan Rp 70.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp630.000.000
WP Badan DN Perhitungan PKP sebagai dasar penentuan tarif
menyelenggarakan - Jumlah PKP yang memperoleh fasilitas pengurangan tarif adalah 4,8M/7M x Rp630.000.000 = Rp432.000.000
pembukuan - Jumlah PKP yang tidak memperoleh fasilitas pengurangan tarif adalah Rp630.000.000 – Rp432.000.000 =
Rp198.000.000

PPh yang terutang


50% x 25% x Rp432.000.000 Rp54.000.000
25% x Rp198.000.000 Rp49.500.000
Total PPh yang terutang Rp103.500.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
1. Tarif yang dikenakan adalah tarif pasal 17 (1) huruf b UU PPh
2. PKP dihitung sbb. :

5 PKP = Penghasilan neto


= (Peredaran Bruto – Pengeluaran/biaya yang boleh dikurangkan)
3. PPh terutang dihitung dari tarif dikenakan PKP.

PPh terutang = Tarif x PKP


WP BUT = Tarif x (Peredaran Bruto – Pengeluaran/biaya yang boleh dikurangkan)

Contoh BUT ABC tahun 2017 mempunyai data penghasilan dan biaya sebagai berikut ;
- Peredaran Bruto Rp10.000.000.000 dengan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan Rp8.000.000.000
- Penghasilan bunga Rp 50.000.000.
- Penjualan barang sejenis yang dijual BUT langsung oleh kantor pusat Rp2.000.000.000 dengan
biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan Rp1.500.000.000
- Dividen yang diterima atau diperoleh kantor pusat yang mempunyai hubungan efektif dengan
BUT Rp1.000.000.000.
- Biaya-biaya menurut Pasal 5 ayat (3) Rp450.000.000
Hitung pajak terutang tahun 2017.
Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Penghitungan PKP dan PPh terutang
Peredaran Bruto Rp10.000.000.000
Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan Rp 8.000.000.000 (-)

5
Laba usaha (Penghasilan neto dari usaha) Rp 2.000.000.000
Penghasilan bunga Rp 50.000.000
Penjualan barang sejenis yang dijual BUT
langsung oleh kantor pusat Rp2.000.000.000
Biaya untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan Rp1.500.000.000
WP BUT Rp 500.000.000
Dividen yang diterima atau diperoleh kantor
pusat yang mempunyai hubungan efektif
dengan BUT Rp 1.000.000.000 (+)
Rp 3.550.000.000
Biaya-biaya menurut Pasal 5 ayat (3) Rp 450.000.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 3.100.000.000

PPh yang terutang : 25% x Rp3.100.000.000 = Rp775.000.000


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai