Anda di halaman 1dari 40

KELOMPOK

PPNBM
NURHASIKIN (4202005050)
NURIJA (4202005052)
SITI (42020050535)

Dosen Pengampu Akuntansi


Perpajakan

Indah Permata Sari,S.ST.,M.Ak


1 PPH TERHUTANG
APA ITU PPH TERHUTANG ?

Pajak yang harus dibayar pada suatu saat


dalam tahun pajak, sesuai ketentuan UU
perpajakan yang berlaku.
DASAR HUKUM PAJAK TERHUTANG

UU no. 28 Ketentuan umum dan tata cara


tahun 2007 perpajakan ( KUP)

UU no. 36
Pajak penghasilan ( PPH)
tahun 2008

UU NO. 42 PPPN dan PPNBM


tahun 2009

UU NO. 7 Harmonisasi peraturan perpajakan


tahun 2021
JENIS PAJAK PENGHASILAN TERHUTANG
PPH PASAL 21

pemotongan pajak atas penghasilan


sehubungan dengan
Pengertian pekerjaan.jasa,dan kegiatan sesuai
dengan peraturan Direktur Jendral
Pajak.

Tarif pasal 17 ayat (1)huruf a UU pph.


1. 0-Rp 50.000.000 = 5%
2. Rp. 50.000.000 – Rp.250.000.000 =
15%
3. 250.000.000 – 500.000.000 = 25%
4. > Rp 500.000.000 = 30 %
STUDI KASUS PPH PASAL 21
Perhitungan pph pasal 21 karyawan/ pegawai menggunakan tarif 30%

Bapak Fauzi bekerja di PT. Cahaya Abadi Beliau merupakan manajer keuangan di
perusahaan tersebut dan mendapatkan gaji pokok 50 juta/bulan dengan tunjangan
transportasi 10 juta/ bulan. JKK 0,24% dan JKM 0,3%. Beliau belum berkeluarga dan
tidak memiliki tanggungan. Berapa pph 21 Bapak Fauzi pada bulan januari ?

Penghasilan
Gaji Pokok : 50.000.000
Tunjangan : 10.000.000
JKK :0,24%
JKM:0,3 %

Pengurang
Biaya jabatan : 5%
PTKP (TK/0): 54.000.000
Keterangan Jumlah
Gaji Pokok 50.000.000
Tunjangan
STUDI KASUS PPH PASAL 21
10.000.000
JKK (0,24% x 50.000.000) 120.000
JKM (0,3% x 50.000.000) 150.000
Penghasilan bruto 60.270.000
Pengurang
Biaya jabatan (maks.500.000) (5000.000)
Penghasilan neto sebulan 59.770.000
Penghasilan setahu (12x59.770.000) 717.240.000
Ptkp tk/0 (54.000.000)
Pendapatan kena pajak setahun 663.240.000
PPH Terutang (Setahun)
5% x 50.000.000= 2.500.000
15% x200.000.000= 30.000.000 143.972.000
25% x 250.000.000=62.500.000
30% x 163.240.000 =48.972.000
Pph pasal 21 Bulan Januari (143.972.000/12 11.997.667
PPH PASAL 22

pajak yang dikenakan


pada bendahara atau badan
Pengertian Milik pemerintah maupun swasta
yang melakukan kegiatan perdagangan ekspor,
impor dan re-impor.

1. Atas impor:
Tarif • Ada (API) = 2,5% x Nilai impor
• Non (API) = 7,5%x Nilai impor
2. Atas pembelian barang yang dilakukan
oleh DJPB, Bendahara pemerintah,
BUMN/BUMD =1,5%x harga pembelian (tidak
termasuk PPN dan tidak final).

Catatan : (API) Angka Pengenalan Impor


STUDI KASUS PPH PASAL 22

Bendahara membeli 4 printer dari PT.ABCD dengan harga beli Rp 22.000.000


(harga termasuk PPN)

Besarnya pemungutan pajak atas pembelian printer tersebut adalah


- Harga pembelian = Rp 22.000.000
- Dasar Pengenaan pajak = 20.000.000 (100/110 x Rp 22.000.000)
- PHH Pasal 22 (1,5 % x Rp 20.000.000) = Rp 300.000
PPH PASAL 23

Terutangnya pajak penghasilan atas dividen, bunga,


Pengertian royalti dan lain-lain.

a. Sebesar 15% dari jumlah bruto atas : dividen, bunga,


Tarif royalti, hadiah,penghargaan,bonus, dan sejenisnya
b. Sebesar 2% dari jumlah bruto atas : sewa
penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta yang telah dikenai pajak
penghasilan pasal 4 ayat (2). Imbalan sehubungan
dengan jasa teknik, jasa konsultan, dan jasa
sejenisnya.
STUDI KASUS PPH PASAL 23
Perhitungan PPh Pasal 23 atas Dividen

Pada 10 Mei 2015, PT Dahlia mengumumkan akan membagikan dividen melalui Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), dan melakukan pembayaran dividen tunai kepada PT Melati sebesar
Rp30.000.000 yang melakukan penyertaan modal sebesal 15%.

Jawab:

PPh Pasal 23 = 15% x Rp30.000.000 = Rp4.500.000

Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Mei 2015

Saat penyetoran: paling lambat 10 Juni 2015

Saat pelaporan: paling lambat 20 Juni 2015


PPH PASAL 25
Orang pribadi, Wajib pajak orang pribadi tertentu adalah wajib
pajak yang melakukan kegiatan usaha sebagai pedagang
pengencer yang mempunyai 1 atau lebih tempat usaha.
Pengertian
Badan, pajak yang dipungut oleh pemerintah atas keuntungan
bisnis. PPh 25 Badan juga merupakan pembayaran pajak
penghasilan badan yang dilakukan secara diangsur.

orang pribadi pengusaha tertentu adalah sebesar 0,75% dari


Tarif jumlah peredaran bruto per bulan.

Tarif PPh Pasal 25 badan sesuai dengan tingkat penghasilan


kotornya:
1. < 4,8 miliar = 1% x penghasilan kotor
2. 4,8 miliar - 50 milliar = 25%-(o,6miliar/penghasilan
kotor) x PKP
3. > 50 miliar = 25% x PKP
STUDI KASUS PPH PASAL 25
Perhitungan Angsuran Pajak Apabila Terdapat Kompensasi Kerugian

Penghasilan PT Sinar Rembulan tahun 2014 adalah Rp250.000.000. Perusahaan memiliki sisa kerugian tahun 2013 yang
masih dapat dikompensasikan yaitu sebesar Rp350.0000.000, sedangkan sisa kerugian yang belum dikompensasikan pada
tahun 2013 sebesar Rp100.000.000. Pada tahun 2014 PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain yaitu sebesar
Rp9.000.000, dan tidak ada pajak yang terutang atau dibayar di luar negeri. Berapa angsuran PPh Pasal 25 yang harus
dibayar oleh PT Sinar Rembulan?

Jawab:

Penghasilan yang dipakai sebagai dasar perhitungan angsuran PPh Pasal 25 adalah sebesar Rp250.000.000 – Rp100.000.000
= Rp150.000.000.

PPh terutang (25% x Rp150.000.000) 37.500.000

PPh dipotong atau dipungut (9.000.000)

Dasar Perhitungan PPh Pasal 25 tahun 2015 28.500.000

Besarnya PPh Pasal 25 PT Sinar Rembulan tahun 2015 = Rp28.500.000/12 = Rp2.375.000.


PPH PASAL 26

Wajib Pajak luar negeri atas penghasilannya yang bersumber dari


Pengertian indonesia.

Tarif
1. PPh Pasal 26 = 20% x Penghasilan Bruto
2. PPh Pasal 26 = 20% x Penghasilan Net
3. PPh Pasal 26 = 20% x ( Penghasilan Kena Pajak – PPh
Terutang)
STUDI KASUS PPH PASAL 26

Charles adalah warga negara asing yang bekerja di Indonesia. Ia merupakan karyawan asing pada
perusahaan PT AAA. Charles sudah tinggal di Indonesia selama 183 hari. Charles sudah beristri dan
punya 1 orang anak. Pada Juli 2020, Charles memperoleh gaji sebesar US$20000 sebulan. Kurs yang
berlaku pada bulan tersebut adalah Rp14.500 per dolar AS. Maka, perhitungan PPh 26 atas gaji Charles
adalah:

Penghasilan Bruto dari gaji sebulan: US$20000 x Rp14.500 = Rp 290.000.000

PPh 26 atas Gaji adalah : Rp290.000.000 x 20% = Rp 58.000.000.


Pengertian Pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang dikenakan
atas penghasilan tertentu serta bersifat final.

1. 0-20% atas bunga dari kewajiban

2. 0,1% atas penjualan saham bukan pendiri

3. 0,5 % atas penjualan saham pendiri


Tarif
4. 2-6% atas jasa kontruksi

5. 2,5% atas transaksi derivatif(perjanjian penukaran/kontrak keuangan)


berjangka panjang

6. 5% atas pengalihan hak tanah/bangunan


PPH PASAL
7. 10% atas bunga simpanan koperasi untuk anggota, deviden WP OP
4 ayat 2 dalam negeri, sewa tanah/bangunan.

8. 20% atas bunga deposito serta jenis-jenis tabungan, dan lain-lain.

9. 25% atas hadiah, lotre atau undian.


STUDI KASUS PPH PASAL 26

Pemerintah DKI Jakarta bersiap melakukan pembangunan sebuah jembatan. Pemenang tender
yang sudah diputuskan adalah PT AAA, yang juga berfungsi sebagai pelaksana konstruksi.
PT AAA merupakan perusahaan konstruksi yang mempunyai kualifikasi dalam usaha kelas
menengah. Sedangkan Bapak Kelik adalah PKP yang bertindak sebagai perencana konstruksi
dan konsultan sipil yang mempunyai sertifikasi dalam perencanaan konstruksi dengan kualifikasi
usaha kecil.
Nilai kontrak proyek pembangunan jembatan ini sebesar Rp 5.000.000.000 (tidak termasuk PPN).
Pembayaran dilakukan secara bertahap berdasarkan kemajuan pembangunan yang dilaporkan.
Pada 31 Januari 2021,dilakukan pembayaran tahap I kepada PT AAA sebesar Rp.
1.750.000.000.
pembayaran dilakukan dengan nomor Faktur Pajak 010.000-15.00000830 tertanggal 1 Desember
2020. pembayaran tahap II dilakukan pada Bapak Kelik pada 5 Juli 2021 sebesar Rp.
65.000.000. pembayaran dilakukan atas nomor seri Faktur Pajak 010.000.15.00000950
tertanggal 30 Juni 2021.
STUDI KASUS PPH PASAL 26

Penyelesaian :
A. Pemotongan/pemungutan pph 4 (2)
Bendahara Inspektorat Provinsi akan memotong pph 4 ayat 2 atas jasa konstruksi,yaitu,
Pembayaran tahap I PT AAA di bayar pada 31 Januari 2021 Rp. 1.750.000.000 x 3% = Rp.
52.500.000. Pembayaran tahap II kepada Bapak Kelik pada 5 Juli 2021 Rp. 65.000.000 x 4% =
Rp. 2.600.000

B. Pemungutan PPN
Bendahara Inspektorat Provinsi akan mengambil Pajak Pertambahan Nilai ( PPN) sebesar 10%
atas konstruksi seperti berikut:
1. Pembayaran tahap I oleh PT AAA dibayar pada 31 Januari 2021: Rp. 1.750.000.000 x 10% =
Rp. 175.000.000
2. Pembayaran tahap II kepada Bapak Kelik dibayar pada 5 Juli 2021: Rp. 65.000.000 x 10% =
Rp. 6.500.000
2 PSAK 46
APA ITU PSAK 46 ?

Mengatur cara perusahaan melaporkan


pajak penghasilan (pph) dalam laporan
keuangannya.
APA SAJA PRINSIP DASAR AKUNTANSI PPH
BERDASARKAN PSAK 46 ?

Menggunakan konsep akrual dalam mengakui


beban, aset dan kewajiban perpajakan
APA SAJA KETENTUAN PPH
YANG DIATUR PSAK 46 ?

• Pemulihan/penyelesaian masa depan jumlah


tercatat aset yang diakui dalam laporan neraca
(entitas).
• Transaksi dan peristiwa lain pada periode
berjalan yang diakui dalam laporan keuangan
entitas.
APA SAJA CAKUPAN PSAK 46 ?

Mengcakup seluruh pajak dalam negeri dan luar


negeri yang didasarkan pada laba kena pajak.
3 REKONSILIASI FISKAL
APA ITU REKONSILIASI FISKAL ?

Penyesuaian laba/rugi sebelum pajak


menurut komersial.
APA SAJA FUNGSI REKONSILIASI FISKAL ?

Sebagai penyesuaian terhadap transaksi


sesuai dengan sistem akuntansi keuangan
dan peraturan dalam perpajakan yang
berlaku (Undang-Undang perpajakan).
APA SAJA TAHAPAN REKONSILIASI FISKAL ?

• Pengenalan
• Analisa elemen yang sesuai
• Koreksi fiskal
• Membuat susunan laporan keuangan
TUJUAN KOREKSI FISKAL
POSITIF DAN NEGATIF

• Positif
Menambah laba komersial
• Negatif
Mengurangi laba komersial
STUDI KASUS REKONSILIASI FISKAL
 PT ABC adalah perusahaan di bidang perdagangan (trading company). Pada tahun 2020,
laporan laba/rugi komersial sederhana dari PT ABC adalah sebagai berikut:
PT ABC
Laporan Laba/Rugi Komersial Tahun 2020
(dalam rupiah)

Jumlah
Laporan L/R

Penjualan Bruto 4.000.000.000


Harga Pokok Penjualan (800.000.000)
Laba Kotor 3.200.000.000
Biaya Sanksi Pajak (PPh) (100.000.000)
Penghasilan Bunga Deposito 200.000.000
Penghasilan Sumbangan/Donasi 300.000.000
Laba Bersih 3.600.000.000
STUDI KASUS REKONSILIASI FISKAL
Berdasarkan data dalam laporan laba /rugi di atas dapat dilihat bahwa ada komponen
penghasilan bunga deposito sebesar Rp200.000.000.
Menurut Pasal 4 ayat (2), penghasilan bunga deposito ini merupakan salah satu penghasilan
yang tergolong final maka penghasilan bunga deposito ini harus dilakukan
koreksi/penyesuaian fiskal.
Hal yang sama juga berlaku atas penghasilan berupa sumbangan atau donasi yang diterima
PT ABC sebesar Rp300.000.000. Menurut Pasal 4 ayat (3) UU PPh, penghasilan sumbangan
di atas jelas termasuk dalam penghasilan yang dikecualikan dari objek pajak maka harus
dilakukan koreksi fiskal.
Selain itu, pada laporan laba rugi PT. ABC di atas terdapat biaya sanksi pajak sebesar
Rp100.000.000. Sesuai dengan Pasal 9 ayat (1) UU PPh, sanksi administrasi PPh tidak boleh
menjadi pengurang penghasilan bruto. Ketiga koreksi di atas merupakan bentuk koreksi fiskal
beda tetap.
Dengan demikian, setelah dilakukan rekonsiliasi fiskal, laporan laba/rugi PT ABC pada Tahun
2020 menurut komersial dan fiskal adalah sebagai berikut:
STUDI KASUS REKONSILIASI FISKAL
PT ABC
Rekonsiliasi Fiskal
(dalam rupiah)

Laporan L/R Komersial Koreksi Fiskal


Penjualan Bruto 4.000.000.000   4.000.000.000
Harga Pokok
(800.000.000)   (800.000.000)
Penjualan
Laba Kotor 3.200.000.000   3.200.000.000
Biaya Sanksi Pajak
(100.000.000) 100.000.000 0
(PPh)
Penghasilan Bunga
200.000.000 (200.000.000) 0
Deposito
Penghasilan
300.000.000 (300.000.000) 0
Sumbangan/Donasi
Laba Bersih 3.600.000.000   3.200.000.000
4 AMORTISASI
DAN PENYUSUTAN
APA ITU PENYUSUTAN ?

Pengeluaran untuk pembelian, pendirian,


penambahan, perbaikan, atau perubahan
harta berwujud, kecuali tanah, masa
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.
TABEL TARIF DAN MASA MANFAAT
PENYUSUTAN FISKAL
( berdasarkan pasal 11 ayat 2 UU Pajak Penghasilan)

Kelompok harta Masa Manfaat Tarif – Metode Tarif – Metode


berwujud garis lurus Saldo Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%
II. Bangunan
Tidak Permanen 10 Tahun 10%
Permanen 20 Tahun 5%
APA ITU AMORTISASI ?

Pengeluaran untuk memperoleh harta tak


berwujud dan pengeluaran lainnya. Masa
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun.
TABEL TARIF DAN MASA MANFAAT
AMORTISASI FISKAL
(berdasarkan pasal 11 ayat 2 UU Pajak Penghasilan)

Kelompok Harta Tak Masa Manfaat Tarif Amortisasi – Tarif Amortisasi –


Berwujud Garis Lurus Saldo Menurun

Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%

Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%

Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%

Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%


STUDI KASUS PENYUSUTAN

Sebuah mesin yang dibeli dan ditempatkan pada bulan Juli 2009 dengan harga perolehan
sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). Masa manfaat dari mesin tersebut
adalah 4 (empat) tahun. Kalau tarif penyusutan misalnya ditetapkan 50% (lima puluh
persen), maka penghitungan penyusutannya adalah sebagai berikut:
STUDI KASUS AMORTISASI
PT Forestry Makmur Abadi bergerak dalam bidang usaha pengelolaan hutan produksi. PT
Forestry Makmur Abadi pada 2018 mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak pengusahaan
hutan yang mempunyai potensi 10 juta ton kayu sebesar Rp500 juta.
Pada 2019, jumlah produksi kayu PT Forestry Makmur Abadi adalah 3 juta ton kayu.
Berapakah amortisasi atas hak pengusahaan hutan yang dapat dibebankan PT Forestry
Makmur Abadi?

Jawaban:
Sesuai pasal 11A ayat (5) UU PPh, pengeluaran untuk hak pengusahaan hutan diamortisasi
melalui metode satuan produksi dengan limitasi maksimal 20% setahun.
Untuk tahun 2019, besarnya persentase satuan produksinya adalah sebagai berikut:
Persentase satuan produksi   = 3.000.000 ÷ 10.000.000 = 30 %
Karena persentase satuan produksi yang sebenarnya melebihi 20% maka persentase satuan
produksi yang digunakan untuk menghitung amortisasi adalah 20% (batas maksimalnya).
Amortisasi hak pengusahaan hutan  = 20% × 500.000.000 = 100.000.000
Dengan demikian, biaya amortisasi hak pengusahaan hutan PT Forestry Makmur Abadi untuk
tahun pajak 2019 adalah sebesar Rp100.000.000.
THANK YOU
ADA PERTANYAAN ?

Anda mungkin juga menyukai