Anda di halaman 1dari 42

PERHITUNGAN PPH BADAN

Mustari, S.E.,M.Ak
Mekanisme Perhitungan PPh Badan

KEWAJIBAN WP BADAN
PEMBUKUAN = adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang dan jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk
periode tahun pajak tersebut
RESUME

Mekanisme Perhitungan DIBAWAH 4.8 M 0,5% X PEREDARAN


BRUTO
Khusus PPh Final

DIBAWAH 4.8 M (50% X TARIF )PhKP


PPh
Badan PROPOSAL PASAL 31E UU
4,8 M s/d 50 M
PPh
Mekanisme Perhitungan
Umum PPh pasal 17
DIATAS 50 M TARIF X PhKP
Tarif Pajak

TARIF PAJAK PPh BADAN

• Tahun 2019 ke bawah tarifnya 25%


• Tahun pajak 2020 dan 2021 tarifnya 22%
• Tahun pajak 2022 dan 2023 tarifnya 20%

*)syarat dan ketentuan berlaku


CONTOH KASUS

PT ALIM RUGI BERGERAK DI BIDANG PENJUALAN MATERIAL BANGUNAN


DAN MEMILIH UNTUK MENGGUNAKAN TARIF PPh FINAL UNTUK
MENGHITUNG PAJAK BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN YANG
DIMILIKINYA, PADA DESEMBER 2019 PT ALIM RUGI MEMPEROLEH
PEREDARAN BRUTO SEBESAR Rp 300.000.000 BERAPA PPh TERUTANG UNTUK
MASA PAJAK DESEMBER 2019 ?
JAWAB : PPh TERUTANG DESEMBER 2019 = 0,5% X Rp 300.000.000
=
Rp 1.500.000
Contoh Kasus 2

PT Alim Rugi bergerak di bidang penjualan material bangunan dan membuat pembukuaan
dalam usahanya. berdasarkan data laporan keuangan yang di milikinya, pada tahun pajak
2020 PT Alim Rugi memperoleh bruto sebesar Rp. 4.500.000.000 dengan penghasilan kena
pajak dari bisnisnya sebesar Rp. 500.000.000 berapa PPh terutang untuk tahun pajak 2020 ?
Jawab :
PPh terutang Tahun Pajak 2020 = (50%x 22%) Rp 500.000.000
= Rp 55.000.000
Tarif Pajak Pasal 31E

• WP badan dalam negeri dengan peredaran bruto s.d Rp50


miliar mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar
50% dari tarif normal
• dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran
bruto sampai dengan Rp4,8 miliar.
Contoh Kasus 3

PT Alim Rugi bergerak dibidang penjualan material bangunan dan memilih untuk melakuan pembukuaan
dalam usahanya. Berdasarkan data laporan keuangan yang dimilikinya, pada tahun pajak 2021,PT Alim Rugi
memperoleh peredaran bruto sebesar Rp 40.000.000.000 dengan penghasilan kena pajak dari bisnisnya
sebesar Rp 4.000.000.000. berapa PPh terutang untuk tahun pajak 2021?
JAWAB
PhKP Tahun Pajak 2021 = Rp 4.000.000.000
PhKP mendapat Fasilitas = (Rp 4.800.000.000 : Rp 40.000.000.000)x Rp 4.000.000.000
= Rp 480.000.000
PhKP Non Fasilitas = Rp 4.000.000.000 - Rp 480.000.000 = Rp 3.520.000.000
Lanjutan Jawaban Contoh Kasus 3

PPh Terutang Fasilitas = (50%X 22%) x Rp 480.000.000 = Rp


52.800.000
PPh Terutang Non Fasilitas = 22% x 3.520.000.000 = Rp 774.400.000 +
Jumlah PPh terutang tahun pajak 2021 = Rp 827.200.000
Contoh Kasus 4

PT Alim Rugi bergerak dibidang penjualan material bangunan, dan membuat serta
penyusun pembukuan dalam menjalankan usahanya, berdarakan data laporan keuangan
yang dimilikinya pada tahun 2022, PT Alim Rugi memperoleh peredaran Bruto sebesar Rp
60.000.000.000 dengan penghasilan kena pajak dari bisnisnya sebesar Rp 6.000.000.000,
berapa PPh terutang untuk tahun pajak 2022?
JAWAB :
PPh Terutang Tahun 2022 = 20% x Rp 6.000.000.000
= 1.200.000.000
Tarif Pajak Pasal 31E
Kredit Pajak

PPh Pasal 22
Dipotong Pihak Lain dikreditkan berdasarkan
PPh Pasal 23 bukti pemotongan pajak
(bukan PPh Final)
PPh Pasal 24

KREDIT
PAJAK

PPh Pasal 25

Dibayar Sendiri

STP PPh Pasal 25


PPh Pasal 22
Tarif PPh Pasal 22 Pembeliaan barang yang dilakukan
oleh DJPB, Bendahara Pemerintah, BUMN/BUMD

Tarif PPh Pasal 22 1,5 % dari Harga Pembeliaan (tidak


termasuk PPN atau Final)

Dengan Syarat Batasan Adalah Transaksinya :


1. Rp. 2.000.000 (Bendaharawan)
2. Rp 10.000.000 (BUMN)
Contoh Kasus 1 (Terkait PPh Pasal 22 )

CV Bintang menerima Pembayaran dari Bendaharawan Pemprov ats penyedian peralatan


kantor senilai Rp 400.000.000 (tidak termasuk PPN) Berapakah PPh Pasal 22 terutang ?
JAWAB :
PPh Pasal 22 teruang = 1.5% x Rp 400.000.000
= Rp 6.000.000
Tarif PPh Pasal 22 Atas Impor

1. Tarif pembebanan tunggal sebesar 10% dari nilai impor dengan atau tanpa penggunaan
API untuk barang tertentu yang tercantum dalam lampiran 41/PMK.010/2022
2. Importir yang menggunakan Angka Pengenal Importir atau (API) 2,5% dari nilai Impor
3. Importir yang tidak menggunakan Angka Pengenal Importir atau non (API) 7,5% dari
nilai Impor
4. Importir yang tidak dikuasai : 7,5% dari harga jual lelang

NILAI IMPOR = CIF +BEA MASUK + PUNGUTAN LAINYA


Contoh kasus impor

PT. ABC Melakukan transaksi transaksi jual beli peralatan mesin dengan perusahaan
berdomisili usaha di korea tanpa menggunakan API. Nilai Kontrak diketahui $ 10.000
berdasakan ketentuan FOB Shipping point. PT ABC mengasuransikan pengiriman tersebut
dengan biaya premi sebesar 10% dari kontrak pembelian.
Adapun bea masuk dan pungutan lain masing-masing adalah senilai 20% dan Rp 5.000.000.
kurs yang ditetapkan oleh Menkeu adalah Rp. 14.000,00/$ sedangkan oleh BI Rp 13.500/$
berapakah besar PPh 22 terutang?
Jawaban contoh kasus 1 pph 22

Cost………………………………………………………$ 10.000
Insurance (10% dari Cost …………………………… $ 1.000
Freight……………………………………………………$ 1.500
CIF (C+I+F).................................................................$ 12.500
CIF di Konversi ke Rp 14.000……………………………Rp 175.000.000
Bea masuk 20% dari CIF Rp 35.000.000
Bea lainya ……………………………………………….. Rp 5.000.000
Nilai Impor = DPP……………………………………… Rp. 135.000.000
PPh pasal 22 = 7.5% x nilai impor ………………………Rp 10.125.000
PPh Pasal 23
PPh Pasal 24

Pajak yang dibayar atau terutang di luar


negeri atas penghasilan dari luar negeri yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam
negeri boleh dikreditkan terhadap pajak
yang terutang berdasarkan Undang-undang
PPh dalam tahun pajak yang sama

Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) adalah sebesar pajak penghasilan
yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi
tidak boleh melebihi penghitungan pajak
yang terutang berdasarkan Undang-undang
PPh
PPh Pasal 24

Pilih yang terkecil antara:


• Pajak yang dipotong di luar negeri; atau
• Max.Kedit Pajak Luar Negeri (MKPLN)

Ph. LN
MKPLN = X PPh Terutang
PKP
PPh Pasal 24

Ph DN = 400.000.000
Ph LN = 200.000.000 🡪 Dipotong Pajak 40 juta
PKP = 600.000.000
PPh Terutang= 150.000.000

40 juta 50 juta
PPh Yang Dibayar Sendiri

PPh Pasal 25
(angsuran bulanan pembayaran pajak yang
dilaporkan sebagai SPT Masa)

STP PPh Pasal 25


(hanya atas pokok pajak)

Fiskal Luar Negeri


STP PPh Pasal 25

Pokok Pajak …….. 2.000.000 Dapat


dikreditka
Sanksi Admin……. 80.000 n

Jumlah …………… 2.080.000

Tdk dpt
Dikreditkan
maupun
dibiayakan
ANGSURAN PPH
PASAL 25
ANGSURAN PAJAK DALAM TAHUN BERJALAN
Pasal 25 ayat (1)

BESAR ANGSURAN PPh PASAL 25 SETIAP BULAN

PPh TERUTANG MENURUT


SPT TAHUNAN PPh THN PAJAK YG LALU

DIKURANGI

PPh YANG PPh YANG


DIPOTONG ATAU TERUTANG ATAU DIBAYAR
DIPUNGUT : DI LUAR NEGERI YANG BOLEH
PPh PSL 21 DIKREDITKAN
PPh PSL 22 (PPh PSL 24)
PPh PSL 23

DIBAGI

12 (DUA BELAS) ATAU BANYAKNYA BULAN


DALAM BAGIAN TAHUN PAJAK
ANGSURAN BULANAN UNTUK BULAN SEBELUM BATAS WAKTU
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh
Pasal 25 ayat (2)

SAMA BESARNYA DENGAN :


Angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak yang lalu

CONTOH :

- SPT TAHUNAN PPh 2000 DISAMPAIKAN MARET 2001


ANGSURAN PPh DESEMBER 2000 Rp 1.000.000,00.
BESARNYA ANGSURAN UNTUK BULAN JANUARI 2001
DAN PEBRUARI 2001 SEBESAR Rp 1.000.000,00

- APABILA BULAN SEPTEMBER 2000 DITERBITKAN


KEPUTUSAN PENGURANGAN ANGSURAN PAJAK
MENJADI NIHIL SEHINGGA ANGSURAN PAJAK SEJAK
OKTOBER 2000 S.D DESEMBER 2000 MENJADI NIHIL

- BESARNYA ANGSURAN UNTUK BULAN JANUARI 2001


DAN PEBRUARI 2001 YAITU NIHIL
ANGSURAN PPh PASAL 25 APABILA DALAM TAHUN BERJALAN DITERBITKAN SKP
UNTUK TAHUN PAJAK YANG LALU
Pasal 25 ayat (4)

ANGSURAN PAJAK DIHITUNG KEMBALI BERDASARKAN skp TAHUN PAJAK YANG


LALU,
BERLAKU MULAI BULAN BERIKUTNYA SETELAH BULAN PENERBITAN skp

CONTOH :

- BERDASARKAN SPT TAHUNAN PPH 2000, BESARNYA ANGSURAN PAJAK


RP. 1.250.000,00
- JUNI 2001 DITERBITKAN SKP TAHUN 2000 MENGHASILKAN ANGSURAN
SETIAP BULAN RP. 2.000.000,00

* ANGSURAN PAJAK MULAI JULI 2001 SEBESAR Rp 2.000.000,00


ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN BERJALAN DALAM HAL-HAL TERTENTU
Pasal 25 ayat (6)

DIREKTUR JENDERAL
PAJAK
BERWENANG

MENETAPKAN ANGSURAN PAJAK DALAM TAHUN BERJALAN APABILA :

WP BERHAK ATAS KOMPENSASI KERUGIAN

WP MEMPEROLEH PENGHASILAN TIDAK TERATUR

SPT TAHUNAN PPh TAHUN YG LALU DISAMPAIKAN SETELAH


LEWAT BATAS WAKTU YG DITENTUKAN
WP MEMBETULKAN SENDIRI SPT THNAN PPh YG
MENGAKIBATKAN
ANGSURAN BULANAN LEBIH BESAR DARI ANGSURAN BULANAN
SEBELUM PEMBETULAN
WP DIBERIKAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN
SPT TAHUNAN PPh

TERJADI PERUBAHAN KEADAAN USAHA ATAU KEGIATAN WP


Angsuran PPh Pasal 25 Atas WP yang Berhak Atas Kompensasi Kerugian

▪Penghasilan Neto 2009 Rp 120.000.000


▪ Sisa kerugian Rp 140.000.000
▪ Sisa kerugian yang masih dapat
dikompensasikan di tahun 2010 Rp 20.000.000
▪ Perhitungan PPh Pasal 25 tahun 2010 adalah:

– Penghasilan yang dijadikan dasar perhitungan PPh Pasal 25 adalah


Rp120.000.000,00 - Rp 20.000.000,00 =Rp100.000.000,00
– PPh terutang tahun 2010 diestimasi sebesar :
– Tax rate x Rp 100.000.000,00 =Rp ??????
– Angsuran Bulanan ???
Angsuran PPh Pasal 25 Bagi Wajib Pajak yang Memperoleh Penghasilan Tidak
Teratur

Mengingat penghasilan yang tidak teratur


belum tentu diterima lagi di tahun
berikutnya, maka penghasilan yang
dipakai sebagai dasar penghitungan
angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun
berikutnya adalah hanya berdasarkan
penghasilan teratur
Contoh soal pph 24

• PT ABC Memperoleh penghasilan neto pada tahun 2019 sebagai berikut


• Penghasilan DN ( Tarif pph 25%) = 600.000.000
• Pengahasilan LN dr VIETNAM ( tarif 20%)= 400.000.000
Hitung pph pasal 24 atau kredit Pajak luar negeri PT abc
Yang menjumlahkan pengasilan netto = 1.000.000.000
Pph terutang DN 25%x 1.000.000.000 = 250.000.000
(400,000,000 : 1.000.000.000)x 250.000.000 = 100.000.000
Lanjutan

Menghitung pph yang terutang atau di potong di LN (Vietnam)


= 20%x 400.000.000 =80.000.000
Studi kasus

• PT ABC Pada tahun 2020 wajib pajak Badan dengan penghasilan Bruto sebesar 9.600.000.000, penghasilan kena pajak nya 2.200.000.000 = hitung pph
terutang nya berapa?
( 4,800.000.000: 9.600.000.000) x 2.200.000.000
= 1.100.000.000
PKP Fasilitas dan Non Fasilitas
PKP non Fasilitas = pkp – PKP F
= 2.200.000.000-1.100.000.000 = 1.100.000.000
(50 % X22%) X 1.100.000.000= 121.000.000
22 % X 1.100.000.000 = 242.000.000
PPh terutang 363,000,000 (Tahun 2020)
• Studi Kasus PPh 23
PT EFG menyewa alat berat kepada PT HIJ dengan Biaya sewa sebesar Rp.50.000.000
Berapa besar PPh Pasal 23 atas sewa yang harus di potong PT EFG sebagai pemberi penghasilan atas sewa PT HIJ? = 2% x50.000.000= 1.000.000
Lanjutan

• Studi kasus PPh 23


PT EFG menerima Royalti atas hak yang digunakan Rp.50.000.000
Berapa besar PPh Pasal 23 atas Royalti tersebut = 15% x 50.000.000 = 7.500.000
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai