Laba
Modal ditahan
Aset Liabilitas Dividen Penghasilan Beban
disetor awal
Dr Cr Cr
Laba
Modal ditahan
Aset Liabilitas Dividen Penghasilan Beban
disetor awal
Dr Cr Cr Cr Dr Cr Dr
Mutasi Debit dan Kredit
Investasi
Aktiva Tetap
Aktiva
Aktiva Lain-lain
Utang Lain-lain
Komponen Ekuitas
Lainnya
Penghasilan 1. Pendapatan
Nominal (L/R) 2. Keuntungan
1. Beban
Beban
2. Kerugian
Accounting Process
Step 1 Business Step 2 Recorded Step 3 Posted
documents analyzed in journals to ledgers
Recording Process
Step 6
Financial statements
Step 4 Work
Trial balance sheet
(optional) Step 7 Closing
Step 5
Adjustments Step 8 Post-closing
trial balance (optional)
Jenis Laporan Keuangan
Pembukuan
suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan
dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun
laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk
periode Tahun Pajak tersebut.
1
8
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
PASAL 28 AYAT (1) UU KUP
WAJIB
MENYELENGGARAKA
N PEMBUKUAN
Produk Pembukuan Sebagai Lampiran SPT Tahunan PPh
Pasal 4 UU KUP:
• Ayat (4): SPT Tahunan PPh WP yang wajib menyelenggarakan
pembukuan harus dilampiri dengan
✔ laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta
✔ keterangan lain
yang diperlukan untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak (contoh keterangan lain:
koreksi fiskal, CaLK, dll.)
• Ayat (4b): Dalam hal laporan keuangan sdp ayat (4a) diaudit oleh 20
Akuntan Publik tetapi tidak dilampirkan pada SPT, maka SPT
KEWAJIBAN
PEMBUKUAN
WAJIB PAJAK BADAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
PERUBAHA
N
METODE
PEMBUKUAN,
misal :
TAHUN BUKU ⮚Pengakuan
Penghasilan dan Biaya
⮚Metode Penyusutan
Aktiva Tetap
⮚Metode Penilaian
Persediaa
n
WP DALAM RANGKA
❖ PMA
❖ KONTRAK KARYA
❖ KONTRAK BAGI HASIL
❖ BUT
❖ WP yang mempunyai afiliasi dengan perusahaan di LN
SELAMA 10 TAHUN
DI INDONESIA
Tempat Kegiatan
BERAKIBAT 27
TINDAK PIDANA
KARENA
PASAL 39 AYAT (1),(2), (3) UU KUP
SENGAJA
• DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA PALING
SINGKAT 6 (ENAM) BULAN DAN PALING LAMA
6 (ENAM) TAHUN DAN
• DENDA PALING SEDIKIT 2 (DUA) KALI JUMLAH
PAJAK TERUTANG YANG TIDAK ATAU KURANG
DIBAYAR DAN PALING BANYAK 4 (EMPAT) KALI
JUMLAH PAJAK TERUTANG YANG TIDAK ATAU
KURANG DIBAYAR.
Jurnal
Buku Besar
Buku Besar
Tambahan
Laporan
Laba Rugi Rekonsiliasi Laba Rugi
Keuangan
Komersial Fiskal Fiskal
30
Skema Alur Fikir Akuntansi Komersial & Akuntansi
Pajak
PENGGUNA UMUM FISKUS
LK Final
LK Fiskal
PSAK UU Pajak
Asumsi: Asumsi:
1. Tujuan 1. Tujuan
2. Prinsip 2. Prinsip
Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Pajak
No. Keterangan Akuntansi Komersial Akuntansi Perpajakan
1. Tujuan Menyediakan informasi keuangan Menyediakan informasi terkait
bagi pengguna/pemangku dengan pemungutan pajak
kepentingan (terutama investor
dan kreditor)
2. Dasar PSAK Undang-undang Pajak dan
Peraturan Pelaksanaannya
3. Prinsip/Asas ▪ Tidak selalu menggunakan ▪ Menggunakan prinsip realisasi
Pembukuan prinsip realisasi (diakui apabila terjadi
▪ Memperkenankan prinsip transaksi)
konservatisme 🡪 kemungkinan ▪ Tidak memperkenankan prinsip
kerugian yang akan terjadi konservatisme, kecuali
boleh diakui sebagai pembentukan cadangan yang
beban/biaya walaupun belum diperkenankan sesuai Ps. 9(1)
terjadi terjadi transaksi. UU PPh
4. Metode Pembukuan Basis Akrual Basis/Stelsel Akrual atau Kas Campuran
5. Pengukuran Ada yang diperkenankan Menggunakan nilai berupa biaya historis
elemen- elemen menggunakan nilai selain
neraca biaya historis (nilai
wajar/pasar)
No Nama Akun Pajak Neraca Laba Rugi
1 PPh Pasal 21 Kredit -
2 PPh Pasal 22 Debit/Kredit Debit
3 PPh Pasal 23 Debit/Kredit -
4 PPh Pasal 24 Debit -
5 PPh Pasal 25 Debit/Kredit -
6 PPh Pasal 26 Kredit -
7 PPh Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan - Debit
8 PPh Pasal 28A Debit -
9 PPh Pasal 29 Kredit -
10 Pajak Masukan Dapat Dikreditkan Debit -
11 Pajak Masukan Tidak Dapat Dikreditkan Debit Debit
12 Pajak Keluaran Kredit -
13 Bea Meterai - Debit
14 Pajak Bumi dan Bangunan - Debit
15 BPHTB - Debit
16 Pajak Hiburan Kredit -
17 Pajak Restoran Kredit -
18 Pajak Reklame dan Pajak Pajak Kendaraan Bermotor - 33 Debit
Bagian 2
Penghasilan Menurut
Akuntansi dan Perpajakan
Penghasilan Menurut Akuntansi
Perlakuan Penghasilan
Komersial – PSAK
Penghasilan
Mengapa harus
berlaku.
paham PSAK?
3. Dalam hal laporan keuangan yang disusun tidak patuh terhadap SAK,
maka dimungkinkan terdapat potensi pajak yang hilang sebagai akibat
ketidakpatuhan tersebut.
PSAK 23 (Pendapatan) PSAK 72 (Pendapatan)
Peta PSAK
Penghasilan
PSAK 34 (Kontrak Konstruksi)
Pendapatan
PSAK 62 (Kontrak Asuransi)
Operasi yang
PSAK 58 (ATUD)
dihentikan
Penghasilan
Sewa PSAK 30 (Sewa) PSAK 73 (Sewa)
PSAK 1
(Penyajian)
Capital Gain
Contoh:
• PT Sehat menjual barang kepada PT Semangat seharga Rp1.000.000,-.
• PT Sehat memberikan potongan harga sebesar 3% dan memungut PPN 10%.
• PT Sehat mencatat pendapatan sebesar (100%-3%) x Rp1.000.000 =
Rp970.000,- 1.067.000,-
• Piutang/Kas 970.000,-
Pendapatan 97.000,-
• Tidak terdapat
PPN perbedaan pengakuan pendapatan komersial vs fiskal
• Saat Terutang PPN: pada saat barang diserahkan atau uang dibayarkan, mana yang lebih
dahulu.
Penjualan
Barang
PSAK 23
Situasi Pendapatan
Lainnya
Pada tahun 2018, PT Gerak Cepat berhasil memenangkan tender penyediaan jasa
pembekalan sumber daya manusia di suatu perusahaan PMA
Nilai kontrak sebesar Rp675.000.000,- dengan masa penyediaan jasa selama 3 tahun
dimulai dari tahun 2019.
Objek
Pajak
Ps. 4 (2)
Final
Penghasila
n
Non
Ps. 4 (3)
Objek
Pajak
Dikenakan Pajak dengan
Tarif Umum/Tarif
P Objek Ps.17(1)
E Pajak Dikenakan Pajak dengan
N Tarif Khusus dan Bersifat
G Final
H
A
S
I Dikecuali- Tidak
L kan dari / digabungkan
A Bukan dengan
N Objek Penghasilan yang
Pajak dikenakan Pajak
dengan Tarif
Umum
Penghasilan yang dikenakan PPh Non
Final
Pasal 4 (1)UU PPh
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
Seluruh diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
penghasilan dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk:
dengan nama
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dan bentuk termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
apapun (World dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini;
Wide Income), b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
kecuali yang c. laba usaha;
dikenakan PPh d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta;
bersifat final e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran
tambahan pengembalian pajak;
dan bukan
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang;
objek pajak. g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;
h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
Penghasilan yang dikenakan PPh Non
Final
Pasal 4 (1)UU PPh
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
Seluruh diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
penghasilan konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa
dengan nama pun, termasuk:
dan bentuk
j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
apapun (World
k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan
Wide Income), Peraturan Pemerintah;
kecuali yang l. keuntungan selisih kurs mata uang asing;
dikenakan PPh m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
bersifat final dan n. premi asuransi;
bukan objek o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang
pajak. menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak;
q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;
r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum
dan tata cara perpajakan;
s. surplus Bank Indonesia.
Penghasilan yang dikenakan PPh
Final
a. Bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi, surat utang
negara, bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota
koperasi orang pribadi;
b. Hadiah undian;
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif
Pasal 4 (2), Pasal yang diperdagangkan di bursa, transaksi penjualan saham atau pengalihan
15, Pasal 17 (2c) penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh
UU Pajak perusahaan modal ventura;
Penghasilan:
d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah
dan/atau bangunan; dan
e. Dividen yang diterima WP OPDN;
f. Penghasilan dari WPLN yang memiliki perwakilan di Indonesia;
g. Penghasilan dari perusahaan pelayaran, penerbangan, kemitraan dalam
bentuk Build, Operate, Transfer (BOT).
Penghasilan Bukan Objek
Pajak
• menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak dan bukan
objek pajak; atau
Biaya bersama bagi Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak dapat
dipisahkan dalam rangka penghitungan besarnya Penghasilan Kena Pajak,
pembebanannya dialokasikan secara proporsional.
Bagian 3
by suwadi wi
Pengakuan Beban
• Ketika penuruanan manfaat ekonomik masa depan yang berkaitan dengan penurunan
asset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal
• Pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan liabilitas atau penurunan asset
(sebagai contoh, akrual hak karyawan atau penyusutan aset tetap).
Cara Pengakuan
• Pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs with revenue, seperti HPP)
• Atas dasar prosedur alokasi yang sistematia dan rasional, seperti penyusutan asset tetap
• Segera diakui dalam laporan laba rugi ketika pengeluaran tidak menghasilkan
manfaat ekonomik masa depan
• Pada saat liabiltas timbul tanpa adanya pengakuan asset, seperti ketika liabilitas timbul
akibat garansi produk
Biaya vs Beban
Biaya Beban
-Cost - Expsense
- pengeluaran - pengeluaran
dengan manfaat dengan manfaat
langsung dirasakan
yang akan atau biaya yang
dirasakan pada telah kedaluwarsa
masa yang akan (expired cost)
datang
PSAK terkait Biaya
PSAK 19
PSAK 14 PSAK 16 PSAK 24
Aset Tidak
Aset Tetap Imbalan Kerja
Persediaan Berwujud
Masa manfaat
Biaya
lebih dari 1 tahun
Biaya Non 3M
Fasilitas
Pengurang
Penghasilan Netto
Bagaimana
ketentuan
Biaya yang Tidak Dapat
Pasal 9 ayat (1) UU PPh
Dikurangkan Pembagian laba dengan nama dan
Premi asuransi kesehatan
dalam bentuk apapun: Asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
Seperti dividen, termasuk dividen yang
dwiguna dan asuransi beasiswa yang dibayar
dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
oleh WP OP, kecuali jika dibayar oleh
pemegang polis dan pembagian SHU
pemberi kerja dan premi tersebut dihitung
koperasi
sebagai penghasilan bagi WP ybs.
by suwadi wi
Contoh:
PT A bergerak dalam bidang usaha yg penghasilannya dikenakan
PPh yang bersifat final. Dalam suatu tahun pajak, PT A
memperoleh penghasilan bruto yang terdiri dari:
a. penghasilan dari usaha
yang
bersifat telah
finaldikenakan Pajak Rp
...................................
Penghasilan yang 300.000.000
b. penghasilan bruto lainnya
yang dikenakan Pajak
Rp
Penghasilan yang bersifat 200.000.000
tidak final ...........................
Rp
Jumlah penghasilan bruto 500.000.000
Apabila biaya-biaya bersama yg tidak dapat dipisahkan setelah
dilakukan penyesuaian fiskal adalah sebesar Rp250.000.000,
maka biaya yang boleh dikurangkan untuk 3M penghasilan adalah
sebesar 2/5 x Rp250.000.000
= Rp 100.000.000.
Ps. 27 PP 94/2010 stdd PP 45/2019 by suwadi wi
Bagian 4
•Tahun
berjala • PPh Ps.
n 21
• PPh Ps. • Pada
• Dipotong/dipung 22 Akhir
ut Pihak ke 3 tahun
• PPh Ps.
23 sebagai
• Pelunasa Kredit
• PPh Ps.
n Pajak 24(LN) pajak
Terutang •Tidak
• PPh Ps. 4 (2) sebag
Final ai
•Akhir Kredit
• Dibayar • PPh Ps. 29
Tahu pajak
sendiri
n
• Tgl 10 November 2018, PT Mandiri melunasi PPh Ps. 25
untuk
• masa Oktober 2018 sebesar Rp 12.000.000
Kas/Bank 12.000.000
• PPh Pemotongan &
Pemungutan
Penerima Penghasilan
Pemberi
(Yang Penghasilan
dipotong/dipungut) • Penghasila (Pemotong/pemungu
n/ t)
Transaksi
• PP
• SPT • PP h
Tahun h
• Non
an
final
Bukti
potong • Kas
• KP Negara
P
• SPT
Masa
Potput
• Akuntansi PPh
Potput
•
Pihak yang
Pihak Pemotong/
Dipotong/dipung
Pemungut
ut
Dibukukan sebagai
Dibukukan Beban Pajak Kini
• PPh sebagai (Current Tax Exp)
Final
Utang Pajak (D)
(K)
JURNAL
PPH
PASAL 21
SAAT TERUTANG PPH PASAL 21
• saat pembayaran
• saat terutangnya penghasilan yang menjadi
objek pemotongan
PER-16/PJ/2016
• Akuntansi PPh Ps. 21
• Pegawai Tetap
• PT Enjoy melakukan pembayaran gaji kepada pegawai tetapnya sbb :
• - Gaji Pokok = Rp 165.000.000
• - Iuran Dana Pensiun (yg mendapat pengesahan Menkeu) yang dibayar
• pegawai Rp 2.500.000
• - PPh yang dipotong = Rp 1.750.000
• Buat JurnalAkun
transaksi Di atas : Debit (Rp) Kredit (Rp)
B. Gaji 165.000.000
Utang Iuran Pensiun 2.500.000
Utang Pajak-PPh Ps. 21 1.750.000
Kas/Bank 160.750.000
▪ Pembayaran
PP 94 TAHUN 2010
• PT. Delima (Pengusaha Kena Pajak/PKP) melakukan pembayaran atas jasa reparasi
mesin kepada PT. Apel Teknik (PKP) Rp10.000.000 (belum termasuk PPN). PT. Delima
akan memotong PPh pasal 23 sebesar 2% x jumlah bruto (dasar pengenaan pajak), yaitu
2% x Rp
10.000.000 = Rp 200.000 dan PT Apel Teknik akan memungut PPN sebesar
• 10% x Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000
Kas/Bank 10.800.000
Pajak Dibayar Di Muka-PPh Ps. 23 200.000
Penjualan 10.000.000
Pajak Keluaran 1.000.000
JURNAL
PPH
PASAL
26
SAAT TERUTANG PPH PASAL 26
▪ Pembayaran
PP 94 TAHUN 2010
PPh Ps.
26
Jan 18 PT Glodok memanfaat Jasa perbaikan jaringan IT dari Comp Inc
asal
Australia. Comp Inc. tidak menyerahkan SKD
• Nilai penggantian jasa = US$ 50.000.
• Kurs menteri keuangan = 9.000
• Kurs tengah BIKet
= 9.200 US$ Kurs Rp
B. Jasa 50.000 9.200 460.000.000
PPh Ps. 26 = 20% 10.000 9.000 90.000.000
Terutang ke Comp Inc 40.000 370.000.000
PPN =10% 5.000 9.000 45.000.000
•Tanggal
1. Menanggung
Uraian PPh Pasal
Debit (Rp) 26
Kredit (Rp)
Jan 08 Beban perbaikan 460.000.000
Pajak Masukan 45.000.000
Beban Pajak Kini-Ps. 26 90.000.000
Utang Usaha 460.000.000
Utang Pajak-PPN JLN 45.000.000
Utang Pajak-PPh Ps. 26 90.000.000
• Rekonsiliasi akhir
tahun
Akun Komersial Koreksi+ Koreksi - Fiskal
B. Perbaikan
460.000.000 460.000.000
B. Pajak 90.000.000 90.000.000 0
Kini- PPh
Ps. 26
• PPh Ps.
• PPh Ps.
26
26
• 2. Melakukan metode Gross Up
• Gross up biaya = $ 50.000 X 100/80 = $ 62.500
• PPh Ps. 26 (20%) = $ 12.500
• Yang akan dibayar = $ 50.000
Ket US$ Kurs Rp
B. Jasa 62.500 9.200 575.000.000
PPh Ps. 26 = 20% 12.500 9.000 112.500.000
Terutang ke Comp Inc 50.000 462.500.000
PPN =10% 6.250 9.000 56.250.000
Rekonsiliasi Fiskal
1
Rekonsiliasi Fiskal
Apa beda lapkeu komersial dan fiskal
?
Lapkeu komersial Lapkeu fiskal
• Disusun berdasarkan • Disusun berdasarkan
prinsip akuntansi ketentuan dalam UU
yang berlaku umum Perpajakan
• Tujuan lapkeu untuk • Tujuan lapkeu
menyediakan info bagi
pemakai lapkeu untuk untuk menghitung
pengambilan PPh terutang
keputusan
134
REKONSILIASI
FISKAL
Permane Tempor
n er
Form 177I-
I
Laporan Keuangan Fiskal
Form 177I-
I
Laporan Keuangan Fiskal
Form 177I-
I
Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi
Fiskal Beban
(cost/expense)
over under
Sesuai Tidak
UU
Sesuai UU
over under
141
KONSEP BEDA TETAP & BEDA
WAKTU
BEDA
TETAP
Perbedaan antara laba penghasilan kena pajak yang
akuntansi dan disebabkan
oleh ketentuan perpajakan
Tidak akan menimbulkan permasalahan akuntansi dan tidak
memberikan pengaruh terhadap kewajiban perpajakan di masa yang
akan datang
Jenis Beda
Tetap
1. Penghasilan bagi Akuntansi Komersial tetapi menurut PPh
merupakan penghasilan yang telah dikenakan PPh Final
dimana tidak perlu lagi dilakukan penghitungan pajak
Penyusutan Selisih
Tahun Fiskal = 4 th Akunt = 5 tahun (Koreksi = BW)
( 25 %) (20 %)
20x1 250.000.000 200.000.000 - (50.000.000)
20x2 250.000.000 200.000.000 - (50.000.000)
20x3 250.000.000 200.000.000 - (50.000.000)
20x4 250.000.000 200.000.000 - (50.000.000)
20x5 - 200.000.000 + 200.000.000
1.000.000.000 1.000.000.000 -
Tahun Laba sblm pajak Koreksi BW Laba Fiskal PPh kini Jurnal
20x1 800.000.000 (50.000.000) 750.000.000 187.500.000 --> Dr - Current tax Expense
20x2 1.000.000.000 (50.000.000) 950.000.000 237.500.000 Cr - CT Liabilities
20x3 900.000.000 (50.000.000) 850.000.000 212.500.000
20x4 700.000.000 (50.000.000) 650.000.000 162.500.000 Dr - CTL
20x5 1.200.000.000 200.000.000 1.400.000.000 350.000.000 Cr - Prepaid art 22
Cr - Prepaid art 23
1.150.000.000
Cr - Prepaid art 25
Cr - Utang PPh 29