Anda di halaman 1dari 127

SESI 2 – DIMULAI

Melakukan penyesuaian laporan keuangan perusahaan


Sesi 2
Akuntansi Perpajakan
Mustari, S.E.,M.Ak
Bagian 1

Konsep Dasar Akuntansi


& Pembukuan Menurut
Perpajakan
KONSEP DASAR AKUNTANSI
Persamaan
Akuntansi
Aset Liabilitas Ekuitas

Laba
Modal ditahan
Aset Liabilitas Dividen Penghasilan Beban
disetor awal

[Kieso, Weygandt, dan Warfield


(2011)]
Debit (Dr) dan Kredit (Cr)

Aset Liabilitas Ekuitas

Dr Cr Cr

Laba
Modal ditahan
Aset Liabilitas Dividen Penghasilan Beban
disetor awal
Dr Cr Cr Cr Dr Cr Dr
Mutasi Debit dan Kredit

Aset = Liabilitas Ekuitas


Dr Cr Dr+ Dr
Cr (+) C
(–) r
(–) (+) (–)
Beban (+ Penghasilan
Dr ) Cr Dr Cr
(+) (–) (–) (+)
KLASIFIKASI AKUN: Aktiva Lancar

Investasi

Aktiva Tetap
Aktiva
Aktiva Lain-lain

Riil (Neraca) Utang Jk. Pendek


Liabilitas Utang Jk. Panjang

Utang Lain-lain

Akun/ Modal …. (Pemilik)


Ekuitas
Rekening Saldo Laba

Komponen Ekuitas
Lainnya

Penghasilan 1. Pendapatan
Nominal (L/R) 2. Keuntungan

1. Beban
Beban
2. Kerugian
Accounting Process
Step 1 Business Step 2 Recorded Step 3 Posted
documents analyzed in journals to ledgers

Recording Process
Step 6
Financial statements
Step 4 Work
Trial balance sheet
(optional) Step 7 Closing

Step 5
Adjustments Step 8 Post-closing
trial balance (optional)
Jenis Laporan Keuangan

PSAK Umum [PSAK 1 (2013)] PSAK ETAP PSAK EMKM


▪ Laporan Keuangan lengkap ▪ Laporan Keuangan lengkap ▪ Laporan Keuangan
terdiri dari: terdiri dari: minimum terdiri dari:
1. Laporan Posisi Keuangan 1. Neraca 1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi dan 2. Laporan Laba Rugi 2. Laporan Laba Rugi
Penghasilan 3. Laporan Arus Kas 3. CALK
Komprehensif Lain 4. Laporan Perubahan Ekuitas
3. Laporan Arus Kas 5. CALK
4. Laporan Perubahan Ekuitas
5. CALK
6. Informasi Komparatif
Unsur Laporan Keuangan
a. Aset
b. Liabilitas Neraca
c. Ekuitas
d. Penghasilan
Laporan Laba Rugi
e. Beban
KEWAJIBAN PEMBUKUAN MENURUT PERPAJAKAN
Dasar Hukum Pembukuan

PASAL 1 ANGKA 29 KUP

PASAL 28 KUP, PASAL 14 UU

PPh PASAL39 KUP


Pengertian
Pembukuan
Pasal 1 angka 28 UU KUP

Pembukuan
suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan
dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun
laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk
periode Tahun Pajak tersebut.

1
8
KEWAJIBAN PEMBUKUAN
PASAL 28 AYAT (1) UU KUP

WAJIB PAJAK ORANG


PRIBADI YG
WAJIB
MELAKUKAN
PAJAK
KEGIATAN USAHA
BADAN
ATAU
PEKERJAAN
BEBAS DI INDONESIA

WAJIB
MENYELENGGARAKA
N PEMBUKUAN
Produk Pembukuan Sebagai Lampiran SPT Tahunan PPh
Pasal 4 UU KUP:
• Ayat (4): SPT Tahunan PPh WP yang wajib menyelenggarakan
pembukuan harus dilampiri dengan
✔ laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta
✔ keterangan lain
yang diperlukan untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak (contoh keterangan lain:
koreksi fiskal, CaLK, dll.)

• Ayat (4a): Laporan Keuangan sdp ayat (4) adalah laporan


keuangan dari masing- masing Wajib Pajak.

• Ayat (4b): Dalam hal laporan keuangan sdp ayat (4a) diaudit oleh 20
Akuntan Publik tetapi tidak dilampirkan pada SPT, maka SPT
KEWAJIBAN
PEMBUKUAN
WAJIB PAJAK BADAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

WAJIB Peredaran bruto >= 4,8 Peredaran bruto < 4,8


M Pasal 14 (2) UU M Pasal 14 (2) UU
PPh PPh
PEMBUKUAN WAJIB
TIDAK WAJIB
PEMBUKUAN
Memilih
● Pasal 28 (7) UU KUP,
pembukuan harus diselenggarakan
dengan cara atau sistem yang lazim di
pakai di Indonesia misalnya berdasarkan PENCATATAN
Standar Akuntansi Keuangan, kecuali
peraturan
perundang-undangan perpajakan
menentukan lain.
● Pembukuan dilakukan berdasarkan Standar
Akuntansi Keungan (Pasal 58 (1) UU No.1
tahun 1995 “Perseroran Terbatas”
KONSEP LAPORAN
KEUANGAN
KETENTUAN PEMBUKUAN
Perbedaan PSAK Umum, ETAP dan
EMKM
PSAK Umum PSAK ETAP PSAK EMKM

1. Berbasis IFRS 1. Mengadopsi IFRS for SME Lebih sederhana


2. Laporan Keuangan 2. Tidak ada laporan laba rugi dibanding PSAK
lengkap terdiri komprehensif, penilaian aset ETAP
dari: tetap, aset tidak berwujud dan
▪ Laporan properti investasi setelah
Posisi tanggal perolehan hanya
Keuangan, menggunakan harga
▪ Laporan Laba/Rugi, perolehan, tidak ada pilihan
▪ Laporan Arus Kas, penggunaan revaluasian/nilai
▪ Laporan wajar
Perubahan Modal, 3. Tidak ada pengakuan liabilitas
▪ CALK, dll. dan aset pajak tangguhan
SYARAT
PEMBUKUAN
PASAL 28 AYAT (3), (4), (5), (7) UU KUP

⮚ Harus memperhatikan itikad baik


⮚ Mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha sebenarnya
⮚ Diselenggarakan di Indonesia
⮚ Huruf latin
⮚ Angka Arab
⮚ Satuan mata uang Rupiah
⮚ Bahasa Indonesia atau Bahasa Asing yang
diizinkan Menteri Keuangan yaitu bahasa Inggris
⮚ Diselenggarakan dgn prinsip taat asas dan dgn stelsel akrual atau
stelsel kas
⮚ Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta,kewajiban,
modal, penghasilan & biaya, serta penjualan & pembelian(sehingga
dapat dihitung besarnya pajak yang terutang)
PERUBAHAN TAHUN BUKU
DAN ATAUMETODE PEMBUKUAN
PASAL 28 AYAT (6) UU KUP

PERUBAHA
N
METODE
PEMBUKUAN,
misal :
TAHUN BUKU ⮚Pengakuan
Penghasilan dan Biaya
⮚Metode Penyusutan
Aktiva Tetap
⮚Metode Penilaian
Persediaa
n

- Harus mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pajak


- Diajukansebelum dimulainya tahun buku
yang bersangkutan dengan alasan-alasan
perubahan
PEMBUKUAN DLM BAHASA ASING
dan MATA UANG SELAIN
RUPIAH
PASAL 28 AYAT (8) UU KUP JO. 49/PMK.03/2007

PEMBUKUAN DENGAN BAHASA ASING dan MATA UANG


SELAIN RUPIAH

WP DALAM RANGKA
❖ PMA
❖ KONTRAK KARYA
❖ KONTRAK BAGI HASIL
❖ BUT
❖ WP yang mempunyai afiliasi dengan perusahaan di LN

SETELAH MENDAPAT IZIN MENTERI KEUANGAN


KECUALI WP DALAM RANGKA KONTRAK KARYA
ATAU KONTRAK BAGI HASIL CUKUP
PEMBERITAHUAN
Pemberian ijin dilimpahkan kepada Direktur Jenderal Pajak
KEWAJIBAN PENYIMPANAN
BUKU/CATATAN/DOKUMEN
PASAL 28 AYAT (11) UU KUP

PENYIMPANAN BUKU/CATATAN/DOKUMEN YANG MENJADI DASAR


PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN & DOKUMEN LAIN TERMASUK
HASIL PENGOLAHAN DATA DARI PEMBUKUAN YANG DIKELOLA
SECARA ELEKTRONIK ATAU SECARA PROGRAM APLIKASI ON-
LINE

SELAMA 10 TAHUN
DI INDONESIA

BADAN ORANG PRIBADI

Tempat Kegiatan

Tempat Kedudukan atau


Tempat Tinggal
TINDAK PIDANA
KARENA SENGAJA
PASAL 39 AYAT (1) UU KUP
WAJIB PAJAK :
⮚ TIDAK MENDAFTARKAN DIRI UNTUK DIBERIKAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU
TIDAK MELAPORKAN USAHANYA UNTUK DIKUKUHKAN SEBAGAI PENGUSAHA KENA
PAJAK;
⮚ MENYALAHGUNAKAN ATAU MENGGUNAKAN TANPA HAK NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK;
⮚ TIDAK MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN;
⮚ MENYAMPAIKAN SURAT PEMBERITAHUAN DAN/ATAU KETERANGAN YANG ISINYA TIDAK
BENAR ATAU TIDAK LENGKAP;
⮚ MENOLAK UNTUK DILAKUKAN PEMERIKSAAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL
29;
⮚ MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN, PENCATATAN, ATAU DOKUMEN LAIN YANG PALSU ATAU
DIPALSUKAN SEOLAH-OLAH BENAR, ATAU TIDAK MENGGAMBARKAN KEADAAN YANG
SEBENARNYA;
⮚ TIDAK MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN DI INDONESIA, TIDAK
MEMPERLIHATKAN ATAU TIDAK MEMINJAMKAN BUKU, CATATAN, ATAU DOKUMEN LAIN;
⮚ TIDAK MENYIMPAN BUKU, CATATAN, ATAU DOKUMEN YANG MENJADI DASAR
PEMBUKUAN ATAU PENCATATAN DAN DOKUMEN LAIN TERMASUK HASIL PENGOLAHAN
DATA DARI PEMBUKUAN YANG DIKELOLA SECARA ELEKTRONIK ATAU
DISELENGGARAKAN SECARA PROGRAM APLIKASI ON-LINE DI INDONESIA SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 28 AYAT (11); ATAU
⮚ TIDAK MENYETORKAN PAJAK YANG TELAH DIPOTONG ATAU DIPUNGUT

BERAKIBAT 27
TINDAK PIDANA
KARENA
PASAL 39 AYAT (1),(2), (3) UU KUP
SENGAJA
• DIPIDANA DENGAN PIDANA PENJARA PALING
SINGKAT 6 (ENAM) BULAN DAN PALING LAMA
6 (ENAM) TAHUN DAN
• DENDA PALING SEDIKIT 2 (DUA) KALI JUMLAH
PAJAK TERUTANG YANG TIDAK ATAU KURANG
DIBAYAR DAN PALING BANYAK 4 (EMPAT) KALI
JUMLAH PAJAK TERUTANG YANG TIDAK ATAU
KURANG DIBAYAR.

BERLAKU JUGA BAGI WAKIL, KUASA, PEGAWAI DARI WAJIB PAJAK,


ATAU PIHAK LAIN YANG MENYURUH MELAKUKAN, YANG TURUT
SERTA MELAKUKAN, YANG MENGANJURKAN, ATAU YANG
MEMBANTU MELAKUKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
PASAL 43 AYAT (1)
PROSES AKUNTANSI PAJAK
Proses Akuntansi Pajak
Proses pembukuan dan
Dokumen
penyusunan laporan keuangan
Dasar

Jurnal

Buku Besar
Buku Besar
Tambahan

Kertas Kerja LK Proses pengisian SPT Tahunan PPh


(worksheet)

Laporan
Laba Rugi Rekonsiliasi Laba Rugi
Keuangan
Komersial Fiskal Fiskal

30
Skema Alur Fikir Akuntansi Komersial & Akuntansi
Pajak
PENGGUNA UMUM FISKUS

LK Final

Akuntansi PPh SPT/PPh

LK Fiskal

LK Komersial Rekonsiliasi Fiskal

Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak

PSAK UU Pajak

Asumsi: Asumsi:
1. Tujuan 1. Tujuan
2. Prinsip 2. Prinsip
Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Pajak
No. Keterangan Akuntansi Komersial Akuntansi Perpajakan
1. Tujuan Menyediakan informasi keuangan Menyediakan informasi terkait
bagi pengguna/pemangku dengan pemungutan pajak
kepentingan (terutama investor
dan kreditor)
2. Dasar PSAK Undang-undang Pajak dan
Peraturan Pelaksanaannya
3. Prinsip/Asas ▪ Tidak selalu menggunakan ▪ Menggunakan prinsip realisasi
Pembukuan prinsip realisasi (diakui apabila terjadi
▪ Memperkenankan prinsip transaksi)
konservatisme 🡪 kemungkinan ▪ Tidak memperkenankan prinsip
kerugian yang akan terjadi konservatisme, kecuali
boleh diakui sebagai pembentukan cadangan yang
beban/biaya walaupun belum diperkenankan sesuai Ps. 9(1)
terjadi terjadi transaksi. UU PPh
4. Metode Pembukuan Basis Akrual Basis/Stelsel Akrual atau Kas Campuran
5. Pengukuran Ada yang diperkenankan Menggunakan nilai berupa biaya historis
elemen- elemen menggunakan nilai selain
neraca biaya historis (nilai
wajar/pasar)
No Nama Akun Pajak Neraca Laba Rugi
1 PPh Pasal 21 Kredit -
2 PPh Pasal 22 Debit/Kredit Debit
3 PPh Pasal 23 Debit/Kredit -
4 PPh Pasal 24 Debit -
5 PPh Pasal 25 Debit/Kredit -
6 PPh Pasal 26 Kredit -
7 PPh Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan - Debit
8 PPh Pasal 28A Debit -
9 PPh Pasal 29 Kredit -
10 Pajak Masukan Dapat Dikreditkan Debit -
11 Pajak Masukan Tidak Dapat Dikreditkan Debit Debit
12 Pajak Keluaran Kredit -
13 Bea Meterai - Debit
14 Pajak Bumi dan Bangunan - Debit
15 BPHTB - Debit
16 Pajak Hiburan Kredit -
17 Pajak Restoran Kredit -
18 Pajak Reklame dan Pajak Pajak Kendaraan Bermotor - 33 Debit
Bagian 2

Penghasilan Menurut
Akuntansi dan Perpajakan
Penghasilan Menurut Akuntansi
Perlakuan Penghasilan

Komersial – PSAK
Penghasilan

Penghasilan Non Final

Fiskal – UU Perpajakan Penghasilan Final

Penghasilan Non Objek


Penghasilan menurut A
PSAK
1. Laporan Keuangan WP dibuat berdasarkan PSAK, oleh karena itu
diperlukan pemahaman bagaimana seharusnya laporan
keuangan disusun.

2. Kepatuhan Wajib Pajak terhadap SAK memang bukan kewajiban DJP


untuk mengawasi, namun penjelasan Pasal 28 ayat (7) mensyaratkan
agar laporan keuangan disusun sesuai dengan ketentuan umum yang

Mengapa harus
berlaku.
paham PSAK?
3. Dalam hal laporan keuangan yang disusun tidak patuh terhadap SAK,
maka dimungkinkan terdapat potensi pajak yang hilang sebagai akibat
ketidakpatuhan tersebut.
PSAK 23 (Pendapatan) PSAK 72 (Pendapatan)
Peta PSAK
Penghasilan
PSAK 34 (Kontrak Konstruksi)

PSAK 36 (Akuntansi Kontrak Asuransi


Jiwa)
Usaha
PSAK 44 (Akuntansi pengembangan Real
Estate)

PSAK 61 (Hibah Pemerintah)

Pendapatan
PSAK 62 (Kontrak Asuransi)

Operasi yang
PSAK 58 (ATUD)
dihentikan
Penghasilan
Sewa PSAK 30 (Sewa) PSAK 73 (Sewa)

PSAK 1
(Penyajian)
Capital Gain

KKPK Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan


Penghasilan, Pendapatan &
Keuntungan 1 2 3

Penghasilan(income) Pendapatan (revenue) Keuntungan (gain)

• Kenaikan manfaat • Timbul dalam • Merepresentasikan pos


ekonomi selama suatu pelaksanaan aktivitas lainnya yang memenuhi
periode akuntansi dalam entitas yang biasa dan definisi penghasilan dan
bentuk pemasukan atau dikenal dengan sebutan mungkin timbul atau
penambahan aset, atau yang berbeda seperti mungkin tidak timbul
penurunan liabilitas penjualan, penghasilan dalam pelaksanaan
yang mengakibatkan jasa (fee), bunga, aktivitas entitas yang
kenaikan ekuitas yang dividen, royalti dan biasa.
tidak berasal dari sewa.
kontribusi penanaman
modal. • Diakui hanya jika
kemungkinan besar
• Penghasilan (income) manfaat ekonomi masa
terdiri dari pendapatan depan akan mengalir ke
entitas dan manfaat ini
(revenue) dan dapat diukur secara
keuntungan (gain) (Par
andal.
4.29).

PSAK (Kerangka Konseptual)


Penghasilan vs
Pendapatan

✔ Penghasilan (income) terdiri dari pendapatan


(revenue) dan keuntungan (gain). Penghasilan

✔ Pendapatan diperoleh entitas dari aktivitas


normalnya, misalnya melakukan penjualan,
memperoleh imbalan jasa/fee, bunga, dividen,
royalti dan pendapatan sewa.

✔ Keuntungan (gain) adalah perubahan dalam nilai Pendapatan


aset (kenaikan) atau kewajiban (penurunan)
yang dihasilkan dari sesuatu selain proses
penghasilan.

✔ Pendapatan merupakan bagian dari


Penghasilan.
Penghasilan: Komersial vs
Fiskal

❑ UU PPh mengenal penghasilan dalam arti luas. Artinya


apabila entitas telah mengakui seluruh pendapatan yang
dijelaskan di atas baik sesuai PSAK-23 maupun PSAK
lain yang mengatur, maka menjadi objek PPh sesuai
ketentuan.

❑ Ketentuan saat PPN terutang: mana yang lebih dahulu


antara penyerahan barang atau penerimaan uang.
Pengukuran
Pendapatan ✔ Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau akan diterima.
✔ Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
✔ Pendapatan=Imbalan-diskon
✔ Nilai pendapatan diakui diluar Pajak Pendapatan Nilai (PPN),
pajak penjualan dan bukan tagihan atas nama prinsipal.

Contoh:
• PT Sehat menjual barang kepada PT Semangat seharga Rp1.000.000,-.
• PT Sehat memberikan potongan harga sebesar 3% dan memungut PPN 10%.
• PT Sehat mencatat pendapatan sebesar (100%-3%) x Rp1.000.000 =
Rp970.000,- 1.067.000,-
• Piutang/Kas 970.000,-
Pendapatan 97.000,-
• Tidak terdapat
PPN perbedaan pengakuan pendapatan komersial vs fiskal
• Saat Terutang PPN: pada saat barang diserahkan atau uang dibayarkan, mana yang lebih
dahulu.
Penjualan
Barang

Resiko dan manfaat kepemilikan telah berpindah


secara signifikan

Tidak lagi melakukan pengelolaan atau pengendalian


efektif atas
barang yang diserahkan
Penjualan diakui jika
Jumlah pendapatan dapat diukur
seluruh kondisi
secara andal
dipenuhi

Manfaat ekonomi mengalir ke


entitas

Biaya terkait transaksi tersebut dapat diukur


secara andal.
Penyerahan
Jasa
Pendapatan atas penyerahan jasa diakui jika:

Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;

Manfaat ekonomi (probabale) diperoleh;

Tingkat penyelesaian dapat diukur dg andal

Biaya dapat diukur dengan andal.


Penyerahan Jasa -
Contoh
1. Imbalan Instalasi
2. Imbalan jasa termasuk dalam harga produk
3. Komisi iklan
4. Komisi keagenan asuransi
5. Imbalan jasa keuangan
6. Imbalan admisi
7. Imbalan pendidikan
8. Imbalan inisiasi, penerimaan dan keanggotaan
9. Imbalan waralaba
10. Imbalan dari pengembangan piranti lunak yang
sesuai kebutuhan

PSAK 23
Situasi Pendapatan
Lainnya

1. Bunga: diakui selama periode penyediaan jasa & menggunakan suku


bunga efektif.
2. Royalti: diakui dengan dasar akrual sesuai substansi
perjanjian. Umumnya menggunakan garis lurus.
3. Dividen: saat pemegang saham memiliki hak atas pembayaran (saat
diumumkan).
4. Pertumbuhan: asset biologis.
5. Basis penyelesaian produksi (production basis): terjadi pada kontrak
jangka panjang
Contoh Penyerahan
Jasa

Pada tahun 2018, PT Gerak Cepat berhasil memenangkan tender penyediaan jasa
pembekalan sumber daya manusia di suatu perusahaan PMA
Nilai kontrak sebesar Rp675.000.000,- dengan masa penyediaan jasa selama 3 tahun
dimulai dari tahun 2019.

Cost incured to date


Tingkat = -------------------------------------
Penyelesaian --------
Most recent estimate of
total costs
Pendapatan yang diakui = Total Pendapatan x Tingkat
Penyelesaian
Contoh Penyerahan
Jasa
Keterangan 2019 2022 2021

Biaya yang dikeluarkan sampai saat ini 150.000.000 437.400.000 607.500.000


Perkiraan biaya untuk menyelesaikannya 450.000.000 170.100.000 0

Perkiraan total biaya kontrak 600.000.000 607.500.000 607.500.000

Estimasi persentase selesai 25% 72% 100%

Harga kontrak 675.000.000 675.000.000 675.000.000

Pendapatan bisa diakui 168.750.000 486.000.000 675.000.000

Pendapatan bisa diakui th sebelumnya 0 (168.750.000) (486.000.000)

Pendapatan bisa diakui th ini 168.750.000 317.250.000 189.000.000

Biaya yang dikeluarkan tahun berjalan 150.000.000 287.400.000 170,100.000

Penghasilan diakui tahun berjalan 18.750.000 29.850.000 18.900.000


Contoh Penyerahan
Jasa
Keteranga 2019 2022 2021
Kontrak dlm penyelesaian (Dr) 150.000.000 287.400.000 170.100.000
Kas (Cr) 150.000.000 287.400.000 170.100.000

Kontrak dlm penyelesaian (Dr) 18.750.000 29.850.000 18.900.000


Beban Kontrak (Dr) 150.000.000 287.400.000 170.100.000
Pendapatan kontrak (Cr) 168.750.000 317.250.000 189.000.000

Tagihan atas kontrak (Dr) 675.000.000


Kontrak dlm penyelesaian (Cr) 675.000.000
Penghasilan Menurut Pajak
OBJEK
PAJAK
adalah
Definisi Penghasilan: …?

• Setiap tambahan kemampuan ekonomis

• yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak,

• baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,

• yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan


Wajib Pajak yang bersangkutan,

• dengan nama dan dalam bentuk apa pun.

( Pasal 4 ayat ( 1 ) UU PPh)


Jenis Penghasilan
Bukan
Ps. 4 (1)
Final

Objek
Pajak

Ps. 4 (2)
Final

Penghasila
n
Non
Ps. 4 (3)
Objek
Pajak
Dikenakan Pajak dengan
Tarif Umum/Tarif
P Objek Ps.17(1)
E Pajak Dikenakan Pajak dengan
N Tarif Khusus dan Bersifat
G Final
H
A
S
I Dikecuali- Tidak
L kan dari / digabungkan
A Bukan dengan
N Objek Penghasilan yang
Pajak dikenakan Pajak
dengan Tarif
Umum
Penghasilan yang dikenakan PPh Non
Final
Pasal 4 (1)UU PPh

Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
Seluruh diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang
penghasilan dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk:
dengan nama
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dan bentuk termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan
apapun (World dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini;
Wide Income), b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
kecuali yang c. laba usaha;
dikenakan PPh d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta;
bersifat final e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran
tambahan pengembalian pajak;
dan bukan
f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang;
objek pajak. g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi;
h. royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
i. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
Penghasilan yang dikenakan PPh Non
Final
Pasal 4 (1)UU PPh

Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
Seluruh diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
penghasilan konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa
dengan nama pun, termasuk:
dan bentuk
j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
apapun (World
k. keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan
Wide Income), Peraturan Pemerintah;
kecuali yang l. keuntungan selisih kurs mata uang asing;
dikenakan PPh m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
bersifat final dan n. premi asuransi;
bukan objek o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang
pajak. menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak;
q. penghasilan dari usaha berbasis syariah;
r. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum
dan tata cara perpajakan;
s. surplus Bank Indonesia.
Penghasilan yang dikenakan PPh
Final
a. Bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi, surat utang
negara, bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota
koperasi orang pribadi;
b. Hadiah undian;
c. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif
Pasal 4 (2), Pasal yang diperdagangkan di bursa, transaksi penjualan saham atau pengalihan
15, Pasal 17 (2c) penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh
UU Pajak perusahaan modal ventura;
Penghasilan:
d. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau
bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah
dan/atau bangunan; dan
e. Dividen yang diterima WP OPDN;
f. Penghasilan dari WPLN yang memiliki perwakilan di Indonesia;
g. Penghasilan dari perusahaan pelayaran, penerbangan, kemitraan dalam
bentuk Build, Operate, Transfer (BOT).
Penghasilan Bukan Objek
Pajak

1. Bantuan atau Sumbangan;


2. Harta Hibah
3. Warisan
Pasal 4 ayat (3) UU 4. Bagian Laba Yang Diterima atau Diperoleh Anggota dari Perseroan
Pajak Penghasilan: Komanditer yang Modalnya Tidak Terbagi atas Saham-Saham,
Persekutuan, Perkumpulan, Firma, dan Kongsi, Termasuk
Pemegang Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif
5. Penghasilan dari Modal yang Ditanamkan oleh Dana Pensiun dalam
Bidang-Bidang Tertentu
6. Iuran yang Diterima Dana Pensiun
7. Imbalan atau Pemberian dalam Bentuk Natura dan Kenikmatan
Pembukuan
Terpisah
Wajib Pajak harus menyelenggarakan pembukuan secara terpisah dalam hal:
• memiliki usaha yang penghasilannya dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final dan
tidak final;

• menerima atau memperoleh penghasilan yang merupakan objek pajak dan bukan
objek pajak; atau

• mendapatkan dan tidak mendapatkan fasilitas perpajakan sebagaimana diatur dalam


Pasal 31A Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Biaya bersama bagi Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak dapat
dipisahkan dalam rangka penghitungan besarnya Penghasilan Kena Pajak,
pembebanannya dialokasikan secara proporsional.
Bagian 3

Biaya Menurut Akuntansi


dan Perpajakan
Biaya Menurut Akuntansi
Pengertian Beban

▪ Beban adalah penurunan aset, atau peningkatan liabilitas, yang


mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan
dengan distribusi ke pemegang klaim ekuitas.

[Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) 2019 Paragraf 4.2, 4.69]

▪ Pengertian beban (expenses) meliputi beban (expenses) dan


kerugian (lossess).
[Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011)]

by suwadi wi
Pengakuan Beban

Diakui dalam Laporan Laba Rugi jika:

• Ketika penuruanan manfaat ekonomik masa depan yang berkaitan dengan penurunan
asset atau kenaikan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal
• Pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan liabilitas atau penurunan asset
(sebagai contoh, akrual hak karyawan atau penyusutan aset tetap).

Cara Pengakuan

• Pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs with revenue, seperti HPP)
• Atas dasar prosedur alokasi yang sistematia dan rasional, seperti penyusutan asset tetap
• Segera diakui dalam laporan laba rugi ketika pengeluaran tidak menghasilkan
manfaat ekonomik masa depan
• Pada saat liabiltas timbul tanpa adanya pengakuan asset, seperti ketika liabilitas timbul
akibat garansi produk
Biaya vs Beban

Biaya Beban
-Cost - Expsense
- pengeluaran - pengeluaran
dengan manfaat dengan manfaat
langsung dirasakan
yang akan atau biaya yang
dirasakan pada telah kedaluwarsa
masa yang akan (expired cost)
datang
PSAK terkait Biaya

PSAK 19
PSAK 14 PSAK 16 PSAK 24
Aset Tidak
Aset Tetap Imbalan Kerja
Persediaan Berwujud

PSAK 26 PSAK 30 PSAK 48


Biaya Pinjaman Sewa Penurunan Nilai
Aset
Biaya Menurut Pajak
PENGURANG PENGHASILAN
Masa manfaat
lebih dari 1 tahun
Biaya 3M

Masa manfaat
Biaya
lebih dari 1 tahun

Biaya Non 3M

Pengurang Koreksi Fiskal


Kompensasi Rugi Positif
Penghasila
n

Fasilitas
Pengurang
Penghasilan Netto

*)3M=mendapatkan, menagih & memelihara penghasilan 66


Biaya yang Dapat
Pasal 6 ayat (1) UU PPh
Dikurangkan
Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.
Termasuk:
Biaya yang secara langsung atau
Iuran kepada dana pensiun
tidak langsung berkaitan Yang pendiriannya telah disahkan
dengan kegiatan usaha, antara oleh
•lain:
Biaya pembelian bahan Menteri Keuangan
• Biaya berkenaan dengan pekerjaan Kerugian karena penjualan
atau jasa termasuk upah, gaji, atau pengalihan harta
honorarium, bonus, gratifikasi dan Yang dimiliki dan digunakan dalam
tunjangan yang diberikan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk
bentuk uang mendapatkan, menagih dan
• Bunga, sewa dan royalti memelihara penghasilan
• Biaya perjalanan
• Biaya pengolahan limbah Kerugian selisih kurs mata uang
• Premi asuransi asing
• Biaya promosi dan penjualan yang
diatur berdasarkan PMK Biaya penelitian dan
• Biaya administrasi pengembangan perusahaan
• Pajak kecuali PPh Yang dilakukan di Indonesia
Penyusutan
Atas pengeluaran untuk memperoleh harta Biaya beasiswa, magang dan
berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk pelatihan
memperoleh hak dan atas biaya lain yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun
Biaya yang Dapat
Dikurangkan Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. Termasuk:
Pasal 6 ayat (1) UU PPh
Piutang yang nyata-nyata Sumbangan
Dalam rangka penanggulangan bencana
tidak dapat ditagih dengan nasional yang ketentuannya diatur dengan
•syarat:
Telah dibebankan sebagai biaya
PP
dalam laporan laba rugi komersial
• Wajib Pajak harus menyerahkan daftar Sumbangan
piutang yang tidak dapat ditagih kepada DJP Dalam rangka penelitian dan
• Telah diserahkan perkara penagihannya
pengembangan yang dilakukan di Indonesia
kepada Pengadilan Negeri atau Instansi
yang ketentuannya diatur dengan PP
Pemerintah yang menangani piutang
negara atau adanya perjanjian tertulis Biaya pembangunan
mengenai penghapusan infrastruktur sosial
piutang/pembebasan utang antara kreditur Yang ketentuannya diatur dengan PP
dan debitur yang bersangkutan, atau telah
dipublikasikan dalam penerbitan umum Sumbangan fasilitas
atau khusus, atau adanya pengakuan dari pendidikan
debitur bahwa utangnya telah dihapuskan
Yang ketentuannya diatur dengan PP
untuk jumlah utang tertentu
• Syarat terakhir tidak berlaku untuk
Sumbangan
penghapusan piutang tak tertagih debitur Dalam rangka pembinaan olah raga
kecil berdasarkan PMK. yang ketentuannya diatur dengan PP
Perolehan
Software

Bagaimana
ketentuan
Biaya yang Tidak Dapat
Pasal 9 ayat (1) UU PPh
Dikurangkan Pembagian laba dengan nama dan
Premi asuransi kesehatan
dalam bentuk apapun: Asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
Seperti dividen, termasuk dividen yang
dwiguna dan asuransi beasiswa yang dibayar
dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
oleh WP OP, kecuali jika dibayar oleh
pemegang polis dan pembagian SHU
pemberi kerja dan premi tersebut dihitung
koperasi
sebagai penghasilan bagi WP ybs.

Biaya yang dibebankan Penggantian atau imbalan sehubungan


Atau dikeluarkan untuk kepentingan dengan pekerjaan atau jasa yang
pribadi pemegang saham, sekutu atau diberikan dalam bentuk natura dan
anggota kenikmatan Kecuali jasa penyediaan
makanan dan minuman bagi seluruh
Pembentukan
• Cadangan piutang takatau
tertagih untuk usaha bank dan pegawai serta penggantian atau imbalan
pemupukan dana cadangan,
badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna
usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
dalam bentuk natura dan kenikmatan di
kecuali:
konsumen dan perusahaan anjak piutang daerah tertentu dan yang berkaitan
• Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diatur
bantuan sosial yang dibentuk oleh BPJS
• Cadangan penjaminan untuk LPS dengan PMK
• Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan
• Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan Jumlah yang melebihi kewajaran
• Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha
kehutanan Yang dibayarkan kepada pemegang
• Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat saham atau kepada pihak yang
pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan
limbah industri, yang ketentuan dan syarat-syaratnya mempunyai hubungan istimewa sebagai
diatur dengan PMK imbalan
sehubungan dengan pekerjaan yang
dilakukan
Biaya yang Tidak Dapat
Dikurangkan
Harta yang dihibahkan, bantuan
Pasal 9 ayat (1) UU atau
PPh sumbangan dan warisan Gaji
Sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (3) huruf Yang dibayarkan kepada anggota
a dan b, kecuali sumbangan sebagaimana persekutuan, firma, atau perseroan
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf i komanditer yang modalnya tidak terbagi
sampai dengan huruf m serta zakat yang atas saham
diterima oleh badan amil zakat atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah atau sumbangan keagamaan Sanksi administrasi
yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama Berupa bunga, denda dan kenaikan serta
yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh sanksi pidana berupa denda yang
lembaga keagamaan yang dibentuk atau berkanaan dengan pelaksanaan UU Pajak
disahkan oleh pemerintah yang ketentuannya
diatur dengan PP
Pengeluaran untuk mendapatkan,
Pajak Penghasilan menagih dan memelihara penghasilan
Yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
Biaya yang dibebankan atau tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan
dikeluarkan sekaligus, melainkan dibebankan melalui
Untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak penyusutan atau amortisasi sebagaimana
atau orang yang menjadi tanggungannya dimaksud Pasal 11 dan 11A UU PPh
Biaya
Bersama
Pembukuan Secara Terpisah & Biaya Bersama
(1) WP harus menyelenggarakan pembukuan secara terpisah dalam hal:
a. memiliki usaha yg Ph-nya dikenai PPh yg bersifat final dan tidak
final;
b. menerima atau memperoleh Ph yg merupakan objek pajak dan
bukan objek pajak; atau
c. mendapatkan dan tidak mendapatkan fasilitas
perpajakan sdd Pasal 31A UU PPh.
(2) Biaya bersama bagi WP sdp ayat (1) yg tidak dapat
dipisahkan dalam rangka penghitungan besarnya PhKP,
pembebanannya dialokasikan secara proporsional.

[Ps. 27 PP 94/2010 stdd PP 45/2019]

by suwadi wi
Contoh:
PT A bergerak dalam bidang usaha yg penghasilannya dikenakan
PPh yang bersifat final. Dalam suatu tahun pajak, PT A
memperoleh penghasilan bruto yang terdiri dari:
a. penghasilan dari usaha
yang
bersifat telah
finaldikenakan Pajak Rp
...................................
Penghasilan yang 300.000.000
b. penghasilan bruto lainnya
yang dikenakan Pajak
Rp
Penghasilan yang bersifat 200.000.000
tidak final ...........................
Rp
Jumlah penghasilan bruto 500.000.000
Apabila biaya-biaya bersama yg tidak dapat dipisahkan setelah
dilakukan penyesuaian fiskal adalah sebesar Rp250.000.000,
maka biaya yang boleh dikurangkan untuk 3M penghasilan adalah
sebesar 2/5 x Rp250.000.000
= Rp 100.000.000.
Ps. 27 PP 94/2010 stdd PP 45/2019 by suwadi wi
Bagian 4

Akuntansi PPh PotPut


• PELUNASAN PPh
TERUTANG

• Dibayar • PPh Ps.


sendiri 25

•Tahun
berjala • PPh Ps.
n 21
• PPh Ps. • Pada
• Dipotong/dipung 22 Akhir
ut Pihak ke 3 tahun
• PPh Ps.
23 sebagai
• Pelunasa Kredit
• PPh Ps.
n Pajak 24(LN) pajak
Terutang •Tidak
• PPh Ps. 4 (2) sebag
Final ai
•Akhir Kredit
• Dibayar • PPh Ps. 29
Tahu pajak
sendiri
n
• Tgl 10 November 2018, PT Mandiri melunasi PPh Ps. 25
untuk
• masa Oktober 2018 sebesar Rp 12.000.000

• Jurnal yang dilakukan PT


Mandiri
Akun Debit(Rp) Kredit (Rp)

Pajak Dibayar Di Muka-PPh Ps. 25 12.000.000

Kas/Bank 12.000.000
• PPh Pemotongan &
Pemungutan

Penerima Penghasilan
Pemberi
(Yang Penghasilan
dipotong/dipungut) • Penghasila (Pemotong/pemungu
n/ t)
Transaksi
• PP
• SPT • PP h
Tahun h
• Non
an
final
Bukti
potong • Kas
• KP Negara
P

• SPT
Masa
Potput
• Akuntansi PPh
Potput

Pihak yang
Pihak Pemotong/
Dipotong/dipung
Pemungut
ut

Dibukukan Dibukukan sebagai


• PPh Non sebagai Pajak Dibayar Di
Final Muka(D)
Utang Pajak
(K)

Dibukukan sebagai
Dibukukan Beban Pajak Kini
• PPh sebagai (Current Tax Exp)
Final
Utang Pajak (D)
(K)
JURNAL
PPH
PASAL 21
SAAT TERUTANG PPH PASAL 21

• saat pembayaran
• saat terutangnya penghasilan yang menjadi
objek pemotongan

tergantung pada mana peristiwa yang terjadi terlebih


dulu

PER-16/PJ/2016
• Akuntansi PPh Ps. 21
• Pegawai Tetap
• PT Enjoy melakukan pembayaran gaji kepada pegawai tetapnya sbb :
• - Gaji Pokok = Rp 165.000.000
• - Iuran Dana Pensiun (yg mendapat pengesahan Menkeu) yang dibayar
• pegawai Rp 2.500.000
• - PPh yang dipotong = Rp 1.750.000
• Buat JurnalAkun
transaksi Di atas : Debit (Rp) Kredit (Rp)
B. Gaji 165.000.000
Utang Iuran Pensiun 2.500.000
Utang Pajak-PPh Ps. 21 1.750.000
Kas/Bank 160.750.000

• Jurnal pada saat pembayaran ke dana pensiun & penyetoran


pajak :
Akun Debit (Rp) Kredit (Rp)

Utang Iuran Pensiun 2.500.000


Utang Pajak-PPh Ps. 21 1.750.000
Kas/Bank 4.250.000
• Pegawai Tetap
• PT Oke Jaya melakukan pembayaran gaji kepada pegawai tetapnya
sbb :
• - Gaji Pokok = Rp 200.000.000
• - Tunjangan = Rp
• - Tunjangan Transport = Rp 20.000.000
Makan 20.000.0
• Jumlah 00
• Premi asuransi Jamsostek yang dibayar PT Oke Jaya
= Rp 240.000.000
• - Premi Asuransi Kecelakaan Kerja = Rp 480.000
• - Premi Asuransi Kematian = Rp 600.000

• Iuran Dana Pensiun (yg mendapat pengesahan Menkeu)


• - Iuran JHT = Rp 8.880.000 dibayar pegawai Rp 4.000.000
• - Iuran Pensiun= Rp 5.000.000 dibayar pegawai Rp 2.500.000

• PPh yang dipotong oleh PT Oke Jaya = 6.275.000

• Buat Jurnal transaksi Di atas :


Akun Debit (Rp) Kredit(Rp)
B. Gaji 240.000.000
B. Astek 1.080.000
B. THT & Pensiun 7.380.000
Utang Astek 1.080.000
Utang Iuran Pensiun/THT 13.880.000
Utang Pajak-PPh Ps. 21 6.275.000
Kas/Bank 227.225.000

• Bagaimana jika Pajak Ditanggung PT Oke Jaya


?
Akun Debit (Rp) Kredit(Rp)
B. Gaji 240.000.000
B. Astek 1.080.000
B. THT & Pensiun 7.380.000
B. Pajak 6.275.000
Utang Astek 1.080.000
Utang Iuran Pensiun/THT 13.880.000
Utang Pajak-PPh Ps. 21 6.275.000
Kas/Bank 233.500.000
• Bagaimana jika pajak diberikan dalam tunjangan pajak
?
Akun Debit (Rp) Kredit(Rp)
B. Gaji 246.275.000
B. Astek 1.080.000
B. THT & Pensiun 7.380.000
Utang Astek 1.080.000
Utang Iuran Pensiun/THT 13.880.000
Utang Pajak-PPh Ps. 21 6.275.000
Kas/Bank 233.500.000
JURNAL
PPH
PASAL
22
SAAT TERUTANG PPH PASAL 22

a) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang, terutang dan dilunasi


bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk. Dalam hal
pembayaran Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, maka Pajak
Penghasilan Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian
dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB).
b) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh instansi
pemerintah, dan pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk
keperuluan kegiatan usaha oleh BUMN tertentu, terutang dan
dipungut pada saat pembayaran.
c) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi industri semen,
industri kertas, industri baja, dan industri otomotif terutang dan
dipungut pada saat penjualan.
d) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil bahan bakar minyak, gas
dan pelumas terutang dan dipungut pada saat penerbitan Surat
Perintah Pengeluaran Barang (delivery order).
e) Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan dari pedagang
pengumpul terutang dan dipungut pada saat pembelian.
• Impor
• PT. Amanah mengimpor bahan baku dengan nilai impor CIF 10.000.
• Bahan baku dibebaskan dari PPN, perusahaan menggunakan API pada waktu
impor.
• PPh pasal 22 impor oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebesar 2,5%.
• Bea Masuk 2,5% . Kurs tengah BI 1US$ = Rp 9.500 Kurs KMK = 9.300
Ket US$ Kurs Rp
CIF 10.0009.500 95.000.000
BM 2509.300 2.325.000
N. Persediaan 10.250 97.325.000
PPh Ps. 22 256 9.300 2.383.125
• Jurnal :

Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)


Persediaan Bahan Baku 97.325.000
Pajak Dibayar Di Muka-PPh Ps 2.383.125
22 Kas/Bank 4.708.125
Utang Impor 95.000.000
JURNAL
PPH
PASAL
23
SAAT TERUTANG PPH PASAL 23

▪ Pembayaran

▪ disediakan untuk dibayarkan (seperti: dividen)


a) perusahaan go public
b) perusahaan tidak go public

▪ jatuh tempo pembayaran penghasilan (seperti: bunga dan sewa),


saat yang ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur
(seperti: royalti, imbalan jasa teknik atau jasa manajemen atau
jasa lainnya)

tergantung peristiwa yang terjadi lebih dulu

PP 94 TAHUN 2010
• PT. Delima (Pengusaha Kena Pajak/PKP) melakukan pembayaran atas jasa reparasi
mesin kepada PT. Apel Teknik (PKP) Rp10.000.000 (belum termasuk PPN). PT. Delima
akan memotong PPh pasal 23 sebesar 2% x jumlah bruto (dasar pengenaan pajak), yaitu
2% x Rp
10.000.000 = Rp 200.000 dan PT Apel Teknik akan memungut PPN sebesar
• 10% x Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000

• Jurnal yang dilakukan PT Delima


Akun Debit(Rp) Kredit (Rp)
B. Perbaikan 10.000.000
PPN Masukan 1.000.000
Utang Pajak-PPh Ps. 23 200.000
Kas/Bank 10.800.000
• Jurnal yang dilakukan PT Apel
Teknik
Akun Debit(Rp) Kredit (Rp)

Kas/Bank 10.800.000
Pajak Dibayar Di Muka-PPh Ps. 23 200.000
Penjualan 10.000.000
Pajak Keluaran 1.000.000
JURNAL
PPH
PASAL
26
SAAT TERUTANG PPH PASAL 26

▪ Pembayaran

▪ disediakan untuk dibayarkan (seperti: dividen)


a) perusahaan go public
b) perusahaan tidak go public

▪ jatuh tempo pembayaran penghasilan (seperti: bunga dan sewa),


saat yang ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur
(seperti: royalti, imbalan jasa teknik atau jasa manajemen atau
jasa lainnya)

tergantung peristiwa yang terjadi lebih dulu

PP 94 TAHUN 2010
PPh Ps.
26
Jan 18 PT Glodok memanfaat Jasa perbaikan jaringan IT dari Comp Inc
asal
Australia. Comp Inc. tidak menyerahkan SKD
• Nilai penggantian jasa = US$ 50.000.
• Kurs menteri keuangan = 9.000
• Kurs tengah BIKet
= 9.200 US$ Kurs Rp
B. Jasa 50.000 9.200 460.000.000
PPh Ps. 26 = 20% 10.000 9.000 90.000.000
Terutang ke Comp Inc 40.000 370.000.000
PPN =10% 5.000 9.000 45.000.000

Tanggal Uraian Debit (Rp) Kredit


(Rp)
Jan 8 Biaya Perbaikan 460.000.000
Pajak Masukan 45.000.000
Utang Pajak-PPh Ps. 26 90.000.000
Utang Usaha 370.000.000
Utang Pajak-PPN JLN 45.000.000
Apabila Comp Inc. Mensyaratkan US$ 50.000 adalah nilai neto
yang diterima setelah dipotong pajak. Maka PT Glodok dapat
melakukan 2 alternatif pilihan sbb :
1. Menanggung PPh Pasal 26 yang seharusnya dipotong dari
penghasilan Comp Inc., dengan konsekuensi PPh Ps. 26 tidak
dapat dibebankan secara fiskal.
2. Melakukan metode Gross Up supaya PPh Ps. 26 dapat dibebankan

•Tanggal
1. Menanggung
Uraian PPh Pasal
Debit (Rp) 26
Kredit (Rp)
Jan 08 Beban perbaikan 460.000.000
Pajak Masukan 45.000.000
Beban Pajak Kini-Ps. 26 90.000.000
Utang Usaha 460.000.000
Utang Pajak-PPN JLN 45.000.000
Utang Pajak-PPh Ps. 26 90.000.000
• Rekonsiliasi akhir
tahun
Akun Komersial Koreksi+ Koreksi - Fiskal
B. Perbaikan
460.000.000 460.000.000
B. Pajak 90.000.000 90.000.000 0
Kini- PPh
Ps. 26
• PPh Ps.
• PPh Ps.
26
26
• 2. Melakukan metode Gross Up
• Gross up biaya = $ 50.000 X 100/80 = $ 62.500
• PPh Ps. 26 (20%) = $ 12.500
• Yang akan dibayar = $ 50.000
Ket US$ Kurs Rp
B. Jasa 62.500 9.200 575.000.000
PPh Ps. 26 = 20% 12.500 9.000 112.500.000
Terutang ke Comp Inc 50.000 462.500.000
PPN =10% 6.250 9.000 56.250.000

Tanggal Uraian Debit (Rp) Kredit (Rp)


Jan 08 Beban perbaikan 575.000.000
Pajak Masukan 56.250.000
Utang Usaha 462.500.000
Utang Pajak-PPN JLN 56.250.000
Utang Pajak-PPh Ps. 26 112.500.000
JURNAL
PPH
PASAL
24
CONTOH JURNAL PPH PASAL 24
SAK ETAP
Tgl Uraian Debit Kredit
... Jan Pajak Dibayar di Muka-PPh LN 25.000.000
Kas 25.000.000
... ... ........................ ...............
................
... Des Pajak Dibayar di Muka-PPh LN 25.000.000
Kas 25.000.000
31 Des Beban Pajak Kini-PPh LN 450.000.000
Pajak Dibayar di Muka-PPh LN 300.000.000
Utang Pajak-PPh LN 150.000.000
31 Des Pajak Dibayar di Muka-PPh Ps 24 375.000.000
Beban Pajak Kini-PPh LN 375.000.000
*) Jumlah Debit/ Kredit sebagai contoh
ilustrasi
• PT. Makin Maju melakukan pembayaran sewa gedung kepada PT Semoga Maju
sebesar Rp
50. 000.000. PPh final sebear 10%

• Jurnal yang dilakukan PT Makin Maju


Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
Biaya Sewa 50.000.000
Pajak Masukan 5.000.000
Utang Pajak-PPh Ps 4 5.000.000
(2) Kas/Bank 50.000.000
• Jurnal yang dilakukan PT Semoga
Maju
Akun Debet (Rp) Kredit (Rp)
Kas/Bank 50.000.000
Beban Pajak Kini-PPh Final 5.000.000
Pendapatan Sewa 5.000.000
Pajak Keluaran 50.000.000
• PPh Ps.
26
• Jan 08 PT Glodok memanfaat Jasa perbaikan jaringan IT dari Comp
Inc
asal Australia
• Nilai penggantian jasa = US$ 50.000.
• Kurs menteri keuangan = 9.000
• KursKet
tengah BI = 9.200 US$ Kurs Rp
B. Jasa 50.000 9.200 460.000.000
PPh Ps. 26 = 20% 10.000 9.000 90.000.000
Terutang ke Comp Inc 40.000 370.000.000
PPN =10% 5.000 9.000 45.000.000

Tanggal Uraian Debit (Rp) Kredit (Rp)


Jan 08 Biaya perbaikan 460.000.000
Pajak Masukan 45.000.000
Utang Pajak-PPh Ps. 26 90.000.000
Utang Usaha 370.000.000
Utang Pajak-PPN JLN 45.000.000
JURNAL
Perhitungan PPh pada Akhir
Tahun
CONTOH JURNAL PERHITUNGAN PPH
PADA AKHIR TAHUN
BERDASARKAN SAK ETAP

Tgl Uraian Debit Kredit


31 Des Beban Pajak Kini-PPh Badan 2.500.000.000
Pajak Dibayar di Muka-PPh Ps 22 170.000.000
2018
Pajak Dibayar di Muka-PPh Ps 23 310.000.000
Pajak Dibayar di Muka-PPh Ps 24 375.000.000
Pajak Dibayar di Muka-PPh Ps 25 1.600.000.000
Utang Pajak-PPh Ps 29 45.000.000
2019

15 Apr Utang Pajak-PPh Ps 29 45.000.000


Kas 45.000.000
*) Jumlah Debit/ Kredit sebagai contoh
ilustrasi
Bagian 5

Rekonsiliasi Fiskal
1
Rekonsiliasi Fiskal
Apa beda lapkeu komersial dan fiskal
?
Lapkeu komersial Lapkeu fiskal
• Disusun berdasarkan • Disusun berdasarkan
prinsip akuntansi ketentuan dalam UU
yang berlaku umum Perpajakan
• Tujuan lapkeu untuk • Tujuan lapkeu
menyediakan info bagi
pemakai lapkeu untuk untuk menghitung
pengambilan PPh terutang
keputusan

134
REKONSILIASI
FISKAL

Pelaksaan Perbedaan Penyesuaian


pembukuan timbul untuk
berdasarka terkait memperoleh
n kebijakan pengakuan laba sesuai
akuntansi pendapatan ketentuan pajak
umum dan beban atau laba fiskal
di laporan atau
laba rugi penghasilan
kena pajak
PSAK Undang-
undang
AKUNTANSI PAJA
PERBEDA K
AN
Penelitian : Pajak Tangguhan
Book Tax : Aktiva/utang
Gap Beban/pendapata
Effective Tax Rate n

Permane Tempor
n er
Form 177I-
I
Laporan Keuangan Fiskal
Form 177I-
I
Laporan Keuangan Fiskal
Form 177I-
I
Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi
Fiskal Beban
(cost/expense)

Dapat Dikurangkan Tidak dapat dikurangkan


Psl.6 (1) Ps.9 (1)

Sesuai Tidak Sesuai


UU UU

over under

Koreks Koreks Koreks


i i i
positif negatif positif
Diagram Rekonsiliasi Fiskal
2
Penghasilan
(income/revenue)

Objek PPh Dikecualikan Sbg Objek PPh Bukan Objek


Objek PPh Psl. 4 (1) Final PPh Psl. 4 (3)
Psl. 4 (1)
Huruf K Psl. 4 (2)

Sesuai Tidak
UU
Sesuai UU

over under

Koreksi Koreksi Koreksi Koreksi Koreksi


negatif positif negatif negatif negatif

141
KONSEP BEDA TETAP & BEDA
WAKTU
BEDA
TETAP
Perbedaan antara laba penghasilan kena pajak yang
akuntansi dan disebabkan
oleh ketentuan perpajakan
Tidak akan menimbulkan permasalahan akuntansi dan tidak
memberikan pengaruh terhadap kewajiban perpajakan di masa yang
akan datang
Jenis Beda
Tetap
1. Penghasilan bagi Akuntansi Komersial tetapi menurut PPh
merupakan penghasilan yang telah dikenakan PPh Final
dimana tidak perlu lagi dilakukan penghitungan pajak

1. Penghasilan bagi Akuntansi Komersial tetapi menurut PPh


adalah penghasilan yang bukan merupakan objek pajak

1. Beban atau biaya bagi akuntasi komersial tapi menurut PPh


merupakan pengeluaran yang tidak dapat dibiayakan, non
dedudctible expense (pasal 9 ayat 1).
BEDA
WAKTU
• Perbedaan antara laba akuntansi dan penghasilan kena pajak
yang disebabkan oleh ketentuan perpajakan

• Memberikan pengaruh di masa yang akan datang dalam jangka


waktu tertentu sehingga pengaruh terhadap laba akuntansi dan
penghasilan kena pajak akhirnya menjadi sama
Beda Waktu terdiri
dari:
• Penyisihan/cadangan (akrual vs
realisasi)
• Penyusutan/Amortisasi
• Kompensasi Kerugian
Contoh Beda Waktu
Penyisihan
• Penyisihan Piutang Tak Tertagih
• Penyisihan persediaan rusak
• Penyisihan Bonus
• Penyisihan Imbalan Kerja (PSAK
24) contingent liability (PSAK
• Penyisihan biaya sengketa hukum/ 57)
Ilustrasi Beda
Waktu
Aktiva : Aktiva
Rp1.000.000.000
Harga Perolehan :
Metode Penyusutan : Garis Lurus
* Fiskal 4 thn (kelompok I)
Masa Manfaat :
* Komersial 5 tahun

Penyusutan Selisih
Tahun Fiskal = 4 th Akunt = 5 tahun (Koreksi = BW)
( 25 %) (20 %)
20x1 250.000.000 200.000.000 - (50.000.000)
20x2 250.000.000 200.000.000 - (50.000.000)
20x3 250.000.000 200.000.000 - (50.000.000)
20x4 250.000.000 200.000.000 - (50.000.000)
20x5 - 200.000.000 + 200.000.000
1.000.000.000 1.000.000.000 -
Tahun Laba sblm pajak Koreksi BW Laba Fiskal PPh kini Jurnal
20x1 800.000.000 (50.000.000) 750.000.000 187.500.000 --> Dr - Current tax Expense
20x2 1.000.000.000 (50.000.000) 950.000.000 237.500.000 Cr - CT Liabilities
20x3 900.000.000 (50.000.000) 850.000.000 212.500.000
20x4 700.000.000 (50.000.000) 650.000.000 162.500.000 Dr - CTL
20x5 1.200.000.000 200.000.000 1.400.000.000 350.000.000 Cr - Prepaid art 22
Cr - Prepaid art 23
1.150.000.000
Cr - Prepaid art 25
Cr - Utang PPh 29

Tahun Laba sblm pajak Pajak cfm akunt Deffered tax


20x1 800.000.000 200.000.000 12.500.000 Dr - Deffered tax expenses
20x2 1.000.000.000 250.000.000 12.500.000 Cr - Deffered tax liability
20x3 900.000.000 225.000.000 12.500.000
20x4 700.000.000 175.000.000 12.500.000
Dr - Deffered tax asset
20x5 1.200.000.000 300.000.000 (50.000.000)
Cr - Deffered tax income
1.150.000.000 -
Beda waktu
(Penyisihan/Akrual vs
⚫Penyusunan laporan keuangan menurut SAK dilakukan berdasarkan
Realisasi)
asas akrual yaitu transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian dan
dicatat pada periode yang bersangkutan

⚫Untuk kasus penyisihan, (cadangan) :


◦ Standar akuntansi keuangan mengakui metode tidak langsung (indirect method)
◦ Perpajakan mengakui metode langsung (direct method)

⚫Perbedaan metode tsb mengakibatkan muncul efek pajak yang berbeda


di masa datang (beda waktu menurut PSAK 46)
Beda waktu
(Penyusutan/Amortisasi
⚫Beda
) waktu penyusutan/amortisasi timbul karena disebabkan 2 hal:
1. Perbedaan masa manfaat secara komersial dan perpajakan
2. Perbedaan metode penyusutan /amortisasi yang digunakan

Akibatnya, biaya penyusutan/amortisasi setiap tahun akan berbeda,


namun secara total pada tahun terakhir nilai bukunya akan sama-sama
nihil.
BEDA TETAP VS BEDA
SEMENTARA
PERKIRAAN AKUNTANSI PAJAK BEDA
I. Peredaran Usaha
1.1 Potongan Penjualan Realisas Realisasi No
i - Wakt
Penyisih u
an
1.2 Retur Penjualan Realisas Realisasi No
i - Wakt
Penyisih u
an
1.3 Jasa Konstruksi oleh Pendapatan PPh Final Tetap
Pengusaha Kecil (2% atau
4%)
1.4 Penghasilan Pendapatan PPh Final Tetap
Perusahaan (1,2%*peredar
Pelayaran DN an)
1.5 Penghasilan Pendapatan PPh Final Tetap
Perusahaan (2,64%*pereda
Pelayaran/Penerbang ran)
an LN
1.6 Penghasilan BUT Pendapatan PPh Final Tetap
Perwakilan Dagang (0,44*eksp
Asing or)
BEDA TETAP VS BEDA
SEMENTARA
PERKIRAAN AKUNTANSI PAJAK BEDA
1.8 Penghasilan atas distributor Pendapatan PPh Final Tetap
produk Pertamina dan Premix (0,25% / 0,3%)

1.9 Penghasilan atas Pendapatan PPh Final Tetap


penyalur gula pasir dan
tepung terigu Bulog
1.10 Penghasilan sebagai Pendapatan PPh Final Tetap
Distributor Kertas (0,10% * H
Jual)
1.11 Penghasilan atas Pendapatan PPh Final Tetap
Distributor Industri (0,15%*H
Rokok DN Bandrol)

II. Harga Pokok Penjualan


2.1 Penilaian Persediaan Harga Harga Perolehan No
Perolehan - Wakt
COMWIL - u
Prosentase Laba - Wakt
Bruto Harga u
Eceran Wakt
u
2.2 Metode FIFO FIFO No
Rata- Rata-rata No
rata - Wakt
BEDA TETAP VS BEDA
SEMENTARA
PERKIRAAN AKUNTANSI PAJAK BEDA
III. Penghasilan Di Luar Usaha
3.1 Deviden dari Penyertaan Pendapatan Bukan Obyek Pajak Tetap
DN (minimal 25% dan ada (Equity
usaha lain) Method)
3.2 Bunga Deposito dan Pendapatan PPh Tetap
Tabungan (termasuk Final
Jasa Giro dan SBI) (20%)
3.3 Keuntungan Penjualan Pendapatan PPh Final Tetap
Saham di Bursa Efek (0,1% x H
Indonesia Jual
4. Keuntungan pengalihan
tanah dan bangunan:
- oleh orang pribadi dan yayasan Pendapat PPh Final (5%) Teta
- oleh badan (bukan usaha pokok) an PPh 25 (5%) p
- oleh badan (usaha pokok) Pendapat PPh 23 No
an No
Pendapat
an
5. Penghasilan Sewa
- Badan Pendapat PPh Final (10%) Teta
- Orang Pribadi an PPh Final (10%) p
BEDA TETAP VS BEDA
SEMENTARA
PERKIRAAN AKUNTANSI PAJAK BEDA
3.7 Bunga atau diskonto Pendapatan PPh Final Tetap
Obligasi yang (15% *
diperdagangkan di Bursa bunga)
Efek
IV. Beban Usaha
4.1 Biaya yang dipergunakan Realisasi Realisasi No
untuk mendapatkan, Penyisihan - Waktu
menagih dan memelihara
penghasilan yang meru-
pakan Obyek Pajak
4.2 Biaya yang dipergunakan Biaya Non Deductible Tetap
untuk mendapatkan, menagih
dan memelihara penghasilan
yang bukan merupakan
Obyek Pajak
4.3 PPh pasal 21 (karyawan) Tunjangan PPh 21 Deductible No
Ditanggung Perush Non Deductible Tetap

4.4 Pemberian kenikmatan dalam - Umum -Non Deductible Teta


bentuk natura - Makan -Deductible p
minum di No
tempat kerja -Deductible
- Berkaitan dg N
pekerjaan -Deductible
BEDA TETAP VS BEDA
SEMENTARA
PERKIRAAN AKUNTANSI PAJAK BEDA
4.5 Sumbangan Biaya Non Deductible Tetap
4.6 Entertainment Daftar Nominatif Deductible No
Tdk Ada Daftar Nominatif Non Teta
Deductible p
7. Penyusutan -Sesuai pajak Deducti No
- Beda Metode -Beda Metode ble Wakt
- Beda umur ekonomis -Beda umur eko. Deducti u
ble Wakt
Deducti u
ble
4.8 Kendaraan dibawa pulang Biaya 50% Non Deductible Tetap
50% Deductible
4.9 Sewa rumah karyawan Tidak diberi Non Teta
tunjangan Diberi Deductible p
tunjangan Deductible No
4.10 Biaya pengobatan Penggantian Deductible No
Tunj. Deductible No
Pengobatan Non Teta
Cuma-Cuma Deductible p
4.11 SGU dengan
hak opsi Biay Non Wakt
Penyusutan aktiva a Deductible u
SESI KE – 2 SELESAI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai