OLEH
KELOMPOK 4
KELAS C
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
1. Dasar Hukum Akuntansi Keuangan Daerah
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dikeluarkan untuk menggantikan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan. dan tuntuuan pernyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Pengelolaan Keuangan Daerah diatur oleh Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Selanjutnya ketentuan Pasal 293 dan Pasal 330 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memberikan amanat untuk mengatur
Pengelolaan Keuangan Daerah dengan sebuah Peraturan Pemerintah.
Paket Undang-Undang ini merupakan pengganti ketentuan perundang-undangan lama
(produk kolonial) tentang keuangan negara yang diatur dalam ICW, RAB, IBW, dan IAR.
Pengelolaan Keuangan Negara tersebut diwujudkan dalam bentuk pengelolaan APBN/APBD
untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat.
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
dan Pemerintahan Daerah mencabut UU Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Ketentuan lebih lanjut mengenai Dana Bagi
Hasil diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah adalah
untuk untuk melaksanakan ketentuan Pasal 293 dan Pasal 330 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Kementerian Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 77 Tahun 2020. Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Definisi Keuangan Daerah
PP No. 58 Tahun 2005
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Menurut Mamesah dalam Halim (2007 : 23), keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua
hak dan kewajiban yang dapat yang dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik
berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum
dimiliki/dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai
ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku.
3. Karakteristik Akuntansi Keuangan Daerah
Beberapa karakteristik akuntansi pemerintahan adalah sebagai berikut :
1. Akuntansi pemerintahan ini berorientasi pada pelayanan publik dan bukan laba. Maka
dari itu, dalam laporan keuangannya tidak terdapat laporan laba (income statement)
dan laporan akuntansi yang berkaitan dengan itu.
2. Akuntansi ini melakukan pembukuan anggaran ketika anggaran tersebut dibukukan.
3. Akuntansi pemerintahan juga memungkinkan penggunaannya lebih dari satu dana.
4. Akuntansi pemerintah menggunakan perkiraan laba dan modal yang ditahan di
neraca.
5. Akuntansi ini bersifat kaku dan bergantung pada peraturan undang-undang yang
berlaku.
Standar Akuntasi Pemerintahan. Jika pada PP Nomor 24 Tahun 2005 diatur mengenai
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Kas Menuju Akrual maka pada
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 terbagi atas 2 (dua) lampiran yaitu (SAP)
berbasis Akrual dan berbasis Kas Menuju Akrual. Berikut ini disajikan Pokok-Pokok
Perbedaan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dengan SAP Berbasis Akrual.
c. Laporan Perubahan
d. Laporan Ekuitas (LPE)
Perubahan Ekuitas Kenaikan dan penurunan
(LPE) ekuitas tahun pelaporan
Kenaikan dan dibandingkan tahun
penurunan ekuitas sebelumnya
tahun pelaporan
dibandingkan d. Laporan Arus Kas
tahun sebelumnya -Penerimaan Kas
- bersifat -Pengeluaran Kas
OPTIONAL
e. CalK
e. Laporan Arus Kas
-Penerimaan Kas
-Pengeluaran Kas
f. CaLK
Penggunaan
sepenuhnya basis
akrual bersifat
NO KETERANGAN PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
optional (Par 6)
Surplus/Defisit: Surplus/Defisit-LRA:selisih
selisih lebih/kurang lebih/kurang antara
antara pendapatan dan pendapatan-LRA dan belanja
belanja selama satu selama satu periode
periode pelaporan. pelaporan.
Surplus/Defisit-LO: selisih
antara pendapatan-LO dan
beban selama satu periode
NO KETERANGAN PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
pelaporan, setelah
diperhitungkan surplus/ defisit
dari kegiatan non operasional
dan pos luar biasa.