Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

OLEH
KELOMPOK 4
KELAS C

HARRY INDRAWAN B1C1 19 106


JOICE ANGELITA B1C1 19 116
MUHAMMAD ALFARIK B1C1 19 135
MELLIAN B1C1 19 124
PINKY ASTUTI DEWI B1C1 19 149

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
1. Dasar Hukum Akuntansi Keuangan Daerah
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dikeluarkan untuk menggantikan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang sudah tidak
sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan. dan tuntuuan pernyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Pengelolaan Keuangan Daerah diatur oleh Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Selanjutnya ketentuan Pasal 293 dan Pasal 330 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah memberikan amanat untuk mengatur
Pengelolaan Keuangan Daerah dengan sebuah Peraturan Pemerintah.
Paket Undang-Undang ini merupakan pengganti ketentuan perundang-undangan lama
(produk kolonial) tentang keuangan negara yang diatur dalam ICW, RAB, IBW, dan IAR.
Pengelolaan Keuangan Negara tersebut diwujudkan dalam bentuk pengelolaan APBN/APBD
untuk sebesar besarnya kemakmuran rakyat.
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
dan Pemerintahan Daerah mencabut UU Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Ketentuan lebih lanjut mengenai Dana Bagi
Hasil diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah adalah
untuk untuk melaksanakan ketentuan Pasal 293 dan Pasal 330 Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Kementerian Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 77 Tahun 2020. Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Definisi Keuangan Daerah
PP No. 58 Tahun 2005
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Menurut Mamesah dalam Halim (2007 : 23), keuangan daerah dapat diartikan sebagai semua
hak dan kewajiban yang dapat yang dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik
berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum
dimiliki/dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai
ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku.
3. Karakteristik Akuntansi Keuangan Daerah
Beberapa karakteristik akuntansi pemerintahan adalah sebagai berikut :
1. Akuntansi pemerintahan ini berorientasi pada pelayanan publik dan bukan laba. Maka
dari itu, dalam laporan keuangannya tidak terdapat laporan laba (income statement)
dan laporan akuntansi yang berkaitan dengan itu.
2. Akuntansi ini melakukan pembukuan anggaran ketika anggaran tersebut dibukukan.
3. Akuntansi pemerintahan juga memungkinkan penggunaannya lebih dari satu dana.
4. Akuntansi pemerintah menggunakan perkiraan laba dan modal yang ditahan di
neraca.
5. Akuntansi ini bersifat kaku dan bergantung pada peraturan undang-undang yang
berlaku.

4. Perbedaan PP24 dan PP71


PERBEDAAN PP 71 TAHUN 2010 DENGAN PP 24 TAHUN 2005

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntasi Pemerintahan. Jika pada PP Nomor 24 Tahun 2005 diatur mengenai

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Kas Menuju Akrual maka pada

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 terbagi atas 2 (dua) lampiran yaitu (SAP)

berbasis Akrual dan berbasis Kas Menuju Akrual. Berikut ini disajikan Pokok-Pokok

Perbedaan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dengan SAP Berbasis Akrual.

Tabel 4.1 Perbedaan antara PP 24 Tahun 2005 dan PP 71 Tahun 2010


NO KETERANGAN PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintah
1 Penyusutan Aset Tidak diuraikan dalam Aset yang digunakan
Tetap kerangka konseptual pemerintah, kecuali beberapa
aset tertentu seperti tanah,
mempunyai masa manfaat dan
kapasitas yang terbatas.
Seiring dengan penurunan
kapasitas dan manfaat dari
suatu aset (Par 16)
2 Entitas Akuntansi Belum ada uraian Terdapat uraian mengenai
mengenai Entitas Entitas Akuntansi
Akuntansi

3 Entitas Pelaporan a) Pemerintah Pusat; Selain sebagaimana


b) Pemerintah Daerah; disebutkan pada CTA,
c) satuan organisasi di ditegaskan pula bahwa entitas
lingkungan pelaporan termasuk
Pemerintah kementerian negara atau
Pusat/Daerah atau lembaga di lingkungan
organisasi lainnya pemerintah pusat (Par 22)
yang diwajibkan
menyajikan LK
menurut peraturan
Per-UU-an (Par
NO KETERANGAN PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
19)

4 Peranan Laporan Pelaporan diperlukan Pelaporan diperlukan untuk


Keuangan untuk kepentingan: kepentingan:
- Akuntabilitas; - Akuntabilitas;
- Manajemen; - Manajemen;
- Transparansi; dan - Transparansi; dan
- Keseimbangan antar - Keseimbangan antar
generasi (Par 22) generasi
- Evaluasi Kinerja (Par 25)
5 Komponen Laporan Keuangan Keuangan Pokok
Laporan Keuangan Pokok o LRA
o LRA o Laporan Perubahan SAL
o Neraca o Neraca
o LAK o Laporan Operasional (LO)
o CaLK (Par 25) o LAK
Laporan yang o Laporan Perubahan
Bersifat optional Ekuitas (LPE)
o Laporan Kinerja o CaLK (Par 28)
Keuangan (LKK)
o Laporan
Perubahan Ekuitas
(LPE) (par 26)
6 Basis Akuntansi Basis kas untuk Basis akrual untuk
pengakuan pengakuan pendapatan-LO,
pendapatan, belanja beban, aset, kewajiban, dan
dan pembiayaan ekuitas (Par 42)
dalam LRA Dalam hal anggaran disusun
Basis akrual untuk dan dilaksanakan berdasar
pengakuan aset, basis kas, maka LRA disusun
kewajiban, dan ekuitas berdasarkan basis kas.
dalam Neraca (Par 39) Bilamana anggaran disusun
dan dilaksanakan berdasarkan
basis akrual, maka LRA
disusun berdasarkan basis
akrual. (Par 44)
7 Unsur Laporan a. LRA Unsur Laporan Keuangan
Keuangan -Pendapatan Laporan Pelaksanaan
-Belanja Anggaran
-Transfer a. LRA
-Pembiayaan -Pendapatan-LRA
b. Neraca -Belanja
Aset -Transfer
Kewajiban -Pembiayaan
Ekuitas Dana (Ekuitas b. Laporan Perubahan SAL
dana lancar, investasi Laporan Finansial
dan dana cadangan) a. Neraca
NO KETERANGAN PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
(Par 57-77) - Aset
- Kewajiban
c. Laporan Kinerja - Ekuitas (Par 60-
Keuangan 83)
Laporan realisasi b. Laporan Operasional
pendapatan (basis (LO)
akrual) & belanja - Pendapatan-LO
(basis akrual) – - Beban
bersifat - Transfer
OPTIONAL - Pos Luar Biasa

c. Laporan Perubahan
d. Laporan Ekuitas (LPE)
Perubahan Ekuitas Kenaikan dan penurunan
(LPE) ekuitas tahun pelaporan
Kenaikan dan dibandingkan tahun
penurunan ekuitas sebelumnya
tahun pelaporan
dibandingkan d. Laporan Arus Kas
tahun sebelumnya -Penerimaan Kas
- bersifat -Pengeluaran Kas
OPTIONAL
e. CalK
e. Laporan Arus Kas
-Penerimaan Kas
-Pengeluaran Kas

f. CaLK

8 Pengakuan Unsur Pengakuan Pengakuan Pendapatan (Par


Laporan Keuangan Pendapatan (Par 88) 95)
Pendapatan menurut Pendapatan-LO diakui pada
basis akrual diakui saat timbulnya hak atas
pada saat timbulnya pendapatan tersebut atau ada
hak atas pendapatan aliran masuk sumber daya
tersebut atau ada ekonomi.
aliran masuk sumber Pendapatan-LRA diakui
daya ekonomi. pada saat kas diterima di
Pendapatan menurut Rekening Kas Umum
basis kas diakui pada Negara/Daerah atau oleh
saat kas diterima di entitas pelaporan
Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau Pengakuan Belanja dan
oleh entitas pelaporan. Beban (Par96-97)
Beban diakui pada saat
Pengakuan Belanja timbulnya kewajiban,
(Par 89) terjadinya konsumsi aset,
NO KETERANGAN PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
Belanja menurut atau terjadinya penurunan
basis akrual diakui manfaat ekonomi atau
pada saat timbulnya potensi jasa.
kewajiban atau pada Belanja diakui berdasarkan
saat diperoleh terjadinya pengeluaran dari
manfaat. Rekening Kas Umum
Belanja menurut Negara/Daerah atau entitas
basis kas diakui pada pelaporan
saat terjadinya
pengeluaran dari
Rekening Kas Umum
Negara/Daerah atau
entitas pelaporan

9 Pengukuran Unsur Menggunakan nilai Menggunakan nilai perolehan


Laporan Keuangan perolehan Historis. Historis.
Aset dicatat sebesar Aset dicatat sebesar
pengeluaran kas dan pengeluaran/ penggunaan
setara kas atau sumber daya ekonomi atau
sebesar nilai wajar sebesar nilai wajar dari
dari imbalan yang imbalan yang diberikan untuk
diberikan untuk memperoleh aset tersebut
memperoleh aset
tersebut Kewajiban dicatat sebesar
nilai wajar sumber daya
Kewajiban dicatat ekonomi yang digunakan
sebesar nilai nominal pemerintah untuk memenuhi
(Par 90) kewajiban yang bersangkutan.
(Par 98)

PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan


1 Basis Akuntansi Basis akuntansi yang Basis akuntansi yang
digunakan dalam digunakan dalam laporan
laporan keuangan keuangan pemerintah yaitu
pemerintah yaitu basis basis akrual
kas untuk pengakuan (Par 5)
pos-pos pendapatan,
belanja, dan
pembiayaan dan basis
akrual untuk
pengakuan pos-pos
aset, kewajiban, dan
ekuitas dana.(Par 5)

Penggunaan
sepenuhnya basis
akrual bersifat
NO KETERANGAN PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
optional (Par 6)

2 Definisi Pendapatan: adalah Pendapatan-LRA: semua


semua penerimaan penerimaan Rekening Kas
Rekening Kas Umum Umum Negara/Daerah yang
Negara/Daerah yang menambah Saldo Anggaran
menambah ekuitas Lebih dalam periode tahun
dana lancar dalam anggaran yang bersangkutan
periode tahun yang menjadi hak pemerintah,
anggaran yang dan tidak perlu dibayar
bersangkutan yang kembali oleh pemerintah.
menjadi hak
pemerintah, dan tidak Pendapatan-LO: hak
perlu dibayar kembali pemerintah pusat/daerah yang
oleh pemerintah. diakui sebagai penambah
(Par 8) ekuitas dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan
dan tidak perlu dibayar
kembali.(Par 8)

Belanja: semua Belanja: semua pengeluaran


pengeluaran dari dari Rekening Kas Umum
Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
Negara/Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran
mengurangi ekuitas Lebih dalam periode tahun
dana lancar dalam anggaran bersangkutan yang
periode tahun tidak akan diperoleh
anggaran pembayarannya kembali oleh
bersangkutan yang pemerintah.
tidak akan diperoleh
pembayarannya Beban: penurunan manfaat
kembali oleh ekonomi atau potensi jasa
pemerintah. dalam periode pelaporan yang
(Par 8) menurunkan ekuitas, yang
dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban.
(Par 8)

Surplus/Defisit: Surplus/Defisit-LRA:selisih
selisih lebih/kurang lebih/kurang antara
antara pendapatan dan pendapatan-LRA dan belanja
belanja selama satu selama satu periode
periode pelaporan. pelaporan.
Surplus/Defisit-LO: selisih
antara pendapatan-LO dan
beban selama satu periode
NO KETERANGAN PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
pelaporan, setelah
diperhitungkan surplus/ defisit
dari kegiatan non operasional
dan pos luar biasa.

Penyusutan adalah Penyusutan adalah alokasi


penyesuaian nilai yang sistematis atas nilai
sehubungan dengan suatu aset tetap yang dapat
penurunan kapasitas disusutkan (depreciable
dan manfaat dari suatu assets) selama masa manfaat
aset aset yang bersangkutan.
(Par 8) (Par 8)

Tidak ada Pos luar biasa: pendapatan


luar biasa/ beban luar biasa yg
terjadi karena kejadian atau
transaksi yg bukan merupakan
operasi biasa, tidak
diharapkan sering atau rutin
terjadi, dan berada di luar
kendali atau pengaruh entitas
bersangkutan.

Tidak ada Saldo Anggaran Lebih adalah


gunggungan saldo yang
berasal dari akumulasi
SiLPA/SiKPA tahun-tahun
anggaran sebelumnya dan
tahun berjalan serta
penyesuaian lain yang
diperkenankan
(Par 8)
3 Informasi Laporan Laporan keuangan -Aset;
Keuangan menyediakan -Kewajiban;
informasi mengenai -Ekuitas;
entitas pelaporan -Pendapatan-LRA;
dalam hal: -Belanja;
-Aset; -Transfer;
-Kewajiban; -Pembiayaan;
-Ekuitas dana; -Saldo anggaran lebih
-Pendapatan; -Pendapatan-LO;
-Belanja; -Beban; dan
-Transfer; -Arus kas. (Par 11)
-Pembiayaan; dan
-Arus kas. (Par 11)
NO KETERANGAN PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
4 Komponen Laporan Keuangan Laporan Keuangan Pokok
Laporan Keuangan Pokok 1. Laporan Pelaksanaan
- LRA Anggran
- Neraca - LRA
- LAK - Laporan Perubahan SAL
- CaLK (Par 14) 2. Laporan Finansial
- - Neraca
Laporan yang bersifat - Laporan Operasional
optional (LO)
-Laporan Kinerja - LAK
Keuangan (LKK) - Laporan Perubahan
-Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Ekuitas (LPE)
(par 20) 3. CaLK (Par 14)

Setiap entitas Setiap entitas pelaporan


pelaporan menyajikan menyajikan komponen-
komponen-komponen komponen laporan keuangan
laporan keuangan tersebut kecuali :
tersebut kecuali: • LAK yang hanya
LAK yang hanya disajikan oleh entitas yang
disajikan oleh unit mempunyai fungsi
yang mempunyai perbendaharaan umum;
fungsi perbendaharaan • Laporan Perubahan SAL
(Par 15) yang hanya disajikan oleh
Bendahara Umum Negara dan
entitas pelaporan yang
menyusun laporan keuangan
konsolidasiannya.
(Par 15)

Entitas pelaporan pemerintah


pusat juga menyajikan Saldo
Anggaran Lebih pemerintah
yang mencakup Saldo
Anggaran Lebih tahun
sebelumnya, penggunaan
Saldo Anggaran Lebih, Sisa
Lebih/Kurang Pembiayaan
Anggaran (SiLPA/SiKPA)
tahun berjalan, dan
penyesuaian lain yang
diperkenankan (Par 18)
Entitas pelaporan menyajikan
kekayaan bersih pemerintah
yang mencakup ekuitas awal,
surplus/defisit periode
NO KETERANGAN PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
bersangkutan, dan dampak
kumulatif akibat perubahan
kebijakan dan kesalahan
mendasar (Par 22)

5 Laporan Realisasi Diperlukan dalam idem


Anggaran rangka memenuhi
kewajiban pemerintah
yang diatur dalam
peraturan
perundangan
(statutory)

6 Laporan Perubahan Tidak ada laporan Laporan Perubahan SAL


SAL tersendiri menyajikan secara komparatif
dengan periode sebelumnya
pos-pos berikut:
a. Saldo Anggaran Lebih
awal;
b. Penggunaan Saldo
Anggaran Lebih;
c. Sisa Lebih/Kurang
Pembiayaan Anggaran tahun
berjalan;
d. Koreksi
Kesalahan
Pembukuan tahun
Sebelumnya; dan
e. Lain-lain;
f. Saldo Anggaran Lebih
Akhir. (Par 41)
7 Neraca Ekuitas Dana terbagi; Hanya Ekuitas, yaitu
• Ekuitas Dana kekayaan bersih pemerintah
Lancar: selisih antara yang merupakan selisih antara
aset lancar dan aset dan kewajiban
kewajiban jangka pemerintah pada tanggal
pendek, termasuk sisa laporan.
lebih pembiayaan Saldo ekuitas di Neraca
anggaran/saldo berasal dari saldo akhir
anggaran lebih ekuitas pada Laporan
• Ekuitas Dana Perubahan Ekuitas
Investasi: (Par 84-85)
mencerminkan
kekayaan pemerintah
yang tertanam dalam
investasi jangka
panjang, aset tetap,
NO KETERANGAN PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
dan aset lainnya,
dikurangi dengan
kewajiban jangka
panjang
• Ekuitas Dana
Cadangan:
mencerminkan
kekayaan pemerintah
yang dicadangkan
untuk tujuan tertentu
sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.
(Par 78-81)

8 Laporan Arus Kas • Disajikan oleh • Disajikan oleh unit yang


unit yang mempunyai mempunyai fungsi
fungsi perbendaharaan perbendaharaan umum (Par
(Par 15) 15)
• Arus masuk dan • Arus masuk dan keluar
keluar kas kas diklasifikasikan
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,
berdasarkan aktivitas investasi, pendanaan, dan
operasi, investasi aset transitoris (Par 90)
non keuangan,
pembiayaan, dan non
anggaran
(Par 86)
9 Laporan Kinerja • Bersifat optional TIDAK ADA
Keuangan • Disusun oleh
entitas pelaporan yang
menyajikan laporan
berbasis akrual
• Sekurang-
kurangnya menyajikan
pos-pos :
a) Pendapatan dari
kegiatan operasional;
b) Beban berdasarkan
klasifikasi fungsional
dan klasifikasi
ekonomi;
c) Surplus atau defisit.
(Par 20 & 86)
5. LKPD
Laporan keuangan pemerintah sendiri terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary
reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan
Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK. CaLK
merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan
pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial. Selain itu, CaLK merupakan laporan yang
tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial.
1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber
daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Unsur yang
dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA,
belanja, transfer, dan pembiayaan.
2) Laporan Perubahan SAL (LP SAL)
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
3) Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban,
dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset,
kewajiban, dan ekuitas.
4) Laporan Operasional (LO)
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam
Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pospos luar biasa.
5) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
6) Laporan Arus Kas (LAK)
Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris. Laporan arus kas menggambarkan saldo awal, penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur
yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas.
7) Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam Laporan keuangan. Adapun laporan keuangan yang dimaksud yaitu Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas,
Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi
tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain
yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi
Pemerintahan. Selain itu, juga berisi ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
6. Tujuan Laporan Keuangan Daerah
Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintah menyatakan bahwa pelaporan keuangan
pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun
politik dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran;
2. Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi
dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan
dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh
kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.
7. Sejarah Akuntansi Keuangan Daerah
Akuntansi pemerintahan di Indonesia telah mengalami perjalanan yang cukup panjang.
Namun, secara umum kita dapat membagi periode sejarah akuntansi pemerintahan di
Indonesia dengan tiga periode. Yaitu:
1. Periode Sebelum 2005, yang mana pemerintah menerapkan akuntansi berbasis kas
dengan pendekatan Single Fund dan Single Entry;
2. Periode 2005 – 2010. Sebuah era baru yang dimulai dari terbitnya Paket Undang-
Undang Keuangan Negara seperti Undang-Undang 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
3. Periode Setelah 2010, ditandai dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pada masa ini pemerintah
menganut Basis Akrual.

Anda mungkin juga menyukai