Anda di halaman 1dari 16

Penghitungan Pajak Akhir Tahun

Perpajakan 1
Overview:
Penghitungan Pajak Akhir Tahun
Penghasilan Bruto  Wajib Pajak pada akhir tahun harus
(Biaya-biaya) menghitung kembali besarnya Pajak
Penghasilan yang terutang dengan
Penghasilan Neto memperhitungkan pajak pajak yang
(PTKP) telah dibayar (kredit pajak/prepaid
PKP tax)
X Tarif PPh  Kredit pajak merupakan pajak yang
Pajak Terutang telah dibayarkan, sehingga dapat
dilakukan sebagai pengurang dari
(Kredit Pajak) jumlah pajak terutang dalam tahun
PPh KB/N/LB pajak
1. Kredit Pajak
PPh 21

Dipotong / Dipungut PPh 22


Pihak Lain

PPh 23

Kredit
Pajak PPh 24

Dibayar Sendiri PPh 25


PPh 21
 Pemotongan pajak atas gaji, honor dll
 Subjek: OP
 Objek: active Income
 Pemotong: Pemberi Penghasilan

PPh 22
 Subjek: OP dan Badan
 Pemungutan pajak kegiatan impor dll
PPh 23
 Pemotongan pembayaran jasa, sewa, dll
PPh 24
 Potongan penghasilan atas penghasilan luar negeri
yang dibayarkan di luar negeri.

 Penghitungannya:
Mencari nilai yang lebih rendah antara:
1. PPh yang telah dibayarkan di luar negeri
2. (Penghasilan LN: PKP) x PPh Terutang
PPh 25
 Salah satu implementasi dari asas pemungutan pajak
"convinience to pay" adalah adanya sistem pembayaran pajak di
muka berupa PPh Pasal 25 yang merupakan angsuran PPh
yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap
bulan dalam tahun berjalan.
 Dengan diberlakukannya sistem ini, diharapkan dapat
meringankan Wajib Pajak dalam membayar pajak pada
akhir tahun
 negara diuntungkan karena adanya pemasukan kas bulanan
yang digunakan untuk pembiayaan negara
Ilustrasi:
2. PPh Kurang/Lebih Bayar
Pasal 28A Pasal 29
 Pajak Terutang < Kredit  Pajak Terutang > Kredit
Pajak  LEBIH BAYAR Pajak  KURANG
 Setelah dilakukan BAYAR
pemeriksaan, kelebihan  Kekurangan pembayaran
pembayaran pajak akan pajak yang terutang harus
dikembalikan dilunasi sebelum SPT PPh
disampaikan
3. Angsuran PPh 25
 Angsuran PPh tahun selanjutnya
= (PPh Terutang – PPh Potput) / 12
Besarnya angsuran
pajak yang harus
dibayar sendiri setiap
bulan untuk tahun
2010 adalah sebesar
Rp1.250.000,00
(Rp15.000.000,00
/12).
Studi Kasus
Mawar (TK/0) seorang karyawan di perusahaan asuransi di PT X
memiliki gaji Rp 5 juta per bulan (dengan biaya 3M berupa biaya jabatan
5%).
Selain sebagai karyawan, dia juga seorang youtuber dan selebgram
dengan penghasilan sekitar Rp 240 juta per tahun (dengan NPPN 50%).
Bukti potong PPh Pasal 21 1721 A1sebesar 2.450.000
1. Berapa PPh Kurang/Lebih Bayar tahun pajak 2020, jika
angsuran PPh Pasal 25 sebesar 500.000/bulan?
2. Dan tentukan pula besarnya angsuran PPh pasal 25 tahun 2021!
Studi Kasus
 Penghasilan Neto Sebagai Karyawan
Penghasilan Bruto 60,000,000
Biaya Jabatan 3,000,000
Penghasilan Neto 57,000,000

 Penghasilan Neto Sebagai Selebgram (dari pekerjaan


bebas)  menggunakan norma penghitungan
Peredaran Bruto 240,000,000
Penghasilan Neto (50% x 240,000,000) 120,000,000
Studi Kasus

Penghasilan Neto sebagai Karyawan 57,000,000.00


Penghasilan Neto sebagai Selebgram 120,000,000.00
Penghasilan Neto gabungan 177,000,000.00
PTKP 54,000,000.00
PKP 123,000,000.00
PPh Terhutang:
5% x 60,000,000 3,000,000
15% x 63,000,000 9,450,000
PPh Terhutang: 12,450,000
Studi Kasus

PPh Terhutang 12,450,000


Kredit Pajak:
PPh pasal 21 2,450,000
PPh pasal 25 6,000,000
Total Kredit Pajak 8,450,000
PPh Kurang/Lebih Bayar 4,000,000
Studi Kasus

PPh Terhutang 12,450,000


PPh Potput:
PPh pasal 21 2,450,000
Dasar Perhitungan PPh Pasal 25 Tahun 2021 10,000,000
Besarnya PPh Pasal 25 perbulan:
10.000.000 / 12 833,333

Anda mungkin juga menyukai