Anda di halaman 1dari 15

1.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor per-24/PJ/2021 tentang bentuk dan tata cara pembuatan bukti pemotongan/pemungutan unifikasi serta bentuk,
isi, tata cara pengisian, dan penyampaian surat pemberitahuan masa pajak penghasilan unifikasi

2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 12/PMK.03/2017 tentang bukti pemotongan dan/atau pemungutan pajak penghasilan

3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 141/PMK.03/2015 tentang jenis jasa lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 ayat (1) huruf c
angka 2 Undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan undang-undang nomor 36
tTahun 2008

4. Peraturan direktur jenderal pajak nomor PER-16/PJ/2016 tentang pedoman teknis tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan
pasal 21 dan/atau pajak penghasilan pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi

5. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 417/KMK.04/1996 tentang norma penghitungan khusus penghasilan neto bagi wajib pajak
perusahaan pelayaran dan/atau penerbangan luar negeri menteri keuangan republik Indonesia
Pemotongan pajak memiliki arti memotong atau mengurangi pembayaran
atau jumlah yang diterima yang didarkan pada Dasar Pengenaan Pajak
(DPP).

Pemungutan pajak dapat diartikan sebagai menambah jumlah tagihan


atau jumlah yang seharusnya diterima. Pemungutan pajak dilakukan oleh
penerima penghasilan atau yang menerima pembayaran.
Namun, dalam kondisi tertentu dilakukan oleh pihak pemberi
penghasilan, sebagai contoh: pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
22 dilakukan oleh BUMN atau Bendaharawan Pemerintah.
SPT UNIFIKASI
SPT Masa PPh Unifikasi adalah SPT Masa yang digunakan oleh Pemotong/Pemungut PPh untuk melaporkan kewajiban pemotongan dan/atau
pemungutan PPh, penyetoran atas pemotongan dan/atau pemungutan PPh, dan/atau penyetoran sendiri atas beberapa jenis PPh dalam satu Masa
Pajak.
Bukti potong dari sisi Penerima
Bupot (Prepaid Tax)
Sebagai bukti atas penghasilan yang dia
Bukti potong dari sisi Pembuat
terima sudah dipotong PPh nya oleh
Bupot (Withholding Tax)
Pemberi Kerja/Penghasilan.
Bukti potong ini sering disebut dengan Sebagai bukti pemotongan PPh atas
bukti potong kredit pajak. Penghasilan yang sudah dibayarkan
oleh Pemberi Kerja/Penghasilan.
Angsuran PPh yang harus dibayar sendiri oleh WP untuk
setiap bulan pada tahun berjalan.

Angsuran PPh 25 dapat dijadikan kredit pajak terhadap pajak


terutang atas seluruh penghasilan WP di akhir tahun pajak
yang diaporkan dalam SPT Tahunan PPh.

Merupakan salah satu penentu nilai pajak kurang (lebih)


bayar.
Tarif PPh Pasal 25
Badan Berapa Persen?
Tidak ada istilah berapa tarif PPh Pasal 25 karena memang
ini bukan pengenaan pajak pada suatu objek pajak,
melainkan sebutan dari sebuah angsuran pembayaran pajak
penghasilan terutang.

Singkatnya, pajak terutang yang harus dibayar disebut PPh


Pasal 29, sedangkan PPh Pasal 25 adalah angsuran
pembayaran pajak penghasilan terutang.
Pajak terutang
sesuai SPT.

• Dikurangi
Kredit pajak • Kredit PPh 21, 22, 23 (Bagi OP)
dalam negeri. • Kredit PPh 22, 23 (Bagi Badan)

• Dikurangi
Kredit pajak luar
negeri (PPh 24).

• Sama Dengan
Angsuran PPh
25 per tahun.

• Dibagi 12
Angsuran PPh
25 per bulan.
Januari – Bulan Sesuai Angsuran
Pelaporan SPT Desember Tahun
Pajak Lalu

Bulan Pelaporan Sesuai Angsuran


SPT – Desember Berdasar SPT
Tahun Berjalan Tahun Berjalan
PPh yang terutang berdasarkan perhitungan PPh Badan tahun 2023 Tuan A adalah
Rp50.000.000, maka perhitungan angsuran PPh Pasal 25 adalah sebagai berikut:

PPh Terutang Tahun Pajak 2022 Rp50.000.000

Dikurangi:

– PPh yang dipotong pemberi kerja (Pasal 21) Rp15.000.000

– PPh yang dipungut oleh pihak lain (Pasal 22) Rp10.000.000

– PPh yang dipotong oleh pihak lain (Pasal 23) Rp2.500.000

– Kredit PPh luar negeri (Pasal 24) Rp7.500.000 (+)

Jumlah kredit pajak Rp35.000.000

Selisih = Rp50.000.000 – Rp35.000.000 Rp15.000.000

Angsuran PPh 25 = Rp15.000.000/12 bulan Rp1.250.000


PT AAA bergerak di bidang produksi makanan yang mana penjualannya dimasukkan ke
banyak supermarket atau toko besar.
Tidak hanya itu, perusahaan ini juga melakukan ekspor ke luar negeri seperti Thailand dan
Korea Selatan.
Misalnya pada data pajak, angsuran PPh 25 yang sudah dibayarkan adalah Rp168.982.456
dan jumlah penghasilan PT AAA dalam setahun lebih dari Rp50.000.000.000 maka
penghitungannya menggunakan tarif PPh Badan 22%.
Misal laba-rugi sebelum pajaknya atau penghasilan kena pajak sebesar Rp937.688.000.
Maka, perhitungan PPh Pasal 25 Badan dari PT AAA sebagai berikut:

PPh Badan = Rp937.688.000 x 22% = Rp206.291.360


PPh Pasal 29 = Rp206.291.360 – Rp168.982.456

Angsuran PPh 25 = Rp37.308.904

Sisa angsuran PPh 25


Rp37.308.904/12 bulan
per bulan
Pembayaran pajak dan Kode Akun Pajak : 411125
pelaporan SPT Masa Kode Jenis Setoran : 100
memiliki batas waktu
paling lama tanggal 15
(lima belas) bulan
berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir.

Anda mungkin juga menyukai