Anda di halaman 1dari 3

B.

Contoh Soal

I. Untuk pengusaha pribadi

1. Pajak penghasilan merupakan jenis pajak progresif, yang berarti sekamin


tinggi pendapatan yang diterima wajib pajak, maka akan dikenai lapis tarif
pajak yang lebih tinggi pula. Berapa tarif pajak penghasilan? Menurut pasal
17 ayat (1), tarif pajak penghasilan wajib pajak pribadi dibagi menjadi empat
lapis sebagai berikut (2) Apa itu PTKP :

Jawaban :

(1)

KATEGORI TARIF PAJAK


s/d Rp. 50.000.000 5%
Rp. 50.000.000 – Rp. 250.000.000 15%
Rp. 250.000.000.000 – Rp. 500.000.000 25%
> Rp. 500.000.000 30%

Yang dimaksud dengan penghasilan kena pajak (PKP) di atas adalah hasil
pengurangan dari pendapatan bersih per tahun dikurangi dengan penghasilan.

(2) PTKP merupakan jumlah pendapatan wajib pajak yang dibebaskan dari
pajak penghasilan. Direktorat pajak menganggap pendapatan itu digunakan
untuk memenuhi kebutuhan dasar wajib pajak dan keluarga.

Besarnya PTKP Wajib Pajak tiap orang pribadi lajang Rp. 54.000.000

Istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami 54.000.000

Wajib pajak yang kawin mendapatkan tambahab 4.500.000

Catatan : Rp. 4.500.000 untuk tambahan setiap orang anggota keluarga


sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 orang untuk setiap anggota keluarga.

2. Seorang karyawan yang bergaji bersih setahun Rp 126.000.000. Ia


telah menikah dan memiliki 2 orang anak, berapa tarif pajaknya?

-PKP = penghasilan bersih – PTKP K/2

PKP = Rp 126.000.000 – Rp 67.500.000

PKP = Rp 58.500.000

-Karena PKP di atas Rp 50.000.000 sampai dengan Rp 250.000.000, berlaku


tarif dua lapis:

Rp 50.000.000 dikenai tarif 5%

Rp 8.500.000 dikenai tarif 15%


Maka PPh 21 terutang = (5% x Rp 50.000.000) + (15% x Rp 8.500.000)

Maka PPh 21 terutang = Rp 2.500.000 + Rp 1.275.000

Maka PPh 21 terutang = Rp 3.775.000

II. Untuk Seseorang yang memiliki Badan Usaha / Badan Usaha

1. Tuan Agus mengantongi omzet sebesar Rp700.000.000 per tahun. Ia


telah menikah dan istrinya memiliki usaha salon dengan omzet
Rp500.000.000 per tahun. Keduanya belum memiliki anak. Berapa
perhitungan PPh nya?

a. Jika Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) digabung:


 Omzet suami Rp700.000.000.
 Omzet istri Rp500.000.000.
 Total omzet gabungan = Rp1.200.000.000.
 Pajak penghasilan suami dan istri = 0,5% x Rp1.200.000.000 =
Rp6.000.000.
 Kalau dihitung per bulan, maka PPh-nya = Rp6.000.000/12 = Rp500.000.

b. Jika NPWP terpisah atau membayar pajak masing-masing:
 Omzet suami Rp700.000.000:
PPh-nya = 0,5% x Rp700.000.000 = Rp3.500.000 (setahun).
o Karena ada kewajiban pembayaran setiap bulan, maka beban PPh
per bulan Rp3.500.000 : 12 = Rp291.666,67 atau dibulatkan
Rp291.670.
 Omzet istri Rp500.000.000:
o PPh-nya = 0,5% x Rp500.000.000 = Rp2.500.000 (setahun)
o PPh per bulan Rp1.000.000/12 = Rp208.333,33 atau dibulatkan
Rp208.335 per bulan.

2. Peredaran bruto PT ABC pada tahun sebelumnya mencapai lebih dari


Rp4,8 miliar. Tahun ini, peredaran brutonya mencapai Rp30 miliar
dengan penghasilan kena pajak sebesar Rp3 miliar. Hitunglah PPh Badan
yang harus dibayar!
- Pertama, menghitung bagian penghasilan kena pajak yang memperoleh
fasilitas:
(Rp4,8 miliar/Rp30 miliar) x Rp3 miliar = Rp480 juta.
PPh badan: 12,5% x Rp480 juta = Rp60 juta.

-Kedua, menghitung bagian penghasilan kena pajak yang tidak


memperoleh fasilitas: (Rp3 miliar - Rp480 juta) = Rp2,52 miliar
PPh badan: 25% x Rp2,52 miliar = Rp630 juta.

-Total PPh badan yang harus dibayar adalah Rp60 juta + Rp630 juta =
Rp690 juta.

Anda mungkin juga menyukai