Anda di halaman 1dari 4

1. Jika diketahui Pak Harun memiliki penghasilan Rp. 90.000.000,00 per tahunnya.

Pak Harun
belum menikah sehingga belum mempunyai anak. Hitung berapa besar pajak penghasilan
yang harus dibayar pak Harun perbulannya?
Penyelesaiannya :
Besar penghasilan Rp. 90.000.000,00
Tarif pajaknya :
5% x Rp. 25.000.000,00 = Rp. 1.250.000,00
10% x Rp. 25.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00
15% x Rp. 40.000.000,00 = Rp. 6.000.000,00
Pajak penghasilan per tahunnya adalah sebesar Rp. 9.750.000,00
Pajak per bulannya adalah Rp.812.500,00
Jadi, besarnya pajak yang harus dibayar oleh Pak Harun perbulannya adalah sebesar Rp.
812.500,00

2. Bapak Eko dan istrinya serta 4 orang anaknya tinggal di sebuah desa. Untuk mencukupi
kebutuhannya ia bekerja sebagai seorang Kepala Sekolah dengan gaji sebesar Rp.
9.800.000,00. Hitunglah berapa besar pajak penghasilannya yang harus dibayarkan
perbulannya oleh pak Eko?
Penyelesaiannya :
Besar penghasilan pak Eko : Rp. 9.800.000,00
Dana jabatan : 5 % x Rp. 9.800.000,00 = Rp. 300.000,00, sehingga diperoleh Rp.
9.800.000,00- Rp. 300.000,00 = Rp. 9.500.000,00
Gaji dalam waktu setahun = 12 x Rp. 9.500.000,00 = Rp. 114.000.000,00
PTKP : Rp. 15.840.000,00
4 x Rp. 1.320.000,00 + Hasil Rp. 21.120.000,00
Gaji yang kena pajak : Rp. 82.880.000,00
Jumlah Pajak Yang Harus Dibayar :
5 % x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00
15 % x Rp. 32.880.000,00 = Rp. 4.932.000,00
Rp. 7.432.000,00
Pajak yang harus dibayar perbulannya adalah: Rp. 7.432.000,00 : 12 = Rp. 619.000,00
Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Pak Eko perbulannya adalah sebesar Rp.
619.000,00
3. Pada sebuah keluarga yang terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Bapak Joko dan 3 anaknya.
Istrinya sudah lama meninggal, sehingga kini ia yang harus mencukupi kebutuhan
keluarganya. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya itu, ia bekerja sebagai Pegawai Bank
dengan gaji yang diterimanya sebesar Rp. 6.500.000,00 perbulannya. Berapa besar pajak
penghasilan yang harus dibayarkan oleh pak Joko perbulannya?
Penyelesaiannya :
Besar penghasilan pak Joko : Rp. 6.500.000,00
Dana jabatan = 5 % x Rp. 6.500.000,00 = Rp. 300.000,00
Rp. 6.200.000,00
Gaji pak Joko dalam setahun : 12 x Rp. 6.200.000,00 = Rp. 74.400.000,00
PTKP = Rp. 15.840.000,00
3 x Rp. 1.320.000,00 Hasil Rp. 19.800.000,00
Gaji yang kena pajak : Rp. 54.600.000,00
Jumlah pajak yang harus dibayar oleh Pak Joko:
5 % x Rp. 50.000.000,00 = Rp. 2.500.000,00
15 % x Rp. 4.600.000,00 = Rp. 690.000,00
Pajak dalam waktu 1 tahun = Rp. 3.190.000,00
Pajak perbulannya adalah = Rp. 3.190.000,00 :12 = Rp. 265.000,00
Jadi jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Bapak Joko yaitu sebesar Rp.
265.000,00 perbulannya.
PPH UMUM
Menghitung PPh untuk UMKM sangat mudah, wajib pajak hanya perlu menjumlahkan omzet dalam
sebulan, lalu dikalikan tarif 0,5%. PPh tersebut wajib dibayarkan tanggal 15 setiap bulan berikutnya.
Karena PP 23/2018 baru efektif berlaku 1 Juli 2018, maka wajib pajak dengan omzet sampai Juni
yang disetorkan Juli masih dihitung tarif 1%. Sementara untuk omzet Juli yang pajaknya disetorkan
pada Agustus sudah menggunakan tarif 0,5% dikali omzet Juli.
Begitupula dengan Wajib Pajak UMKM yang baru mendaftar Juli 2018 dan setelahnya bisa langsung
dikenakan tarif 0,5% untuk omzetnya. Penyesuaian tarif secara otomatisasi tanpa persetujuan,
pemberitahuan atau surat apapun dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Contoh 1
Tuan Agus memiliki usaha kecil sebagai pedagang baju dengan omzet sebulan Rp15.000.000. Dia
memenuhi syarat untuk menggunakan PP 23 Tahun 2018. Jadi perhitungan pajaknya:

 Untuk omzet Juli 2018 yang disetorkan Agustus = 0,5% x Rp15.000.000= Rp75.000,
 Jika Rp15.000.000 merupakan omzet Juni yang akan dibayar Juli ini, maka perhitungannya masih
menggunakan tarif 1% x Rp15.000.000 = Rp150.000.
Tuan Agus bisa memanfaatkan tarif setengah persen itu hingga 7 tahun. Setelah itu, dia wajib
membuat pembukuan dan menjadi wajib pajak normal.

Contoh 2
Jika Tuan Agus baru memulai usaha dan masih menunjukkan rugi atau belum ada omzet, maka wajib
pajak dapat memilih untuk tidak dipungut pajak. Tapi syaratnya menyampaikan pemberitahuan
kepada Direktur Jenderal Pajak.

Contoh 3
Tuan Agus mengantongi omzet sebesar Rp700.000.000 per tahun. Kemudian ternyata istrinya
memiliki usaha salon dengan omzet Rp500.000.000 per tahun. Keduanya belum memiliki anak. Maka
perhitungan PPh finalnya sebagai berikut:
Jika Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) digabung:
 Omzet suami Rp700.000.000.
 Omzet istri Rp500.000.000.
 Total omzet gabungan = Rp1.200.000.000.
 Pajak penghasilan suami dan istri = 0,5% x Rp1.200.000.000 = Rp6.000.000.
 Kalau dihitung per bulan, maka PPh-nya = Rp6.000.000/12 = Rp500.000.

Jika NPWP terpisah atau membayar pajak masing-masing:


 Omzet suami Rp700.000.000:
o PPh-nya = 0,5% x Rp700.000.000 = Rp3.500.000 (setahun).
o Karena ada kewajiban pembayaran setiap bulan, maka beban PPh per bulan Rp3.500.000 : 12 =
Rp291.666,67 atau dibulatkan Rp291.670.
 Omzet istri Rp500.000.000:
o PPh-nya = 0,5% x Rp500.000.000 = Rp2.500.000 (setahun)
o PPh per bulan Rp1.000.000/12 = Rp208.333,33 atau dibulatkan Rp208.335 per bulan.
Contoh Kasus - PPh Badan dengan Fasilitas Pasal 31E
Peredaran bruto PT ABC pada tahun sebelumnya mencapai lebih dari Rp4,8 miliar. Tahun ini,
peredaran brutonya mencapai Rp30 miliar dengan penghasilan kena pajak sebesar Rp3 miliar.
Berikut adalah penghitungan PPh-nya:
Pertama, menghitung bagian penghasilan kena pajak yang memperoleh fasilitas:

 (Rp4,8 miliar/Rp30 miliar) x Rp3 miliar = Rp480 juta.


 PPh badan: 12,5% x Rp480 juta = Rp60 juta.
Kedua, menghitung bagian penghasilan kena pajak yang tidak memperoleh fasilitas:

 (Rp3 miliar - Rp480 juta) = Rp2,52 miliar


 PPh badan: 25% x Rp2,52 miliar = Rp630 juta.
Dengan demikian, total PPh badan yang harus dibayar adalah Rp60 juta + Rp630 juta = Rp690 juta.

Anda mungkin juga menyukai