Anda di halaman 1dari 5

19.

Tarif pajak penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri adalah:
 Lapisan Penghasilan Kena Pajak Rp 0 sampai dengan Rp50.000.000,00 dikenai tarif
5%
 Lapisan Penghasilan Kena Pajak di atas Rp50.000.000,00 sampai dengan
Rp250.000.000,00 dikenai tarif 15%
 Lapisan Penghasilan Kena Pajak di atas Rp 250.000.000,00 sampai dengan
Rp500.000.000,00 dikenai tarif 25%
 Lapisan Penghasilan Kena Pajak di atas Rp500.000.000,00 dikenai tarif 30%

20. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun


2020, tarif umum PPh Badan 22% untuk tahun 2020 dan 2021, lalu menjadi 20% pada
tahun 2022.
21. Cara menghitung penghasilan kena pajak WP Orang Pribadi adalah mengurangkan
penghasilan yang diterima dengan PTKP, kemudian mengalikannya dengan tarif
progresif PPh.

Contohnya:

Pak Kelik adalah seorang pekerja swasta dengan penghasilan sebesar Rp280.000.000
dalam satu tahun. Saat ini Pak Kelik berstatus belum kawin dan tidak mmemilik
tanggungan. Berapakah Penghasilan Kena Pajak yang ditanggung oleh Pak Kelik

Perhitungannya:

Penghasilan 1 tahun = Rp280.000.000


Penghasilan Tidak Kena Pajak (K/0) = Rp 54.000.000

Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan 1 tahun – PTKP


= Rp 280.000.000 – Rp 54.000.000
= Rp 226.000.000

PPh Terutang = 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000


= 15% x Rp 176.000.000 = Rp 26.400.000 +
= Rp 28.900.000

Jadi, jumlah pajak yang harus dibayarkan Pak Kelik dalam setahun adalah Rp28.900.000
22. Cara menghitung pajak terutang suami dan istri yang melakukan penggabungan
penghasilan adalah:

Contohnya:

Surya menikah dengan Tiara dan memiliki 2 orang anak. Surya dan Tiara bekerja di
perusahaan berbeda, namun NPWP sudah digabung. Penghasilan neto setahun Surya
adalah Rp 120.000.000 dan penghasilan neto setahun Tiara adalah Rp 84.000.000

Perhitungannya:

Penghasilan 1 tahun Surya = Rp 120.000.000


Penghasilan 1 tahun Tiara = Rp 84.000.000
PTKP K/2 = Rp 67.500.000
PTKP TK/0 = Rp 54.000.000

PKP Surya = Penghasilan 1 tahun – PTKP K/2


= Rp 120.000.000 – Rp 67.500.000
= Rp 52.500.000
PPh Surya yang dipotong pemberi kerja = 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
= 15% x Rp 2.500.000 = Rp 375.000 +
= Rp 2.875.000

PKP Tiara = Penghasilan 1 tahun – PTKP TK/0


= Rp 84.000.000 – Rp 54.000.000
= Rp 30.000.000

PPh Tiara yang sudah dipotong pemberi kerja = 5% x Rp 30.000.000 = Rp 1.500.000.

Jadi, pembayaran PPh Surya dilaporkan dalam SPT Tahunan dan tidak kurang bayar pajak.
Sedangkan jumlah PPh Tiara dilaporkan di SPT Tahunan suami (Surya) dan tidak kurang bayar
pajak juga.

23. Cara menghitung pajak terutang suami-istri yang mengadakan perjanjian pisah harta atau
hidup berpisah atau istri menghendaki melakukan kewajiban perpajakannya sendiri
adalah berdasarkan penggabungan penghasilan neto suami-istri dan besarnya pajak yang
harus dilunasi oleh masing-masing suami-istri dihitung sesuai dengan perbandingan
penghasilan neto mereka.

Contohnya:

Zukri menerima penghasilan neto sebesar Rp 219.608.000. Zukri berstatus kawin pisah
harta dan mempunyai 3orang anak, sedangkan istrinya menerima penghasilan neto dari
usaha sebesar Rp 109.192.000. PPh 21 dihitung untuk masing-masing suami dan istri.

Perhitungannya:

Penghasilan 1 tahun suami Rp 219.608.000


Penghasilan 1 tahun istri Rp 109.192.000 +
Penghasilan neto gabungan Rp 328.800.000

PTKP
untuk WP Sendiri Rp 54.000.000
tambahan karena menikah Rp 4.500.000
tambahan 3 anak Rp 13.500.000 +
total PTKP Rp 32.400.000

Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan netto gabungan – total PTKP


= Rp 328.800.000 - Rp 32.400.000
= Rp 296.400.000

PPh 21 terutang gabungan


5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp200.000.000 Rp 30.000.000
25% x Rp46.600.000 Rp 11.600.000 +
Total PPh Rp 44.100.000

PPh 21
- SPT Suami= (Rp 219.608.000 / Rp 328.800.000) x Rp 44.100.000
= Rp 29.454.722,63
- SPT Istri = (Rp 109.192.000 / Rp 328.800.000) x Rp 44.100.000
= Rp 14.645.277,37
30. Hitunglah PTKP untuk kasus berikut ini.

a. WP Andi, adalah suami dengan 2 anak yang belum dewasa, memiliki 1 istri tidak bekerja

PTKP
WP Andi Rp 54.000.000
tambahan karena menikah Rp 4.500.000
tambahan 2 anak Rp 9.000.000 +
total PTKP Rp 67.500.000

b. WP Shelly, karyawati belum menikah, memiliki tanggungan adik kandung 2 orang yang
belum dewasa

PTKP
WP Shelly Rp 54.000.000
tambahan 2 adik Rp 9.000.000 +
total PTKP Rp 63.000.000

c. WP Saputra, seorang karyawan yang sudah menikah. Anak yang harus ditanggungnya
berjumlah 2 orang dan 1 ibu mertua yg sudah lanjut usia. Istri Saputra adalah karyawati
disebuah bank swasta (yang berbeda kantor dengan Saputra). Jika dalam penghitungan
SPT PPh penghasilan istri digabung dengan penghasilan suami, berapa PTKP
dikurangkan dari SPT Tahunan suami istri?

PTKP
WP Saputra Rp 54.000.000
tambahan karena menikah Rp 4.500.000
tambahan 2 anak Rp 9.000.000
tambahan 1 ibu mertua Rp 4.500.000
istri bekerja Rp 54.000.000 +
total PTKP Rp 126.000.000
d. Jika kasus di C di atas, diketahui dalam melaporkan SPT Tahunan masing-masing
terpisah berapa PTKP di SPT suami dan berapa PTKP di SPT istri?

PTKP Suami
WP Saputra Rp 54.000.000
tambahan karena menikah Rp 4.500.000
tambahan 2 anak Rp 9.000.000
tambahan 1 ibu mertua Rp 4.500.000
istri bekerja Rp 54.000.000 +
total PTKP Rp 126.000.000

PTKP Istri
WP Saputra Rp 54.000.000
tambahan karena menikah Rp 4.500.000
tambahan 2 anak Rp 9.000.000
tambahan 1 ibu mertua Rp 4.500.000
istri bekerja Rp 54.000.000 +
total PTKP Rp 126.000.000

Anda mungkin juga menyukai