Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhamad Mukti Ali

NPM : 10120784
Kelas : G2 Manajemen

Latihan 6 Perpajakan!
1. Jelaskan perbedaan penghasilan pegawai tetap yang bersifat teratur dan tidak teratur!
- kunci utama yang membedakan antara penghasilan yang bersifat teratur dan tidak
teratur adalah periode kapan diterimanya penghasilan. Hal ini berarti jika hampir
setiap bulan pegawai menerima atau seharusnya menerima penghasilan, maka
penghasilan tersebut dapat digolongkan menjadi penghasilan teratur. Namun,
apabila penghasilan tersebut tidak setiap bulan diterima atau hanya diterima pada
periode selain bulanan, maka penghasilan tersebut digolongkan menjadi
penghasilan tidak teratur.

2. Sebutkan dan uraikan penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan 21!


- Pemotongan PPh pasal 21 adalah pungutan atas penghasilan yang diterima dari
suatu pekerjaan, jasa dan kegiatan. Jadi, ketika seseorang memperoleh gaji,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lainnya sehubungan dengan pekerjaan,
jasa dan kegiatan, yang bersangkutan berpotensi menjadi subjek pajak PPh 21.

3. Arsad Sahlan status tidak kawin tanpa tanggungan, bekerja pada PT. Karya Abadi dan
memperoleh gaji sebulan Rp 5.500.000. Hitung PPh Pasal 21 terutang!
- Arsad seorang karyawan, wajib pajak belum menikah (TK/0)
- Gaji per bulan = Rp 5.500.000
- Penghasilan neto per tahun = Rp 5.500.000 x 12 = Rp 66.000.000
- PTKP = Rp 54.000.000
- PKP Arsad = Rp 66.000.000 – Rp 54.000.000 = Rp 12.000.000
- Pembayaran PPh (tarif 5%) = 5% x Rp 12.000.000 = Rp 600.000
- PPh tersebut sudah dipotong oleh pemberi kerja (Perusahaan), sehingga saat
melaporkan pajak di SPT Tahunan nihil atau tidak kurang bayar pajak.
4. Ardan Qodri, sudah menikah tapi tidak memiliki tanggungan, bekerja pada
perusahaan PT. Jatiluhur memperoleh gaji sebulan Rp.5.500.000. PT. Jatiluhur
mengikuti program BPJS Ketenagakerjaan, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Premi Jaminan Kematian yang dibayar oleh pemberi kerja masing-masing sebesar
0,50% dan 0,30% dari gaji. PT. Jatiluhur menanggung Jaminan Hari Tua sebesar 2%
dari gaji setiap bulan. Perusahaan juga mengikuti program pension untuk pegawainya
dengan membayar iuran pension untuk Ardan Qodri ke dana pensiun, yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan setiap bulan sebesar Rp.50.000,
sedangkan Ardan Qodri membayar iuran pension sebesar Rp.100.000. Hitung PPh
Pasa 21 terutang!

Gaji Pokok Rp 5.500.000


Tunjangan transportasi, makan, kesehatan Rp 44.000
Penghasilan Bruto Rp 5.544.000
Uang Jabatan yang harus dibayarkan Rp 198.000
Uang Pensiun yang harus dibayarkan Rp 150.000
Dalam Setahun:

Penghasilan Bruto:
Gaji Pokok: Rp66.000.000
Tunjangan transportasi, makan, kesehatan, dll: Rp528.000
Total: Rp66.528.000
Pengurang Penghasilan Bruto:
PTKP Status Menikah (K/0): Rp58.500.000
Uang Jabatan: Rp2.376.000
Uang pensiun Rp1.800.000
Total: Rp62.676.000
Penghasilan Bruto – Pengurang Penghasilan Bruto: Rp3.852.000

Tarif PPh 21

Penghasilan Kena Pajak Netto: Rp3.852.000


Tarif PPh 5% Per Tahun, dikarenakan gaji bersih Arsad tidak Rp3.852.000 × 5% =
lebih dari Rp50.000.000 Rp192.600
Angsuran PPh 21 yang dapat dibayarkan per bulan: Rp97.500
Jadi, besarnya pajak yang akan dibayar oleh Arsad adalah Rp192.600 per tahun.
5. Hanif status belum menikah dan tidak memiliki tanggungan, pada Maret 2016 bekerja
pada PT. Makmur Utama. Dia menerima upah sebesar Rp.550.000 per hari. Ia bekerja
7 hari. Hitung PPh Pasal 21 atas upah yang diterima Hanif!
- Dasar Perhitungan PPh Upah Harian:
Upah Sehari Rp 550.000
Batas Upah Harian Tidak Dipotong PPh Rp 550.000
Penghsilan Kena Pajak Rp –
Hanif akhirnya harus dikenakan PPh 21 dihari ke 9 dia bekerja. Saat itu, upah
kumulatif yang sudah diterima sebesar Rp 4.950.000 atau diatas ambang batas Rp
4.500.000.
Upah Selama 9 hari Rp 4.950.000
Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP)
9 x (Rp 54.000.000: 360) Rp 1.350.000

Pendapatan kena pajak 9 hari Rp 3.600.000


PPh 21 terutang untuk 9 hari
5% x Rp 3.600.000 Rp 180.000
Sehinga, di hari ke 9 tersebut Hanif hanya menerima upah bershi sebesar Rp
370.000 Lantas bagaimana untuk hari-hari selanjutnya?
Misalnya untuk hari ke 10, maka perhitungannya:
Upah harian Rp 550.000
PTKP Sehari (Rp 54.000.000 : 360) Rp 150.000
Rp 400.000

Anda mungkin juga menyukai