A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu membuat
perhitungan PPh pasal 21 atas karyawan yang ditanggung atau ditunjang perusahaan
.
Perhitungan PPh 21
Karyawan Tetap
PPh 21 Karyawan Tetap yang
ditunjang perusahaan
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 5.1:
2. Hitunglah berapa PPh 21 masa Mei Pak Anton? Ini merupakan penghitungan
ulang dengan gaji baru.
Gaji sebulan Rp 9.000.000,-
Tunjangan Premi JKK = 0,5% X Rp 9.000.000,- Rp 45.000.,-
Tunjangan Premi JK = 0,3% X Rp 9.000.000,- Rp 27.000,-
Penghasilan Bruto sebulan Rp 9.072.000,-
Pengurang
3
Biaya jabatan = 5% X 9.072.000,- Rp 453.600,-
Iuran pensiun dibayar sendiri Rp 100.000,-
Iuran JHT = 2% X Rp9.000.000,- Rp 180.000,-
Jumlah Pengurang Rp 733.600,-
Penghasilan Neto sebulan Rp 8.338.400,-
Penghasilan Neto setahun = 8.338.400 X 12 Rp100.060.800,-
PTKP K/0
WP sendiri Rp 54.000.000,-
Status Kawin Rp 4.500.000,-
Tanggungan 2 anak = 4.500.000 X 2 Rp 9.000.000,-
Jumlah PTKP Rp67.500.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp 32.560.800,-
PPh terutang atas gaji setahun
- 5% X Rp 32.560.800,- Rp 1.628.040,-
PPh 21 terutang atas gaji Mei 2019 = Rp 1.628.040,-/ 12 Rp 135.670,-
Setiap bulan sejak bulan Mei dan seterusnya PPh 21 Rp135.670,- ini dibayarkan
perusahaan tanpa memotong gaji dari Pak Anton. Jumlah ini tidak bisa menjadi
beban bagi perusahaan dan bukan tambahan penghasilan bagi Pak Anton.
PPh 21 masa Januari s/d April yang sudah dipotong dari gaji
sebelumnya Rp 355.160,-
Besarnya PPh 21 atas uang rapel Rp 187.520,-
PPh 21 atas rapel Rp 187.520,- dibayarkan perusahaan tanpa memotong gaji dari
Pak Anton,- Jumlah ini tidak bisa menjadi beban bagi perusahaan dan juga bukan
tambahan penghasilan bagi Pak Anton.
4. Hitunglah berapa take home pay Pak Anton di bulan Mei 2019?
Gaji Juli 2019 Rp 9.000.000,-
Rapel = (9.000.000 – 8.000.000) X 4 bulan Rp 4.000.000,-
Penghasilan Bruto bulan Juli 2019 Rp 13.000.000,-
Pengurang
Iuran pensiun dibayar sendiri masa Mei Rp 100.000,-
Iuran JHT dibayar sendiri masa Mei Rp 200.000,-
4
Jumlah Pengurang Rp 300.000,-
Jumlah Take Home Pay Mei 2019 Rp 12.700.000,-
6. Hitunglah berapa take home pay Pak Anton di bulan Agustus 2019?
Gaji Agustus 2019 Rp 9.000.000,-
Bonus Rp 25.000.000,-
Penghasilan Bruto sebulan Rp 34.000.000,-
Pengurang
5
Iuran pensiun dibayar sendiri masa Agustus Rp 100.000,-
Iuran JHT dibayar sendiri masa Agustus Rp 200.000,-
Jumlah Pengurang Rp300.000,-
Jumlah Take Home Pay Rp 33.700.000,-
6
Diminta :
1. Hitunglah berapa PPh 21 masa Januari s/d April 2019 Pak Anton? Ini adalah
akumulasi dari PPh 21 bulan Januari s/d April yang sudah dipotong dari gaji
bulanan Pak Anton.
2. Hitunglah berapa PPh 21 masa Mei Pak Anton? Ini merupakan penghitungan
ulang dengan gaji baru.
3. Berapakah PPh 21 atas uang rapel Pak Anton?
4. Hitunglah berapa take home pay Pak Anton di bulan Mei 2019? Perusahaan
menanggung PPh 21 Pak Anton.
5. Berapakah PPh 21 atas bonus Pak Anton?
6. Hitunglah berapa take home pay Pak Anton di bulan Agustus 2019?
Maka:
1. Untuk menghitung berapa PPh 21 masa Januari s/d April 2019 Pak Anton adalah
sebagai berikut :
Gaji sebulan Rp 8.000.000,-
Tunjangan Premi JKK = 0,5% X Rp 8.000.000,- Rp 40.000.,-
Tunjangan Premi JK = 0,3% X Rp 8.000.000,- Rp 24.000,-
Tunjangan Pajak Rp 150.000,-
Penghasilan Bruto sebulan Rp 8.214.000,-
Pengurang
Biaya jabatan = 5% X 8.214.000,- Rp 410.700,-
Iuran pensiun dibayar sendiri Rp 100.000,-
Iuran JHT = 2% X Rp8.00.000,- Rp 160.000,-
Jumlah Pengurang Rp 670.700,-
Penghasilan Neto sebulan Rp 7.543.300,-
Penghasilan Neto setahun = Rp 7.543.300,- X 12 Rp 90.519.600,-
PTKP K/2
WP sendiri Rp 54.000.000,-
Status Kawin Rp 4.500.000,-
Tanggungan 2 anak = 4.500.000 X 2 Rp 9.000.000,-
Jumlah PTKP Rp 67.500.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp 23.019.600,-
PPh terutang atas gaji setahun
- 5% X Rp23.019.600 Rp 1.150.980,-
PPh 21 terutang atas gaji sebulan = Rp 1.150.980,-/ 12 Rp 95.915,-
PPh 21 yang sudah dipotong masa Januari s/d April 2019 =
Rp95.915,- X 4 bulan Rp 383.660,-
7
2. Hitunglah berapa PPh 21 masa Mei Pak Anton? Ini merupakan penghitungan
ulang dengan gaji baru.
Gaji sebulan Rp 9.000.000,-
Tunjangan Premi JKK = 0,5% X Rp 9.000.000,- Rp 45.000.,-
Tunjangan Premi JK = 0,3% X Rp 9.000.000,- Rp 27.000,-
Tunjangan Pajak Rp 150.000,-
Penghasilan Bruto sebulan Rp 9.222.000,-
Pengurang
Biaya jabatan = 5% X 9.222.000,- Rp 461.100,-
Iuran pensiun dibayar sendiri Rp 100.000,-
Iuran JHT = 2% X Rp9.000.000,- Rp 180.000,-
Jumlah Pengurang Rp 741.100,-
Penghasilan Neto sebulan Rp 8.480.900,-
Penghasilan Neto setahun = 8.480.900 X 12 Rp101.770.800,-
PTKP K/0
WP sendiri Rp 54.000.000,-
Status Kawin Rp 4.500.000,-
Tanggungan 2 anak = 4.500.000 X 2 Rp 9.000.000,-
Jumlah PTKP Rp67.500.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp 34.270.800,-
PPh terutang atas gaji setahun
- 5% X Rp 34.270.800,- Rp 1.713.540,-
PPh 21 terutang atas gaji Mei 2019 = Rp 1.713.540,-/ 12 Rp 142.795,-
PPh 21 masa Januari s/d April yang sudah dipotong dari gaji
sebelumnya Rp 383.660,-
Besarnya PPh 21 atas uang rapel Rp 187.520,-
4. Hitunglah berapa take home pay Pak Anton di bulan Mei 2019?
Gaji Juli 2019 Rp 9.000.000,-
8
Tunjangan pajak Rp 150.000,-
Rapel = (9.000.000 – 8.000.000) X 4 bulan Rp 4.000.000,-
Penghasilan Bruto bulan Juli 2019 Rp 13.150.000,-
Pengurang
Iuran pensiun dibayar sendiri masa Mei Rp 100.000,-
Iuran JHT dibayar sendiri masa Mei Rp 200.000,-
PPh 21 Mei 2019 Rp 142.795,-
Jumlah Pengurang Rp 442.795,-
Jumlah Take Home Pay Mei 2019 Rp 12.707.205,-
6. Hitunglah berapa take home pay Pak Anton di bulan Agustus 2019?
Gaji Agustus 2019 Rp 9.000.000,-
Bonus Rp 25.000.000,-
Tunjangan pajak Agustus 2019 Rp 150.000,-
Penghasilan Bruto sebulan Rp 34.150.000,-
Pengurang
Iuran pensiun dibayar sendiri masa Agustus Rp 100.000,-
Iuran JHT dibayar sendiri masa Agustus Rp 200.000,-
PPh 21 masa Agustus 2019 Rp 142.795,-
Jumlah Pengurang Rp 442.795,-
Jumlah Take Home Pay Rp 33.707.205,-
Jumlah take home pay di atas dengan asumsi bahwa PPh 21 atas bonus ditanggung
perusahaan.
C. LATIHAN
Pak Charli adalah pegawai tetap PT Cahaya Gemilang. Pak Charli mulai bekerja di PT
Cahaya Gemilang mulai bulan Oktober 2018 dengan gaji sebulan Rp 9.000.000,00.
Perusahaan mengikut sertakan karyawannya pada program BPJS Ketenagakerjaan.
Setiap bulan perusahaan membayar premi JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja) dan
premi JK (Jaminan Kematian) sebesar, 0,5% dan 0,3% dari gaji. Penghasilan Pak
Charli setiap bulan dipotong perusahaan sebasar 2% dari gaji untuk iuran Jaminan
Hari Tua (JHT), dan perusahaan menanggung 3,7% iuran JHT tersebut. Perusahaan
juga membayarkan iuran pensiun untuk Pak Charli sebesar Rp200.000,- sedangkan
Pak Charli membayar Rp100.000,- untuk iuran pensiunnya. Sejak bulan April 2019
gaji Pak Charli naik menjadi Rp10.000.000,- dan berlaku surut sejak Januari 2019.
Pak Charli sudah menikah dan mempunyai seorang anak. Atas pencapaian target di
bidang marketing, Pak Charli mendapatkan bonus dari PT Cahaya Gemilang sebesar
Rp25.000.000,- Bonus diberikan di bulan November 2019. Dalam pemotongan PPh
21 Pak Charli, PT Cahaya Gemilang memberikan tunjang pajak sebesar Rp200.000,-
Diminta :
10
7. Hitunglah berapa PPh 21 masa Januari s/d Maret 2019 Pak Charli? Ini adalah
akumulasi dari PPh 21 bulan Januari s/d Maret yang sudah dipotong dari gaji
bulanan Pak Charli.
8. Hitunglah berapa PPh 21 masa April Pak Charli? Ini merupakan penghitungan
ulang dengan gaji baru.
9. Berapakah PPh 21 atas uang rapel Pak Charli?
10. Hitunglah berapa take home pay Pak Charli di bulan April 2019?
11. Berapakah PPh 21 atas bonus Pak Charli?
12. Hitunglah berapa take home pay Pak Charli di bulan November 2019?
D. REFERENSI
UU No. 16 th 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6
tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi Undang-
Undang.
UU PPh no 36 th 2008, tentang Pajak Penghasilan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Peraturan Pemerintah Nomor 14
Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2013 tentang Perubahan
Kesembilan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja;
Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program
Jaminan Sosial
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per 16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata
Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau
Pajak Penghasilan Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan
Orang Pribadi
Mardiasmo. (2016). Perpajakan. Yogyakarta: Andi Publishing.
Waluyo. (2005). Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat
11