Pricing proses manual dari penetapan harga untuk perintah membeli dan menjual, yang
didasarkan pada factor seperti jumlah yang ditetapkan, kuantitas, promosi,dan pengiriman.
//
PDRTJS_settings_2273334_post_1309={“id”:2273334,”unique_id”:”wp-post-
1309″,”title”:”PENETAPAN HARGA ( PRICING
)”,”permalink”:”http:\/\/elqorni.wordpress.com\/2009\/06\/07\/penetapan-harga-
pricing\/”,”item_id”:”_post_1309″}
//
Harga Efektif : harga yang diterima perusahaan setelah perhitungan untuk potongan,
promosi, dan insentif lainnya.
Price Lining (Garis Harga) : pengunaan jumlah harga yang terbatas untuk semua
penawaran produk.
Loss Leader (Harga Umpan) : suatu produk yang mempunyai harga yang ditetapkan
dibawah marjin operasi.
Penetapan Harga Premium (Prestise) : strategi penetapan harga pada titik mutakhir
dari kisaran harga yang mungkin.
Dalam menetapkan harga pada sebuah produk, perusahaan mengikuti prosedur enam langkah,
Yaitu:
Penetapan ahrga bisa dilihat dari kacamata produsen (pabrik/pembuat produk), wholesaler
(pedagang besar)dan retailer (pengecer).
Bila sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk memulai perubahan harga, perusahaan itu
harus secara hati-hati mempertimbangkan reaksi-reaksi pembeli dan pesaing.
Reaksi pembeli dipengaruhi oleh mekna yang diliha pembeli sehubungan dengan perubahan
harga. Reaksi-reaksi pesaing berasal baik dari seperangkat kebijakan reaksi atau dari tafsiran
baru teerhadap setiap situasi. Perusahaan yang memprakasai perubahan harga juga harus
meramalkan reaksi yang mungkin timbul dari para grosir, penyalur, dan pemerintah.
Perusahaan yang menghadapi perubahan harga yang diprakasai oleh seorang pesaing harus
mencoba memahami maksud pesaing tersebut dan jangka waktu perubahan. Jika dibutuhkan
kecepatan reaksi, perusahaan itu harus merencanakan lebih dahulu reaksi-reaksinya atas
berbagai kemungkinan tindakan harga yang dilakukan oleh para pesaing.
Harga produsen.
Para produsen berkepentingan untuk mengetahui harga penjualan eseran dari produknya,
karena sukses marketing produknya tergantung dari harga penawaran kepada konsumen. para
produsen yang memeprhatikan harga yang ditawrakan oleh retailer sebelum menetapkan
harga jualnya disebut “inverted pricing” kebijakan produsen dalam meentapkan harga bisa
dilihat dari prosesnya antara lain :
para produsen bsia juga menggunakan harga yang biasa dipakai wholesaler seeprti
Trade position discount, diskon yang diberikan kepada toko-toko karena posiisnya
ada dalam rantai perdagangan.
Quantty discount, diskon diberikan karena jumlah pembelian.
functional discount, diskon diberikan karena si pembeli telah melakukan jasa yang
diinginan oleh penjual.
cash discount, potongan karena pembelian tunai.
chain discount, ptongan diberikan dalam sautu seri atau rangkaian.
consistency discount structure and purpose, digunakan dua/lebih discount yang
penting pokoknya asal tercapai tujuan perhitungan diskon yang tepat supaya jangan
sampai rugi.
Harga Retailer.
1. Margin pricing
2. price lining
3. competitor price
4. discount house
5. judgement price
6. customary prices
7. odd prices
8. combinatin offers
Bayangan Harga : Penjual Diberikan otoritas untuk menukar harga dengan jumlah
persentase tertentu.
1. Melelang : Para pembeli potensial mempunyai pilhan menawarkan pada suatu produk
dengan bermacam – macam harga.
2. Waktu Riil : semua konsumen dapat memandang perubahan harga segera setelah
perubahan harga terjadi seperli Lelang Online.
Jika :
P = harga
AVC = average Variable Cost
FC% = alokasi presentasi dari biaya2 tetap
MK% = kenaikan harga presentase.
Keuntungan Kerugian
Mudah untuk menkalkulasi Mengabaikan konsumen
Kebutuhan informal minimal Mengabaikan pesaing
Mudah untuk mengurus Menggunkan biaya akuntansi bukan nilai
ganti
Menstabilkan pasar Memasukkan biaya hilang bukan biaya
tambahan
Keuntungan etis Mengabaikan biaya alternatif
Cost – plus pricing : Menyusun harga pada biaya produksi ( ongkos dan biaya tetap )
Target return pricing : Menyusun harga untuk mencapai ROI ( laba modal )
Value based : Menetapkan harga berdasarkan nilai.
1. Penetapan Harga Psikologis : suatu teori didalm pemasaran bahwa harga ini
memilki dampak psikologis yang mendorong harga lebih besar dari yang
diharapkan seperti harga eceran misalnya Rp. 4990, Rp. 19.850. Konsumen
biasanya mengabaikan paling sedikit digit.
2. Fair pricing : Mentukan harga wajar bagi konsumen sehingga konsumen tidak
merasa ditipu.
Perang Harga : Istilah yang digunkan didlam bisnis untuk menandai adanya persaingan
kompetitif yang keras disertai oleh rangkain multilateral dari pengurangan harga.
Penetapan harga barang dan jasa merupakan suatu strategi kunci dalam berbagai perushaaan
sebagai konsentrasi dari deregulasi, persaingan global yang kian sengit, rendahnya pertumbuhan di
banyak pasar, dan peluang bagi perusahaan untuk memantapkan posisinya di pasar. Harga
mempengaruhi kinerja keuangan dan juga sangat mempengaruhi persepsi pembeli dan penentuan
posisi merek. Harga menjadi suatu ukuran tentang mutu produk pembeli mengalami kesulitan dalam
mengevaluasi produk – produk yang kompleks.
1. Menerapkan strategi penetapan harga yang sederhana yang dapat dilaksanakan dengan biaya
murah
2. Menggunakan kebijakan – kebijakan penetapan harga yang diberlakukan menurut biaya jasa yang
diberikan kepada konsumen
Motivasi untuk perang harga ini termasuk untuk menggunakan kapasitas produksi, tindakan untuk
mempertahankan hidup oleh perusahaan – perusahaan yang beroperasi menurut ketentuan
kebangkrutan, dan juga penekanan persaingan terhadap posisi pangsa pasar.
Pengurangan biaya adalah suatu hal yang diharuskan jika lingkungan penetapan harga terus –
menerus kecuali kalau suatu organisasi dapat mendominasi satu atau lebih segmen yang kurang
peka terhadap persaingan harga yang hebat.
Biaya mempengaruhi kemampuan suatu organisasi untuk bersaing, persaingan yang ada yang akan
timbul dalam segmen pasar yang ditargetkan oleh manajemen menghambat kelenturan dalam
pemilihan harga.
Strategi Produk
Mutu dan ciri produk mempengaruhi strategi harga. Sebuah produk bermutu tinggi mungkin
memerlukan harga yang tinggi untuk membangun prestise di pasar dan memenuhi persyaratan
kinerja lain bagi manajemen. Para eksekutif penetapan harga menganalisis bauran produk, strategi
pemberian merek, dan mutu serta cirri produk untuk menentukan dampak dari factor – factor ini
terhadap strategi harga.
Strategi Distribusi
Perusahaan memelukan laba untuk membayar fungsi – fungsi perantara dan menawarkan insentif
secukupnya untuk memperoleh kerjasama mereka. Distribusi yang insentif kemungkinan
memerlukan penetapan harga yang lebih kompetitif daripada distribusi selektif atau eksekutif. Suatu
perusahaan yang membangun saluran biasanya memainkan peran kunci dalam penetapan harga
untuk seluruh saluran, dan tunduk pada kendala dan batasan hukum.
1. Menentukan bagaimana sebaiknya menetapkan suatu harga produk baru. Seringkali, terdapat
kelenturan dalam memilih suatu harga
2. Mengevaluasi kebutuhan untuk menyesuaikan harga karena adanya kekuatan eksternal dan
perubahan dalam daur hidup produk
3. Mengubah strategi penentuan posisi yang mensyaratkan modifikasi terhadap strategi harga yang
sekarang
4. Menanggapi tekanan – tekanan dari perang harga dan ancaman – ancaman persaingan lainnya
Keputusan mengenai harga untuk produk – produk yang ada mungkin mencakup kenaikan,
penurunan, dan mempertahankan harga pada tingkat sekarang.
5. Mempengaruhi persaingan
Nitir, 2008 mengemukakan pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :
Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat
menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi laba. Dalam era
persaingan global, kondisi yang dihadapi semakin kompleks dan semakin banyak variabel yang
berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan, sehingga tidak mungkin suatu perusahaan
dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum.
Oleh karena itu ada pula perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba, yakni tingkat laba
yang sesuai atau pantas sebagai sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasa digunakan, yaitu
target marjin dan target ROI (Return On Investment)
2. Tujuan Berorientasi pada Volume
Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan
tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing
objective. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau
pangsa pasar. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan penerbangan.
Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat
menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu
harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value), misalnya
dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah di suatu wilayah
tertentu. Pada hakekatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk
meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan
perusahaan.
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan
harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang
mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu (misalnya minyak
bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan
hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader).
5. Tujuan-tujuan lainnya
Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya pesaing, mempertahankan
loyalitas pelanggan, mendukung penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.
Tujuan-tujuan penetapan harga di atas memiliki implikasi penting terhadap strategi bersaing
perusahaan. Tujuan yang ditetapkan harus konsisten dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam
menetapkan posisi relatifnya dalam persaingan. Misalnya, pemilihan tujuan laba mengandung
makna bahwa perusahaan akan mengabaikan harga para pesaing.
Berbeda dengan tujuan laba, pemilihan tujuan volume dilandaskan pada strategi mengalahkan atau
mengatasi persaingan. Sedangkan tujuan stabilisasi didasarkan pada strategi menghadapi atau
memenuhi tuntutan persaingan. Dalam tujuan volume dan stabilisasi, perusahaan harus dapat
menilai tindakan-tindakan pesaingnya. Dalam tujuan berorientasi pada citra, perusahaan berusaha
menghindari persaingan dengan jalan melakukan diferensiasi produk atau dengan jalan melayani
segmen pasar khusus.
Analisis pasar produk dari segi harga harus menjawab pertanyaan seperti :
b. Segmen mana yang ada di dalam pasar produk dan strategi pasar sasaran apa yang digunakan
c. Seberapa peka permintaan dalam segmen tersebut yang tertarik terhadap perubahan harga
d. Seberapa pentingkah factor – factor nonharga, dan seperti apa cirri – cirri dan kinerjanya
e. Seberapa besarkah penjualan yang diperkirakan pada tingkat harga yang berbeda
Elastisitas harga adalah presentase perubahan jumlah yang diminta bila harga berubah, dibagi
dengan presentase perubahan harga. Elastisitas diukur pada rentang harga yang sedang
dipertimbangkan.
Faktor – factor lain selain harga yang mungkin juga penting adalah mutu, ketersediaan, pelayanan,
dan jaminan.
Peramalan penjualan itu penting untuk rentang harga yang sedang dipertimbangkan oleh
manajemen. Ramalan ini, bila dikombinasikan dengan estimasi biaya, memperlihatkan dampak
keuangan dan strategi harga yang berbeda. Tujuannya, adalah untuk mengestimasi penjualan dalam
unit – unit untuk setiap produk atau merek pada harga yang sedang dipertimbangkan
3. Analisis persaingan
Analisis Biaya
1. Menentukan struktur biaya
Analisis pesaing
1. Perusahaan mana yang merupakan pesaing yang paling langsung ( actual dan potensial ) untuk
sasaran pasar yang sedang kita bicarakan
2. Bagaimana perusahaan – perusahaan yang bersaing diposisikan pada basis harga relative dan
sejauh mana harga digunakan sebagai suatu bagian aktif dari strategi pemasaran mereka
Praktek – praktek penetapan harga yang mendapat perhatian besar dari pemerintah meliputi:
2. Diskriminasi harga
4. Informasi harga
2. Memutuskan bagaimana memposisikan harga dikaitkan dengan biaya dan apakah hal itu dapat
digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga
Beberapa factor mungkin mempengaruhi suatu pilihan pendekatan terhadap sebuah produk baru,
antara lain biaya dan usia produk, tanggapan pembeli terhadap perubahan harga dan penilaian
tentang reaksi persaingan.
1. Strategi sangat aktif, strategi ini kadang – kadang digunakan unutk merek – merek bergengsi yang
mencari pengaruh
2. Strategi sangat pasif, barang – barang dengan harga tinggi seringkali dipasarkan dengan
menonjolkan factor – factor nonharga ketimbang dengan menggunakan strategi yang sangat aktif
3. Strategi kurang aktif, bila harga merupakan factor yang penting, keputusan pembeli, strategi harga
yang kurang aktif sangat efektif sebagaimana tampak dalam pesatnya pertumbuhan pengecer –
pengecer.
4. Strategi Pasif – rendah, strategi ini mungkin digunakan oleh pabrikan yang produk – produknya
mempunyai cirri – cirri biaya yang lebih rendah di banding dengan para pemasok lainnya.
Pendekatan yang berorientasi pada biaya. Penetapan harga pulang pokok merupakan pendekatan
yang berorientasi pada biaya untuk menetapkan harga. Dasar perhitungannya adalah sebagai berikut
:
Metode popular lainnya dalam penetapan harga adalah penetapan harga biaya plus. Teknik ini
menggunakan biaya sebagai dasar perhitungan harga jual. Jumlah presentase biaya tertentu
ditambahkan pada biaya yang menentukan harga. Metode serupa, penetapan harga mark up
menghitung markup – markup sebagai presentase harga jual. Dengan penetapan harga mark up,
rumus untuk menetukan harga jual :
Harga = Biaya rata – rata unit
1-persen mark up
Metode – metode penetapan harga yang menggunakan harga pesaing dalam menghitung harga
actual meliputi penetapan harga sama dengan atau pada presentase tertentu lebih tinggi atau lebih
rendah dari pada harga pesaing.
Pendekatan yang berorientasi pada permintaan, memperkirakan nilai produk pada pembeli.
Tujuannya adalah berapa banyak yang ingin dibayar oleh pembeli untuk produk yang didasarkan
pada kontribusinya memuaskan kebutuhan atau keinginan pembeli.
Harga yang murah merupakan kunci keberhasilan strategi pemasaran perusahaan ditambah dengan
jumlah tertentu yang dihasilkan lewat ekspedisi toko secara agresif, Pengendalian yang ketat atau
persediaan, Manajemen tidak pernah terlibat dalam penjualan dan untuk membuat agar konsumen
datang kembali, karena telah menetapkan harga yang tepat.
Apabila terdapat lebih dari satu produk, suatu perusahaan harus menentukan hubungan antara
bauran produk dan penetapan harga untuk lini produk untuk menetapkan struktur harga. Petunjuk
yang dapat digunakan untuk harga untuk lini produk adalah :
1. Tetapkan harga tiap produk dalam kaitannya dengan yang lain, perbedaan yang penting dalam
produk harus sama dengan perbedaan nilai yang terlihat
2. Harga – harga tertinggi dan terendah dalam lini harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga
membantu terpenuhinya persepsi atau keinginan pembeli
3. Perbedaan harga di antara produk – produk harus menjadi lebih besar seiring dengan naiknya
harga pada lini tersebut
1. Segmentasi harga, harga digunakan dalam beberapa pasar untuk menarik segmen – segmen pasar
tertentu
2. Penetapan harga saluran distribusi, strategi penetapan harga oleh para pabrikan yang
menggunakan orang – orang perantara pemasaran mencakup pertimbangan mengenai kebutuhan
harga
4. Penetapan harga daur hidup produk, sebagian perusahaan mempunyai kebijakan sebagai
pedoman penetapan harga daur hidup produk. Tergantung pada tahapannya didalam daur hidup
produk, harga suatu produk tertentu atau seluruh lini produk mungkin didasarkan pada pangsa
pasar, daya – laba, arus kas, atau tujuan lainnya.