Anda di halaman 1dari 76

PENETAPAN HARGA ( PRICING )

Pricing proses manual dari penetapan harga untuk perintah membeli dan menjual, yang didasarkan pada factor seperti jumlah yang ditetapkan, kuantitas, promosi,dan pengiriman.

Harga Efektif : harga yang diterima perusahaan setelah perhitungan untuk potongan, promosi, dan insentif lainnya. Price Lining (Garis Harga) : pengunaan jumlah harga yang terbatas untuk semua penawaran produk. Loss Leader (Harga Umpan) : suatu produk yang mempunyai harga yang ditetapkan dibawah marjin operasi. Penetapan Harga Premium (Prestise) : strategi penetapan harga pada titik mutakhir dari kisaran harga yang mungkin.

Tujuan dan Kebijakan Penetapan Harga Meskipun peranan faktor-faktor non-harga semakin meningkat dalam proses pemasaran modern, harga tetap merupakan elemen penting an tahap penting dalam pemasaran yang diwarnai dengan persaingan monopoli atau olgopoli. Dalam menetapkan harga pada sebuah produk, perusahaan mengikuti prosedur enam langkah, Yaitu:

Perusahaan dengan hati-hati menyususn tujuan-tujuan pemasarannya, misalnya mempertahankan hidup, meningkatkan laba saat itu, ingin memenangkan bagian pasar, atau kualitas produk. Perusahaan menentukan kurva permintaan yang memperlihatkan kemungkinan jumlah produk yang akan terjual per periode, padaa tingkat-tingkat harga alternatif. Permintaan yang semakin tidak-elastis, semakin tinggi pula harga yang bisa dipasang oleh perusahaan. Perusahaan memperkirakan bagai mana biaya akan bervariasi pada tingkat produksi yang berbeda-beda. Perusahaan mengamati harga-harga para pesaing sebagai dasar untuk meneapkan harga mereka sendiri. Kelima, perusahaan memilih salahsatu dari metoda penetapan harga berikut ini: penetapan harga biaya-plus, analis pulang-pokok dan penetapan laba sasaran, penetapan harga nilai yang diperoleh, penetapan harga yang sesuai dengan laju perkembangan dan penetapan harga dalam sampul tertutup. Perusahaan memiliki harga final, menyatakannya dalam cara psikologis yang paling efektif dan mengeceknya untuk menyakinkan bahwa harga tersebut sesuai dengan kebijakan penetapan harga perudahaan serta sesuai pula dengan para penyalur, grosir, wiraniaga perusahaan, pesaing, pemasok dan pemerintah.

Tipe penetapan harga Penetapan ahrga bisa dilihat dari kacamata produsen (pabrik/pembuat produk), wholesaler (pedagang besar)dan retailer (pengecer).

Perusahaan menerapkan bermacam-macam strategi penetapan harga atas harga dasar: 1. penetapan harga geografis, dimana perusahaan tersebut memutuskan bagai mana memasang harga bagi pembeli yang jauh, dengan memilih salah satu dari berbagai alternatif seperti penetapan harga FOB, penetapan harga pengiriman seragam, penetapan harga wilayah, penetapan harga titik-pangkalan, dan penetapan harga absorsi angkutan 2. Penetapan harga potongan dan hadiah, dimana perusahaan tersebut memberi potongan tunai, potongan jumlah, potongan fungsional, potongan musiman, dan hadiah. 3. Penetapan harga promosi, dimana perusahaan tersebut memutuskan untuk memasang hrga barang yang dirugikan, penetapan harga kesempatan-khusus dan potongan tunai. 4. Penetapan harga diskriminasi dimana perusahaan memasang harga yang berlainan berdasarkan pertimbangan pembeli, bentuk produk, tempat, dan waktu yang berbedabeda. 5. Penetapan harga produk baru, dimana perusahaan tersebut memutuskan antara memperkenalkan sebuah inovasi produk yang dilindungi hak paten dengan harga lintas pasar dan harga tembus pasar. Perusahaan itu menentukan salahsatu dari sembilan strategi harga/kualitas untuk memperkenalkan sebuah produk tiruan. 6. Penetapan harga bauran produk, di mana perusahaan itu menentukan tingkat harga untuk beberapa produk dalam satu lini produk, dan penetapkan harga produk-produk pilihan, produk penawan, dan produk sampingan. Bila sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk memulai perubahan harga, perusahaan itu harus secara hati-hati mempertimbangkan reaksi-reaksi pembeli dan pesaing. Reaksi pembeli dipengaruhi oleh mekna yang diliha pembeli sehubungan dengan perubahan harga. Reaksi-reaksi pesaing berasal baik dari seperangkat kebijakan reaksi atau dari tafsiran baru teerhadap setiap situasi. Perusahaan yang memprakasai perubahan harga juga harus meramalkan reaksi yang mungkin timbul dari para grosir, penyalur, dan pemerintah. Perusahaan yang menghadapi perubahan harga yang diprakasai oleh seorang pesaing harus mencoba memahami maksud pesaing tersebut dan jangka waktu perubahan. Jika dibutuhkan kecepatan reaksi, perusahaan itu harus merencanakan lebih dahulu reaksi-reaksinya atas berbagai kemungkinan tindakan harga yang dilakukan oleh para pesaing. Harga produsen. Para produsen berkepentingan untuk mengetahui harga penjualan eseran dari produknya, karena sukses marketing produknya tergantung dari harga penawaran kepada konsumen. para produsen yang memeprhatikan harga yang ditawrakan oleh retailer sebelum menetapkan harga jualnya disebut inverted pricing kebijakan produsen dalam meentapkan harga bisa dilihat dari prosesnya antara lain : 1. Skiming price, menetapkan harga setinggi-tingginya dengan alasan permintaan bersifat in elastis pada waktu barang dipasarkan dan pasaran ditujukan kepada konsumen highclass. Selain untuk mengembalikan modal yang telah di investasikan dalam waktu singkat serta tidak dikhawatirkan masuknya pesaing baru.

2. Penetrasi price, ini kebailkan dari skiming price aitu memasang harga yang rendah pada permulaan pemasaran kemudian dinaikan secara bertahap dengan alasan permintaan bersifat elastis, volume produksi yang tinggi sehingga biaya bisa ditekan dan ketakutan ada pesaing yang masuk dalam pasar kita. 3. Competitor price, penetapan harga yang mengikuti harga pesaing. 4. cost of goods, harga menjadi pedoman dalam penetapan harga.bila biaya produksi perusahaan lebih rendah dari biaya prouksi perusahaan lainnya ada beberapa pendapat dalam hal policy 5. harga pokok lebih rendah dari saingan. produsen yang bekerja secara efisien dan efektif akan meperoleh banyak keuntungan karena penghematan. Harga Whole saler. para produsen bsia juga menggunakan harga yang biasa dipakai wholesaler seeprti 1. Geographical price quotation, produsen menetapkan harga berbeda sesuai dengan ongkos angkut karena perbedaan geografis. 2. Price adjusted to buyers position, masing-masing golongan pembelian diberi harga yang berbeda, yang penting disini adalah berapa besar perbedaan harganya untk masingmasing pembeli. 3. Price based on quantity purchased, harga-harga disesuaikan dengan besarnya jumlah pembelian. makin esar pembelian harga bisa lebih rendah karena dapat korting khusus. 4. Dumping, menjual barang ke luar negeri dengan harga lebih murah dari harga dalam negeri. 5. Discount methodes of quoting prices, biasanya perusahaan mempunyai price policy yang sama tetapi berbeda dalam pemberian discount. Perbedaan ini disebabkan

Trade position discount, diskon yang diberikan kepada toko-toko karena posiisnya ada dalam rantai perdagangan. Quantty discount, diskon diberikan karena jumlah pembelian. functional discount, diskon diberikan karena si pembeli telah melakukan jasa yang diinginan oleh penjual. cash discount, potongan karena pembelian tunai. chain discount, ptongan diberikan dalam sautu seri atau rangkaian. consistency discount structure and purpose, digunakan dua/lebih discount yang penting pokoknya asal tercapai tujuan perhitungan diskon yang tepat supaya jangan sampai rugi.

Harga Retailer. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Margin pricing price lining competitor price discount house judgement price customary prices odd prices

8. combinatin offers Variable Penetapan Harga.

Bayangan Harga : Penjual Diberikan otoritas untuk menukar harga dengan jumlah persentase tertentu.

1. Melelang : Para pembeli potensial mempunyai pilhan menawarkan pada suatu produk dengan bermacam macam harga. 2. Waktu Riil : semua konsumen dapat memandang perubahan harga segera setelah perubahan harga terjadi seperli Lelang Online. Sasaran Penetapan Harga

Memaksimalkan laba jangka panjang Memaksimal laba jangka pendek. 1. Meningkatkan volume penjualan. 2. Meningkatkan penguasaan pasar. 3. Memelihara kepemimpinan harga. 4. Sasaran social, etika atau ideology. 5. Mendapatkan manfaat kompetesi.

Menghitung Penetapan Harga dengan Menggunakan Metode Kelebihan Biaya. P = (AVC + FC%) *( 1 + MK% ) Jika :

P AVC FC% MK%

= harga = average Variable Cost = alokasi presentasi dari biaya2 tetap = kenaikan harga presentase.

Keuntungan dan Kelebihan Pricing Keuntungan Mudah untuk menkalkulasi Kebutuhan informal minimal Mudah untuk mengurus Menstabilkan pasar Keuntungan etis Model Penetapan Harga Kerugian Mengabaikan konsumen Mengabaikan pesaing Menggunkan biaya akuntansi bukan nilai ganti Memasukkan biaya hilang bukan biaya tambahan Mengabaikan biaya alternatif

Cost plus pricing : Menyusun harga pada biaya produksi ( ongkos dan biaya tetap ) Target return pricing : Menyusun harga untuk mencapai ROI ( laba modal ) Value based : Menetapkan harga berdasarkan nilai. 1. Penetapan Harga Psikologis : suatu teori didalm pemasaran bahwa harga ini memilki dampak psikologis yang mendorong harga lebih besar dari yang diharapkan seperti harga eceran misalnya Rp. 4990, Rp. 19.850. Konsumen biasanya mengabaikan paling sedikit digit. 2. Fair pricing : Mentukan harga wajar bagi konsumen sehingga konsumen tidak merasa ditipu.

Perang Harga : Istilah yang digunkan didlam bisnis untuk menandai adanya persaingan kompetitif yang keras disertai oleh rangkain multilateral dari pengurangan harga. Pertimbangan utama perang harga adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk menggunkan kelebihan kapasitas pabrik. Kebangkrutan dan ketahanan. Merespon suatu serangan kompetitif. Sifat Produk. Penetapan harga penetrasi. Oligopoli ( sedikit pesaing )

Harga barang menjadi sesuatu yang sangat penting, artinya bila harga barang terlalu mahal dapat mengakibatkan barang menjadi kurang laku, dan sebaliknya bila menjual terlalu murah, keuntungan yang didapat menjadi berkurang. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga suatu barang seperti : 1. Tingkat penghasilan konsumen 2. Kepribadian dari individu konsumen 3. Desakan waktu yang dialami oleh konsumen 4. Besarnya pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh konsumen Hubungan antar harga dan mutu barang Banyak konsumen beranggapan bahwa harga barang yang tinggi identik dengan mutu yang tinggi. Demikian pula sebaliknya, mutu barang yang tinggi cenderung diikuti oleh harga yang mahal. Dalam menetapkan harga yang tinggi atau mahal, para pengecer biasanya menonjolkan reputasi produk, nama merk, perwujudan fisik dari barang tersebut seperti wana dan bentuk. Jika menetapkan harga barang yang murah, maka perbedaan harga dengan pesaing harga harus ditonjolkan. Dengan demikian, berarti ada hubungan antara suatu barang dengan kualitas barang tersebut. Maksudnya adalah bahwa harga suatu barang sesuai dengan mutunya, dan mutu barang sesuai dengan harganya. Sehingga kita dapat menetapkan harga sesuai dengan tingkat mutu barang Saran-saran Penetapan Harga 1. Untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar Jika harga yang ditetapkan cukup menarik pembeli, maka kemungkinan besar pembeli tidak akan lari ke pedagang lain. Mereka akan selalu kembali ke toko kita. Ini merupakan salah satu cara untuk mempertahankan pembeli. Bahkan tidak tertutup kemungkinan harga jual tersebut dapat menarik pembeli baru. 2. Untuk mempercepat masuknya uang tunai Jika terdapat masalah di dalam arus keluar masuknya uang atau kekurangan uang tunai, maka dengan penetapan harga yang tepat masalah tersebut dapat teratasi. 3. Untuk dapat bertahan dalam persaingan Ketepatan dalam strategi harga diharapkan dapat mempertahankan kelangsungan usaha 4. Untuk mempertahankan citra yang menguntungkan Melalui penetapan harga yang tepat, citra usaha kita dapat dipertahankan dan bahkan meningkat dimata konsumen 5. Untuk menghabiskan sisa barang musiman (cuci gudang) 6. Untuk meningkatkan jumlah pengunjung pada bulan-bulan sepi. 7. Untuk menakut-nakuti para pesaing potensial untuk masuk. Strategi Penetapan Harga 1. Penetapan harga yang berpedoman pada biaya Cara yang ditempuh yaitu dengan menambah prosentase laba dan biaya Misalnya : Harga Beli = Rp. 1000 Laba 10% = Rp. 100 Biaya = Rp. 25 + Harga jual = Rp. 1125 2. Penetapan harga cost (cost plus pricing) Penetapan harga cost plus merupakan praktek dimana harga penjualan suatu produk ditetapkan dengan jalan menambahkan prosentase tertentu yang ditetapkan sebelumnya atas biaya produk tersebut. Harga jual = Harga pokok + biaya + laba 3. Penetapan harga yang berpedoman pada persaingan

Terdapat beberapa alternatif dalam menghadapi pesaing yaitu dengan menetapkan harga : di atas harga pesaing, sama dengan harga pesaing atau di bawah harga pesaing 1 Harga di atas harga pesaing dimungkinkan bila : a. Kelengkapan barang lebih baik, barang-barang lebih eksklusif dan mode lebih maju (fashionable) b. Pelayanan lebih baik seperti pengembalian barang secara gratis, reparasi gratis, dan jaminan barang rusak bisa dikembalikan c. Memberikan kenyamanan yang lebih baik kepada konsumen d. Toko telah memiliki reputasi yang lebih baik. 2 Harga sama dengan pesaing Cara yang paling umum dilakukan oleh para pengecer adalah menetapkan harga barang yang sesuai dengan harga pasar. Barang- barang yang ditetapkan harganya dengan cara ini umumnya barangbarang sehari-hari yang biasanya sudah dihafal oleh konsumen. Strategi untuk memenangkan persaingan dalam kondisi seperti ini adalah bersaing dalam pelayanan. 3 Harga di bawah harga pesaing Dalam melakukan strategi dengan menetapkan harga di bawah harga pesaing, kita harus menyelesaikan penyesuaian dengan menurunkan biaya operasional, pembatasan jenis-jenis barang, penyediaan sarana fisik yang lebih sederhana dan lebih sedikit pelayanan pelayanan pribadi. Hal ini harus dilakukan untuk mempertahankan laba yang ingin dicapati atau dipertahankan. 4. Penetapan harga yang berorientasi pada permintaan Minishop Management Cara yang ditempuh adalah dengan diskriminasi harga. Sasaran dari diskriminasi harga ini adalah para pelanggan khusus yang memerlukan perlakuan khusus. Disamping itu dapat juga diberikan dalam kaitannya dengan : a. Kualitas atau bentuk produk tertentu b. Waktu tertentu c. Volume penjualan tertentu 5. Harga psikologikal Harga psikologikal yaitu harga yang diharapkan dapat memberikan efek psikologis pada konsumen. Taktik yang biasa digunakan adalah sebagai berikut : a. Membuat harga ganjil, misalnya Rp. 9990, Rp. 4990 Angka 9 akan memberikan efek lebih murah dari angka sepuluh, angka 4 berkesan lebih murah dari angka 5 meskipun perbedaan harga sebenarnya Rp. 10 yang relatif tidak begitu berarti b. Beberapa barang yang digabung jadi satu dan diberi harga yang lebih murah daripada bila dijual terpisah. Dengan sedikit kerugian bisa menjual barang lebih banyak c. Kadang-kadang konsumen mengasumsikan barang mahal adalah barang bermutu. Dengan menggunakan strategi harga yang tepat, harga barang yang lebih tinggi disuatu tempat bisa menjual lebih banyak barang ditempat lain yang harganya lebih murah padahal barangnya sama. 6. Harga Promosi a. Leader Pricing (harga dijual di bawah harga pasar) Leader pricing adalah strategi penetapan harga dengan menjual harga dengan keuntungan yang sangat tipis, sehingga harga di bawah harga pasar. Tujuan leader pricing adalah sebagai harga penuntun, agar konsumen dapat membeli barang lain yang lebih banyak. b. Loss Leader Pricing (harga di bawah harga pokok) Strategi ini dilakukan dengan menjual barang di bawah harga pokok (modal), dengan harapan agar memberikan kesan kepada konsumen bahwa barang yang dijual ditoko rata-rata harganya murah. c. Bait pricing (harga umpan yang diturunkan dengan tajam) Dengan menggunakan strategi ini, barang dijual dengan harga yang dibanting secara tajam, misalnya barang diturunkan sampai dengan 40%-50% dari harga semula. Hal ini dimaksudkan untuk meramaikan toko sekaligus cuci gudang.

d. Special Event Pricing (harga khusus pada waktu-waktu tertentu) Strategi harga khusus dalam rangka menghadapi hari-hari besar tertentu dan peristiwa-peristiwa yang penting, seperti : tahun ajaran baru, Natal dan Tahun Baru, Lebaran dan sebagainya. Tujuannya adalah agar masyarakat mendapat keringanan dalam merayakan atau mengikuti harga besar atau peristiwa penting. e. Diskon Psikologikal Diskon psikologikal adalah sebuah strategi penetapan harga promosi dimana penjual menaikkan harganya terlebih dahulu dan kemudian produk yang bersangkutan ditawarkan dengan harga jauh lebih murah. Contoh : Harga sebelumnya Rp. 10.000,00 (padahal Rp. 6000,00) Harga sekarang Rp. 6.000,00 (harga sebenarnya) More Sharing Services

Pengertian dan Arti Penting Saluran Distribusi


Keputusan mengenai saluran distribusi dalam pemasaran adalah merupakan salah satu keputusan yang paling kritis yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih akan mempengaruhi seluruh keputusan pemasaran yang lainnya. Dalam rangka untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen maka perusahaan harus benar-benar memilih atau menyeleksi saluran distribusi yang akan digunakan, sebab kesalahan dalam pemilihan saluran distribusi ini dapat menghambat bhkan dapat memacetkan usaha menyalurkan barang atau jasa tersebut. Beberapa pengertian saluran distribusi menurut para ahli :

Alex S. Nitisemito : saluran distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembagalembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan barang-barang atau jasajasa dari produsen ke konsumen.

The American Marketing Association : saluran distribusi merupakan suatu struktur organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, dealer, pedagang besar dan pengecer, melalui sebuah komoditi, produk atau jasa yang dipasarkan.

C. Gleen Walters : saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu.

Warren J. Keegan : saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industry.

Assauri : saluran distribusi merupaka lembaga-lembaga yang memasarkan produk, yang berupa barang atau jasa dari produsen atau konsumen.

Kotler : saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsum en. Dari beberapa definisi diatas dapat diketahui adanya beberapa unsure penting, yaitu :

1.

Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih.

2.

Saluran mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupun tidak langsung dari produsen ke konsumen.

3. Saluran distribusi bertujuan untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran.

4. Saluran distribusi merupakan suatu kesatuan dan melaksanakan system kegiatan (fungsi) yang lengkap dalam menyalurkan produk.

Definisi Manajemen Saluran


Konsep tentang saluran pemasaran disini berorientasi pada keputusan dimana fungsi-fungsi saluran tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya beberapa strategi. Strategi itu sendiri merupakan suatu rencana umum atau menyeluruh, sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan dalam kegiatan saluran. Dalam hal ini, strategi mempunyai hubungan yang erat dengan manajemen secara fisik maupun non fisik daripada saluran. Jadi, menurut C. Glenn Walters, manajemen saluran dapat didefinisikan sebagai berikut : Manajemen Saluran adalah pengembangan strategi yang searah didasarkan pada berbagai keputusan yang berkaitan untuk memindahkan barang-barang secara fisik maupun non fisik guna mencapai tujuan perusahaan dan berada di dalam kondisi lingkungan tertentu.

Alasan Penggunaan Perantara


Peranan Perantara Penggunaan perantara sebagian besar karena keunggulan efisiensi mereka dalam membuat barang tersedia secara luas dan mudah diperoleh pasar sasaran. Perantara pemasaran, dengan hubungan, pengalaman, spesialisasi, dan skala operasi mereka, biasanya menawarkan kepada perusahaan lebih banyak daripada yang dapat mereka capai sendiri. Dari segi sistem ekonomi, peran dasar perantara pemasaran adalah mengubah persediaan yang bersifat heterogen menjadi berbagai macam barang yang ingin dibeli orang.

Menurut Stern dan El-Ansary : Perantara melancarkan arus barang dan jasa. Prosedur ini diperlukan untuk menjembatani ketidaksesuaian antara berbagai barang dan jasa yang dihasilkan produsen dan bermacam barang yang diminta konsumen. Ketidaksesuaian itu timbul dari kenyataan bahwa produsen biasanya menghasilkan sejumlah besar barang dengan variasi terbatas, sedangkan konsumen biasanya menginginkan jumlah terbatas dari berbagai jenisbarang. Selama suatu lembaga atau perusahaan itu menawarkan barang atau jasa, masalah distribusi ini tidak dapat dipisahkan. Kegiatan distribusi selalu dilakukan meskipun tidak menggunakan perantara sebagai lembaga. Jadi, kegiatan distribusinya langsung diarahkan oleh produsen kepada konsumennya. Namun tidak jarang para perantara ini digunakan oleh produsen untuik mendistribusikan hasil produksinya kepada pembeli akhir. Perantara pemasaran ini merupakan lembaga atau individu yang menjalankan kegiatan khusus di bidang distribusi. Mereka itu adalah: Perantara pedagang Perantara agen Meskipun sama-sama perantara, tetapi mereka mempunyai perbedaanperbedaan. Pada umumnya, alasan utama untuk menggunakan perantara adalah bahwa mereka ini dapat membantu meningkatkan efi siensi distribusi.

Penggunaan perantara mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:


1. Mengurangi tugas produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai konsumen. Produsen cukup menghubungi perantara untuk menyampaikan produknya kepada konsumen yang banyak. Ini dipandang lebih efi sien. 2. Kegiatan distribusinya cukup baik bilamana perantara sudah mempunyai pengalaman. Mereka dipandang lebih baik karena memang tugas yang dilakukan hanyalah di bidang distribusi.

3.

Perantara dapat membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang dibutuhkan untuk beberapa jenis produk tertentu, sehingga produsen tidak perlu menyediakannya.

4.

Perantara dapat membantu di bidang pengangkutan dengan menyediakan alat-alat transpor sehingga meringankan beban produsen maupun konsumen yang mencarinya.

5. Perantara dapat membantu di bidang penyimpanan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas penyimpanan, seperti gudang dan fasilitas penyimpanan lainnya sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan oleh konsumen dapat memenuhinya. 6. Perantara dapat membantu di bidang keuangan dengan menyediakan sejumlah dana untuk melakukan penjualan secara kredit kepada pembeli akhir, atau untuk melakukan pembelian tunai dari produsen. 7. Keuntungan lain yang dapat diharapkan oleh produsen dari perantara ini adalah: Membantu dalam pencarian konsumen Membantu dalam kegiatan pormosi Membantu dalam penyediaan informasi Membantu dalam pengepakan dan pembungkusan Membantu dalam penyortiran Umumnya perantara yang perlu dipertimbangkan para pengusaha antara lain meliputi: 1. Service yang diberikan Perusahaan yang bertindak sebagai produsen akan bersedia menggunakan perantara jika pihak perantara tersebut memberikan service yang baik misalnya menyediakan fasilitas pengangkutan dan pergudangan. 2. Kemampuan menjual Faktor yang diperhitungkan oleh perusahaan-perusahaan dalam menggunakan perantara

adalah kemampuan, menjual produk yang dihasilkan. Perantara yang berhasil mencapai volume penjualan yang tinggi maka perusahaan akan tertarik memilihnya sebagai salah satu channel distribusinya. 3. Biaya Untuk memilih saluran distribusi, faktor biaya yang harus diperhitungkan. Biaya yang merupakan hal yang tidak pernah terlepas dari segala usaha selalu diperhatikan dalam menentukan saluran, apabila penggunaan distributor dapat memperingan kerugian dan memperingan biaya penjualan, perusahaan akan terus menggunakan perantara karena juga dapat memperkecil harga jual akhir sehingga dengan demikian harga produk dapat bersaing dengan produk sejenis lainnya. Distribusi yang efekitif dapat mencegah para konsumen yang setia beralih pada produk perusahaan pesaing, di samping dapat pula menambah jumlah pemakai industri ayng baru. Dalam hal ini menurut Drs. Siswanto Sutojo pertimbangan tersebut dilatarbelakangi, antara lain: 1. Kebutuhan dana dan tenaga Untuk menyalurkan produk ke pasar, kadang-kadang diperlukan dana dan tenaga yang cukup besar. Bagi perusahaan yang kemampuan keuangan dan manajemen distribusinya terbatas, mereka dapat menyerahkan kegiatan distribusi produk mereka kepada para distributor. Strategi penyerahan kegiatan distribusi tersebut dapat juga dilakukan secara terbatas, misalnya untuk daerah tertentu saja. 2. Kondisi daerah pemasaran setempat Keputusan perusahaan untuk menyerahkan distribusi pada satu atau dua daerah pemasaran tertentu saja kepada para distributor, dapat terjadi karena kondisi pemasaran tersebut kurang menguntungkan untuk dikerjakan sendiri. Permintaan akan suatu produk di daerah tertentu tidak cukup besar, kondisi infrakstruktur kurang memadai dan biaya pengangkutan mahal. Merupakan bahan-bahan pertimbangan yang menyebabkan perusahaan menyerahkan pemasaran produk kepada pihak lain.

3. Pengalaman tentang kondisi local Pengalaman distributor setempat selama bertahun-tahun menangani daerah pemasaran, sering kali sulit untuk digunakan oleh perusahaan. Bagi perusahaan yang ingin memasuki daerah pemasaran baru, sering kali lebih menguntungkan bagi mereka untuk bekerja sama dengan distributor setempat daripada menyalurkan sendiri hasil poduksinya. 4. Peraturan pemerintah Sejak beberapa tahun yang lalu, pemerintah menetapkan bahwa perusahaan PMA tidak boleh mendistribusikan hasil produksinya sendiri. Karena peraturan pemerintah tersebut, kebanyakan perusahaan menggunakan distributor. Penggunaan distributor di sini oleh perusahaan ditujukan untuk membantu usahanya dalam melakukan penjualan. Dengan dibentuknya distributor perusahaan dapat mengurangi biaya pemasaran, ini sangat berpengaruh khususnya untuk daerah pemasaran yang jaraknya sangat jauh dari tempat perusahaan (tersebar). Pemilihan penyalur yang akan digunakan dalam saluran distribusi harus ditentukan berdasarkan pertimbangan laba, selain beberapa faktor yang juga memberikan pengaruh, ini berarti perusahaan harus membuat keseimbangan antara penggunaan jenis penyalur yang berbeda dengan pendapatan yang dihasilkan metode distribusinya. Pengurangan biaya dengan memasukkan perantara di dalam saluran distribusi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Seorang pedagang besar dalam saluran biaya komunikasi dan penjualan produsen dapat berkurang karena sebagian dari biaya tersebut dapat dibebankan kepada pedagang besar.

Perantara Pedagang

Pada dasarnya perantara pedagang ( Merchant Middlement ) ini bertanggung jawab terhadap kepemilikan semua barang yang dipasarkan. Dalam hubungannya dalam pemindahan milik, kegiatan perantara ini berbeda dengan lembaga lain. Yang termasuk dalam agen seperti : perusahaan transport, perusahaan pergudangan, dsb. Adapun lembaga-lembaga yang termasuk dalam golongan perantara pedagang adalah : Pedagang besar ( Wholesaler ) Pengecer ( retailer ) Tidak menutup kemungkinan bahwa produsen bertindak sekaligus sebagai pedagang karena selain membuat barang juga memperdagangkannya. 1. Pedagang Besar Istilah pedagang besar ini hanya digunakan pada perantara pedagang yang terkait dengan kegiatan perdagangan besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada konsumen akhir. Untuk lebih jelas definisi dari, pedagang besar adalah sebuah unit usaha yang membeli dan menjual kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang lain dan atau kepada pemakai industry, pemakai lembaga, dan pemakai komersial yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir. 2. Pengecer

Perdagangan eceran meliputi semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan penjual barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi. Namun demikian tidak menutup kemungkinan adanya perjualan secara langsung dengan pemakai industry karena tidak semua barang industry selalu dibeli dalam jumlah besar. Secara definisi dapat dikatakan bahwa : pengecer adalah sebuah lembaga yang melakukan sebuah kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi.

Perantara Agen
Perantara agen ( Agen Middlemen) ini dibedakan dengan perantara pedagang karena tidak mempunyyai hak milik atas semua barang yang ditangani. Untuk lebih jelasnya definisi agen agen adalah : lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi khusus yang berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi mereka tidak mempunyai hak untuk memiliki barang yang diperdagangkan. Pada dasarnya perantara agen dapat digolongkan kepada dua golongan, yaitu : Agen penunjang ( Facilitating Agent ) Agen pelengkap ( supplemental Agent )

1. Agen Penunjang Agen penunjang merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jas. Mereka terbagi dalam beberapa golongan, yaitu : a. Agen pengangkutan borongan ( Bulk Transportation Agent )

b. Agen penyimpanan ( Storage Agent ) c. Agen pengangkuta khusus ( Specialty Shipper )

d. Agen pembelian dua penjualan ( Purchaseand Sales Agent ) Kegiatan agen penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dua penjual. Jadi agen penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok secara serempak. Dalam praktek agen semacam ini dapat dilakukan sendiri oleh si penerima barang. 2. Agen pelengkap Agen pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran barang dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang atau lembaga lain tidak dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran barang, maka agen pelengkap dapat menggantikannya. Jasa-jasa yang dilakukan antara lain berupa : 1. Jasa pembimbing/konsultasi 2. Jasa financial 3. Jasa informasi

4. Jasa khusus lainnya Berdasarkan berbagai macam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen pelangkap dapat digolongkan kedalam : a. Agen yang membantu di bidang keuangan, seperti bank

b. Agen yang membantu dalam mengambil keputusan, seperti biro iklan, lembaga penelitian, doter,dsb. c. Agen yang membantu dalam penyediaan informasi, seperti televisi, dsb.

d. Agen khusus yang tidak masuk dalam tiga golongan dimuka. Kedua macam perantara ( agen dan pedagang ) tsb sama-sama pentingnya dalam pemasaran. Perlu diketahui bahwa agen dapat menyewa agen-agen yang lain. Sebagai contoh : sebuah biro periklanan dapat menggunakan radio atau televise sebagai media periklanan bagi perusahaan, begitu pula dalam hal pengangkutan, perusahaan angkutan dapat menyewa alat-alat transport kepada perusahaan lain.

Alternatif Menentukan Banyaknya Penyalur


Setelah menentukan banyaknya saluran distribusi yang akan dipakai, perusahaan/produsen perlu menentukan jumlah perantara untuk ditempatkan sebagai pedagang besar atau pengecer. Dalam hal ini produsen mempunyai tiga alternatif pilihan, yaitu : 1. Distribusi Intensif Distribusi Intensif ini dapat dilakukan oleh produsen yang menjual barang konvenien. Perusahaan berusaha menggunakan penyalur, terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk mendekati dan mencapai konsumen. Semua ini dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan konsumen. Sedangkan untuk barang industri,

distribusi intensif ini biasanya terbatas untuk jenis operating supplies atau barang standard lainnya, seperti obeng, minyak pelumas, dan lainnya. 2. Distribusi Selektif Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif ini berusaha memilih suatu jumlah pedagang besar/ pengecer yang terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanya saluran ini dipakai untuk memasarkan produk baru, barang shopping atau barang special, dan barang industri jenis accessory equipment. Penggunaan saluran distribusi selektif ini dimaksudkan untuk meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan volume penjualan dengan jumlah transaksi lebih terbatas. 3. Distribusi Eksklusif Distribusi eksklusif ini dilakukan oleh perusahan dengan hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer dalam daerah pasar tertentu. Jadi produsen/ penyedia hanya menjual produknya kepada satu pedagang besar atau satu pengecer saja. Pada umumnya, distribusi eksklusif ini banyak dipakai : a. b. c. Untuk barang-barang special Apabila penyalur bersedia membuat persediaan dalam jumlah besar sehingga pembeli lebih leluasa dalam memilih produk yang akan dibelinya Apabila produk yang dijual memerlukan servis sesudah penjualan (pemasangan, reparasi, dsb), misalnya alat pendingin udara (AC), almari es dll.

Setelah diketahui panjangnya saluran dan banyaknya penyalur yang digunakan oleh produsen. Secara keseluruhan dapat diadakan pembandingan untuk jenis-jenis barang konsumsi.

Tabel 3.1. Alternatif Strategi Distribusi untuk Barang Konsumsi

Berdasarkan Intensitasnya Jenis Barang Konsumsi Panjangnya Saluran Alternatif Strategi Distribusi Pola Distribusi dlm Pasar yang ada

Konvenien

Umumnya panjang

Intensif

Menyebar (banyak)

Shopping

Umumnya sedang

Selektif

Jarang (beberapa)

Spesial

Umumnya pendek

Eksklusif

Terpusat (satu)

Pengendalian Saluran Distribusi


Pengendalian saluran distribusi dapat menjadi suatu masalah yang sulit bagi perusahaan yang mengandalkan fungsi perdagangan besar dan eceran pada penyalur tertentu saja (penyalur independen). Karena penyalur independent tersebut melaksanakan kegiatan bisnisnya untuk kepentingan sendiri, artinya, mereka hanya tertarik untuk menjual barang yang dapat meningkatkan laba mereka. Produsen yang menjual melalui penyalur indipenden tersebut harus dapat merancang produk dan program pemasaran yang menarik. Untuk membuat agar penyalur independent dapat lebih terikat pada produsen, maka produsen harus mengambil beberapa kebijaksanaan seperti :

1. 2.

Produsen harus menyatakan bahwa tugasnya tidak berakhir pada saat produk terjual, tetapi masih perlu memberikan pelayanan sesudah penjualan kepada pembeli akhir. Produsen harus menyatakan bahwa masalah yang dihadapi penyalur merupakan masalah bagi produsen dan tidak dapat diabaikan jika ingin mempertahankan posisi pasarnya.

3. 4.

Produsen harus memberi ganti kepada penyalur atas garansi dan servis lain yang diberikannya kepada para pembeli. Produsen harus dapat memberikan semangat kepada penyalur dengan memberi sejumlah insentif. Beberapa teknik pemberian insentif yang dapat digunakan antara lain : Konsesi harga Bantuan keuangan Proteksi

Jenis-jenis Saluran Distribusi


Dalam perekonomian yang telah maju, para produsen tidak menjual hasil produksi mereka secara langsung kepada pemakai akhir. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mendistribusikan barang dan juga kepada pembeli. Sebuah perusahaan mungkin mendistribusikan barangnya secara langsung kepada konsumen meskipun jumlahnya cukup besar, sedangkan perusahaan lain mendistribusikan produknya lewat perantara. Dan tidak sedikit perusahaan yang menggunakan beberapa kombinasi saluran distribusi untuk mencapai segmen pasar yang berbeda. Proses penyaluaran produk sampai kepada pembeli akhir dapat panjang ataupun pendek, sesuai dengan kebijaksanaan saluran distribusi yang dianut oleh masing-masing perusahaan.

Untuk itu, setiap perusahaan hendaknya dapat menentukan mata rantai yang paling tepat, sebab mata rantai yang tepat untuk perusahaan tertentu belum tentu tepat untuk perusahaan rang lain, begitu juga sebaliknya. Mata rantai jalur distribusi itu akan menjadi panjang bilamana sebelum jatuh ketangan pemakai, produk yang bersangkutan harus melalui berbagai macam perantara. Sebaliknya, mala rantai jalur distribusi tadi dapat rnenjadi pendek bilamana produsen secara langsung menghubungi pembeli akhir untuk menawarkan produk mereka. Ada beberapa alternatif jenis saluran yang dapat digunakan berdasarkan jenis produk dan segmen pasarnya, yaitu: 1) Saluran distribusi barang konsumsi 2) Saluran distribusi barang industri 3) Saluran distribusi jasa

1. Saluran Distribusi Barang Konsumsi Penjualan barang konsumsi ditujukan untuk pasar konsumen, dimana umumnya dijual melalui perantara. Hal ini dimaksudkan untuk menekan biaya pencapaian pasar yang luas menyebar yang tidak mungkin dicapai produsen satu persatu. Dalam menyalurkan barang konsumsi ada lima jenis saluran yang dapat digunakan. a) Produsen Konsumen Bentuk saluran distribusi yang paling pendek dan yang paling sederhana adalah saluran distribusi dari produsen ke konsumen, tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi langsung. b) Produsen Pengecer Konsumen Seperti hainya dengan jenis saluran yang pertama (Produsen Konsumen), saluran ini juga disebut sebagai saluran distribusi langsung. Disini, pengecer besar langsung melakukan pembelian kepada produsen. Adapula beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer

sehingga dapat secara langsung melayani konsumen. Namun alternatif akhir ini tidak umum dipakai. c) Produsen Pedagang Besar Pengecer Konsumen Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan sebagai saluran distribusi tradisional. Disini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar, kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja. d) Produsen Agen Pengecer Konsumen Disini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. la menjalankan kegiatan perdagangan besar, dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.

e) Produsen Agen Pedagang Besar Pengecer Konsumen Dalam saluran distribusi, sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan.

Gbr. Saluran Distribusi

2. Saluran Distribusi Barang Industri Karena karakteristik yang ada pada barang industri berbeda dengan barang konsumsi, maka saluran distribusi yang dipakainya juga agak berbeda. Saluran distribusi barang industri juga mempunyai kemungkinan/kesempatan yang sama bagi setiap produsen untuk menggunakan kantor/cabang penjualan. Kantor atau cabang ini digunakan untuk mencapai lembaga distribusi berikutnya. Ada empat macam saluran yang dapat digunakan untuk mencapai pemakai industri. Keempat saluran distribusi itu adalah: a) Produsen Pemakai lndustri Saluran distribusi dari produsen ke pemakai industri ini merupakan saluran yang paling pendek, dan disebut sebagai saluran distribusi langsung. Biasanya saluran distribusi ini dipakai oleh produsen bilamana transaksi penjualan kepada pemakai industri relatif cukup besar. Saluran distribusi semacam ini cocok untuk barang-barang industri seperti kapal, lokomotif dan sebagainya. (yang tergolong jenis instalasi) b) Produsen Distributor Industri Pemakai Industri Produsen barang-barang jenis perlengkapan operasi dan kasesoris,dapat menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang dapat menggunakan distributor industri sebagai penyalurnya antara lain: produsen barang bangunan, produsen alat-alat untuk bangunan, dan sebagainya. c) Produsen Agen Pemakai lndustri Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang ingin memperkenalkan barang baru atau ingin memasuki daerah pemasaran baru lebih suka menggunakan agen. d) Produsen Agen Distributor lndustri Pemakai lndustri Saluran distribusi ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan antara lain bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung. Selain itu faktor penyimpanan pada saluran perlu dipertimbangkan pula. Dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan sangat penting peranannya.

3. Saluran Distribusi Jasa

Konsep saluran distribusi juga tidak hanya terbatas pada saluran distribusi barang berwujud saja. Produsen jasa juga menghadapi masalah serupa yakni bagaimana hasil mereka dapat diperoleh sampai ketangan konsumen. Bagi lembaga penyedia jasa, kebutuhan akan faedah waktu dan tempat menjadi jelas. Jasa harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai oleh pemakainya. Secara tradisional kebanyakan jasa-jasa dijual langsung oleh produsen kepada konsumen atau pemakai industrial. Tenaga perantara tidak digunakan jika jasa-jasa tidak dapat dipisahkan dari penjual, atau jika jasa diciptakan dan dipasarkan seketika itu juga. Pada tahuntahun belakangan ini, beberapa pengusaha menyadari bahwa ciri tak terpisahkan pada jasa bukan menjadi halangan yang tak dapat ditanggulangi, sehinggajasa dapat disalurkan lewat sistem distribusi penjual. Manajemen pemasaran jasa dapat meluaskan distribusinya. Contohnya dimulai dengan lokasi. Lokasi penjualan jasa harus mudah dicapai pelanggan, oleh karena banyak jasa yang tidak dapat dihantarkan. Pemasaran jasa perantara merupakan cara lain untuk meluaskan distribusi. Beberapa pihak mengadakan pengaturan dengan perusahaan agar gaji pegawainya dapat langsung dimasukkan dalam rekening pegawai pada bank itu. Jadi majikan menjadi perantara dalam distribusi jasa bank.. Ciri tak teraba pada jasa berarti bahwa masalah distribusi fisik pada dasarnya tidak ada pada kebanyakan produsen jasa. Akan tetapi tidak semua produsen jasa bebas dari masalah distribusi fisik. Seperti hotel atau wisma peristirahatan yang mempunyai kelebihan kamar (persediaan) yang dapat merugikan usaha.

Faktor-faktor Distribusi yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran


Produsen harus mempertimbangkan berbagai macam faktor yang sangat berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusinya. Pemilihan saluran distribusi yang

efektif akan mampu mendorong peningkatan penjualan yang diharapkan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin.

Fakjtor-faktor tersebut antara lain : 1. Pertimbangan pasar (Market Consideration) 2. Pertimbangan barang ( Product Consideration ) 3. Pertimbangan perusahaan ( Company Consideration ) 4. Pertimbangan Perantara ( Middle Consideration )

1. Pertimbangan pasar (Market Consideration) Saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, oleh karena itu keadaan pasar merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran tersebut. Beberapa faktor pasar yang harus diperhatikan : a) Konsumen atau pasar industry Apabila pasarnya berupa pasar industry, maka pengecer jarang atau bahkan tidak pernah digunakan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa konsumen dan pasar industry, perusahaan akan menggunakan lebih dari satu saluran. b) Jumlah pembeli potensial Jika jumlah konsumen relative kecil dalam pasarnya, maka perusahaan dapat mengadakan penjualan secara langsung kepada pemakai. c) Konsentrasi pasar secara geografis

Secara geografis, pasar dapat dibagi ke dalam beberapa konsentrasi, seperti : industry tekstil, industry kertas, dsb. Untuk daerah konsentrasi yang mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakan distributor industry. d) Jumlah pesanan Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap saluran yang dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh pemakai industry tidak begitu besar, atau relative kecil, maka perusahaan dapat menggunakan distributor industry. e) Kebiasaan dalam pembelian Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industry sangat berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan membeli ini, antara lain : Kemauan untuk membelanjakan uangnya Tertariknya pada pembelian dengan kredit Lebih senang melakukan pembelian yang tidak berkali-kali Tertariknya pada pelaynan penjual

2. Pertimbangan barang ( Product Consideration ) Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi barang, antara lain : a. Nilai unit Jika nilai unit dari barang yang dijual relative rendah, maka produsen cenderung untuk menggunakan saluran distribusi yang panjang. Tetapi sebaliknya, jika nilai unitnya relative tinggi, maka saluran distribusinya pendek atau langsung. b. Besar dan berat barang

Manajemen harus mempertimbangkan ongkos angkut dalam hubungannya dengan nilai barang secara keseluruhan, dimana besar dan berat barang sangat menentukan. Jika ongkos angkut terlalu besar dibandingkan dengan nilai barangnya, sehingga terdapat beban yang berat bagi perusahaan, maka sebagian beban tersebut dapat dialihkan kepada perantara. Jadi, perantara dapat menanggung sebagian dari ongkos angkut. c. Mudah rusaknya barang Jika barang yang dijual mudah rusak, maka perusahaan tidak perlu menggunakan perantara. Jika ingin menggunakan maka harus dipilih perantara yang memiliki fasilitas penyimpanan yang cukup baik. d. Sifat teknis Beberapa jenis barang industry seperti instalasi, biasanya disalurkan langsung kepada pemakai industry. Dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang dapat menerangkan berbagai masalah teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga harus memberikan pelayanan, baik sebelum, maupun sesudah penjualan. Pekerjaan semacam ini jarang sekali bahkan tidak pernah dilakukan oleh pedagang besar/grosir. e. Barang standard dan pesanan Jika barang yang dijual merupakan barang standard, maka dipelihara sejumlah persediaan pada penyalur. Demikian sebaliknya, kalau barang dijual berdasarkan pesanan, maka penyalur tidak perlu memelihara persediaan. f. Luasnya product line Jika perusahaan hanya membuat satu macam barang saja, maka penggunaan pedagang besar sebagai penyalur adalah baik. Tetapi, jika macam barangnya banyak, maka perusahaan dapat menjual langsung kepada pengecer.

3. Pertimbangan perusahaan ( Company Consideration ) Dari segi perusahaan beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :

a) Sumber pembelanjaan Penggunaan saluran distribusi langsung atau yang pendek biasanya memerlukan jumlah dana yang lebih besar. Oleh karena itu saluran distribusi pendek ini kebanyakan hanya dilakukan oleh perusahaan yang kuat di bidang keuangannya. Perusahaan yang tidak kuat kondisi keuangannya akan cenderung menggunakan saluran distribusi yang lebih panjang. b) Pengalaman dan kemampuan manajemen Biasanya perusahaan yang menjual barang baru, atau ingin memasuki pasaran baru, lebih suka menggunakan perantara. Hal ini disebabkan karena umumnya cara perantara sudah mempunyai pengalaman, sehingga manajemen dapat mengambil pelajaran dari mereka. c) Pengawasan saluran Faktor pengawasan saluran kadang-kadang menjadi pusat perhatian produsen dalam kebijaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan akan lebih mudah dilakukan jika saluran distribusinya pendek. Jadi yang ingin mengawasi penyaluran barangnya cenderung ,memilih saluran yang pendek walaupun ongkosnya tinggi. d) Pelayanan yang diberikan oleh penjual Jika produsen ingin memberikan pelayanan yang lebih baik, xseperti membangun ruang peragaan, mencari pembeli untuk perantara, maka banyak perantara yang bersedia menjadi penyalurnya.

4. Pertimbangan Perantara ( Middle Consideration ) Dari segi perantara beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah : a) Pelayanan yang diberikan oleh perantara

Jika perantara ingin memberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya dengan menyediakan fasilitas penyimpanan, maka produsen akan bersedia menggunakannya sebagai penyalur. b) Kegunaan perantara Perantara akan digunakan sebagai penyalur, apabila ia dapat membawa barang produsen dalam persaingan, dan selalu mempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barang baru. c) Sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen Kalau perantara bersedia menerima resiko yang dibebankan oleh produsen, misalnya resiko turunya harga, maka produsen memilihnya sebagai penyalur. Hal dapat memperingan tanggung jawab produsen dalam menghadapi berbagai macam resiko. d) Volume penjualan Dalam hal ini produsen cenderung memilih perantara yang dapat menawarkan barangnya dalan volume yang besar untuk jangka waktu yang lama. e) Ongkos Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan digunakannya perantara, maka hal ini dapat dilaksanakan terus.

PASAR UANG DAN PASAR MODALINSTRUMEN-INSTRUMEN PASAR MODAL DISUSUN OLEH: MARLINA DELIANA 090907083 ADMINISTRASI BISNISFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011 2. 1. Pengertian dan Jenis Instrumen Pasar Modal Yang dimaksud dengan instrumen pasar modal adalah semua surat-surat yangberharga yang diperdagangkan dibursa. Instrumen pasar modal ini umumnyabersifat jangka panjang. Dewasa ini instrumen yang sudah ada di pasar modal terdiri dari saham,obligasi, dan sertifikat. Sekuritas yang diperdagangkan dibursa efek adalah sahamdan obligasi, sedangkan sertifikat diperdagangkan diluar bursa melalui bankpemerintah. Dari berbagai jenis saham yang dikenal di bursa, yang diperdagangkan yaitusaham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). 2. Saham Saham biasa (common stock) merupakan salah satu jenis efek yang palingbanyak diperdagangkan di pasar modal. Bahkan saat ini dengan semakinbanyaknya emiten yang mencatatkan sahamnya dibursa efek perdagangan sahamsemakin marak dan menarik para investor untuk terjun dalam jual beli saham.Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan ataupemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan. Apabila seoranginvestor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagaipemegang saham perusahaan tersebut.Ada dua jenis saham, yaitu:Saham Biasa (Common Stock)Pemegang saham jenis ini mewakili kepemilikan di perusahaan sebesar modalyang ditanamkan.Karakteristiknya adalah:- claims on income- claims on assets- voting rights- limited liability- preemptive rightsKeuntungannya adalah: 3. Dividen, yang berasal dari keuntungan perusahaan sebesar alokasi yangditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sehingga besarnyadividen tidak pasti karena tergantung oleh besarnya keuntungan perusahaan. Capital gain, yakni keuntungan dari selisih nilai beli dengan nilai jual sahamyang lebih besar dari nilai belinya.Saham Preferen (Preferred Stock)Saham jenis ini memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan obligasi.Keuntungannya adalah: Dividen, secara teratur sebesar harga pari (nominal) saham dikalikan denganbunga setiap tahun. Jika saham preferen anda bersifat cumulative, maka jika anda belum menerimapembayaran dividen tahun lalu akan diakumulasikan dengan dividen tahunberjalan. Dapat ditukarkan (convertible) dengan saham biasa. Jika perusahaan dilikuidasi, pemilik saham ini akan menerima pembayaransebesar harga pari saham sebelum dividen atas pemegang saham biasa dibayarkan.Sedangkan kedua saham tersebut memiliki beberapa resiko yang dihadapi olehpara pemodal, yaitu: tidak mendapatkan dividen karena operasi perusahan tidak menghasilkankeuntungan. Capital Loss yaitu ketika pemodal terpaksa menjual sahamnya dengan nilai juallebih rendah daripada nilai belinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari potensikerugian yang makin besar seorong dengan terus menurunnya harga sahamtersebut. Jika perusahaan dilikuidasi, pemegang saham akan memperoleh semua asetperusahaan yang telah terjual setelah kreditur atau pemegang obligasi. Jika saham perusahaan dikeluarkan dari Pencatatan Bursa Efek (Dellist). Sahamini tidak lagi diperdagangkan di Bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di luarbursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjualbiasanya dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya. 4. Saham biasa ada dua jenis, yaitu saham atas nama dan saham atau unjuk.Untuk saham atas nama, nama pemilik saham tertera di atas saham tersebut,sedangkan saham atas unjuk yaitu nama pemilik saham tidak tertera di atassaham, tetapi pemilik saham adalah yang memegang saham tersebut. Berdasarkanfungsinya, nilai suatu saham dibagi atas tiga jenis, yaitu sebagai berikut. a. Par Value (nilai nominal)/ Stated Value / Face Value Nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi. Nilai nominal dicantumkan dalam mata uang RI. Saham tanpa

nilai nominal tidak dapat dikeluarkan. Nilai nominal ini tidak digunakan untuk mengukur sesuatu. Jumlah sahamyang dikeluarkan perseroan dikali dengan nilai nominalnya merupakan modaldisetor penuh bagi suatu perseroan, dan dalam pencatatan akuntansi nilai nominaldicatat sebagai modal ekuitas perseroan didalam neraca. Untuk satu jenis sahamyang sama harus mempunyai satu jenis nilai nominal. b. Base Price (Harga Dasar) Harga perdana ( untuk menentukan nilai dasar), dipergunakan dalampenghitungan indeks harga saham. Harga dasar akan berubah sesuai dengan aksiemiten. Untuk saham baru, harga dasar merupakan harga perdananya. c. Market Price Market price merupakan harga pada pasar riil, dan merupakan harga yangpaling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasaryang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalahharga penutupannya (closing price). Harga ini terjadi setlah saham tersebutdicatatkan di bursa, baik bursa utama maupun OTC (Over Counter Market).Transaksi di sini sudah tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Hargapasar ini merupakan harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain,dan disebut sebagai harga di pasar sekunder. Harga pasar inilah yang menyatakannaik-turunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan di surat-surat kabar atau dimedia-media lainnya. 5. 3. Obligasi Instrumen atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal umumnyadibedakan menjadi dua, yaitu surat berharga yang berbentuk utang dan suratberharga yang berbentuk kepemilikan. Obligasi merupakan bukti pengakuanutang dari perusahaan. Instrumen ini sering disebut dengan bonds. Sebenarnyaefek ini sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi penerbitnya sebagian besar adalahBadan Usaha Milik Negara (BUMN). Karena terbatasnya emiten ini, makaperdagangan obligasi belum begitu berkembang. Tetapi seiring dengan perubahankondisi dan situasi serta mulai berkembangnya perekonomian, emiten oblisai terusbertumbuh, tidak hanya terbatas pada Badan Usaha Milik Negara , tetapi jugaperusahaanperusahaan swasta mulai menggunakan obligasi sebagai alat untukmengimbau modal. Sejak itu pula perdagangan obligasi mulai amenunjukkanpeningkatkan. Obligasi sendiri di dalamnya mengandung suatu perjanjian / kontrak yangmengikat kedua belah pihak, antara pemberi pinjaman dan penerima pinjaman.Penerbit obligasi menerima pinjaman dari pemegang obligasi dengan ketentuan-ketentuan yang sudah diatur, baik mengenai waktu jatuh tempo pelunasan utang,bunga yang dibayarkan, besarnya pelunasan, dan ketentuan-ketentuan tambahanlain. Karena efek ini bersifat utang, maka pembayarannya merupakan kewajibanyang harus didahulukan dibandingkan efek lainnya misalkan saham preferen. Obligasi yang tercatat di bursa efek bisa diperdagangkan dengan cara yangsama seperti transaksi saham. Harga obligasi ditentukan oleh kekuatan permintaandan penawaran di pasar. Dalam transaksi obligasi, investor harus membayar biayakomisi (commision fee) kepada pialang, tetapi tidak dikenakan biaya transaksi(transaction fee) oleh Bursa Efek Jakarta. Dengan banyaknya obligasi yang tercatat di bursa efek, baik yang dikeluarkanoleh perusahaan swasta maupun pemerintah, maka pilihan yang tersedia bagiinvestor juga banyak. Untuk dapat membantu dalam pemilihan obligasiyang amandan mneguntungkan, pemodal bisa menggunakan jasa credit rating agency. Jasayang dilakukan lembaga ini adalah melakukan penilaian terhadap obligasi yangberedar dan melakukan rating. Hasil rating yang ditunjukkan akan menunjukkan 6. seberapa aman obligasi tersebut bagi pemegang obligasi, khususnya mengenaikemampuannya dalam membayar bunga dan pelunasan pokok. Penerbit obligasi disebut dengan issuer, sedangkan untuk kontrak / perjanjianserta syarat dan kondisi yang terdapat pada surat obligasi disebut denganindenture. Dalam hubungannya dengan obligasi, ada yang disebut dengan trustee(wali amanat). Wali amanat merupakan lembaga yang bertugas mengurus segalahal yang berhubungan dengan obligasi sesudah penawaran umum sampai

masahidup pasar obligasi tesebut berakhir. Pembayaran bunga dilakukan dengan menyertakan kupon pada sertifikatobligasi. Setiap kupon melambangkan satu kali bunga yang dapat diambil. Suatuobligasi diterbitkan dengan nilai nominal yang tertentu, yang akan digunakansebagai harga pada saat penawaran. Nilai nominal ini menunjukkan junlah utangyang harus dibayar/dikembalikanoleh penerbitnya pada saat jatuh empo. Nilainominal sering disebut dengan niali pari (pari value), face value, stated value ataunominal value. Kupon merupakan bunga yang besarnya tetap dan dubayarkan oleh penerbitobligasin kepada pemegang obligasi sesuai waktu yang telah ditetapkan. Namundalam perkembangannya, bunga obligasi ada yang dibayarkan tidak selalu tetapjumlahnya, tetapi disesuaikan dengan perkembangan suku bunga secara umum.Inilah yang disebut dengan bunga mengambang. Tetapi secara umum obligasidengan bunga tetap lebih menarik bagi investor. 4. Opsi Opsi merupakan suatu produk efek turunan (derivatif) yang diturunkan dariberbagai efek yang sebenarnya. Sebagai efek derivatif, opsi akan mempunyai nilaiselagi terhubung ke aset finansial yang bersangkutan. Aset finansial ini bisaberupa saham biasa, obligasi, atau obligasi konversi. Nilai opsi tergantung darimasa hidup pasarnya. Jika masa hidup pasarnya habis, maka efek derivatiftersebut tidak ada nilainya. Opsi banyak disukai karena fleksibilitasnya sangat tinggi. Jangkaunnya makinhari makin luas dan dapat dikembangkan cakupannya. Secara prinsip, opsi adalahmerupakan suatu produk efek (sekuritas) yang akan memberikan hak kepada 7. pemegangnya (pembelinya) untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu dariaset finansial tertentu, pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.Banyak surat berharga atau barang berharga lain yang bisa menjadikan ataumelahirka opsi. Perdagangan Opsi bisa sangat menguntungkan, sehingga banyakorang yang sudah mengenal seluk beluk dan karakteristiknya akan memilij opsiini untuk investasi dibandinhkan alat investasi lainnya. Penerbit opsi disebut writer. Biasanya opsi diterbitkan oleh lembaga diluarlingkungan perusahaan penerbit saham yang dijadikan jaminan.Saat ini penerapanopsi yang paling umum adalah untuk menjual atau membeli berbagai asetfinansial yang berupa saham biasa. 5. Right Right merupakan produk derivative (turunan) dari saham yang berupa suratberharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk membeli saham baru yangdikeluarkan emiten pada harga tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan. Right diberikan pada pemegang saham lama yang berhak untuk mendapatkantambahan saham baru yang dikeluarkan perusahaan pada second offering. Masaperdagangan right berkisar antara 1-2 minggu saja. Sertifikat bukti right dapat didefenisikan sebagai efek yang memberikan hakkepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkanoleh emiten pada proporsi dan harga tertentu.Hak dalam right sering disebutdengan preemptive right, yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikansaham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan sehubungan denganpengeluaran saham baru. 6. Warrant Sama seperti Right, Warrant merupakan produk derivative dari saham yangmemberikan hak untuk memebeli sebuah saham pada harga yang telah ditetapkanpada waktu yang telah ditetapkan pula. Namun, sifat dari Warrant melekat padaobligasi.Masa hidup waran adalah enam bulan atau lebih. Masa hidup warandimulai dari tanggal waran tersebut dicatatkan di bursa efek, sampai dengantanggal terakhir pelaksanaan penebusan waran. Penerbitan waran dalam 8. penerbitan bukti right mapun penerbitan obligasi membuat proses right issue danstock split akan mengubah jumlah dan exercise price waran yang dimiliki. Tetapiwaran tidak memperoleh diveden , dan tidak mempunyai hak suara padaperusahaan ppublik karena pemiliknya bukan pemegang saham perseroan. 7. Reksadana Seringkali untuk memperkecil risiko, pemilik mmodal perlu melakukaninvestasi yang menyebar pada berbagai alat investasi. Untuk investasi yangberhubungan dengan kegiatan pasar modal, alat yang diperdagangkan bisa berupasaham

biasa, obligasi pemerintah, obligasi swasta, dan lain-lain. Tentu akansangat sulit jika harus memilih dan mnegurus sendiri alat-alat investasi mana yangperlu diambil, oleh karena itu ada satu bentuk perusahaan investasi yang akanmembantu investor dalam melakukan penyebaran investasi tersebut. Perusahaaninvestasi ini sering disebut dengan reksadana atau mutual fund. Dengan adanya reksadana, investor cukup dengan memiliki surat berhargayang diterbitkan oleh reksadana dan tidak perlu membeli banyak alat investasi.Pihak reksadana akan melakukan investasi pada berbagai macam surat berhargadengan melakukan pertimbangan-pertimbangan khusus, yang tentunya bertujuanuntuk memaksimalkan keuntungan. Reksadana akan menerbitkan saham yang akan dijual kepada investor. Seelahdana dari investor ini terkumpul, kemudian dana tersebut akan diinvestasikankesurat-surat berharga yang dianggap menguntungkan. Keuntungan yang nantinyadiperoleh akan dibagi kembali ke investor. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 dilihat dari sifatnya, ada2 jenis reksadana, yaitu reksadana terbuka (open-ended mutual fund) danreksadana tertutup (close-ended mutual funds). Untuk reksadana terbuka, sahamyang sudah diterbitkan oleh reksadana bisa ditarik/dibeli kembali. Besarnya nilaitransaksi akan didasarkan pada net asset vakue (NAV) yang merupakan nilai padasaat transaksi dilakukan (current value). Perhitungan NAV harus dilakukan setiaphari, sehingga selalu berubah disesuaikan dengan harga saham yang menjadiportofolio perusahaan reksadana. 9. Untuk rerksadana tertutup, jumlah surat berharga yang diterbitkan terbatas,dan surat berharga ini tidak bisa ditarik kembali oleh perusahaan reksadana.Bentuk transaksinya seperti saham biasa, jadi setelah transaksi di pasar primer ,surat berharga ini akan diperdagangkan di pasar skunder. Harga saham selainditentukan oleh NAV juga ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaranyang terjadi di pasar. Disini ada istilah premiun dan diskon. Premium terjadi jikasaham terjual di atas harga NAV, sedangkan untuk diskon sebaliknya, yaittusaham terjual dengan harga dibawah NAV.

Pasar Modal dan Instrumen yang Diperdagangkan Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi dengan evfek-efek yang diperdagangkan dengan efek-efek yang diperdagangkan yang disebut bursa efek. Bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem terorganisai yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun tidaak langsung. Instrumen yang terdapat di pasar modal dan biasa diperjual belikan adalah : 1. Obligasi. Adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman dengan yang diberi pinjaman. Surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang menerbitkan obligasi. Pada dasarnya memiliki obligasi sama persis dengan memiliki deposito berjangka. Hanya saja obligasi dapat diperdagangkan. Obligasi juga memberikan penghasilan tetap berupa bunga yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap pada waktu yang telah ditentukan. 2. Saham Secara sederhana saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Bentuk saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Keuntungan yang diperoleh oleh pemilik saham adalah dividend yang merupakan dana yang didistribusikan dari laba bersih kepada pemegang saham, dan juga capital gain yang merupakan kelebihan atau selisih yang berlebih antara harga jual di atas harga beli. 3. Hipotek Dalam KUH Perdata, hipotik diatur dalam bab III pasal 1162 s/d 1232. Sedangkan definisi dari hipotik itu sendiri adalah hak kebendaan atas suatu benda tak bergerak untuk mengambil pergantian dari benda bagi pelunasan suatu hutang. 4. Reksadana Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. 5. Instrumen Derivatif Terdiri dari instrumen yang diturunkan dari instrumen efek lain yang disebut underlying. Instrumen derivative antara lain : Bukti Right Sesuai undang-undang Pasar Modal, didefinisikan sebagai hak memesan efek yang baru dikeluarkan emiten secara terlebih dahulu pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Waran Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perushaaan yang memberi hak kpd pemegang efek utk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak efek

dimaksud diterbitkan. Pada dasarnya waran hampir sama dengan Opsi, namun waran ini dikeluarkan oleh pihak issuer atau perusahaan yang menerbitkan efek. Opsi Adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain sejumlah efek pada harga dan dalam waktu tertentu. Kontrak Berjangka Indeks (Lq 45 Futures) Kontrak Berjangka atau Futures adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying (dapat berupa indeks, saham, obligasi, dll) di masa mendatang. Kontrak indeks merupakan kontrak berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham. Diposkan oleh break up di 15:17

SDM: Proses Manajemen Sumber Daya Manusia


Oleh Admin KeuLSM / Jumat 30 Maret 2012 / Tanggapi?

Proses sistematis dalam Manajemen SDM melingkupi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian persorii Manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh lembaga dalam rangka memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan, mempertahankan, serta memuaskan personil sehingga senantiasa menampilkan kinerja terbaik dalam mencapai tujuan organisasi secara optimal. Proses sistematis adalah sebuah rangkaian tindakan yang tersusun secara bertahap dan tepat sehingga menghasilkan pengaruh nyata dalam pencapaian tujuan kegiatan. Proses sistematis dalam Manajemen SDM melingkupi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian persoriil. Semua proses itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Kegiatan perencanaan adalah segala kegiatan yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan, sehingga kegiatan yang dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan adalah kegiatan implementasi atau realisasi dari rencana yang telah dilakukan. Sedangkan kegiatan evaluasi adalah serangkaian tindakan untuk membandingkan antara rencana dan pelaksanaan serta perumusan bahan masukan bagi perbaikan rencana atau pelaksanaan pada masa yang akan datang. Kebijakan Manajemen SDM adalah sebuah rangkaian keputusan yang bersifat panduan-arahan, sekaligus sikap manajemen dalam mengelola para personilnya. Kebijakan ini akan diturunkan dalam bentuk prosedur atau program. Untuk dapat memandu berlangsungnya proses Manajemen SDM yang baik, maka perlu dibuat berbagai kebijakan. Beberapa kebijakan Manajemen SDM tersebut antara lain adalah: 1. Personil yang direkrut harus memenuhi persyaratan usia, pendidikan, pengetahuan, dan keahlian (kompetensi) tertentu. 2. Semua proses rekruitmen personil harus melalui prosedur seleksi yang tepat, seperti Tes Tulis, Psikotes, dan Wawancara. Sementara untuk personil dengan posisi khusus (direksi atau head hunter), rekruitmen dapat dilakukan cukup dengan wawancara. 3. Setiap personil yang direkrut harus mengikuti orientasi, tentang materi manajemen organisasi nirlaba, sejarah, visi, misi, struktur organisasi, dan program kegiatan lembaga. 4. Setiap personil tetap yang direkrut harus menjalani masa percobaan atau kontrak awal (minimal 3 bulan). 5. Setiap personil yang ditempatkan harus memiliki job dese yang jelas. 6. Setiap personil yang ditempatkan harus memiliki target dan indikator keberhasilan kerjanya sebagai bahan penilaian kinerja. 7. Setiap personil harus mendapatkan balas jasa sesuai dengan jabatan, kinerja, dan kompetensi. 8. Setiap personil harus diperhatikan kesejahteraannya sehingga ia betah dan mau bekerja dengan potensi dan kinerja terbaiknya. 9. Setiap personil harus dikembangkan sehingga menjadi staf yang baik. 10. Setiap personil tetap harus dipersiapkan masa pumakaryanya. 11. Setiap personil yang berakhir masa kerjanya atau berhenti harus dipenuhi hak-haknya dan diselesaikan semua kewajibannya. Adapun unsur-unsur yang melekat dalam proses Manajemen SDM adalah:

Staffing, yaitu kegiatan pengadaan dan penempatan personil untuk menempati posisiposisi tertentu di dalam organisasi. Yang termasuk ke dalam kegiatan staffing adalah:

1. Strategic human resource planning (perencanaan strategis sumber daya manusia). 2. Recruiting (rekruitmen/pengadaan personil). 3. Selection (seleksi untuk memilih personil yang tepat untuk menduduki suatu posisi jabatan di dalam organisasi).

Training & Development, yaitu kegiatan pelatihan dan pengembangan personil untuk meningkatkan kualitas personil. Yang termasuk ke dalam kegiatan training & development adalah:

1. Orientation (orientasi atau pembekalan kepada personil, khususnya kepada personil yang masih baru untuk segera dapat menyesuaikan dengan lingkungan pekerjaan atau tugastugas di dalam organisasi. 2. Employee Training (pelatihan karyawan, dengan fokus peningkatan keahlian atau keterampilan personil dalam menyelesaikan tugas-tugasnya yang sedang diemban saat ini). 3. Employee Development (pengembangan karyawan, dengan fokus mempersiapkan personil agar pada masa depan mampu mengerjakan tugas-tugas yang lebih tinggi atau lebih besar). 4. Career Development (pengembangan karier, dengan fokus mempersiapkan jenjang posisi jabatan seorang personil, dari posisi jabatan saat ini ke posisi jabatan masa depan yang akan diduduki oleh personil yang bersangkutan).

Motivation, yaitu kegiatan dalam rangka memelihara dan meningkatkan motivasi personil dalam bekerja, sehingga motivasinya selalu tinggi. Yang termasuk dalam kegiatan memotivas, adalah:

1. Motivation theories and job design (penyesuaian desain pekerjaan dan jabatan dengan perkembangan teori-teori motivasi). 2. Performance Appraisal (penilaian kinerja personil dari waktu ke waktu, apakah kinerja personil telah sesuai dengan tugas-tugas dan target yang harus dicapai). 3. Rewards and Compensation (pemberian balas jasa dan kompensasi yang memadai sehingga setiap personil merasa dihargai secara wajar dan adil). 4. Employee Benefits (pemberian manfaat, keuntungan, atau kelebihan bagi personil pada sebuah organisasi sehingga semakin meningkatkan kepuasan personil di dalam organisasi).

Maintenance, yaitu kegiatan dalam rangka menjaga (merawat) personil sebagai bagian penting organisasi. Yang termasuk dalam kegiatan mempertahankan personil adalah:

1. Safety & Health (pemenuhan standar keamanan dan perlindungan fisik dan jiwa personil dalam melaksanakan tugas-tugas. Juga dilakukan berbagai kegiatan dalam menjaga kesehatan dan kebugaran personil, sehingga personil mampu bekerja dengan sebaikbaiknya). 2. Communication (upaya untuk melakukan dan menyediakan saluran komunikasi kepada personil di dalam suatu organisasi, sehingga personil memiliki media menyampaikan harapan, usulan dan masalahnya). Disarikan dari buku: Social Enterprise, Penulis: Ahmad Juwaini, Halaman: 83-87.

Usaha kecil Pendahuluan Usaha Kecil Menengah atau yang sering disingkat UKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara Indonesia. UKM ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM ini juga sangat membantu negara atau pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UKM juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu UKM juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. UKM ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. Pengertian UKM Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Keragaman Pengertian UKM 1. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998

Pengertian Usaha Kecil Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. 2. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Pengertian Usaha Kecil Menengah: Berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

3. Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 Pengertian Usaha Kecil Menengah: Didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha yang mempunyai penjualan atau omset per tahun setinggitingginya Rp 600.000.000 atau asset atau aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : - Bidang usaha ( Fa, CV, PT, dan koperasi )

- Perorangan ( Pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa )

4.

Menurut UU No 20 Tahun 2008

Pengertian Usaha Kecil Menengah: Undang undang tersebut membagi kedalam dua pengertian yakni: Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Definisi dan Kriteria UKM menurut Lembaga dan beberapa Negara Asing Pada prinsipnya definisi dan kriteria UKM di negara-negara asing didasarkan pada aspek-aspek sebagai berikut: - Jumlah tenaga kerja - Pendapatan - Jumlah aset Berikut adalah kriteria-kriteria UKM di negara-negara dan lembaga asing. 1.

World Bank, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu :


Medium Enterprise, dengan kriteria :

- Jumlah karyawan maksimal 300 orang. - Pendapatan setahun hingga sejumlah $ 15 juta. - Jumlah aset hingga sejumlah $ 15 juta.

Small Enterprise, dengan kriteria :

- Jumlah karyawan kurang dari 30 orang. - Pendapatan setahun tidak melebihi $ 3 juta. - Jumlah aset tidak melebihi $ 3 juta.

Micro Enterprise, dengan kriteria :

- Jumlah karyawan kurang dari 10 orang. - Pendapatan setahun tidak melebihi $ 100 ribu. - Jumlah aset tidak melebihi $ 100 ribu. 2. Singapura mendefinisikan UKM sebagai usaha yang memiliki minimal 30% pemegang saham lokal serta aset produktif tetap (fixed productive asset) di bawah SG $ 15 3. Malaysia mendefinisikan UKM sebagai usaha yang memiliki jumlah karyawan yang bekerja penuh (full time worker) kurang dari 75 orang atau yang modal pemegang sahamnya kurang dari M $ 2,5 juta. Definisi ini dibagi menjadi dua, yaitu : Small Industry (SI), dengan kriteria jumlah karyawan 5 50 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah M $ 500 ribu. Medium Industry (MI), dengan kriteria jumlah karyawan 50 75 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah M $ 500 ribu M $ 2,5 juta. 4. Jepang membagi UKM sebagai berikut : juta.

- Mining and manufacturing dengan kriteria jumah karyawan maksimal 300 orang atau jumlah modal saham sampai sejumlah US$2,5 juta.

- Wholesale dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau jumlah modal saham sampai US$ 840 ribu. - Retail dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 54 orang atau jumlah modal saham sampai US$ 820 ribu. - Service dengan kriteria jumlah karyawan maksimal 100 orang atau jumlah modal saham sampai US$ 420 ribu. 5. Korea Selatan mendefinisikan UKM sebagai usaha yang jumlahnya di bawah 300 orang dan jumlah assetnya kurang dari US$ 60 juta. 6. European Commision, membagi UKM ke dalam 3 jenis, yaitu :

Medium-sized Enterprise, dengan kriteria :

- Jumlah karyawan kurang dari 250 orang. - Pendapatan setahun tidak melebihi $ 50 juta. - Jumlah aset tidak melebihi $ 50 juta.

Small-sized Enterprise, dengan kriteria :

- Jumlah karyawan kurang dari 50 orang. - Pendapatan setahun tidak melebihi $ 10 juta. - Jumlah aset tidak melebihi $ 13 juta.

Micro-sized Enterprise, dengan kriteria :

- Jumlah karyawan kurang dari 10 orang. - Pendapatan setahun tidak melebihi $ 2 juta. - Jumlah aset tidak melebihi $ 2 juta. Klasifikasi UKM Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu : 1. Livelihood Activities: Merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal.

Contoh: pedagang kaki lima. 2. Micro Enterprise: Merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan. 3. Small Dynamic Enterprise: merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor. 4. Fast Moving Enterprise, merupakam UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB). Undang-Undang dan Peraturan UKM Beberapa UU dan Peraturan tentang UKM:

1. 2. 3. 4.

UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah.

5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan. Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan. 6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah.

7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. 8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara. 9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Peranan UKM Peranan UKM menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen:

1. Departeman Perindustrian dan Perdagangan 2. Deparetemen Koperasi dan UKM Namun demikian usaha pengembangan yang dilaksanakan belum, terlihat hasil yang memuaskan, kenyataanya kemajuan UKM masih sangat kecil dibandingkan dengan usaha besar. Kegiatan UKM meliputi berbagai kegiatan ekonomi, namun sebagian besar berbentuk usaha kecil yang bergerak disektor pertanian. UKM juga mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karna itu selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga juga berperan dalam pendistribusian hasil hasil pembangunan. Kebijakan yang tepat untuk mendukung UKM seperti: Perizinan - Tekhnologi - Struktur - Manajeman - Pelatihan - Pembiayaan Permasalahan yang dihadapi oleh UKM antara lain meliputi: Faktor Internal: a. Kurangnya permodalan-permodalan meruapakan factor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup. b. Sumber Daya Manusia yang terbatas Keterbatasan SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh pada manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang secara optimal. c. Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Usaha Kecil

Jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi rendah maka produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif.

Faktor Eksternal: a. Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif dengan kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuhkembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Terlihat dari masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dan pengusaha besar. b. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usaha. c. Terbatasnya akses pasar Akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak dapt dipasarkan Secara kompetitif baik dipasar nasinal maupun iternasional.

Upaya untuk Pengembangan UKM Perlu diupayakan hal-hal berikut: a. Penciptaan iklim usaha yang kondusif Mengusahakan keamanan berusaha dan ketentraman serta penyederhanaan prosedur perizinan usaha, keringanan pajak dsb. b. Perlindungan usaha jenis jenis tertentu

Terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatakan perlindungan dari pemerintah baik melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah. c. Mengembangkan Promosi Untuk lebih mempercepat kemitraan antara UKm dengan usaha-usaha besar. Peran Usaha Kecil dan Menengah Peranan UKM dalam perekonomian tradisional di akui sangat besar. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi UKM terhadap lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi pedesaan dan sebagai penggerak peningkatan ekspor manufaktur atau nonmigas. Terdapat beberapa alasan pentingnya pengembangan UKM: - Fleksibilitas dan adaptabilitas UKM dalam memperoleh bahan mentah dan peralatan. Relevansi UKM dengan proses-proses desentralisasi kegiatan ekonomi guna menunjangnya integritas kegiatan pada sektor ekonomi yang lain. Potensi UKM dalam menciptakan dan memperluas lapangan kerja. - Peranan UKM dalmfi jangka panjang sebagai basis untuk mencapai kemandirian pembangunan ekonomi karna UKM umumnya diusahakan pengusaha dalam negeri dengan menggunakan kandungan impor yang rendah.

Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.[rujukan?] Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.[rujukan?] Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.[rujukan?] Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).[rujukan?] Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.[rujukan?] Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.[rujukan?] Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya[rujukan?] dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.[rujukan?]Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Etimologi 2 Sejarah kewirausahaan 3 Proses kewirausahaan 4 Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan 5 Tahap-tahap kewirausahaan o 5.1 Tahap memulai o 5.2 Tahap melaksanakan usaha o 5.3 Tahap mempertahankan usaha o 5.4 Sikap wirausaha 6 Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha 7 Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional 8 Referensi 9 Pranala luar

[sunting] Etimologi

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha.[rujukan?] Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung.[rujukan?] Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.[rujukan?] Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.[rujukan?]

[sunting] Sejarah kewirausahaan


Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755.[rujukan?] Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.[rujukan?] Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.[rujukan?] Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.[rujukan?] Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.[rujukan?] Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.[rujukan?]DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.[rujukan?] Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.[rujukan?]

[sunting] Proses kewirausahaan


Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi.[rujukan?] Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.[rujukan?] Faktor-faktor tersebut membentuk locus of control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.[rujukan?] Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang.[rujukan?] Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.[rujukan?]

[sunting] Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan


Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:

Percaya diri Berorientasikan tugas dan hasil Pengambil risiko Kepemimpinan Keorisinilan Berorientasi ke masa depan Jujur dan tekun

Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:


Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme. Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif. Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas. Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

[sunting] Tahap-tahap kewirausahaan


Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
[sunting] Tahap memulai

Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan franchising.[rujukan?]Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.[rujukan?]
[sunting] Tahap melaksanakan usaha

Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.[rujukan?]
[sunting] Tahap mempertahankan usaha

Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.[rujukan?]

Tahap mengembangkan usaha

Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.[rujukan?]

[sunting] Sikap wirausaha

Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:

Disiplin

Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi.[rujukan?] Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.[rujukan?] Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.[rujukan?] Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.[rujukan?] Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.[rujukan?] Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut.[rujukan?] Wirausahawan harus taat azas.[rujukan?] Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan.[rujukan?] Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.[rujukan?]

Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.[rujukan?] Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).[rujukan?] Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi citacita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.[rujukan?] Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.[rujukan?]

Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan.[rujukan?] Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.[rujukan?]Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.[rujukan?]

Kreatif dan Inovatif

Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi.[rujukan?] Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.[rujukan?] Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.[rujukan?] Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosanterobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.[rujukan?]

Mandiri

Seseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain.[rujukan?] Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.[rujukan?]Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.[rujukan?]

Realistis

Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.[rujukan?]Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya.[rujukan?]Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.[rujukan?]

[sunting] Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha


Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:

Tidak kompeten dalam manajerial.

Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.

Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar. Gagal dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

Lokasi yang kurang memadai.

Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

Kurangnya pengawasan peralatan.

Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.

Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.

Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.

Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

[sunting] Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional


Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang. Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran. Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:

Menciptakan lapangan kerja Mengurangi pengangguran Meningkatkan pendapatan masyarakat Mengombinasikan faktorfaktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian) Meningkatkan produktivitas nasional

ikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith (1996; 56) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut :

No 1

Ciri-Ciri Percaya diri

Watak Keyakinan, kemandirian, individualitas, dan optimisme.

Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, Berorientasikan memiliki ketekunan dan tugas dan hasil ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif. Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan. Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang membangun. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas. Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.

3 Pengambil resiko

Kepemimpinan

Keorisinilan

Berorientasi ke masa depan

Jujur dan tekun

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Lebih memilih risiko yang moderat. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil Selalu menghendaki umpan balik yang segera Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik . 7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah 8. Selalu menilai prestasi dengan uang.

Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya. Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. immerer 1993;5) dikemungkinan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, Diantaranya memiliki ciri-ciri : 1. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas 2. Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring 3. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.

Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan Menurut Zimmererr (1996) untuk mengembangkan ketramplan berfikir, seseorang menggunakan otak sebelah kanan. Sedangkan untuk belajar mengembangkan ketrampilan berpikir digunakan otak sebelah kiri, ciri-cirinya :

Selalu bertanya : Apa ada cara yang lebih baik?

Selalu menantang kebiasaan, tradisi dan kebiasaan rutin Mencoba untuk melihat masalah dari perspektif yang berbeda Menyadari kemungkinan banyak jawaban ketimbang satu jawaban yang benar Melihat kegagalan dan kesalahan sebagai jalan untuk mencapai sukses Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk menghasilkan pemecahan inovasi Memiliki ketrampilan helicopter yaitu kemampuan untuk bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang lebih luas kemudian memfokuskannnya pada kebutuhan untuk berubah. Demikianlah artikel mengenai Karakteristik Wirausaha Semoga Bermanfaat..

Ciri-ciri wirausaha yang berhasil

a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas.


Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut

b. Inisiatif dan selalu proaktif.


Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.

c. Berorientasi pada prestasi.


Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktivitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.

d. Berani mengambil risiko.


Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.

e. Kerja keras.
Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan

usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

f. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.

g. Komitmen
Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.

h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.

Pernahkah Anda berpikiran bahwa Anda akan menjadi seorang pengusaha yang sukses, atau menjadi pegawai yang baik dan selalu mendapat gaji? Jika Anda ingin menjadi pengusaha yang sukses memang tidak ada rumus yang jitu. Dalam banyak penelitian tentang pengusaha sukses seperti juga yang dilansir dari powerhomebiz, dikatakan bahwa untuk menjadi pengusaha yang sukses ada sembilan karakteristik yang dimiliki. Coba Anda periksa apakah ada salah satu dari karakteristik itu yang ada pada diri Anda.

1. Pikirkan kesuksesan Anda perlu bermimpi besar untuk menjadi sukses. Setiap kisah sukses dimulai dengan mimpi besar. Anda perlu memiliki visi yang jelas tentang apa yang ingin Anda capai. Tapi tidak berhenti di mimpi saja, Anda harus aktif memvisualkan sukses dalam pikiran Anda bahwa Anda hampir dapat merasakan dan menyentuhnya. Selain itu, pengusaha sukses memiliki sikap keterbukaan dan keyakinan bahwa dapat memiliki apa yang diinginkannya. Dalam ilmu manajemen telah mengajarkan kekuatan visualisasi untuk melihat Anda dalam pikiran yang telah mencapai impian Anda.

Contoh dalam kekuatan memvisualisasiakan tujuan adalah jika Anda ingin menjadi penulis sukses, bayangkan diri Anda menandatangani buku dalam kerumunan orang yang meminta tanda tangan Anda. Teknik ini akan memperkuat tujuan Anda dan tetap segar dalam kesadaran Anda.

2. Selalu bergairah dengan apa yang Anda lakukan Anda memulai bisnis ini salah satu tujuannya untuk merubah sebagian atau seluruh hidup Anda. Perlu diketahui juga, sebenarnya sukses itu datang dengan mudah, jika Anda mencintai apa yang Anda lakukan. Tetapi sebaliknya jika Anda tidak bergairah dalam pekerjaan bahkan membencinya, maka sampai satu juta tahunpun Anda tidak akan berhasil meraih impian itu. Pengusaha yang sukses tidak keberatan dan dalam kenyataan bahwa meraka menempatkan 15 hingga 18 jam sehari untuk berbisnis karena mereka mencintai apa yang mereka lalukan. Untuk menjadi sukses dalam berbisnis adalah sebuah tantangan dalam kesabaran dan kerja keras, yang hanya dapat dicapai jika Anda bersemangat dan pantang menyerah.

3. Fokus pada kekuatan Anda Setiap diri seseorang memiliki kelebihan dan kelemahan. Agar lebih efektif, Anda perlu mengidentifikasi kekuatan Anda dan selalu berkonsentrasi. Contohnya dalam bisnis, jika Anda tahu bahwa Anda mempunyai insting marketing yang baik maka manfaatkan kekuatan ini dan bila perlu ikuti pelatihan formal.

4. Bekerja keras Setiap pengusaha sukses selalu bekerja keras dan keras. Tidak ada yang mencapai kesuksesan hanya dengan duduk dan menatap dingding setiap harinya. Bekerja keras akan mudah jika Anda memiliki visi, tujuan yang jelas dan bersemangat dengan apa yang Anda lakukan.

5. Kemaun untuk belajar Anda tidak perlu bergelar MBA atau PhD untuk berhasil dalam berbisnis. Bahkan ada pengusaha yang tidak menyelesaikan sekolahnya sampai menengah atas. Yang terpenting dari itu ialah keinginan untuk belajar. Salah satu dari belajar itu adalah:

Selalu ingin tahu

Tertarik pada pengetahuan yang baru Selalu bertanya jika Anda tidak mengerti

Kemauan untuk belajar menjadi lebih penting mengingat perubahaan teknologi yang begitu cepat sehingga pengetahuan tentang bisnis tidak ketinggalan.

6. Disiplinkan diri Anda Disiplin diri adalah kunci keberhasilan seseorang. Dengan displin ini banyak pegusaha yang meraih impiannya, baik itu untuk disiplin waktu sampai disiplin manajemen. Dengan begitu para pengusaha sukses itu berusaha lebih keras lagi dan selalu punya keinginan untuk memenangkan pertempuran dalam berbisnsi.

7. Terus memperluas jaringan Dalam bisnis perlu ada bantuan apalagi bisnis kecil. Dalam memperluas jaringan ini bisa Anda dapatkan dalam sebuah pertemuan atau sebuah perkumpulan dalam bisnis itu sendiri. Untuk berhasil dalam bisnis Anda perlu memiliki ketrampilan networking yang bagus dan selalu jeli melihat peluang yang ditawarkan kepada Anda.

8. Sesuai rencana Anda harus memiliki visi kedepan yang sesuai rencana agar Anda mempunyai tujuan dalam berbisnis. Rencana-rencana ini harus disesuaikan setiap harinya agar Anda fokus terhadap visi yang dijalankan. Rencana ini akan kacau jika Anda tidak konsisten menjalankannya sesuai visi Anda kedepannya. Makanya perlu kemampuan dan ketrampilan agar bisnis berhasil sesuai rencana.

9. Selalu bertahan dalam berbisnis Tidak ada yang mengatakan bahwa jalan menuju sukses itu mudah. Meskipun ada niat baik dan kerja keras, kadang-kadang Anda akan gagal. Beberapa pengusaha sukses mengalami kemunduran dan bahkan kebangkrutan. Namun, banyak juga pengusaha yang bangkit dan bertahan dalam berbisnis walaupun hampir mengalami kemunduran. Kuncinya untuk bangkit dalam bisnis adalah keyakinan. Ingat jika Anda tekun tidak dapat yang menghentikan kesuksesan Anda. (HN)

Faktor-faktor kegagalan usaha : 1. Perencanaan kurang matang 2. Kurang modal 3. Bakat tidak cocok 4. Lemahnya pemasaran 5. Kualitas manajemen rendah 6. Kurang pengalaman dalam bidang usaha 7. Tidak memiliki etos kerja tinggi 8. Tidak memiliki semangat berwirausaha 9. Lokasi tidak strategis 10. Produk ketinggalan jaman 11. Bencana alam

Banyak hal yang dapat menyebabkan kegagalan seorang wirausahawan. Berikut ini beberapa yang menurut Saya menjadi penyebab utamanya:

1. Tidak menguasai medan usahanya dengan baik Seorang wirausahawan dituntut menguasai bidang usahanya secara menyeluruh dengan baik. Baik pengetahuan itu benar-benar dia miliki sendiri atau paling tidak dia memiliki sumber informasi yang bisa dipercaya tentang hal-hal terkait dengan usahanya.Banyak pengusaha yang bisa membuat produk yang menurutnya berkualitas baik tapi ternyata tidak laku karena tidak sesuai dengan selera pasar, artinya Dia tidak menguasai target pasar dengan baik.Banyak juga pengusaha yang menempatkan SDM tidak sesuai dengan keahliannya, tidak mengerti tentang pengelolaan keuangan, tidak tau kapan menerapkan strategi pemasaran tertentu, tidak mengetahui siapa saja saingannya dan siapa saja yang potensial bisa mendukung usahanya, tidak faham pengelolaan bahan baku dan modal agar usaha bisa berkesinambungan dengan baik dan sebagainya .Itu semua akan mengantarkan seorang wirausahawan pada kegagalan.

2. Terlalu tergesa-gesa ingin mencapai hasil Inilah penyakit yang banyak menghinggapi para wirausahawan.Semangat untuk sukses harus ada , tetapi harus disadari betul bahwa medan para wirausahawan adalah medan yang penuh rintangan , tantangan, resiko dan kerja keras. Ketergesa-gesaan banyak menggelincirkan para wirausahawan pada tindakan atau strategi yang tidak tepat guna dan tepat sasaran, akhirnya yang terjadi adalah pemborosan dan kerugian. Ketergesa-gesaan biasanya juga mengurangi kesabaran dan keuletan dalam berjuang dan akhirnya malah mempercepat putusnya seorang wirausahawan dari usahanya.

3. Tidak disiplin dan lemah pada komitmen Kontrol seorang wirausahawan ada pada dirinya sendiri, karena mereka adalah orang orang yang mandiri.Tetapi justru inilah ujian yang berat bagi para wirausahawan.Karena merasa sebagai pemegang kendali keputusan mereka sering merubah komitmen atau aturan main yang mereka rancang sendiri dari awal atau menunda-nunda sesuatu yang telah direncanakan demi kepentingan sesaat mereka yang tidak ada hubungannya dengan usaha mereka sehingga akhirnya jalan yang mereka tempuh mulai menyimpang dari tujuan utama yang hendak mereka raih atau capaian mereka jauh dari apa yang ditergetkan.

4. Tidak mau belajar dan mengikuti perkembangan teknologi Seorang wirausahawan yang tidak mau belajar akan sangat mungkin kalah dalam persaingan.Di jaman seperti sekarang ini persaingan usaha semakin ketat sehingga pilihan konsumen semakin banyak dan posisi tawarnya semakin tinggi.Untuk mendapatkan hati para konsumennya para pelaku usaha akan berlomba-lomba meningkatkan mutu produknya dengan menerapkan ilmu atau teknologi terampuh demikian pula dalam strategi-strategi pemasaran.Sehingga jika seorang wirausahawan tidak mau mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi maka dia akan ditinggalkan oleh para pesaingnya.

Nah itulah empat faktor yang menurut saya banyak menjadi penyebab kegagalan seorang pengusaha atau wirausahawan dalam menjalankan usahanya.Jika Anda seorang yang sedang berusaha menjadi seorang wirausahawan semoga Anda dapat terhindar dari keempat hal di atas, dan cukuplah kegagalan orang lain menjadi pelajaran buat Kita.Selamat berjuang semoga sukses selalu.

FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN BERWIRAUSAHA


Posted by Teddy Wirawan Trunodipo pada Agustus 31, 2009 Seseorang ketika mengawali usahanya harus siap dengan dua hal yaitu : berhasil dalam mengembangkan usahanya atau gagal sama sekali dalam usahanya.

Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya: 1. Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan. 2. Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat. 3. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan keuangan yang apa adanya akan mempersulit majunya perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak dengan baik. Penangana modal dan kreditdari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman Segala yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. 4. Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri. 5. Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya. 6. Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi. 7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng yang berwirausaha haruis berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan organisasi yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi.

8. Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan memperlambat laju kinerga organsiasi. 9. Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti. Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum mnemproleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional awal. 10. Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan mearik perhatian pasar. Potensi yang membuat seseorang mundur dari wirausaha: 1. Pendapatan yang tidak menentu 2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi 3. Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai usaha di dalam masyarakat 4. Perlu kerja keras dan waktu yang lama 5. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantaP Keuntungan berwirausaha: 1. Otonomi 2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi 3. Kontrol finansial Kerugian berwirausaha: 1. Pengorbanan personal 2. Beban tanggungjawab 3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal Langkah Menuju Keberhasilan 1. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas 2. Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang 3. Membuat perencanaan usah, menorganisasikan, dan menjalankannya 4. Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan KEBERHASILAN USAHA DAN KEGAGALAN USAHA KEBERHASILAN USAHA dan KEGAGALAN USAHA ( Pertemuan 2 ) A. Keberhasilan Usaha

1. Prinsip Dasar Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha dipengaruhi oleh 5 hal, antara lain: Percaya dan yakin usahanya dapat dilakukan Menerima gagasan baru dalam dunia usaha Instropeksi diri Mendengar saran orang lain Bersemangat dan bergaul 2. Syarat Keberhasilan Usaha Para wirausaha yang berhasil dan ingin berkembang didalam usahanya adalah mereka yang mempunyai persyaratan tertentu, diantara: Memiliki kepribadian unggul didalam usahanya Mengenal diri sendiri Mengetahua dan memperhatikan hambata-hambatan yang ada serta hambatan yang mungkin terjadi Mempunyai keahlian khusus Memiliki kekayaan mental, spiritual dan material Kemauan dan kesediaan untuk belajar dan bekerja prestatif 3. Kunci Keberhasilan Dalam Usaha Kunci keberhasilan wirausahawan di dalam mengelola usahanya dapat diperoleh dari berbagai kegiatan, diantaranya: Kegiatan usaha melalui diri sendiri Kegiatan usaha melalui kerjasama dengan orang lain Kegiatan usaha sebagai karyawan Kunci keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya adalah: Bersyukur, jujur, dan adil Berpandangan luas jauh ke depan Bersikap ramah tamah dan sabar Bekerja prestatif, ulet, giat, dan rajin Tidak merugikan orang lain Keberhasilan usaha atau bisnis seorang wirausahawan dalam mengelola usahanya dapat juga terletak pada: Sikap dan kemauan serta tindakan-tindakannya nyata Keberanian untuk berinisiatif Kecakapan dan keahlian Kreatifitas dan percaya diri Pengalaman dan pendidikan 4. Faktor-faktor Keberhasilan Usaha a. Faktor-faktor keberhasilan dalam usaha Perencanaan yang tepat dan matang serta dapat dilaksanakan dengan baik

Visi, misi dan dedikasi yang tinggi dari usahanya Komitmen yang tinggi dalam usaha untuk mencapai tujuan dan prestasi Dana yang cukup SDM (Sumber Dana Manusia) yang handal Manajemen usaha yang baik, tepat dan realistis Faktor eksternal dan internal berupa peningkatan permintaan barang/jasa Keterampilan dan pengalaman dalam bidang usaha Kecocokan minat terhadap barang usaha Kebutuhan konsumen yang terpuaskan Sarana dan prasarana sebagai penunjang usaha b. Faktor-faktor lainnya: Faktor keuntungan Faktor fasilitas dan kemudahan Faktor teknis dan permodalan Faktor pemasaran dan penjualan Faktor tenaga kerja dan bahan baku Faktor persaingan dan resiko Faktor manajemen dan pengalaman Faktor-faktor pendukung keberhasilan perusahaan adalah sebagai berikut: Faktor manusia Faktor keuangan Faktor organisasi Faktor perencanaan Faktor mengatur usaha Faktor pemasaran Faktor administrasi Faktor fasilitas pemerintah Catatan bisnis, menyangkut: Neraca Laporan laba/rugi Perubahan modal usaha Banyaknya karyawan perusahaan Pemasaran dan penjualan produk Para pesaing dan mitra bisnisnya Para pelanggan dan konsumen potensial Banyaknya produk persediaan Pasar yang dituju

B. Kegagalan Usaha 1. Analisis Kegagalan Usaha Apabila seorang wirausaha mempunyai jiwa kewirausahaan, maka dia akan memandang masalah kegagalan dalam usahanya dengan arief bijaksana dan positif. Keagagalan dalam usaha harus dihadapi dengan : Tidak berputus asa o Kegagalan harus dipandang sebagai guru untuk mendapatkan kemajuan yang lebih baik Penuh ketabahan, keberanian, keimanan dan penuh kepercayaan Konsentrasi pikiran dan penuh keyakinan terhadap keberhasilan usahanya a). Hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam usaha: Perasaan takut usahanya disaingi orang lain Perasaan diri sendiri menganggap lebih super dari orang lain Kepribadian bersifat negatif Tidak mempunyai keyakinan untuk sukses dalam usahanya b). Mengidentifikasi Kegagalan Usaha Kebiasaan menunda waktu Ketekunan dan ketaqwaannya kurang Kepribadian negatif Kebiasaan boros Kebiasaan hati-hati berlebihan 2. Faktor-faktor Kegagalan Usaha a). Beberapa faktor yang dapat menjelaskan kegagalan dalam pencapaian tujuan usaha/bisnis adalah: Kepribadian yang bersifat negatis Perasaan takut disaingi orang lain Anggapan diri sendiri lebih super dan merasa lebih berhasil daripada orang lain b). Berbagai kelemahan di dalam usaha atau bisnis, adalah: Tidak/jarang mempunyai perencanaan usaha tertulis Tidak memiliki pendidikan yang relevan Tidak berorientasi ke masa depan Kurang spesialisasi Jarang mengadakan inovasi Tanpa pembukuan yang teratur Tidak mengadakan analisis pasar Kurang pengetahuan hukum dan peraturan Kurang mempelajari ilmu moderen Cepat puas diri Jarang melakukan pengkaderan

Pada umumnya kelemahan dan kegagalan usaha justru terletak pada pemimpin, pemilik dan pengelola perusahaan itu sendiri. Para wirausahawan tidak berusaha mengembangkan diri sendiri dengan mempelajari pengetahuan teknologi baru. Mereka juga kurang tanggap terhadap adanya perubahanperubahan perkembangan di dalam masyarakat dan di dalam perusahaan. LATIHAN Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap paling benar!! 1. Wirausaha harus cepat tanggap untuk mendeteksi perubahan dan perkembangan situasi, artinya wirausaha dituntut untuk. a. bermodal besar b. cepat tanggap dan fleksibel c. dinamis d. ulet e. optimis 2. Wirausaha yang berhasil selalu tidak takut pada kegagalan dan selalu belajar dari kegagalan, disebut a. leadership ability b. willingness to learn from failure c. opportunity obsession d. motivation to exist e. high level of energy 3. Berikut ini aspek pendukung wirausahawan yang berhasil, kecuali. a. bertanggungjawab b. teliti dan ulet c. pendidikan tinggi d. pantang menyerah e. mudah terbawa arus 4. Penampilan seorang wirausaha dapat menciptakan suasana bisnis yang menyenangkan diantaranya a. tegas dan mudah tersinggung b. mudah menerima saran c. selalu tegas dalam bertindak d. berpenampilan simpatik e. ramah tamah, bijaksana, mudah bergaul 5. Penampilan seorang wirausaha lebih ditentukan oleh. a. perilaku dan kedisiplinan b. sikap penuh perhatian c. sikap bersahabat d. wajah tampan e. simpati dan ramah 6. Ciri seorang wirausahawan yang konsisten, tegas dan fait (kuat) disebut.. a. mercusuar

b. profesional c. teramp[il d. berpotensi e. kharisma 7. Aspek yang harus ada supaya usahanya berhasil yaitu a. man, money, materials b. man, money, mothods, market c. man, machine, methods, money d. money, materials, marker e. man, money, materials, methods, market, machine 8. Hal yang dapat mempengaruhi efektivitas dan efesiensi pemberian hadiah dan memajukan peranan penting dalam menampilkan perilaku belajar yaitu kondisi. a. institusional b. intelektual c. emosional d. lingual e. motivasional 9. Disiplin dapat diterapkan dengan cara-cara seperti di bawah ini, kecuali. a. paksaan b. hadiah c. memaafkan d. aturan e. kebiasaan 10. Rasa percaya diri dapat menumbuhkan sikap a. sombong dan angkuh b. tidak mau menerima bantuan orang lain c. kemandirian d. keberanian yang tionggi e. menganggap dirinya selalu benar 11. Keberhasilan seseorang dapat ditentukan oleh.. a. nasib baik b. kerja keras c. doa d. disiplin e. tingkat pendidikan 12. Keberhasilan seorang wirausaha dalam menjalankan pekerjaan didasarkan pada. a. bakat dan kemampuan yang dimilik b. modal yang besar c. rekanan bisnis d. pengaruh lingkungan usaha e. kemudahan mendapatkan kredit dari bank 13. Wirausaha yang realistis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut. Kecuali.

a. sombong dan minder b. toleransi c. fleksibel d. kreatif e. mampu berhubungan dengan lingkungan 14. Keahlian pokok yang diperlukan wirausaha/semua orang yaitu keahlian. a. mengenai resiko persaingan b. mengurus usaha c. menawarkan produk d. mengenai resiko persainagn e. mengenai resiko persainagn, mengurus usaha, dan menawarkan produk 15. Suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, berarti pekerjaan itu dilaksanakan secara.. a. efisien b. efektif c. kreatif d. efektif dan efisien e. efektif dan kreatif ESSAY Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!! 1. Apa yang dimaksud dengan keberhasilan usaha? 2. Apabila suatu perusahaan mendapatkan kemajuan dalam usahanya, sudah pasti akan menunjang pemerintah dalam hal apa saja? Sebutkan minimal 3 jawaban 3. Sebutkan penyebab kegagalan dalam usaha!!

Catatan: Kerjakan pada kertas selembar dan serahkan pada guru yang bersangkutan ( firman akbar)! 1. Karakteristik Wirausaha Karakteristik yang dimaksud dalam konteks materi disini (wirausaha) adalah sesuatu yang berhubungan dengan cirikhas, watak, perilaku tabiat, sikap seseorang (wirausaha) terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Menurut Geoffrey G. Meredith dalam bukunya Kewirausahaan, ciri-ciri profil wirausaha adalah sebagai berikut : Ciri-ciri : -. Percaya diri

-. Berorientasikan tugas dan hasil -. Pengambil resiko -. Kepemimpinan -. Keorisinilan -. Berorientasi ke masa depan Watak : -. Keyakinan, ketidaktergantungan, induviduali-tas, optimisme. -. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energitic, inisiatif. -. Kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan. -. Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, menanggapi saran saran dan kritik. -. Inovatif dan kreatif, fleksibel, punya banyak sumber, serba bisa, mengetahui banyak. -. Pandangan ke depan, perseptis. Sedangkan Bygrave merumuskan 10 sifat dari wirusaha yang terkenal dengan istilah 10 D yaitu : a. Dream (mimpi) Seorang wirausaha mempunyai bisi keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya. b. Decisiveness (cepat mengambil keputusan) Seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam kesuksesan bisnis. c. Doers (pelaku) Seorang wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung menindaklanjuti. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin. Seorang wirausaha tidak mau menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnya. d. Determination (ketetapan hati) Seorang wirausaha, melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada kalangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.

e. Dedication (dedikasi) Seorang wirausaha memiliki dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya, kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara. Wirausaha di dalam melaksanakan pekerjaannya tidak mengenal lelah. Semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan semata-mata untuk kegiatan bisnisnya. f. Devotion (kesetiaan) Seorang wirausaha mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkannya. Hal inilah yang mendorong keberhasilan yang sangat efektif untuk menjual produknya. g. Detail (rincian) Seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor-faktor kecil yang dapat menghambat kegiatan usahanya. h. Destiny (nasib) Seorang wirausaha bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya. Dia merupakan orang yang bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain. i. Dollars (uang) Seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya bukan karena masalah uang. Uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya. Ia berasumsi jika berhasil dalam bisnis maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadiah. j. Distribute (distribusi) Seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya itu yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak mencapai sukses dalam bidang bisnisnya. Untuk mewujudkan karakteristik (ciri, watak dan sifat) diatas dibutuhkan : a. Kerja Keras Artinya kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu mengutamakan/memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang dilakukan. Contoh : Seorang penjahit harus memenuhi janji kepada pelanggan, sesuai waktu yang ditetapkan walaupun harus dikerjakan siang dan malam. b. Disiplin

Artinya sikap yang selalu tepat waktu dan tepat janji. Sehingga orang lain mempercayainya, modal utama dalam berwirausaha adalah perolehan kepercayaan dari orang lain. Contoh : Seorang pengusaha warung harus selalu tepat dan disiplin dalam membuka dan menutup warungnya, karena pembeli sudah memperkirakan sesuai dengan kebijaksanaan buka/tutupnya warung. Seandainya pengusaha tidak disiplin dalam membuka dan menutup warung, pembeli kecele (salah menduga) dan enggan untuk datang membeli. c. Mandiri Artinya sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan apa yang harus dilakukan kepada orang lain, sesuatu dikerjakan karena kemauan sendiri serta tidak merasa besar. Karena orang lain, tetapi besar karena usaha kerasnya resiko yang dihadapi serta hambatan dan masalah yang harus diselesaikan adalah milik kita sendiri dan kita yang memutuskan cara menghadapi dan menuntaskannya, tentunya selalu berdoa dan ingat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Contoh : Norman Edwin pendaki gunung yang mempunyai reputasi nasional, sampai dengan akhir pendakiannya (meninggal dunia) ketika berusaha menyelamatkan temannya, masih mengenakan perlengkapan pendakian yang dipersiapkan sendiri sesuai standar profesional seorang pendaki. d. Realistis Yaitu cara berfikir yang penuh dengan perhitungan dan sesuai dengan kemampuan sehingga gagasan yang akan diajukan bukan hanya menjadi angan-angan atau mimpi belaka. Oleh karena itu apabila anda memiliki gagasan atau ide sekecil atau sebesar apapun harus dipikirkan kemungkinan realitasnya atau keterlaksanaannya. Contoh : Sekelompok siswa SMK jurusan Otomotif memberanikan diri membuat mobil dengan cara merakit onderdil dan mesin bekas, serta membangun bodi sesuai keinginan dan kemampuannya. f. Prestatif Yaitu melakukan sesuatu dengan pikiran bahwa yang akan diwujudkan memiliki nilai-nilai keunggulan sehingga memperoleh penghargaan dari orang lain, tidak asal jadi bahkan merampas/meniru hasil karya orang lain. Contoh :

Teguh Karya dalam menggarap filmnya, secara serius dan mengutamakan keunggulan, sehingga memenangkan banyak piala citra mampu menghasilkan sutradara unggul, maupun bintang film unggul yang dibimbingnya seperti : Christine Hakim, Slamet Raharjo, Eros Jarot. g. Komitmen Tinggi Yaitu sikap yang Teguh memegang prinsip-prinsip kebenaran yang berlaku, tidak sekalipun mengingkarinya walaupun dengan dirinya sendiri, serta berusaha menyesuaikan perkataan dan perbuatannya. Contoh : Kebanyakan peluki selalu mencantumkan nama dan tanggal pembuatannya, serta tidak mau menjual lukisannya sebelum dia merasa layak. Bahkan banyak lukisan yang dibuangnya sendiri, karena ia merasa karyanya tidak memenuhi kreteria. 2. Falsafah wirausaha Sebagai bagian dari kekhasan wirausaha, berikut ini dikemukakan falsafah dari profil falsafah wirausaha yaitu :

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidup harus banyak belajar tentang dirinya sendiri. Kegagalan usaha harus diterma sebagai pengalaman. Kekuatan berusaha datangnya dari tindakannya sendiri bukan dari tindakan orang lain. Risiko kegagalan selalu ada, tapi para wirausahawan harus menerimanya dan bertanggung jawab. Adanya keberhasilan berusaha, setelah mengalami kegagalan. Wirausahawan yang menghindari risiko rendah tidak ada tantangan dan menjauhi risiko tinggi karena ingin berhasil. Harta terbesar untuk mempertahankan kemampuan wirausahawan adalah adanya sikap positif. Prestasi total sebuah bisnis, terutama ditentukan oleh sikap dan tindakan wirausahawan. Kejarlah tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Terimalah apa adanya dan kurangilah kelemahan-kelamahan diri sendiri.

Sebelum kita mempelajari apa yang dimaksud teori Perilaku konsumen baik secara ordinal maupun cardinal,yang pertama-tama kita bahas yaitu apa yang dimaksud dari Perilaku konsumen terdahulu. Apa yang dimaksud Perilaku Konsumen?? Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pengertian perilaku konsumen menurut Philip Kotler adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya,Sedangkan menurut Etat Swan pengertian dari perilaku konsumen adalah evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/ pemakaiannya Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui. Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan. Seorang konsumen dalam memilih sesuatu mempunyai beberapa factor penting untuk memilih suatu barang/benda yang akan dipilihnya,beberapa faktornya sebagai berikut : 1. tingkat pendapatan seseorang 2. jenis/ukuran yg dibutuhkan 3. tingkat kebutuhan 4. efektifitas Teori pendekatan konsumen terdapat 2 macan yaitu pendekatan konsumen Ordinal dan pendekatan konsumen Kardinal. 1.Pendekatan Konsumen Oridinal Pendekatan konsumen Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah : 1.Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya 2.Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering 3.Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya. Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari satu kepuasan.Pada umunya kenyataan pengukuran semacam ini sulit untuk dilakukan karena tidak flexible dan jarang dilakukan. 2.Pendekatan Konsumen Kardinal Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati

Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal Pada pendekatan Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk menunjukan bahwa tingka konsumennya,yaitu : 1. Konsumen Rasional, konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya. 2. Diminshing marginal utility, tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut 3. Pendapatan konsumen tetap 4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap Dan juga asumsi dasar dari Pendekatan Konsumen Kardinal adalah : a) Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur. b) Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan c) Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan d) Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.

TEORI ORGANISASI UMUM 2 PERTEMUAN KE-3&4 NAMA : Habibi Fuadi NPM : 10109083 Apa yang dimaksud Perilaku Konsumen?? Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Pengertian perilaku konsumen menurut Philip Kotler adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya,Sedangkan menurut Etat Swan pengertian dari perilaku konsumen adalah evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/ pemakaiannya Pelanggan merasa puas kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui. Pelanggan yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan. Seorang konsumen dalam memilih sesuatu mempunyai beberapa factor penting untuk memilih suatu barang/benda yang akan dipilihnya,beberapa faktornya sebagai berikut :

1. tingkat pendapatan seseorang 2. jenis/ukuran yg dibutuhkan 3. tingkat kebutuhan 4. efektifitas Teori pendekatan konsumen terdapat 2 macan yaitu pendekatan konsumen Ordinal dan pendekatan konsumen Kardinal. 1.Pendekatan Konsumen Oridinal Pendekatan konsumen Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah : 1.Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya 2.Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering 3.Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya. Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari satu kepuasan.Pada umunya kenyataan pengukuran semacam ini sulit untuk dilakukan karena tidak flexible dan jarang dilakukan. 2.Pendekatan Konsumen Kardinal Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal Pada pendekatan Kardinal terdapat beberapa asumsi yang dapat digunakan untuk menunjukan bahwa tingka konsumennya,yaitu : 1. Konsumen Rasional, konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya. 2. Diminshing marginal utility, tambahan utilitas yang diperoleh konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut 3. Pendapatan konsumen tetap 4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap Dan juga asumsi dasar dari Pendekatan Konsumen Kardinal adalah : a) Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur. b) Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan

c) Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan d) Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.

Anda mungkin juga menyukai