0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang strategi pemasaran khususnya mengenai marketing mix (bauran pemasaran) yang terdiri dari 4P yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Dibahas pula unsur-unsur produk seperti jenis, jumlah, merk, pelayanan, dan kemasan. Kemudian dibahas pula penetapan harga meliputi harga pokok, permintaan pasar, harga pesaing, serta kebijakan harga seperti harga produ
Dokumen tersebut membahas tentang strategi pemasaran khususnya mengenai marketing mix (bauran pemasaran) yang terdiri dari 4P yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Dibahas pula unsur-unsur produk seperti jenis, jumlah, merk, pelayanan, dan kemasan. Kemudian dibahas pula penetapan harga meliputi harga pokok, permintaan pasar, harga pesaing, serta kebijakan harga seperti harga produ
Dokumen tersebut membahas tentang strategi pemasaran khususnya mengenai marketing mix (bauran pemasaran) yang terdiri dari 4P yaitu produk, harga, distribusi, dan promosi. Dibahas pula unsur-unsur produk seperti jenis, jumlah, merk, pelayanan, dan kemasan. Kemudian dibahas pula penetapan harga meliputi harga pokok, permintaan pasar, harga pesaing, serta kebijakan harga seperti harga produ
Materi 6 : Strategi Marketing Mix Kelas : XII KI, TKR 1 & TKR 3, TPM 2, TITL 3, TOI
MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN)
1. Pengertian Marketing Mix ( Bauran Pemasaran ) Marketing mix atau bauran pemasaran adalah kegiatan atau usaha menggabungkan atau mengkombinasikan beberapa unsur dalam pemasaran agar produsen mampu menjadikan produknya diterima oleh konsumen. Unsur-unsur dalam bauran pemasaran yang dikombinasikan tersebut terdiri dari : produk, penetapan harga, pendistribusian, dan promosi. Jika diuraikan lebih rinci, unsur-unsur dalam bauran pemasaran adalah sebagai berikut : 1.1. Produk Dalam unsur produk ini produsen harus memperhatikan lima hal, yaitu : 1. Jenis produk, Jenis produk yang akan dipasarkan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. 2. Jumlah atau volume produk, Jumlah produksi perlu disesuaikan dengan permintaan yang ada karena ada kemungkinan jika jumlah produk berlebih dipasaran akan mengakibatkan merosotnya harga dan sebaliknya jika jumlah produk sedikit sementara permintaan tinggi akan memicu munculnya pesaing. 3. Pemberian merk, Merk adalah nama, tanda istilah, atau lambang untuk menandakan sesuatu produk. Pemberian merk sangat diperlukan untuk membedakan satu produk dengan produk lain. Merk yang dicantumkan lebih tepat jika sesuai dengan kegunaan produk itu sendiri. 4. Cara pelayanan, Konsumen akan sangat mengharapkan pelayanan yang baik dari produsen. ( Konsep Pelayanan prima dibahas dibagian tersendiri) 5. Tampang produk dan kemasan (pembungkus), Di dalam pemasaran produk, tampang dan kemasan memegang peranan yang sangat penting sebagai alat untuk memikat konsumen agar mau membeli produk. Jika tampang dan kemasan sangat menarik biasanya harga dan kualitas produk sering kurang diperhatikan konsumen.
1.2. Penetapan harga jual produk
a. Pengertian Harga Dalam era modern sekarang ini, untuk mendapatkan suatu produk orang harus menyerahkan sejumlah uang untuk memperolehnya. Uang yang dibayarkan itu biasa disebut dengan harga. Bila didefinisikan, harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang. Satu pengertian yang lebih luas lagi menyatakan bahwa harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Jadi harga yang dibayar konsumen sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual. Setiap produsen di dalam menetapkan harga jual dari produknya sering dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai, pada umumnya produsen mempunyai tujuan : a) Mendapatkan laba maksimum b) Mendapatkan kembali investasi yang telah dikeluarkan c) Mencegah atau mengurangi persaingan d) Mempertahankan atau menguasai bagian tertentu dari pasar e) Mencapai volume penjualan tertentu
b.Metode Penetapan Harga Jual
1) Penetapan harga jual berdasarkan harga pokok Dalam metode ini produsen atau penjual terlebih dulu menghitung harga pokoknya, yaitu biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi atau mendapatkan produk tersebut kemudian menetapkan harga jual dengan menambah sekian rupiah atau persen dari harga pokok, mark-up (biaya-biaya overhead,biaya-biaya eksploitasi), dan sejumlah laba yang diinginkan. Apabila ditulis dalam suatu bentuk formula dapat dituliskan sebagai berikut :
Harga Jual = Harga Pokok + (...% x Harga Pokok)
Harga Jual = Harga Pokok + Laba
Harga Jual = Harga Beli + Mark-up
2) Penetapan harga jual berdasarkan permintaan pasar
Dalam hal ini, harga suatu produk ditetapkan dengan melihat permintaan konsumen terhadap produk tersebut. Pada metode ini : - Jika diperkirakan permintaan tinggi atau kuat maka harga ditetapkan relatif tinggi - Jika diperkirakan permintaan lemah maka harga ditetapkan relatif rendah - Jika permintaan berbeda-beda kekuatannya maka harga ditetapkan berbeda-beda 3) Penetapan harga jual berdasarkan harga yang ditetapkan pesaing Produsen maupun penjual dalam metode ini mendasarkan harga jualnya pada harga yang ditetapkan oleh pesaingnya. Dalam kondisi seperti ini ada tiga kemungkinan penetapan harga yang bisa diambil, yaitu : - Harga ditetapkan sama dengan harga saingan - Harga ditetapkan dibawah saingan - Harga ditetapkan diatas saingan c.Kebijakan Harga ( Price Policy ) Dari harga jual yang sudah ditetapkan melalui metode-metode diatas adakalanya produsen atau penjual masih melihat dasar lain selain berdasarkan harga pokok, permintaan pasar, dan melihat harga pesaing. Kegiatan inilah yang disebut dengan kebijakan harga. Ada tiga macam kebijakan harga yang bisa diterapkan : A. Kebijakan harga produsen Dalam kebijakan ini, seorang wirausahawan dapat menetapkan harga dalam dua bentuk : 1) Skiming price yaitu memasang harga setinggi mungkin Menetapkan harga produk setinggi mungkin, karena perusahaan belum memiliki saingan dan produk dipasarkan untuk orang kaya. 2) Penetration price memasang harga yang rendah pada permulaan pemasaran,kemudian dinaikkan bertahap. Kebijakan penetapan harga yang bertujuan untuk menekan biaya produksi karena volume produksiya besar dan mengantisipasi masuknya pesaing ke pasar. B. Kebijakan harga grosir Grosir dapat membuat kebijakan harga produk dengan cara rnemberikan potongan harga, balk potongan harga yang diberikan karena pembayaran tunai atau karena pembelian dalam jumlah besar. C. Kebijakan harga retailer Beberapa kebijakan penetapan harga produk yang ditetapkan oleh retailer. 1) Margin Pricing Penetapan harga berdasarkan perkiraan saja. Bila produk yang dijual sudah mendapat keuntungan, maka langsung dijual. Hal ini sering dilakukan oleh pedagang kaki lima. 2) Lining Price Menggolongkan produk ke dalam kelompok yang berharga satuan. Misalnya Rp 10.000, Rp. 20.000, Rp. 30.000 dst. Sehingga konsumen punya kele luasaan untuk memilih produk mana yang sesuai dengan kemampuan keuangannya. Sering dilakukan oleh toko yang menjual baju, kaos, sepatu dan sandal. 3) Competitor Price Penetapan harga produk yang murah dengan tujuan agar memperoleh reputasi sebagai toko termurah. ' 4) Judgement Price Penetapan harga produk berdasarkan pada perkiraan, mungkin dalam satu lusin produk didalamnya ada satu atau dua produk yang bagus dan menarik. Kemudian satu atau dua produk itu dijual lebih tinggi dibandingkan produk dalam lusinan yang sama. 5) Customary Price Dalam jangka panjang, harga suatu produk tetap stabil dan tidak ada perubahan. Apabila harga bahan baku meningkat, maka harga pokok produknya juga akan meningkat. 6) Ood Price Penetapan harga ganjil untuk menarik pembeli. Misalnva, harga produk Rp 19,775,00 atau Rp 14.335,00. Penetapan harga ini hanya dilakukan oleh super market. 7) Combination price Penetapan harga dengan cara penawaran kombinasi antara 2 jenis barang, misalnya penawaran sampho dengan sisir, sepatu dengan kaus kaki dan sebagainya.