7 Tahun 2021
Tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
TARIF WP ORANG PRIBADI BERDASARKAN
UU PPH
Tarif
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Pajak
Tarif
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Pajak
Sampai dengan Rp 60.000.000,- 5%
PTKP Jumlah
Tarif PPh Badan turun menjadi 25%. Tarif ini mulai diberlakukan untuk tahun pajak 2010
Tarif PPh Badan terbaru WP Badan dalam negeri dan berbentuk Badan Usaha Tetap (BUT):
• 22% berlaku pada 2020 dan 2021
• 20% berlaku pada 2022
WP Badan berbentuk Perseroan Terbuka (Tbk), akan mendapatkan tarif PPh Badan terbaru 3% lebih rendah
(19%) dari penurunan PPh Badan secara umum tersebut.
Syarat Perusahaan Terbuka atau Perusahaan Tbk dapat tarif 3% lebih rendah dari PPh Badan secara
umum tersebut adalah:
• Wajib Pajak Dalam Negeri
• Berbentuk Perseroan Tbk
• Jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan pada bursa efek di Indonesia paling sedikit 40%
• Memenuhi persyaratan tertentu yang diatur dalam keterntuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Dalam UU HPP ini, tarif PPh Badan berubah menjadi 22% mulai Tahun Pajak 2022
TARIF PPH BADAN DALAM UU HPP
Rumus pajak penghasilan terutang sebagai berikut: [(50% x 25%) x Penghasilan Kena Pajak memperoleh
fasilitas] + [25% x Penghasilan Kena Pajak tidak memperoleh fasilitas]
PT B pada 2022 , peredaran bruto Rp25 miliar dan mendapatkan fasilitas, maka perhitungan PPh Terutang
(Rp4,8 miliar : Rp25 miliar) x Rp2 miliar = 384 juta
Jumlah penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto dan tidak mendapatkan fasilitas, maka jumlah PPh
terutangnya
Rp2 miliar – Rp384 juta = Rp1,616 miliar
PPh terutang PT B
(50% x 20%) x Rp384 juta = 38,4 juta
20% x Rp1,616 miliar = 323,2 juta
PPh Terutang = Rp38,4 juta + 323,2 juta = 361,6 juta
PPH TERUTANG PERUSAHAAN DENGAN PENDAPATAN BRUTO DI ATAS RP50 MILIAR
Ketentuan umum pengenaan pajak penghasilan terutang wajib pajak badan tanpa pengurangan tarif
dan dengan tarif tunggal yakni 20% untuk tahun 2022 sesuai UU HPP.
PT C pada 2022 mencatatkan peredaran bruto sebesar Rp70 miliar.
Syaratnya adalah:
• Memiliki 40% saham yang dicatat dalam Bursa Efek Indonesia untuk diperdagangkan.
• Paling tidak memiliki kepemilikan saham oleh 300 pihak publik, baik itu badan maupun
pribadi.
• Saham yang dimiliki masing-masing pihak hanya boleh kurang dari 5% dari keseluruhan
saham yang disetor penuh dan harus dipenuhi dalam waktu 183 hari kalender dalam
jangka satu tahun pajak
CONTOH
PT D Tbk memiliki modal 10 miliar yang ditepatkan dan disetorkan secara penuh senilai Rp
9 miliar.
Nilai nominal untuk setiap lembar sahamnya adalah Rp5000. Maka, total saham yang
ditempatkan maupun disetor penuh adalah 1,8 juta lembar saham.
PT D Tbk mencatatkan 40% saham, yakni 720 ribu lembar saham di Bursa Efek Indonesia
yang dimiliki oleh 310 pihak dengan persentase kepemilikan maksimal 3,50%. Kondisi ini
dilakukan selama 183 hari kalender dalam satu Tahun Pajak.
PT D Tbk berhak mendapatkan penurunan tarif PPh Badan 5% lebih rendah dari tarif PPh
Badan umum yang sebesar 20% dari Penghasilan Kena Pajak.
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
Tarif Pajak Pertambahan Nilai
• Sebesar 11% (sebelas persen) yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022.
• Kenaikan menjadi 12% (dua belas persen) yang mulai berlaku paling lambat tanggal
1 Januari 2025.
Tarif Pajak Pertambahan Nilai sebesar 0% (nol persen) diterapkan atas: Ekspor
• Barang Kena Pajak Berwujud
• Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
• Ekspor Jasa Kena Pajak
TARIF 11%
Pengusaha kena pajak X menjual tunai barang kena pajak dengan harga Jual Rp 20.000.000
Artinya, pajak pertambahan nilai sebesar Rp 2.200.000 itu adalah pajak keluaran yang
dipungut oleh pengusaha kena pajak X.
Seseorang mengimpor barang kena pajak yang dikenai
tarif 11% dengan nilai impor Rp 30.000.000.
Pajak pertambahan nilai yang dipungut lewat Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai
11 % x Rp 30.000.000 = Rp 3.300.000.
TARIF 0%
Pengusaha Kena Pajak D melakukan ekspor Barang Kena Pajak dengan Nilai
Ekspor Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang
0% x Rp10.000.000,00 = Rp0,00.
Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp0,00 (nol rupiah) tersebut merupakan Pajak
Keluaran.
PENERAPAN TARIF 12%
Seseorang mengimpor Barang Kena Pajak tertentu yang dikenai tarif 12%
(dua belas persen) dengan Nilai Impor Rp10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah).
Berapa besar Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut melalui Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai