Anda di halaman 1dari 14

Cara Menghitung

Pajak
Landasan Hukum:
Pasal 16 s/ d Pasal 19
UU Pajak Penghasilan

1
Penghitungan Penghasilan Kena Pajak
Pasal 16

Wajib pajak orang pribadi Penghasilan, dikurangi biaya


dalam negeri. yang dapat dikurangkan,
dikurangi PTKP.
Wajib pajak badan dalam Penghasilan, dikurangi biaya
negeri, serta WP BUT. yang dapat dikurangkan,
dikurangi kompensasi kerugian.

Penghasilan dikalikan dengan


Wajib Pajak yang
NPPN, dikurangi PTKP untuk
menggunakan NPPN.
WP orang pribadi.
Wajib Pajak yang terutang
Penghasilan netto disetahunkan
pajak dalam bagian tahun
pajak.

2
Ilustrasi 2.10
(Simulasi Penghitungan PKP WP Badan & O

Peredaran bruto 425.000.000


Biaya (3M)penghasilan (315.000.000)
Penghasilan netto usaha 110.000.000
Penghasilan lain 17.500.000
Biaya (3M)penghasilan lain (13.000.000)
Penghasilan netto lain 4.500.000
Total penghasilan netto 114.500.000
Kompensasi kerugian (11.000.000)
PKPbagi WPbadan DN Rp103.500.000,00

*PTKPbagi WPorang pribadi (K/ 3) (63.000.000)


PKPbagi WPorang pribadi DN Rp40.500.000,00
3
Tarif Pajak
Pasal 17 Ayat (1)

No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


1 0 s/d Rp 50.000.00,00 5%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 15%
250.000.000,00
3 Di atas Rp 250.000.000,00 s/d Rp 25%
500.000.000,00
4 Di atas Rp 500.000.000,00 30%
Tarif pajak progresif berlaku bagi WP orang pribadi.
Tarif pajak bagi WP badan adalah 28% untuk penghasilan sebelum ta
dan 25% untuk penghasilan setelah tahun 2010.

4
Ketentuan Khusus Atas Tarif Pajak
 Tarif pajak tertinggi dapat diturunkan menjadi 25%, diatur
dengan PP.
  Tarif bagi WP badan dapat berlaku 5% lebih rendah, jika
memenuhi persyaratan minimal 40% sahamnya
diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan persyaratan
lain sesuai ketentuan PP.
 Nilai Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah menuju
ribuan terdekat.
 Bagian pajak terutang bagi WP yang terutang dalam bagian
tahun pajak adalah:

Atas kurun waktu satu bulan penuh diasumsikan setara dengan


30 hari.

5
Ilustrasi 2.12
(Simulasi Penghitungan Pajak Terutang)

WPOrang Pribadi
Penghasilan Kena Pajak 565.000.750
Pembulatan Penghasilan Kena Pajak 565.000.000
Beban pajak terutang
5% x 50,000,000 2.500.000
15% x 200,000,000 30.000.000
25% x 250,000,000 62.500.000
30% x 19,500,000 19.500.000 Rp 114.500.000,00

WPBadan
Penghasilan Kena Pajak 4.885.750.500
Pembulatan Penghasilan Kena Pajak 4.885.750.000
Beban pajak terutang
25% x 4,885,750,000 Rp 1.221.437.500,00
6
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Pasal 7 Ayat (1), (2), dan (3)

No. Elemen PTKP


1 WP Sendiri Rp
54.000.000,0
0
2 Status Kawin Rp
4.500.000,00
3 Tanggungan, per orang, dengan jumlah Rp
maksimal tiga orang tanggungan. 4.500.000,00
Tanggungan
4 PTKPmeliputi
bagi istri anggota keluarga sedarah atau semenda
yang penghasilannnya Rp dalam
garis keturunan
digabung. lurus (orang tua, mertua, anak kandung, anak tiri),
54.000.000,0
atau anak angkat. 0

Penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun pajak


atau awal bagian tahun pajak
7
SOAL 1
(WP BADAN)
 CV. Kandawa merupakan perusahaan yang didirikan di tahun
2006, dan di masa masa awal operasinya menghadapi pasang
surut usaha. Berikut merupakan nilai laba dan rugi fiskal
semenjak pertama kali berdiri.
 Tahun 2006 Rugi Rp 1.750.000.000 2007 Rugi Rp
825.000.000
 2008 Laba Rp 215.000.000 2009 Rugi Rp 65.000.000
 2010 Laba Rp 765.000.000 2011 Rugi Rp 12.500.000
 Jika perusahaan di tahun 2012 memperoleh peredaran bruto Rp
2.510.000.000 dan Biaya (3M) penghasilan Rp 539.000.000,
penghasilan lain Rp 5.100.000 dan biaya (3M) penghasilan lain
Rp 1.100.000, berapakah PPh pasal 21 CV. Kandawa di tahun
2012?

8
SOAL 2
 Palasara merupakan(WP OP)
seorang notaris yang memiliki kantor
sendiri dengan nilai penghasilan di tahun 2016 sebesar Rp
235.000.000,00. Istri Palasara merupakan seorang sekretaris
dan dalam kesehariaannya bekerja di kantor Palasara dalam
memberikan jasa kenotariatan. Atas asas profesionalitas,
Palasara memperlakukan istrinya sebagaimana pegawai lain
dengan penggajian sebesar Rp 11.750.000,00 per bulan.
Mereka membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000. Palasara
dan istrinya telah dikaruniai dua orang anak.
a. Berapakah pajak penghasilan yang harus dibayar di tahun
2016 oleh Palasara dan istrinya?
b. Bagaimana jika kemudian di tahun 2017 Palasara dan
istrinya hidup berpisah dengan penghasilan yang tetap,
berapakah pajak penghasilannya?
c. Bagaimana jika Palasara dan istrinya tinggal bersama
namun istrinya menghendaki pemenuhan perpajakannya
9
sendiri, maka berapakah pajak penghasilannya?
Penghitungan Penghasilan Netto
Pasal 14, dan 15

Subjek pajak melakukan


Ketentuan Umum pembukuan dan menghitung
penghasilan netto berdasar hasil
pembukuan.
Wajib Pajak yang memiliki
peredaran bruto kurang dari Subjek pajak melakukan
Rp 4.800.000.000,00 per pencatatan dan menghitung
tahun dan memberitahukan penghasilan netto berdasar
kepada Dirjen Pajak di 3 persentase Norma Penghitungan
bulan pertama periode pajak. Penghasilan Netto (NPPN).
Wajib Pajak yang tidak Subjek pajak melakukan
dapat dihitung penghasilan pembukuan dan menghitung
nettonya berdasar ketentuan penghasilan netto berdasar
Pasal 16 Ayat (1) dan (3) persentase Norma Penghitungan
10
Khusus.
Penerapan NPPN di Luar Ketentuan
Pasal 14 Ayat (5)

WP wajib pembukuan atau


pencatatan namun tidak
bersedia memperlihatkan
pencatatan atau bukti Peredaran bruto ditentukan
pendukungnya. berdasar cara yang ditetapkan
PMK dan penghasilan netto
dihitung berdasar NPPN.
WP tidak atau tidak
sepenuhnya
menyelenggarakan
pembukuan atau pencatatan.

11
Peraturan Pelaksana
Norma Penghitungan Khusus
Perusahaan pengeboran minyak dan gas bumi.
KMK No. 628/ KMK.04/ 1991
Kantor perwakilan dagang WP luar negeri.
KMK No. 433/ KMK.04/ 1994
Perusahaan berinvestasi dengan pola Bangun, Guna, Serah
(BOT).
KMK No. 248/ KMK.04/ 1995
Perusahaan pelayaran dalam negeri.
KMK No. 416/ KMK.04/ 1996
Perusahaan pelayaran dan/ atau penerbangan luar negeri.
KMK No. 417/ KMK.04/ 1996
Perusahaan penerbangan dalam negeri.
KMK No. 475/ KMK.04/ 1996
Perusahaan maklon mainan anak – anak.
KMK No. 543/ KMK.03/ 2002
12
Ilustrasi 2.9 (1)
(NPPN)
Sasrabahu
Sasrabahu merupakan
merupakan pengusaha
pengusaha perseorangan
perseorangan yang yang tengah
tengah
merintis
merintis usaha
usaha di
di bidang
bidang perhotelan.
perhotelan. Berhubung
Berhubung belumbelum memiliki
memiliki
sumber
sumber dayadaya memadai
memadai untuk untuk menjalankan
menjalankan fungsifungsi akuntansi,
akuntansi,
Sasrabahu
Sasrabahu mengajukan
mengajukan pemberitahuan
pemberitahuan kepada
kepada Dirjen
Dirjen Pajak
Pajak untuk
untuk
menggunakan
menggunakan NormaNorma Penghitungan
Penghitungan Penghasilan
Penghasilan Netto
Netto (NPPN)
(NPPN)
terkait
terkait kewajiban
kewajiban perpajakannya.
perpajakannya. Mengacu
Mengacu kepadakepada ketentuan
ketentuan
Keputusan
Keputusan Dirjen
Dirjen Pajak
Pajak No.
No. KEP/
KEP/ 536/
536/ Pj./
Pj./ 2000,
2000, usaha
usaha Sasrabahu
Sasrabahu
tergolong
tergolong keke dalam
dalam industr
industr berkode
berkode 64100
64100 dengan
dengan besaran
besaran norma
norma
25%
25% jika
jika berkedudukan
berkedudukan di di ibukota
ibukota provinsi,
provinsi, 20%20% untuk
untuk kota
kota
provinsi
provinsilainnya,
lainnya,dan
dan 20%20%untuk
untukdaerah
daerahlain.
lain.
Hotel
Hotel Sasrabahu
Sasrabahu memiliki
memiliki 2525 kamar
kamar berkelas
berkelas Deluxe
Deluxe dengan
dengan
tarif
tarifper
permalam
malamRp Rp275.000,00
275.000,00dan danokupansi
okupansiratarata––rata
rataharian
harian90%;
90%;
10
10 kamar
kamar berkelas
berkelas Luxury
Luxury dengan
dengan tarif
tarif per
per malam
malam Rp Rp 425.000,00
425.000,00
dan
dan okupansi
okupansi rata
rata –– rata
rata harian
harian 85%;
85%; serta
serta 55 kamar
kamar berkelas
berkelas Royal
Royal
13
dengan tarif per malam Rp 650.000,00 dan okupansi rata – rata
Terima Kasih

14

Anda mungkin juga menyukai