Penghitungan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak ditentukan menurut keadaan Wajib Pajak
pada awal tahun pajak atau pada awal bagian tahun pajak (Pasal 7 ayat 2 UU PPh)
Menurut aturan peraturan menteri keuangan (PMK) nomor 101/PMK.010/2016 besaran PTKP
yang berlaku sejak 1 januari 2016 adalah sebagai berikut:
Penghasilan atau kerugian bagi wanita yang telah kawin pada awal tahun pajak atau
pada awal bagian tahun pajak dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suaminya
dan dikenai Pajak sebagai satu kesatuan. Penggabungan tersebut tidak dilakukan dalam
hal penghasilan isteri diperoleh dari pekerjaan sebagai pegawai yang telah dipotong
pajak oleh pemberi kerja, dengan ketentuan bahwa:
a. penghasilan isteri tersebut semata-mata diperoleh dari satu pemberi kerja, dan
b. penghasilan isteri tersebut berasal dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya
dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga lainnya
a. Keluarga sedarah : masih satu keturunan lurus satu derajat yaitu ayah, ibu, anak
(saudara kandung)
b. Keluarga semenda : lurus keturunan satu derajat yaitu mertua dan anak tiri dan
hubungan keluarga kesamping satu derajat yaitu ipar
Perhitungan PTKP untuk pegawai lama dilakukan dengan melihat keadaan pada awal tahun dan
bagi pegawai yang baru datang dan menetap saat pertengahan tahun maka besarnya PTKP
berdasar keadaan pada awal bulan.
Untuk karyawati kawin PTKP dikurangkan hanya untuk dirinya sendiri, dan karyawati tidak
kawin pengurangan selain diperuntukan bagi diri sendiri namun juga keluarga yang
ditanggungnya.
TARIF PAJAK PENGHASILAN
Tarif tersebut diberlakukan setelah PTKP dikurangi dari penghasilan bersih dalam satu
tahun yang besarnya tergantung dari status wajib pajak.
Tarif pajak yang diterapkan atas PTKP bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha
tetap adalah 28%. Sejak tahun 2010 pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap
diturunkan menjadi 25%.
Wajib pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka paling sedikitnya 40%
dari jumlah keseluruhan saham yang diperdangkan di bursa efek Indonesia dan memenuhi
persyaratan tertentu dapat memperoleh 5% lebih rendah dari tarif yang berlaku.
Wajib pajak badan dalam negeri yang peredaran brutonya sampai Rp 50.000.000.000,00
mendapat pengurangan tarif 50% yang dikenakan dari bagian perederan bruto sampai Rp
4.800.000.000,00
REFRENSI
https://www.pajak.go.id/id/penghasilan-tidak-kena-pajak
https://apepi.id/panduan/30/03/2019/mengenal-penghasilan-tidak-kena-pajak-(ptkp)