3. Jatuh Tempo Pembayaran Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan
Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah
pajak yang harus dibayar bertambah.
Harus dilunasi dalam jangka waktu 1 bulan sejak tanggal surat diterbitkan. Hal ini diatur
dalam Pasal 9 ayat (3) UU KUP.
Bagi WP usaha kecil dan WP di daerah tertentu, jangka waktu pelunasan dapat
diperpanjang paling lama menjadi 2 bulan yang ketentuannya diatur dalam PMK. Hal ini
diatur dalam Pasal 9 ayat (3a) UU KUP.
Apabila pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang
tidak atau kurang dibayar itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per
bulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal
pelunasan atau tanggal diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 bulan. Hal ini diatur dalam Pasal 19 ayat (1) UU KUP.
F. Penandatanganan SPT
WP wajib menandatangani SPT sebelum disampaikan kepada DJP.
Ketentuan mengenai penandatanganan SPT diatur sebagai berikut:
1. Ditandatangani oleh WP atau Kuasa WP
2. Penandatanganan SPT dilakukan dengan cara:
a. tanda tangan biasa;
b. tanda tangan stempel; atau
c. tanda tangan elektronik atau digital.
3. Tanda tangan stempel dan tanda tangan elektronik atau digital mempunyai kekuatan
hukum yang sama dengan tanda tangan biasa.
Syarat:
Cara a, b, dan c dapat dilakukan untuk SPT yang berbentuk formulir kertas maupun berbentuk e-
SPT. Jika menggunakan e-SPT maka WP tetap harus menyerahkan formulir induk SPTdalam bentuk
tercetak yang telah ditandatangani ditambah dengan data elektronik yang disimpan dalam media
elektronik. Atas penyampaian SPT secara langsung diberikan tanda penerimaan surat.
Cara d hanya dapat dilakukan untuk SPT yang berbentuk e-SPT. Atas penyampaian SPT melalui e-
Filing diberikan Bukti Penerimaan Elektronik.
Namun demikian, setiap penggunaan hak tersebut oleh WP memiliki konsekuensi tersendiri.
1. Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT
Pasal 3 ayat (4) UU KUP WP dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT
Pajak Penghasilan untuk paling lama 2 bulan dengan cara menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis atau elektronik kepada Direktur Jenderal Pajak yang
ketentuannya berdasarkan PMK.
Pasal 3 ayat (5) UU KUP Syarat: menyampaikan pemberitahuan penghitungan
sementara pajak yang terutang dalam 1 Tahun Pajak dan Surat Setoran Pajak sebagai
bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang terutang, yang ketentuannya
berdasarkan PMK. bertujuan untuk mencegah usaha penghindaran dan/atau
perpanjangan waktu pembayaran pajak yang terutang dalam 1 Tahun Pajak yang harus
dibayar sebelum batas waktu penyampaian SPT. berakibat pengenaan sanksi
administrasi berupa bunga bagi WP yang ingin memperpanjang waktu penyampaian
SPT Pajak Penghasilan.
Pasal 19 ayat (3) UU KUP Apabila Surat Pemberitahuan yang disampaikan melalui
perpajangan tersebut menyatakan kurang bayar maka atas kekurangan pembayaran
tersebut dikenai sanksi berupa bunga sebesar 2% per bulan yang dihitung mulai dari
berakhirnya batas waktu penyampaian SPT sampai dengan tanggal dibayarnya
kekurangan pembayaran tersebut dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.
Pasal 3 ayat (3) UU KUP batas waktu penyampaian SPT:
a. SPT Masa paling lama 20 hari setelah akhir Masa Pajak
b. SPT Tahunan PPh WPOP paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak
c. SPT Tahunan PPh WP badan paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak
2. Pembetulan SPT
Pasal 8 ayat (1) UU KUP WP berhak membetulkan SPT yang telah disampaikan
apabila terdapat kekeliruan pengisisan sebelumnya, dengan syarat Direktur Jenderal
Pajak belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan.
Pasal 8 ayat (1a) UU KUP WP berhak membetulkan SPT yang telah disampaikan
apabila terdapat rugi atau lebih bayar, dengan syarat pembetulan harus disampaikan
paling lama 2 tahun sebelum daluwarsa penetapan.
Pasal 8 Ayat (6) UU KUP WP berhak membetulkan SPT yang telah disampaikan
apabila terdapat perubahan jumlah kerugian akibat diterbitkannya surat ketetapan
pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding,
atau Putusan Peninjauan Kembali, dalam jangka waktu 3 bulan setelah surat keputusan
tersebut diterima dan dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan
tindakan pemeriksaan.
Apabila dalam pembetulan SPT menyatakan kurang bayar maka atas kekurangan
pembayaran tersebut dikenai sanksi sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) dan ayat (2a) UU
KUP.
o Pasal 8 ayat (2) UU KUP sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan
atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT
berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 bulan.
o Pasal 8 ayat (2a) UU KUP sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per
bulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo
pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung
penuh 1 bulan.
3. Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian SPT
Pasal 8 ayat (4) UU KUP WP dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri
tentang ketidakbenaran pengisian SPT yang telah disampaikan walaupun Direktur
Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak
belum menerbitkan surat ketetapan pajak. dilakukan dalam laporan tersendiri dan
harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat diketahui jumlah pajak
yang sesungguhnya terutang. Proses pemeriksaan tetap dilanjutkan sampai selesai
untuk membuktika kebenaran laporan WP. Apabila dari hasil pemeriksaan terbukti
adanya ketiddaksesuaian pengungkapan tersebut dengan keadaan aslinya, maka dapat
diterbitkan surat ketetapan pajak.
Pasal 8 ayat (5) UU KUP sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak
yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh WP sebelum laporan tersendiri disampaikan.
4. Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan
Pasal 8 ayat (3) UU KUP WP berhak dengan kemauan sendiri mengungkapkan
ketidakbenaran perbuatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 walaupun telah
dilakukan tindak pemeriksaan, dengan syarat belum dilakukan tindak penyidikan.
Terhadap WP tersebut tidak akan dilakukan penyidikan apabila pengungkapan
tersebut disertai dengan pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang
sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi denda sebesar 150% dari jumlah
pajak yang kurang dibayar.
O. Sunset Policy
Sunset Policy aturan tentang pengampunan pajak penghapusan sanksi administrasi
berupa bunga atas pajak yang tidak atau kurang dibayar Pasal 37A UU Nomor 28 Tahun
2007 Pemberian penghapusan sanksi berlaku kepada:
a. Wajib Pajak yang menyampaikan pembetulan SPT Pajak Penghasilan sebelum Tahun
Pajak 2007, yang mengakibatkan pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar
dan dilakukan paling lambat tanggal 28 Pebruari 2009, dapat diberikan pengurangan
atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan
kekurangan pembayaran pajak yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
b. WPOP yang secara sukarela mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP paling lama 1
tahun setelah berlakunya Undang-Undang ini diberikan penghapusan sanksi
administrasi atas pajak yang tidak atau kurang dibayar untuk Tahun Pajak sebelum
diperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak dan tidak dilakukan pemeriksaan pajak, kecuali
terdapat data atau keterangan yang menyatakan bahwa SPT yang disampaikan Wajib
Pajak tidak benar atau menyatakan lebih bayar.
Kebijakan ini memberikan peluang kepada Wajib Pajak untuk menyampaikan pembetulan
SPT.
Masa berlaku pelaksanaan pasal 37A UU KUP dibatasi, yaitu paling lambat 29 Februari 2009
bagi WPOP yang telah memiliki NPWP dan 31 Maret 2009 bagi WPOP yang tidak memiliki
NPWP.
WP yang tidak memanfaatkan kebijakan ini dalam kurun waktu yang sebentar tersebut,
maka ketentuan pengenaan sanksi administrasi berupa bunga akan berlaku sepenuhnya.
P. Pembetulan SPT
Pasal 8 ayat (1) UU KUP WP berhak membetulkan SPT yang telah disampaikan apabila
terdapat kekeliruan pengisisan sebelumnya, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum
mulai melakukan tindakan pemeriksaan.
Pasal 8 ayat (1a) UU KUP WP berhak membetulkan SPT yang telah disampaikan apabila
terdapat rugi atau lebih bayar, dengan syarat pembetulan harus disampaikan paling lama 2
tahun sebelum daluwarsa penetapan.
Pasal 8 Ayat (6) UU KUP WP berhak membetulkan SPT yang telah disampaikan apabila
terdapat perubahan jumlah kerugian akibat diterbitkannya surat ketetapan pajak, Surat
Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali, dalam jangka waktu 3 bulan setelah surat keputusan tersebut diterima
dan dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan.
Apabila dalam pembetulan SPT menyatakan kurang bayar maka atas kekurangan
pembayaran tersebut dikenai sanksi sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) dan ayat (2a) UU KUP.
o Pasal 8 ayat (2) UU KUP sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan atas
jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.
o Pasal 8 ayat (2a) UU KUP sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan
atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai
dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan.
Q. Pengungkapan Ketidakbenaran
1. Pengungkapan Ketidakbenaran Pengisian SPT
Pasal 8 ayat (4) UU KUP WP dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri
tentang ketidakbenaran pengisian SPT yang telah disampaikan walaupun Direktur
Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak
belum menerbitkan surat ketetapan pajak. dilakukan dalam laporan tersendiri dan
harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat diketahui jumlah pajak
yang sesungguhnya terutang. Proses pemeriksaan tetap dilanjutkan sampai selesai
untuk membuktika kebenaran laporan WP. Apabila dari hasil pemeriksaan terbukti
adanya ketiddaksesuaian pengungkapan tersebut dengan keadaan aslinya, maka dapat
diterbitkan surat ketetapan pajak.
Pasal 8 ayat (5) UU KUP sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50% dari pajak
yang kurang dibayar, harus dilunasi oleh WP sebelum laporan tersendiri disampaikan.
2. Pengungkapan Ketidakbenaran Perbuatan
Pasal 8 ayat (3) UU KUP WP berhak dengan kemauan sendiri mengungkapkan
ketidakbenaran perbuatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 walaupun telah
dilakukan tindak pemeriksaan, dengan syarat belum dilakukan tindak penyidikan.
Terhadap WP tersebut tidak akan dilakukan penyidikan apabila pengungkapan
tersebut disertai dengan pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yang
sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi denda sebesar 150% dari jumlah
pajak yang kurang dibayar.