Anda di halaman 1dari 28

Bab 1

PPh Pasal 21

Ratna Herawati, S.E., M.Si.


Pengertian PPh Pasal 21
Merupakan Pajak Penghasilan yg dikenakan
atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain dengan nama apa pun sehubungan
dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan yang
dilakukan oleh WP Orang Pribadi Dalam
Negeri.
Pembayaran PPh ini dilakukan dlm tahun
berjalan melalui pemotongan oleh pihak-
pihak tertentu.
Pemotong PPh Pasal 21
Sesuai dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-
16/PJ/2016:
1. Pemberi kerja, yang terdiri dari: OP dan badan, cabang,
perwakilan, atau unit
2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah Pusat dan Daerah
3. Dana Pensiun
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas
5. Penyelenggara kegiatan (badan pemerintah, organisasi, OP)
Subjek PPh Pasal 21 (Wajib Pajak)
1) Pegawai  Tetap dan Lepas
2) Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun,
tunjangan hari tua termasuk ahli warisnya
3) Bukan pegawai, antara lain: tenaga ahli yg melakukan pekerjaan bebas
(akuntan, arsitek, dokter dll), pemain musik, pembawa acara, penyanyi,
pelawak, artis, olahragawan, penceramah, pengarang, peneliti, agen
iklan, distributor perusahaan MLM dsb.
4) Anggota dewan komisaris yg tdk merangkap sebagai pegawai tetap
5) Mantan pegawai
6) Peserta kegiatan yg menerima penghasilan sehubungan dengan
kegiatan yg dilakukan
Bukan Subjek PPh Pasal 21
1) Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat dari negara asing,
dengan syarat:
 Bukan warga negara Indonesia
 Di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain
di luar jabatannya di Indonesia
 Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal-balik
2) Pejabat perwakilan organisasi internasional, dengan syarat:
 Bukan warga negara Indonesia
 Tidak menjalankan usaha lain di Indonesia
Objek PPh Pasal 21
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai Tetap
2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima Pensiun
3. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas (upah harian, upah
mingguan, upah borongan)
4. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain honorarium, komisi, fee
5. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain uang saku dll
6. Penghasilan berupa uang pesangon, THT atau JHT
7. Honorarium atau imbalan yg bersifat tidak teratur yg diterima anggota dewan
komisaris
8. Penghasilan tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus, THR
9. Penghasilan berupa penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yg
masih berstatus sebagai pegawai
Bukan Objek PPh Pasal 21
1. Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan
asuransi
2. Penerimaan dalam bentuk natura yang diberikan oleh
Pemerintah atau Wajib Pajak
3. Iuran pensiun yg dibayarkan kepada dana pensiun
4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan
amil zakat yang disahkan Pemerintah
5. Beasiswa yg diterima oleh WNI dari wajib pajak pemberi
beasiswa dlm rangka mengikuti Pendidikan di dlm negeri
Menghitung PPh Pasal 21
PPh pasal 21 yg dipotong oleh
pemotong pajak secara umum
dirumuskan sbb:

PPh pasal 21 = Tarif x Dasar


Pengenaan Pajak
Tarif PPh Pasal 21
1. Tarif pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
dengan ketentuan sbb:

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


Rp 0 s.d Rp 50.000.000 5%
Di atas Rp 50.000.000 s.d Rp 250.000.000 15%
Di atas Rp 250.000.000 s.d Rp 500.000.000 25%
Di atas Rp 500.000.000 30%

2. Tarif khusus
a) Tarif PPh pasal 21 pejabat PNS, anggota TNI/Polri, dan pensiunannya:
Penerima Penghasilan Tarif Final
PNS gol I dan gol II, Anggota TNI/Polri Gol Pangkat Tamtama dan Bintara 0%
PNS gol III, Anggota TNI/Polri gol Pangkat Perwira Pertama dan pensiun 5%
PNS gol IV, Anggota TNI/Polri gol Pangkat Perwira Menengah dan Tinggi 15%
b) Tarif atas penghasilan berupa uang pensiun yg diterima sekaligus:

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


Rp 0 s.d Rp 50.000.000 0%
Di atas Rp 50.000.000 s.d Rp 100.000.000 5%
Di atas Rp 100.000.000 s.d Rp 500.000.000 15%
Di atas Rp 500.000.000 25%

c) Tarif atas penghasilan berupa uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua
atau jaminan hari tua:
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Rp 0 s.d Rp 50.000.000 0%
Di atas Rp 50.000.000 5%
d) Tarif khusus 5% atas upah/uang saku harian, mingguan, borongan,
satuan yg diterima oleh tenaga kerja lepas yg mempunyai total upah
sebulan kurang dari Rp 10.200.000
PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak)
Tata Cara Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 21 atas
Pegawai Tetap
Penghitungan PPh Pasal 21 bagi pegawai tetap atas penghasilan yg bersifat tetap secara
umum dpt dirumuskan sbb:
Penghasilan bruto:
1. Gaji sebulan xxx  
2. Tunjangan PPh xxx  
3. Tunjangan dan honorarium lainnya xxx  
4. Premi JKK, JK, JHT, JPK dibayar pemberi kerja xxx  
5. Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja xxx  
6. Penerimaan dalam bentuk natura yg dikenakan PPh pasal 21 xxx  
7. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d 6) xxx
Pengurangan:
8. Biaya jabatan (5% x penghasilan bruto, maks Rp 500.000 sebulan) xxx  
9. Iuran pensiun atau iuran THT/JHT xxx  
10. Jumlah pengurangan (jumlah 8 + 9) xxx
Penghitungan PPh Pasal 21:
11. Penghasilan neto sebulan (7-10) xxx
12. Penghasilan neto setahun/ disetahunkan (11 x 12 bulan) xxx
13. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) xxx
14. Penghasilan Kena Pajak Setahun (12-13) xxx
15. PPh Pasal 21 yg terutang (14 x tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a xxx
PPh Pasal 21 yg dipotong sebulan (15 : 12bulan)   xxx
Contoh Soal
1. Aqiel bekerja di Universitas Nusantara. Ia memperoleh gaji sebulan berupa
gaji pokok Rp 8.000.000. Aqiel membayar iuran pensiun sebesar Rp
100.000. Aqiel sudah menikah, tetapi blm mempunyai anak.
2. Nabila adalah seorang karyawati dengan status menikah tanpa anak. Ia
bekerja di PT Aman Sentosa dengan gaji sebulan sebesar Rp 6.500.000.
Nabila membayar iuran pensiun ke dana pensiun yg pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp 100.000 sebulan. Berdasarkan
surat keterangan dari Pemda setempat, diketahui bahwa suaminya tidak
berpenghasilan. Pada bulan Juli, selain menerima gaji, ia juga menerima
pembayaran atas lembur sebesar Rp 2.000.000.
3. Abiyu (tidak kawin) bekerja di PT Terang Bulan dengan gaji sebesar Rp
6.000.000 sebulan. Dalam tahun berjalan, Abiyu menerima THR sebesar Rp
6.000.000. Setiap bulannya, Abiyu membayar iuran pensiun ke Dana
Pensiun sebesar Rp 100.000. Hitung PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak
teratur berupa THR tersebut!
SPT 1721
1. 1721 Induk
2. 1721 I;
3. 1721 II;
4. 1721-T
5. Daftar Bukti Potong PPh 21 Tidak Final;
6. Daftar Bukti Potong PPh 21 Final;
7. Bukti Potong PPh 21 Non Pegawai Tetap
8. Bukti Potong PPh 21 Non Pegawai Tetap (Final);
9. Bukti Potong PPh 21 Pegawai Tetap.
SPT 1721
1721 Induk Disampaikan setiap masa
Khusus Desember: Diisi berdasarkan jumlah akumulasi yang
dibayarkan dalam satu tahun takwim.
1721 I Disampaikan setiap masa, untuk bln Desember pilih satu tahun
pajak
1721 II Disampaikan di masa terdapat perubahan data pegawai tetap
(keluar, masuk dan baru ber-NPWP)
1721-T Disampaikan di masa pajak pertama kali menyampaikan SPT
1721 (SPT Masa Juli 2009)
Daftar Bukti Potong PPh 21 Tidak Disampaikan di setiap masa dalam hal terdapat pemotongan
Final PPh Pasal 21 non pegawai tetap—tidak final
Daftar Bukti Potong PPh 21 Final Disampaikan di setiap masa dalam hal terdapat pemotongan
PPh Pasal 21 non pegawai tetap—final
Bukti Potong PPh 21 Non Pegawai Dibuat setiap masa (bila ada pembayaran ke non pegawai tetap),
Tetap namun tidak perlu dilampirkan dalam SPT Masa 1721.
Bukti Potong PPh 21 Non Pegawai Dibuat setiap masa (bila ada pembayaran Objek PPh 21 Final),
Tetap (Final) namun tidak perlu dilampirkan dalam SPT Masa 1721.
Bukti Potong PPh 21 Pegawai Tetap Dibuat di masa pajak terakhir, tidak perlu dilampirkan dalam
(1721 A1 – 1721 A2) pelaporan SPM PPh 21 Desember. Tapi harus diberikan kepada
karyawan.
SPT Masa 1721
SPT Masa Pajak Penghasilan x SPT Normal
Departemen
Keuangan RI Pasal 21 dan/atau Pasal 26 SPT Pembetulan Ke -
Direktorat Formulir ini digunakan untuk melaporkan Tahun Kalender Formulir
Jenderal Pajak kewajiban Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal
Setiap masa: 21 dan/atau Pasal 26 2010 1721
- Diisi sesuai dengan penerima (Bulan/Tahun)

Masa Pajak 0 1 / 2 0 1 0
penghasilan,
- Jumlah penghasilan yang Bagian A – Informasi Identitas Wajib Pajak
dibayarkan setiap bulan 1 NPWP 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 - 0 0 0 . 0 0 0
- PPh 21 yang terutang sebulan
2 Nama WP 0
0
3 Alamat

Nomor
4 Telepon
5 Alamat Email

Bagian B – Objek Pajak


Masa Desember:
Jumlah Jumlah Jumlah
- Diisi sesuai dengan penerima No Golongan Penerima Penerima Penghasilan Bruto Pajak Terutang
Penghasilan Penghasilan (Rp) (Rp)
penghasilan, (1) (2) (3) (4) (5)
- Akumulasi Jumlah Ph 6 Pegawai Tetap 0 - -

dari Jan - Des 7 Penerima Pensiun Berkala 0 - -


8 Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas 0 - -
- Akumulasi PPh 21 yang
9 Distributor MLM 0 - -
terutang setahun 10 Petugas Dinas Luar Asuransi 0 - -
11 Penjaja Barang Dagangan 0 - -
12 Tenaga Ahli 0 - -
Anggota Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang tidak
13
Merangkap sebagai Pegawai Tetap
0 - -
Mantan Pegawai yang Menerima Jasa Produksi, Tantiem, Bonus
14
atau Imbalan Lain
0 - -

15 Pegawai yang Melakukan Penarikan Dana Pensiun 0 - -


16 Peserta Kegiatan 0 - -
Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Bersifat
17
Berkesinambungan
0 - -
Bukan Pegawai yang Menerima Penghasilan yang Tidak Bersifat
18
Berkesinambungan
0 - -

19 Pegawai atau Pemberi Jasa sebagai Wajib Pajak Luar Negeri 0 - -


Jumlah Bagian B
20 0 - -
(Penjumlahan Angka 6 s.d. 19)
Masa: Jml Ph bruto
dan PPh terutang 20
Jumlah Bagian B
0 - -
(Penjumlahan Angka 6 s.d. 19)
sebulan PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang telah Disetor pada Masa Pajak Januari s.d. November
21
(Diisi hanya pada Masa Pajak Desember )

Des: Jml Seluruh Ph 22 STP PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 (hanya Pokok Pajak)

Kelebihan setor PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 dari:


bruto dan PPh 23 Masa Pajak Tahun Kalender
terutang Setahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

24 Jumlah (angka 21 + angka 22 + angka 23) -

Masa  Jika ada 25 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor (angka 20 – angka 24) -
25a. Penyetoran dengan SSP PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah
Des  Tdk Akumulasi 25b. Penyetoran dengan SSP -
Jika SPT Pembetulan, maka dilanjutkan ke angka 26 dan 27

PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor pada SPT yang Dibetulkan
26
(merupakan pindahan dari Bagian B Angka 25 dari SPT yang Dibetulkan)
27 PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor karena pembetulan (angka 25 – angka 26)

28 Kelebihan setor pada angka 25 atau angka 27 akan dikompensasikan ke Masa Pajak Tahun

Catatan:
Khusus Untuk Masa Pajak Desember, Jumlah Penghasilan Bruto (kolom 4) dan Jumlah Pajak Terutang (kolom 5) pada angka 6 sampai dengan
angka 20 diisi jumlah kumulatif dalam Tahun Kalender yang bersangkutan.

Kolom kompensasi karena lebih setor: Diisi masa dan


dikompensasikan ke masa pajak tahun di mana LB Diisi Kelebihan Diisi hanya di masa
berikutnya. Bila dari: akan Setor PPh 21 dari Des:
- Angka 25  Bukan pembetulan; dikompensasikan. Masa sebelumnya
Akumulasi jml PPh
- Angka 27  Hasil pembetulan yg LB 21 dari Jan - Nov
Bagian C – Obyek Pajak – Final
Golongan Penerima Jumlah Jumlah
No Penghasilan Jumlah Penerima Penghasilan Bruto Pajak Terutang
Penghasilan (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)

Penerima Uang Pesangon, Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua


29 atau Jaminan Hari Tua, dan Pembayaran Lain Sejenis yang Dibayarkan 0 - -
Sekaligus

Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI/POLRI dan Pensiunan


30 yang Menerima Honorarium dan Imbalan Lain yang Dibebankan Kepada
Keuangan Negara/Daerah

Jumlah Bagian C
31 0 - -
(Penjumlahan Angka 29 s.d 30)

Bagian D – Lampiran
Surat Kuasa Khusus/Surat
a) Surat Setoran Pajak 0 lembar b) Surat Setoran Pajak PPh Pasal 21 DTP c)
Keterangan Kematian

Formulir 1721 – I
## d) Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Tidak Final ## e) Daftar Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Final f) (Disampaikan hanya pada
Masa Pajak Desember)

g) Formulir 1721 – II h) Daftar Biaya untuk Wajib Pajak yang Tidak Wajib
Menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan
i)
(Disampaikan hanya pada Masa Pajak terjadi perubahan (Disampaikan hanya pada Masa Pajak Desember)
Pegawai Tetap)

Bagian E – Pernyataan dan Tanda Tangan


Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi - sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas. Diisi oleh Petugas

x PEMOTONG PAJAK (PIMPINAN) Kuasa Wajib Pajak SPT Masa Diterima:

Nama 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Langsung dari WP

Melalui Pos
NPWP 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0

Tanggal (dd/mm/yyyy ) Tanggal (dd/mm/yyyy) Tanda Tangan


Tanda Tangan

____/____/_____ ___/___/_____
Contoh Formulir Yang Wajib Dilampirkan Untuk Laporan Pertama
Atau Hanya Pada Masa Juli 2009 untuk Yang Sudah Pernah Melapor
Departemen
Keuangan RI DAFT AR PEGAWAI
1721 - T
Dire ktorat TETAP/PENERIMA PENSIUN MASA PAJAK
Je nderal BERKALA (Bulan/Tahun )
Pajak
/ 2 0

Sta tus Karya w a n


No NPW P* Nama W ajib Pa ja k (TK, K, K/I, Jum lah
PH, H B) Tanggungan
(1) (2) (3) (4) (5)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Dit.P2Humas
* Untuk Pegawai yang tidak memiliki NPW P, maka kolom NPW P dikosongkan
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak

Bukti Potong Masa PPh 21 (selain DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak

Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Pegawai Tetap)
Nomor: PER-32/PJ/2009
KANTOR PELAYANAN PAJAK Tanggal: 25 Mei 2009

……………………………………...…………. (1)

Diisi KPP tempat pemotong BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26

pajak terdaftar NOMOR : ……………………………………… (2)

NPWP : - - - - - (3)

Diisi identitas WPOP penerima Nama Wajib Pajak :

Alamat :
Ph atau WPOP yg dipotong
Tarif
lebih
Jumlah Penghasilan Bruto tinggi PPh yang Terutang
No. Jenis Penghasilan 20% Tarif
(Rp) (Tidak (Rp)
Ber-
NPWP)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Diisi “x” bila penerima Ph tdk 1. Upah Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga
Kerja Lepas
ber-NPWP (New) 2. Imbalan Distributor MLM
3. Imbalan Petugas Dinas Luar Asuransi
4. Imbalan kepada Penjaja Barang Dagangan
5. Imbalan Kepada Tenaga Ahli
6. Honorarium atau Imbalan kepada Anggota
Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas yang
tidak merangkap sebagai Pegawai Tetap
7. Jasa Produksi, Tantiem, Bonus atau Imbalan
Lain kepada Mantan Pegawai
8. Penarikan Dana Pensiun oleh Pegawai
9. Imbalan kepada Peserta Kegiatan
10. Imbalan kepada Bukan Pegawai yang
Diisi  Non Pegawai selain: bersifat berkesinambungan
11. Imbalan kepada Bukan Pegawai yang

Dist. MLM, PDLA, Penjaja Brg 12.


tidak bersifat berkesinambungan
Penghasilan kepada Pegawai atau Pemberi
Dagangan, Tng Ahli. (No. 10 dan Jasa sebagai Wajib Pajak Luar Negeri
Jumlah
11) Terbilang :
…………………………………………………………………………………………………………………
*) Lihat petunjuk pengisian
Perhatian : …………………., ……………………. 20 ……. (4)
1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
dipotong di atas merupakan Angsuran atas
Pemotong Pajak (5)
Pajak Penghasilan yang terutang untuk tahun
pajak yang bersangkutan. Simpanlah bukti
pemotongan ini baik-baik untuk diperhitungkan NPWP : - - - - -
sebagai kredit pajak dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang
Nama :
Pribadi.
2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah apabila
diisi dengan lengkap dan benar.
Tanda tangan, nama dan cap

F.1.1.33.01 ......................................................... (6)


Departemen
DAFTAR BUKTI
Keuangan RI PEMOTONGAN Masa Pajak
Direktorat PAJAK PENGHASILAN (Bulan/Tahun)
Jenderal
Pajak
PASAL 21 DAN/ATAU / 2 0
PASAL 26 (TIDAK FINAL)

Bukti Pemotongan Jumlah Objek PPh Pasal 21


PPh Pasal 21 dan/atau
No NPWP Nama Wajib Pajak
Nomor Tanggal dan/atau Pasal 26 yang
Pasal 26 Dipotong
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

Jumlah

Halaman ke dari halaman


JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Departemen
DAFTAR BUKTI
Keuangan RI PEMOTONGAN Masa Pajak
Direktorat PAJAK PENGHASILAN (Bulan/Tahun)
Jenderal
Pajak
PASAL 21 DAN/ATAU / 2 0
PASAL 26 (FINAL)

Bukti Pemotongan Jumlah Objek PPh Pasal


PPh Pasal 21 21dan/atau
No NPWP Nama Wajib Pajak
Nomor Tanggal dan/atau Pasal 26 yang
Pasal 26 Dipotong
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Jumlah

Halaman ke dari halaman

DirektoratDit.P2Humas
Penyuluhan Pelayanan
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
22
dan Humas
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak
Lembar ke-2 untuk : Pemotong Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
……………………………………...…………. (1)

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21


(FINAL)

NOMOR : ……………………………………… (2)

NPWP : - - - - - (3)

Nama Wajib Pajak :

Alamat :

No. Jenis Penghasilan Jumlah Penghasilan Bruto Tarif PPh yang dipotong
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Uang Pesangon, Uang
Tebusan Pensiun, Tunjangan
Hari Tua/Jaminan Hari Tua
yang dibayarkan sekaligus.
2. Honor & Imbalan lain yang
dibebankan kepada APBN
atau APBD yang diterima
oleh PNS, Anggota TNI/
POLRI dan Pensiunan.
JUMLAH

Terbilang : …………………………………………………………………………………………………………………
*) Lihat petunjuk pengisian

…………………., ……………………. 20 ……. (4)

Pemotong Pajak (5)

NPWP : - - - - -

Nama :

Perhatian :
1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang Tanda tangan, nama dan cap
dipotong di atas bukan merupakan kredit
pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan PPh Orang Pribadi.
2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah ......................................................... (6)
apabila diisi dengan lengkap dan benar.

F.1.1.33.02
Contoh Surat Setoran Pajak (SSP)
Hanya diisi SURAT SETORAN PAJAK
Dlm transaksi DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. LEMBAR 1
Pengalihan hak
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (SSP) Untuk Arsip Wajib Pajak
Atas tanah dan
NPWP
Atau bangunan
:
Diisi sesuai dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimiliki
Dan Kegiatan NAMA WP : ………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….
Membangun ALAMAT WP : ………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….
sendiri ………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….
NOP :
Diisi sesuai dengan Nomor Objek Pajak

ALAMAT OP : ………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….
………….……………………...……………………………………….…………………………………………………………………………………………….
Uraian Pembayaran : ……………………………………………...……………………………….
Kode Akun Pajak Kode Jenis Setoran
……………………………………………...…………………..…………………………………………………….
……………………………………………...…………………..……………………………………………………
……………………………………………...…………………..……………………………………………………
Masa Pajak
Tahun Pajak
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesuai dengan pembayaran untuk masa yang berkenaan Diisi Tahun terutangnya Pajak

Nomor Ketetapan : / / / /

Perubahan Diisi sesuai Nomor Ketetapan : STP, SKPKB, SKPKBT

Jumlah Pembayaran : …………………………………………………………………………….…………………………………….Diisi dengan rupiah penuh


Terbilang : ………………………………….……………………………………………...…………………………...……………………………………………………………………
………………………………………………….…….……………...………………………………………………………………………………………………………………………………..
………………………………………………….…….……………...………………………………………………………………………………………………………………………………..
Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran Wajib Pajak/Penyetor
Tanggal …………………………………………… ……………………………….. , Tanggal ……………...………….
Cap dan tanda tangan Cap dan tanda tangan

Nama Jelas : ……………………………………. Nama Jelas : …………………………………………..

" Terima kasih Telah Membayar Pajak - Pajak Untuk Pembangunan Bangsa "
Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran

F.2.0.32.01
Kode Akun Pajak 411121 Untuk Jenis Pajak PPh Pasal 21
KODE JENIS
JENIS SETORAN
SETORAN
100 Masa PPh Pasal 21
199 Pembayaran Pendahuluan SKP PPh Pasal 21
200 Tahunan PPh Pasal 21
300 STP PPh Pasal 21
310 SKPKB PPh Pasal 21
311 SKPKB PPh Final Pasal 21 Pembayaran Sekaligus Atas Jaminan Hari Tua, Uang Tebusan Pensiun, dan Uang
Pesangon
320 SKPKBT PPh Pasal 21
321 SKPKBT PPh Final Pasal 21 Pembayaran Sekaligus Atas Jaminan Hari Tua, Uang Tebusan Pensiun, dan Uang
Pesangon
390 Pembayaran atas Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan
Peninjauan Kembali
401 PPh Final Pasal 21 Pembayaran Sekaligus Atas Jaminan Hari Tua, Uang Tebusan Pensiun, dan Uang Pesangon
402 PPh Final Pasal 21 atas honorarium atau imbalan lain yang diterima Pejabat Negara, PNS, anggota TNI/POLRI
dan para pensiunnya
500 PPh Pasal 21 atas pengungkapan ketidakbenaran
501 PPh Pasal 21 atas penghentian penyidikan tindak pidana
511 Sanksi denda administrasi berupa denda atas penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
Tugas
Hitunglah PPh pasal 21 bulan Januari 2020 yang harus dipotong dan siapkan
serta isikan SPT Masa PPh pasal 21 ( formulir 1721), daftar pemotongan PPh
pasal 21 atas pegawai tetap (formulir 1721-I) dan SSP 1 lembar untuk kasus
soal dibawah ini:
1. Data perusahaan

Nama Perusahaan NPWP Alamat Telp. Jenis Usaha


CV. Abiyu Zaki 01.234.567.8.910.000 Jl. Taman (024) Percetakan
Rambutan 1 7653422
2. Data pegawai tetap

Nama Alamat NPWP Jabatan Status Gaji Tunjangan


Sebulan Sebulan
Aqiel Jl. Jeruk 7 18.234.556.7.896.000 Direktur K/1 7.000.000 3.000.000
Nabila Jl. Mangga 2 18.235.667.5.678.000 Manajer K/2 5.000.000 2.500.000
Khansa Jl. Nanas 5 - Staf TK 4.000.000 2.000.000
Informasi lainnya:
 Perusahaan ikut program BPJS ketenagakerjaan dgn membayar premi untuk
setiap pegawai berupa premi asuransi kecelakaan kerja sebesar 2% dari gaji
pokok.
 Setiap pegawai membayar iuran pension sebesar 3% dari gaji pokok.

Anda mungkin juga menyukai