Anda di halaman 1dari 38

Revisi s.d.

Oktober 2016

BAB 4

PPH PASAL 21:


Penghitungan Pajak Pegawai Tetap

Oleh:
Billy Ivan Tansuria, SE, MBA
Dosen Fakultas Ekonomi UNKLAB

1
Bahan Bacaan untuk Bab Ini
1. PER-16/PJ/2016 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dan/Atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan
Kegiatan Orang Pribadi.
2. PMK No.101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak

2
Ringkasan Penghitungan
PPh Pasal 21 Pegawai Tetap
Bulanan
Perhitungan Penghasilan Mingguan (x 4)
Masa/Bulanan teratur Harian (x 26)
Rapelan
SPT Masa PPh 21 Penghasilan Penghasilan
Setiap masa pajak teratur tidak teratur
Perhitungan
PPh Pasal 21 Perhitungan Bekerja Penghasilan
Pegawai Kembali 12 BULAN TIDAK
Tetap (masa pajak terakhir) disetahunkan
Bekerja Baru bekerja,
Form 1721 A1 / A2
< 12 berhenti bekerja
Masa Desember atau
bulan pegawai BULAN Penghasilan
berhenti bekerja Disetahunkan
Keterangan: Pendatang dari LN,
meninggal, meninggalkan
Pemotongan PPh Pasal 21 Indonesia selamanya,
menggunakan basis tahun kalender mutasi cabang
3
Menghitung PPh Pasal 21
1 bagi Pegawai Tetap

Langkah-langkah Penghitungan Keterangan

● Penghasilan Bruto Sebulan xxxxx Lihat slide #5

● Pengurang xxxxx (-) Lihat slide #6

● Penghasilan Neto Sebulan xxxxx

● Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan xxxxx Lihat slide #7

● Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) xxxxx (-) Lihat slide #8

● Penghasilan Kena Pajak xxxxx Lihat slide #9

● PPh 21 Terutang Setahun xxxxx Lihat slide #9

● PPh 21 Terutang Sebulan xxxxx Lihat slide #9


4
a. Penghasilan Bruto Sebulan
Jenis-jenis penghasilan yang bersifat teratur * yang biasanya diterima
pegawai tetap setiap bulannya, terdiri dari:
 Gaji,
 Tunjangan, dan
 Pembayaran teratur lainnya termasuk uang lembur (overtime) beserta
pembayaran sejenis lainnya.
 Penghasilan yang dibayar oleh pemberi kerja yang masuk program Jamsostek
(sekarang BPJS Ketenagakerjaan) kepada pegawainya berupa:
 Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),
 Premi Jaminan Kematian (JK), dan
 Premi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).
 Penghasilan yang dibayar oleh pemberi kerja untuk pegawainya kepada
perusahaan asuransi lainnya:
 premi asuransi kesehatan,
 premi asuransi kecelakaan kerja,
 premi asuransi jiwa, * Diberikan secara periodik
berdasarkan ketentuan yang
 premi asuransi dwiguna, dan
ditetapkan oleh pemberi kerja
 premi asuransi beasiswa.
5
b. Pengurang
Pengurang penghasilan bruto sebulan pegawai tetap terdiri dari:
1. Biaya Jabatan (PMK 250/PMK.03/2008)
Biaya Jabatan hanya untuk penghitungan PPh Pasal 21 pegawai tetap. Biaya
Jabatan merupakan biaya untuk memelihara dan mendapatkan penghasilan
(mis: biaya transportasi) jadi bukan karena pegawai yang bersangkutan memiliki
jabatan di perusahaan. Mulai 1 Januari 2009, besaran biaya jabatan adalah 5%
dari penghasilan bruto atau maksimum Rp6.000.000 setahun atau maksimum
Rp500.000 sebulan.
2. Iuran Pensiun
Iuran pensiun yaitu yang dibayar pegawai sendiri ke dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
3. Iuran Jaminan Hari Tua (JHT).
Iuran JHT yaitu yang dibayar pegawai sendiri ke Jamsostek (sekarang BPJS
Ketenagakerjaan).

6
c. Penghasilan Neto Setahun/Disetahunkan
(Pasal 14 ayat (4) & (6) PER-16/PJ/2016)

Penghasilan neto setahun/disetahunkan dari Pegawai Tetap bergantung pada saat


mulai dan berakhir kewajiban pajak Subjektif dan Objektif pegawai tetap tersebut:

SUBJEKTIF OBJEKTIF Perk. Ph Neto Contoh


1 Dimulai Dimulai Setahun: Dikalikan SP OP DN mulai bekerja bulan
Awal Tahun Awal Tahun 12 bulan Januari
Dimulai Dimulai Setahun: Dikalikan SP OP DN mulai bekerja
2
Awal Tahun Tahun Berjalan ∑ bulan bekerja setelah bulan Januari
Dimulai Berakhir Setahun: Dikalikan SP OP DN berhenti bekerja
3 Awal Tahun Tahun Berjalan ∑ bulan bekerja (PHK, pindah, pensiun)
Dimulai Dimulai Disetahunkan: SP OP LN mulai bekerja
4 Tahun Berjalan Tahun Berjalan ∑ bulan bekerja setelah bulan Januari
Dikalikan 12/∑
Berakhir Berakhir Disetahunkan: Pegawai asing kembali ke
5 Tahun Berjalan Tahun Berjalan ∑ bulan bekerja negaranya/ SP OP DN
Dikalikan 12/∑ meninggalkan Indonesia
untuk selama2nya atau
meninggal dunia
7
d. PTKP

 PTKP merupakan pengurang penghasilan neto pegawai tetap.


 PTKP yang berlaku sejak tahun pajak 2016 adalah sebagai berikut:

Rp54.000.000 Untuk diri Wajib Pajak OP

Rp4.500.000 Tambahan untuk Wajib Pajak yang Kawin

Tambahan untuk setiap anggota keluarga


sedarah dan keluarga semenda dalam garis
Rp4.500.000 keturunan lurus serta anak angkat, yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, paling
banyak 3 orang untuk setiap keluarga.

 Basis PTKP untuk pegawai tetap adalah setahun


8
e. Penghasilan Kena Pajak, PPh 21 Terutang
Setahun, PPh 21 Terutang Sebulan

 Penghasilan Kena Pajak


 Sebelum dikalikan dengan tarif pajak, penghasilan kena pajak harus
dibulatkan terlebih dahulu dalam ribuan penuh ke bawah, misalnya
Rp102.900 menjadi Rp102.000.

 PPh 21 Terutang Setahun


 PPh 21 setahun diperoleh dengan cara mengalikan penghasilan kena
pajak dengan tarif pajak berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a UU
PPh.

 PPh 21 Terutang Sebulan


 PPh 21 sebulan diperoleh dengan membagi PPh 21 Setahun dengan
12 atau sebanyak bulan yang digunakan untuk menyetahunkan
penghasilan neto sebulan.

9
Tarif Pajak
(Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh)

Lapisan Penghasilan Tarif pajak yang berlaku bagi


Kena Pajak WP orang pribadi dalam negeri

Sampai dengan Rp 50 juta 5%

Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta 15%

Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta 25%

Di atas Rp 500 juta


30%
10
Ilustrasi: Penerapan Tarif Pajak

Seorang WP memperoleh Penghasilan Kena Pajak


sebesar Rp600 juta dalam setahun. Pajaknya yang
terutang dihitung sbb:
 5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000
 15% x Rp200.000.000 = Rp30.000.000
 25% x Rp250.000.000 = Rp62.500.000
 30% x Rp100.000.000 = Rp30.000.000
Jumlah = Rp125.000.000

11
PPh 21 atas Uang Rapel
(PER-16/PJ/2016)

Jika kepada pegawai di samping dibayar gaji bulanan juga dibayar


kenaikan gaji yang berlaku surut (rapel), maka penghitungan PPh Pasal 21
atas rapel tersebut adalah sbb:
a. Rapel dibagi dengan banyaknya bulan perolehan rapel tersebut
b. Hasil pembagian rapel tersebut ditambahkan pada gaji setiap bulan sebelum
adanya kenaikan gaji, yang sudah dikenakan pemotongan PPh Pasal 21
c. PPh Pasal 21 atas gaji untuk bulan-bulan setelah ada kenaikan, dihitung
kembali atas dasar gaji baru setelah ada kenaikan
d. PPh Pasal 21 terutang atas rapel adalah selisih antara huruf #c dan #b.

Misalnya rapel untuk lima bulan (Januari – Mei):


 PPh Pasal 21 seharusnya (5 bln * xxx) xxxxx (c)
 PPh Pasal 21 yang sudah dipotong (5 bln * xxx) xxxxx (b)
 PPh Pasal 21 untuk uang rapel xxxxx (c-b)
12
Penghitungan PPh 21 Pegawai Tetap yang
Menerima Penghasilan Tidak Teratur
Penghasilan Tidak Teratur

BIASANYA DIBAYAR SEKALI DALAM SETAHUN


misalnya

Jasa Produksi, Tantiem, Gratifikasi, Bonus, Premi, THR, dll

Penghitungan PPh Pasal 21:

1. Hitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan ditambah


dengan penghasilan tidak teratur.
2. Hitung PPh Pasal 21 atas penghasilan teratur yang disetahunkan tanpa
penghasilan tidak teratur.
3. PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak teratur adalah selisih antara PPh Pasal 21
menurut penghitungan angka #1 dan angka #2.
13
Tantiem & Gratifikasi

1. Tantiem: bagian laba yang diberikan pemegang saham


kepada direksi dan komisaris berdasarkan presentasi
tertentu dari laba setelah dikurangi pajak.
2. Gratifikasi: pemberian dalam arti luas, meliputi: pemberian
uang, pemberian barang, diskon, komisi, pinjaman tanpa
bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, fasilitas lainnya. (Pasal 12B UU
No. 20 Tahun 2001)

14
PPh 21 Masa Pajak Terakhir
(Pasal 14 ayat (5) PER-16/PJ/2016)

 Besarnya PPh Pasal 21 yang harus dipotong untuk Masa


Pajak terakhir adalah selisih antara PPh Pasal 21 yang
terutang atas seluruh penghasilan kena pajak selama satu
tahun pajak atau bagian tahun pajak dengan PPh Pasal 21
yang telah dipotong pada masa-masa sebelumnya dalam
tahun pajak yang bersangkutan.

PPh Pasal 21 terutang setahun xxxxx (a)


PPh Pasal 21 yang dipotong bln Jan – Nov xxxxx (b)
PPh Pasal 21 terutang bulan Des xxxxx (a-b)

15
Penerima Penghasilan Tidak ber-NPWP
(Pasal 20 PER-16/PJ/2016)

Dikenakan PPh Pasal 21 sebesar 20% lebih


tinggi daripada PPh Pasal 21 yang seharusnya

Contoh:
Rivo, menerima penghasilan kena pajak sebesar Rp10 juta.
Apabila ia tidak ber NPWP, PPh Pasal 21 yang dipotong dari
penghasilannya adalah:
5% x 120% x Rp10 juta = Rp600.000

Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang bersifat final


16
Apabila Penerima Penghasilan
Nanti ber-NPWP…

Sebelum Setelah
pemotongan PPh pemotongan PPh
Pasal 21 bulan Pasal 21 bulan
Desember Ber-NPWP Desember

PPh Pasal 21 20% lebih merupakan kredit


tinggi yang telah pajak dalam SPT
dipotong tersebut Tahunan PPh OP
diperhitungkan oleh
pemotong dengan PPh
Pasal 21 bulan-bulan
selanjutnya setelah
memiliki NPWP
17
Ilustrasi-1: Kewajiban Pajak Subjektif &
Objektif dimulai pada Awal Tahun
Nama: Pedro (TK/0)
Pekerjaan: pegawai tetap di PT PALTI sejak 2012. Memasuki tahun 2016
menerima gaji sebulan sebesar Rp6.250.800,- Berapa PPh Pasal 21 saya
yang terutang? Tolong bantu saya….
A. PENGHITUNGAN PPh 21 BULAN JANUARI-NOV
Gaji Pokok Rp6.250.800
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x Rp6.250.800) Rp 312.540 (-)
Penghasilan neto sebulan Rp5.938.260
Penghasilan neto setahun:
(Rp5.938.260 x 12) Rp71.259.120
PTKP setahun (TK/0): untuk diri WP Rp54.000.000 (-)
Penghasilan kena pajak (setahun) Rp17.259.120
Penghasilan kena pajak dibulatkan Rp17.259.000
PPh Pasal 21 terutang (setahun):
5% x Rp17.259.000 Rp862.950
PPh Pasal 21 sebulan
(Rp862.950 / 12) Rp71.913,-
18
Ilustrasi-1: Kewajiban Pajak Subjektif & Objektif
dimulai pada Awal Tahun…

Beginilah
penghitungan B. PENGHITUNGAN PPh 21 BULAN DESEMBER:
yang benar…
Gaji Pokok (Rp6.250.800 x 12) Rp75.009.600
thanks sir Billy
so tolong hitung Pengurangan:
PPh saya yang Biaya Jabatan (5% x Rp75.009.600) Rp 3.750.480 (-)
terutang… Penghasilan neto setahun Rp71.259.120
GBU
PTKP setahun (TK/0): untuk diri WP Rp54.000.000 (-)
Penghasilan kena pajak (setahun) Rp17.259.120
Penghasilan kena pajak dibulatkan Rp17.259.000
PPh Pasal 21 terutang (setahun):
5% x Rp17.259.000 Rp862.950
PPh Pasal 21 telah dipotong Jan – Nov:
(Rp71.913 x 11) Rp791.043 (-)
PPh Pasal 21 bulan Desember Rp71.907,-

19
Ilustrasi-2: Kewajiban Pajak Subjektif dimulai
Awal Tahun, KP Objektif dimulai Tahun Berjalan
Nama: Pablo (TK/0)
Saya mulai bekerja sebagai pegawai tetap di PT MILNA sejak
Maret 2015 setamat dari FEKON UNKLAB (GPA saya 2.5
lho…hehehe). Saya menerima gaji sebulan sebesar
Rp6.000.000,- Berapa PPh Pasal 21 saya yang terutang? Ada
yang bisa bantu??
A. PENGHITUNGAN PPh 21 BULAN MARET-NOV:
Gaji Pokok Rp6.000.000
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x Rp6.000.000) Rp 300.000 (-)
Penghasilan neto sebulan Rp5.700.000
Penghasilan neto setahun:
(Rp5.700.000 x 10) Rp57.000.000
PTKP setahun (TK/0): untuk diri WP Rp54.000.000 (-)
Penghasilan kena pajak (setahun) Rp3.000.000
PPh Pasal 21 terutang (setahun):
5% x Rp3.000.000 Rp150.000
PPh Pasal 21 sebulan
(Rp150.000 / 10) Rp15.000,-
20
Ilustrasi-2: Kewajiban Pajak Subjektif dimulai Awal
Tahun, KP Objektif dimulai Tahun Berjalan…

Ternyata mudah sekali menghitungnya… kalau begitu


saya juga bisa…tidak perlu minta bantuan….

B. PENGHITUNGAN PPh 21 BULAN DESEMBER:


Gaji Pokok (Rp6.000.000 x 10) Rp60.000.000
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x Rp60.000.000) Rp 3.000.000 (-)
Penghasilan neto setahun Rp57.000.000
PTKP setahun (TK/0): untuk diri WP Rp54.000.000 (-)
Penghasilan kena pajak (setahun) Rp3.000.000
PPh Pasal 21 terutang (setahun):
5% x Rp3.000.000 Rp150.000
PPh Pasal 21 telah dipotong Mar – Nov:
(Rp15.000 x 9) Rp135.000 (-)
PPh Pasal 21 bulan Desember Rp15.000,-
21
Ilustrasi-3: Kewajiban Pajak Subjektif dimulai
Awal Tahun, KP Objektif berakhir Tahun Berjalan
Nama: Bento (TK/0)
Pekerjaan: pegawai tetap di PT GAZEBO sejak 2014. Tahun 2016 saya menerima
gaji sebesar Rp5.000.000,- per bulan. Saya berhenti bekerja pada 31 Agustus
2016 karena ingin berwiraswasta. Berapa PPh Pasal 21 saya yang terutang?

A. PENGHITUNGAN PPh 21 BULAN JANUARI-NOV.


Gaji Pokok Rp5.000.000
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x Rp5.000.000) Rp 250.000 (-)
Penghasilan neto sebulan Rp4.750.000
Penghasilan neto setahun:
(Rp4.750.000 x 12) Rp57.000.000
PTKP setahun (TK/0): untuk diri WP Rp54.000.000 (-)
Penghasilan kena pajak setahun Rp3.000.000
PPh Pasal 21 terutang setahun:
5% x Rp3.000.000 Rp150.000
PPh Pasal 21 sebulan
(Rp150.000 / 12) Rp12.500,-
22
Ilustrasi-3: Kewajiban Pajak Subjektif dimulai Awal
Tahun, KP Objektif berakhir Tahun Berjalan…

B. PENGHITUNGAN PPh 21 SAAT BERHENTI BEKERJA:


Gaji Pokok setahun Rp40.000.000
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x Rp40.000.000) Rp 2.000.000 (-)
Penghasilan neto setahun Rp38.000.000
PTKP setahun (TK/0): untuk diri WP Rp54.000.000 (-)
Penghasilan kena pajak setahun Rp NIHIL
PPh Pasal 21 terutang setahun Rp NIHIL
PPh Pasal 21 yang dipotong Jan – Jul:
(Rp12.500 x 7) Rp87.500 (-)
PPh 21 lebih potong (Rp87.500) Kelebihan potong sebesar
Rp87.500,- nantinya
dikembalikan ke saya paling
lambat akhir bulan berikutnya
setelah saya berhenti bekerja
bersamaan dengan
diberikannya Form 1721 A1
oleh PT GAZEBO…tau toch
kita…Nda percuma IP 4.0 dari
Unklab… hehehe 

23
Ilustrasi-4: Kewajiban Pajak Subjektif &
Objektif dimulai Tahun Berjalan
Nama: Einstein (TK/0) (expatriate)
Saya mulai bekerja di PT PLUTO berdasarkan kontrak sejak Juli 2016
s.d. Juni 2018. Saya menerima gaji sebulan sebesar Rp7.000.000,-
Berapa PPh Pasal 21 saya yang terutang?
PENGHITUNGAN PPh 21 BULAN JULI-NOV:
Gaji Pokok Rp7.000.000
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x Rp7.000.000) Rp 350.000 (-)
Penghasilan neto sebulan Rp6.650.000
Penghasilan neto 6 bulan Rp39.900.000
Penghasilan neto disetahunkan:
(12/6 x Rp39.900.000 ) Rp79.800.000
PTKP setahun (TK/0): untuk diri WP Rp54.000.000 (-)
Penghasilan kena pajak (setahun) Rp25.800.000
PPh Pasal 21 terutang (setahun):
(5% x Rp25.800.000) Rp1.290.000
PPh Pasal 21 sebulan:
(Rp1.290.000 / 12) Rp107.500,-
24
Ilustrasi-5: Kewajiban Pajak Subjektif &
Objektif berakhir pada Tahun Berjalan

R.I.P

Bombom (TK/0), manajer PT RiaRio meninggal dunia pada Juni 2017 karena
serangan jantung. Gaji sebulan yang ia terima dari PT RiaRio sebesar Rp10 juta.

A. PENGHITUNGAN PPh 21 BULAN JANUARI:


Gaji Pokok Rp10.000.000
Pengurangan: Biaya Jabatan (5% x Rp10.000.000) Rp 500.000 (-)
Penghasilan neto sebulan Rp 9.500.000
Penghasilan neto setahun: (Rp9.500.000 x 12) Rp114.000.000
PTKP setahun (TK/0): untuk diri WP Rp54.000.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp60.000.000
PPh Pasal 21 terutang:
(5% x Rp50.000.000) + (15% x Rp10.000.000) Rp4.000.000
PPh Pasal 21 sebulan (Rp4.000.000 / 12) Rp333.333,-
25
Ilustrasi-5: Kewajiban Pajak Subjektif & Objektif
berakhir pada Tahun Berjalan…

B. PENGHITUNGAN PPh 21 bulan Juni :


Gaji (6 x Rp10.000.000) Rp60.000.000
Pengurangan: Biaya Jabatan (max) Rp 3.000.000 (-)
Penghasilan neto 6 bulan Rp57.000.000
Penghasilan neto disetahunkan:
(12/6 x Rp57.000.000) Rp114.000.000
PTKP setahun (TK/0): untuk diri WP Rp 54.000.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak disetahunkan Rp 60.000.000 RIP
PPh Pasal 21 disetahunkan: Bombom
(5% x Rp50.000.000) + (15% x Rp10.000.000) Rp4.000.000
PPh Pasal 21 terutang:
(6/12 x Rp4.000.000) Rp2.000.000
PPh Pasal 21 dipotong Jan – Mei
(Rp333.333 x 5) Rp1.666.667 (-)
PPh Pasal 21 terutang bulan Juni Rp333.333

26
Lanjutan Ilustrasi-1

Pedro menerima Bonus sebesar Rp10 juta (penghasilan tidak teratur):

PENGHITUNGAN PPh 21 atas BONUS:

Gaji Pokok setahun (12 xRp6.250.800) Rp75.009.600


Bonus Rp10.000.000
Rp85.009.600
Pengurangan:
Biaya Jabatan (5% x Rp85.009.600) Rp 4.250.480 (-)
Penghasilan neto setahun Rp80.759.120
PTKP setahun (TK/0): untuk diri WP Rp54.000.000 (-)
Penghasilan kena pajak (setahun) Rp26.759.120
Penghasilan kena pajak dibulatkan Rp26.759.000

PPh Pasal 21 setahun (gaji + bonus) Rp1.337.950


PPh Pasal 21 setahun (gaji) Rp 862.950 (-)
PPh Pasal 21 atas Bonus Rp475.000
27
3 Metode Penghitungan/Perlakuan
PPh Pasal 21 Pegawai Tetap

• Perusahaan menanggung
Net Method PPh Pasal 21 pegawainya

Gross • Pegawai menanggung


Method sendiri PPh Pasal 21

• Perusahaan memberikan tunjangan


Gross-up PPh Pasal 21 yang sama besar
dengan jumlah PPh Pasal 21 yang
Method dipotong dari penghasilan pegawai
28
Ilustrasi: Net Method
Anton menerima gaji sebesar Rp6
A. PENGHASILAN BRUTO: Net Method juta setiap bulannya dari PT
1. Gaji Pokok 6,000,000 Manguni. PPh Pasal 21 terutang
2. Tunjangan Pajak - 6,000,000 adalah Rp60.000.
B. PENGURANG PENGHASILAN BRUTO:
1. Biaya Jabatan (5% x Ph Broto) 300,000 PPh Pasal 21 sebesar Rp60.000 ini
C. PENGHASILAN NETO SEBULAN 5,700,000 tidak mengurangi penghasilan
D. PENGHASILAN NETO SETAHUN 68,400,000 yang dibawa pulang (take-home
E. PTKP (TK/0):
pay). Dengan kata lain penghasil-
1. Diri WP sendiri 54,000,000
F. PENGHASILAN KENA PAJAK 14,400,000 an yang diterima Anton tetap utuh
Penghasilan Kena Pajak (dibulatkan) - yaitu sebesar Rp6 juta sebulan.
G. PPh PASAL 21:
1. 5% 720,000
H. PPH PASAL 21 SEBULAN 60,000

Take-home-pay pegawai: 6,000,000


PPh 21 bagi Perusahaan: Non-deductible expense
Yang dilakukan perusahaan: PPh ditanggung
29
Ilustrasi: Gross Method
A. PENGHASILAN BRUTO: Gross Method
Benny menerima gaji sebesar Rp6
1. Gaji Pokok 6,000,000 juta setiap bulannya dari PT
2. Tunjangan Pajak - 6,000,000 Matuari. PPh Pasal 21 terutang
B. PENGURANG PENGHASILAN BRUTO: adalah Rp60.000.
1. Biaya Jabatan (5% x Ph Broto) 300,000
C. PENGHASILAN NETO SEBULAN 5,700,000 PPh Pasal 21 sebesar Rp60.000 ini
D. PENGHASILAN NETO SETAHUN 68,400,000 akan dipotong dari gaji Benny
E. PTKP (TK/0): setiap bulan sehingga take-home
1. Diri WP sendiri 54,000,000 pay menjadi Rp5.940.000.
F. PENGHASILAN KENA PAJAK 14,400,000
Penghasilan Kena Pajak (dibulatkan) -
G. PPh PASAL 21:
1. 5% 720,000
H. PPH PASAL 21 SEBULAN 60,000

Take-home-pay pegawai: 5,940,000


PPh 21 bagi Perusahaan:
Yang dilakukan perusahaan: PPh dipotong dari gaji

30
Ilustrasi: Gross-up Method
Carli menerima gaji dan tunjangan PPh 21
A. PENGHASILAN BRUTO: Gross-Up Method
dari PT Kawanua setiap bulan sebesar Rp6
1. Gaji Pokok 6,000,000
juta dan Rp62.992.
2. Tunjangan PPh 21 62,992 6,062,992
B. PENGURANG PENGHASILAN BRUTO: PPh Pasal 21 terutang adalah Rp62.992.
1. Biaya Jabatan (5% x Ph Broto) 303,150
C. PENGHASILAN NETO SEBULAN 5,759,842 Meskipun PPh Pasal 21 terutang tersebut
D. PENGHASILAN NETO SETAHUN 69,118,105 akan dipotong dari penghasilan Carli setiap
E. PTKP (TK/0): bulannya, akan tetapi tidak mengurangi
1. Diri WP sendiri 54,000,000 take-home pay oleh karena ia mendapat
F. PENGHASILAN KENA PAJAK 15,118,105 tunjangan PPh Pasal 21 sebesar PPh Pasal
Penghasilan Kena Pajak (dibulatkan) 15,118,000 21 yang dipotong dari penghasilannya.
G. PPh PASAL 21:
1. 5% 755,900
H. PPH PASAL 21 SEBULAN 62,992

Rp6.000.000 +
Take-home-pay pegawai: 6,000,000
Rp62.992 –
PPh 21 bagi Perusahaan: Deductible expense
Rp62.992
Yang dilakukan perusahaan: Diberikan Tunjangan PPh
21 sebesar PPh 21 yang
dipotong.

31
Menghitung PPh 21 Gross-up
dengan MS Excel

 PPh 21 gross-up dapat dengan mudah dihitung dengan MS


Excel atau menggunakan software PPh 21.

 Penghitungan manual sulit dilakukan.

 Agar dapat menghitung dengan MS Excel, pertama-tama


kita harus mengaktivasi (enable) iterary calculation.

File  Options  Formulas  centang Enable Iterative Calculation

 Contoh penghitungan  File MS Excel

32
Soal Latihan
1. Jawablah dengan singkat pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
a. Apa dasar pengenaan PPh Pasal 21 untuk seorang
pegawai tetap?
b. Terdiri dari apa saja pengurang penghasilan bruto untuk
seorang pegawai tetap?
c. Sebutkan dua jenis asuransi yang preminya dihitung
sebagai penghasilan pegawai tetap apabila dibayar oleh
pemberi kerja kepada perusahaan asuransi lainnya (selain
Jamsostek/BPJS Ketenagakerjaan).
d. Sebutkan satu jenis asuransi yang preminya dihitung
sebagai penghasilan pegawai tetap apabila dibayar oleh
pemberi kerja kepada Jamsostek/BPJS Ketenagakerjaan.
33
Soal Latihan…

2. Calvin, pegawai tetap pada PT Matuari sejak tahun 2012. Ia berstatus


menikah tanpa tanggungan. Setiap bulan Calvin menerima gaji pokok
sebesar Rp6.000.000 dan tunjangan transportasi sebesar Rp1.500.000.
a. Hitunglah PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT Matuari
memasuki tahun 2016.
b. Isilah formulir bukti potong PPh 21 Pegawai Tetap (Form 1721 A1)
apabila tahun 2016 telah berakhir.
3. Aldo, seorang pegawai tetap pada PT Lamu sejak 1 Juli 2016. Aldo
berstatus belum menikah tanpa tanggungan. Setiap bulan Aldo
menerima gaji pokok Rp5.500.000.
a. Hitunglah PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT Lamu dengan
asumsi Aldo sebelumnya tidak bekerja.
b. Isilah formulir bukti potong PPh 21 Pegawai Tetap (Form 1721 A1)
apabila tahun 2016 telah berakhir.
34
Soal Latihan…
4. Richard (TK/0) bekerja pada PT Maleo (suatu perusahaan jasa perdaga-
ngan) dengan gaji sebulan Rp8.500.000. Ia membayar sendiri iuran pensiun
ke dana pensiun yang telah disahkan MenKeu sebesar Rp25.000 sebulan.
Pada bulan Maret 2016 ia menerima uang lembur sebesar Rp1.000.000,
uang reimbursement biaya pengobatan dokter sebesar Rp300.000 (kuitansi
a/n PT Maleo sebesar Rp300.000), dan satu zak beras 25 kg (harga pasar
ditaksir Rp250.000). Hitunglah PPh Pasal 21 pada awal tahun kalender
(bulan Januari) & bulan Maret!
5. Robby (TK/0) bekerja pada PT Kawanua (suatu perusahaan jasa konstruksi)
dengan gaji sebulan Rp8.500.000. Ia membayar sendiri iuran pensiun ke
dana pensiun yang telah disahkan MenKeu sebesar Rp25.000 sebulan. Pada
bulan Maret 2016 ia menerima uang lembur sebesar Rp1.000.000, uang
reimbursement biaya pengobatan dokter sebesar Rp300.000 (kuitansi a/n
Richard dgn nilai Rp250.000, ditambah Rp50.000 oleh perusahaan sebagai
biaya transportasi ke dokter), dan satu zak beras 25 kg (harga pasar ditaksir
Rp250.000). Hitunglah PPh Pasal 21 pada awal tahun kalender (bulan
Januari) & bulan Maret!
35
Soal Latihan…

6. Yosia, belum menikah, seorang pegawai tetap PT Celebes sejak


Juli 2014. Terhitung akhir Mei 2016 ia mengundurkan diri untuk
berkarir di perusahaan lain. Gaji pokok sebulan (mulai Januari
2016) yang diterimanya dari PT Celebes sebesar Rp8.000.000.
Hitunglah PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh PT Celebes
pada awal tahun dan pada saat Yosia berhenti bekerja!
7. Mr. Johann Guttenberg (WNA asal Jerman, kawin dengan satu
anak yang baru lahir pada tgl 10 Maret 2016). Ia datang dan
bekerja di PT Indofood sebagai Direktur Pemasaran terhitung
mulai Juli 2016 dengan kontrak kerja selama 4 tahun. Ia
menerima gaji sebesar US$10.000 (KMK Rp12.000/US$).
Hitunglah PPh Pasal 21 yang harus dipotong!

36
Soal Latihan…
8. Fernel (Status PTKP lihat di tabel) merupakan pegawai tetap PT MHN sejak tahun
2010. Memasuki tahun 2016, setiap bulan ia menerima Gaji Pokok dan Tunjangan
Keluarga sebesar Rp12.000.000 dan Rp3.000.000. PT MHN mengikuti program
Jamsostek (BPJS Ketenagakerjaan). Setiap bulan PT MHN membayar premi Jaminan
Kecelakaan Kerja (JKK) dan premi Jaminan Kematian (JKM) sebesar 0,24% dan 0,30%
dari gaji pokok, demikian pula iuran Jaminan Hari Tua (JHT) setiap bulan sebesar
3,70% dari gaji pokok. PT MHN juga mengikuti program asuransi pada perusahaan
asuransi PT Jiwasraya dengan membayar premi Asuransi Kesehatan untuk pegawainya
sebesar 2% dari gaji pokok.
Fernel membayar setiap bulan Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar 2% dari gaji
pokok. Disamping itu Fernel juga setiap bulannya membayar iuran pensiun ke dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar 5% dari
gaji pokoknya.
Nama Status Lahir Keterangan
Piput Istri 10-10-1985 Ibu Rumah Tangga
Pipit Anak angkat 5-5-2011 Murid TK
Bento Anak kandung 8-1-2016 Bayi
Tania Ibu mertua 17-8-1945 ---
Inem Pembantu RT 8-8-1990 ---
37
Soal Latihan…
Lanjutan No. 8:
a. Hitunglah PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada bulan Januari 2016!
b. Bulan September 2016 Fernel menerima kenaikan gaji dan tunjangan menjadi
Rp15.000.000 dan Rp5.000.000 sebulan. Besaran persentase premi asuransi
dan iuran pensiun baik yang dibayar oleh pemberi kerja dan Fernel sendiri tetap
sama dengan sebelumnya. Hitunglah PPh Pasal 21 yang harus dipotong bulan
September 2016!
c. Bulan November 2016 Fernel menerima uang THR sebesar Rp20.000.000.
Hitunglah PPh Pasal 21 atas uang THR!
d. Hitunglah PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada bulan Desember 2016!
e. Misalkan kenaikan gaji sebagaimana pada #b berlaku surut dan disertai dengan
pembayaran uang rapel sebesar Rp40.000.000. Hitunglah PPh Pasal 21 yang
harus dipotong atas uang rapel tersebut!
f. Isilah formulir bukti potong PPh 21 Pegawai Tetap (Form 1721 A1).
-ooOoo-
38

Anda mungkin juga menyukai